Martis terhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku pikir kau masih belum siap untuk hal ini. Tapi aku salah. Aku bangga padamu, Reka. Aku harap dia adalah orang yang tepat untukmu dan bisa menjagamu dengan baik."Reka tersenyum, "Terima kasih, Kak. Aku yakin dia adalah orang yang tepat. Dan jangan khawatir, aku akan selalu menjaga diriku sendiri juga."Mereka berdua kemudian tertawa bersama, merasakan kebahagiaan dan kelegaan yang mendalam. Meski ada rasa sedikit khawatir di hati Martis, namun dia tahu bahwa adiknya sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan sendiri."Jadi, kapan aku bisa bertemu dengan calon adik Iparku ini?" tanya Martis dengan nada bercanda.Reka tertawa, "Sabar, Kak. Nanti aku akan mengatur waktu yang tepat untuk kalian bertemu. Aku yakin kalian akan cocok."Mereka berdua kemudian melanjutkan obrolan mereka dengan penuh keceriaan dan tawa. Meski ada sedikit kekhawatiran, namun mereka tahu bahwa ini adalah langkah baru dalam hidup Reka yang harus mereka duk
Mereka muncul di sebuah jalan buntu, dan Martis tampak khawatir."Apa yang terjadi, Kak? Kenapa kita tiba-tiba berada di sini?" tanya Reka.Martis diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui, Reka. Kehidupan kita sebenarnya bukan nyata, ini adalah semacam simulasi dalam dunia virtual. Aku dan kakekku bertugas untuk melindungi simulasi ini dari virus yang bisa merusaknya. Dan sekarang, kami menemukan virus itu."Reka sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan oleh Martis. Dia tidak bisa mempercayai bahwa hidupnya selama ini hanyalah simulasi dalam dunia virtual."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Reka, ketakutan."Sekarang, yang harus kau lakukan adalah menemukan dan menghapus virus itu, sebelum virus itu merusak seluruh simulasi ini," jelas Martis.Reka dan Martis bersama-sama berangkat menuju misi yang berbahaya untuk menyelamatkan dunia virtual mereka. Setelah perjuangan yang sukses dan melelahkan, mereka akhirnya berhasil menghap
Jadi, orang asing yang menjawab telepon Martis adalah salah satu musuh Martis yang ingin menyerang mental Reka dengan cara membohonginya tentang kematian anak Martis yang bernama Lancelot."Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak mengerti, apakah orang ini bohong? Tapi aku tidak percaya kalau Lancelot sudah mati. Tidak mungkin Kak Martis tidak memberitahuku tentang berita sepenting itu. Dan lagi, kenapa bisa orang itu yang mengangkat telpon Kak Martis?" Banyak sekali pertanyaan Reka di dalam benaknya."Ah..., aku ragu. Mungkin orang itu adalah salah satu musuh Kak Martis yang memiliki dendam pribadi terhadap Kak Martis dan ingin membuatnya menderita dengan menyebabkan kebingungan dan ketakutan pada kami. Mungkin mereka berusaha mengganggu kehidupan orang-orang terdekat Kak Martis dan mencoba menghancurkan hubungan kami dengan cara yang kejam. Ini tidak akan aku biarkan!" seru Reka, ia sangat marah jika benar orang itu hanya memberikan kabar palsu.'Aku harus mencari cara untuk menyelid
Reka gemetar, ia merasa takut dan cemas. Ia meraba-raba untuk mencari jalan keluar, namun pintu sudah terkunci. Reka berusaha untuk tetap tenang, namun serangan panik semakin mengakrabi dirinya.Saat itulah, orang yang tadi ia interogasi tiba-tiba berbicara, "Kalian semua tak tahu apa yang telah kalian lakukan," ujarnya."Yang mana? Apa maksudmu?" tanya Reka penasaran."Dalam upaya kalian untuk menangkap kami, kalian telah mengganggu sesuatu yang seharusnya tidak kalian ganggu," lanjut orang itu."Lalu apa itu?" tanya Reka masih penasaran.Tiba-tiba, segala sesuatu berubah. Reka merasakan dirinya dihisap keluar dari ruangan kecil itu dan terdorong keluar dari bangunan. Dia menatap ke langit dan mendapati bahwa benda yang lebih besar dari dirinya sedang mengambang di udara. Semua penghuni kota nampak kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa."Apa ini!? Apa yang kalian lakukan!?" pekik Reka.Kemudian, orang yang tadi ia interogasi menjawab, "Kami membangun ini sebagai bentuk pertahana
