Martis merasa lega saat teknik rahasia tersebut berhasil diaktifkan. Ternyata teknik itu adalah teknik yang mampu menciptakan golem."Yosh...! Teknik ini berhasil aku gunakan dengan baik. Aku akan menyempurnakannya," ucap Martis yang nampak bersemangat.Kemudian, Golem yang ada di dekatnya langsung berubah menjadi sosok yang lebih besar dengan lengan dan kaki yang lebih panjang. Tidak hanya itu, ada juga penambahan kekuatan dan kecepatan dari golem tersebut."Bagaimana bisa!? Itu adalah Golem!" ucap Leri dengan kedua mata terbelalak. Begitu juga dengan kedua musuh Martis yang lainnya juga, mereka merasa terkejut atas kehadiran sosok Golem yang tiba-tiba muncul entah dari mana."Benar, bagaimana bisa seorang manusia menghadirkan Golem dalam sekejap seperti ini!? Kurang ajar! Golem itu adalah makhluk suci! Tidak pantas bagi seorang manusia rendahan seperti kalian memanfaatkan kekuatannya!" Entah kenapa, Grogolan nampak sangat marah saat melihat Martis dapat mengendalikan Golem dengan beb
Dengan nafas yang terengah-engah, Martis berusaha menenangkan dirinya. Ia harus berpikir jernih di tengah situasi yang kacau ini. Ia menatap tajam ke arah Rayon, Leri, dan Grogolan, yang tampaknya semakin kuat dengan setiap detik yang berlalu.'Tidak ada pilihan lain,' gumam Martis pada dirinya sendiri. Ia kembali melangkah maju untuk menghadapi ketiga musuhnya."Kalian mungkin berpikir bahwa kalian adalah makhluk suci, tetapi kalian lupa satu hal," kata Martis, suaranya bergema di seluruh area. "Kita semua ini sama. Kita semua memiliki kekuatan dalam diri kita. Dan aku akan membuktikannya."Dengan itu, Martis melepaskan kekuatan yang sejak tadi ia coba redam. Cahaya terang kemudian memancar dari tubuhnya, menyilaukan mata semua orang di sana. Ketiga musuhnya terkejut sampai tak sadar kalau tubuh mereka bergetar dan mundur beberapa langkah.Martis melihat ini sebagai kesempatan. Ia melompat maju, menyerang dengan kekuatan penuh. Pertarungan sengit pun dimulai.Sementara itu, di tempat
"Wah, serangan diam-diam ya? Itu tidak adil!" Martis berteriak, berbalik cepat dan mengangkat perisai transparannya untuk menangkis serangan tersebut. Meski terkejut, Martis tetap tenang dan terkontrol. Dia tahu, dalam pertempuran, keseimbangan emosi sangat penting."Kau benar, kami memang menganggapmu rendah. Tapi, kau telah membuktikan bahwa kami salah. Kau lebih kuat dari yang kami pikirkan," ucap Grogolan, terdengar agak terkejut dan menghargai."Terima kasih atas pengakuanmu. Tapi, pertempuran ini belum selesai," balas Martis, tersenyum tipis. Dia tahu, ini baru permulaan. Dia harus tetap waspada dan siap untuk serangan berikutnya.Lalu Grogolan dan kedua temannya terlihat aneh. Mereka yang semula berjarak agak jauh tiba-tiba saling mendekat seperti akan melakukan sesuatu."Ayo, kita lakukan," ucap Grogolan yang kemudian dijawab anggukan kepala oleh Leri dan Rayon.'Apa yang akan mereka lakukan? Kenapa aku memiliki firasat buruk kali ini?' gumam Martis bertanya pada dirinya sendi
"Wah, ini semakin bahaya!" Martis berteriak, wajahnya bersinar dengan semangat dan antusiasme. Meski orang Miara itu menyerang balik, Martis tidak takut. Dia tahu, dia harus tetap berjuang, tidak peduli seberapa sulitnya.Orang Miara itu mungkin kuat, tapi Martis tahu dia juga kuat. Dia telah melatih dirinya sendiri, mempersiapkan diri untuk pertempuran seperti ini. Dia tahu, dia harus menggunakan semua kekuatan dan