Namun, ketika Martis tiba di kantor Dr. Aeon dan ia mendapati sosok yang mengguncang keyakinannya. Dr. Aeon, seseorang yang selalu ia jadikan penghubung dan pembimbing, kini menjawab panggilannya dengan suara yang gemetar dan tangis yang tak tertahankan."Martis, aku..., mohon maaf...," ujar Dr. Aeon sambil menundukkan kepalanya.Martis merasa sangat bingung dengan situasi ini. Apa yang terjadi? Di sebelahnya, ada Roki juga nampak menatap penuh penyesalan padanya."Lalu, apa yang terjadi, Dr. Aeon, Paman Roki?" tanya Martis, dengan hati yang berdebar kencang."Aku..., aku tak sengaja mengirimmu ke dalam perangkap yang ada di dalam pusaran waktu," ujar Dr. Aeon sambil memandang ke mata Martis. "Semua ini bagian dari rencana besar yang direncanakan oleh orang Miara, dan kau menjadi korban pertamanya."Duar!Martis merasa dunianya runtuh, ia yang selama ini percaya pada Dr. Aeon, kini harus menghadapi kenyataan yang kejam bahwa dirinya hanya alat yang digunakan oleh orang Miara."Dr. Aeo
Martis, dengan hati-hati dan tenang, mulai mengaktifkan teknik ilusinya. Dia menutup matanya, merasakan aliran energi di sekelilingnya. Dia merasakan segel-segel yang ada, merasakan bagaimana mereka mengikat dan membatasi ruang di sekitarnya. Dia merasakan bagaimana mereka menciptakan ilusi yang membingungkan dan menyesatkan."Aku akan menggabungkan dua teknik. Dengan ini aku pasti dapat mengelabuinya." Kemudian, Martis mulai menggabungkan teknik bayangannya dengan teknik ilusi. Dia menciptakan bayangan menjadi orang lain, yaitu Raja Orc. Bayangan yang tampak nyata dan hidup. Bayangan itu bergerak dan berperilaku seperti Raja Orc, menarik perhatian segel-segel dan pengguna teknik ilusi.Sementara bayangannya menarik perhatian, Martis yang asli mulai bergerak. Dia bergerak diam-diam, menghindari deteksi. Dia mendekati segel-segel satu per satu, merusak mereka dengan tenaga dalamnya. Setiap segel yang hancur melemahkan ilusi, membuatnya lebih mudah bagi Martis untuk melihat dan bergerak
Orang yang muncul dari balik portal itu adalah seorang prajurit legendaris bangsa Miara. Dia dikenal karena keberaniannya dan kekuatan yang luar biasa. Prajurit ini adalah teman lama dari orang Miara yang Martis hadapi tadi dan mereka memang selalu berjuang bersama dalam banyak pertempuran.Prajurit legendaris itu bernama Grogolan. Dan dengan zirah perangnya yang berkilauan serta pedang besar di tangannya, ia melangkah keluar dari portal. Wajahnya yang tegas dan tatapan matanya yang tajam membuat Martis merasa terintimidasi."Hey kau," kata Grogolan dengan suara yang dalam dan berwibawa, "Kau tidak akan bisa melukai temanku lagi!"Dengan itu, Grogolan melangkah maju guna bersiap untuk menghadapi Martis dan berupaya melindungi temannya yang mengirim sinyal darurat.Akan tetapi, setelah Grogolan, ada dua orang lainnya juga yang muncul dari portal. Mereka adalah Leri dan Rayon, dua sahabat yang selalu berjuang bersama Grogolan.Leri adalah seorang penyihir muda yang dikenal karena kekuat
Martis merasa lega saat teknik rahasia tersebut berhasil diaktifkan. Ternyata teknik itu adalah teknik yang mampu menciptakan golem."Yosh...! Teknik ini berhasil aku gunakan dengan baik. Aku akan menyempurnakannya," ucap Martis yang nampak bersemangat.Kemudian, Golem yang ada di dekatnya langsung berubah menjadi sosok yang lebih besar dengan lengan dan kaki yang lebih panjang. Tidak hanya itu, ada juga penambahan kekuatan dan kecepatan dari golem tersebut."Bagaimana bisa!? Itu adalah Golem!" ucap Leri dengan kedua mata terbelalak. Begitu juga dengan kedua musuh Martis yang lainnya juga, mereka merasa terkejut atas kehadiran sosok Golem yang tiba-tiba muncul entah dari mana."Benar, bagaimana bisa seorang manusia menghadirkan Golem dalam sekejap seperti ini!? Kurang ajar! Golem itu adalah makhluk suci! Tidak pantas bagi seorang manusia rendahan seperti kalian memanfaatkan kekuatannya!" Entah kenapa, Grogolan nampak sangat marah saat melihat Martis dapat mengendalikan Golem dengan beb
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon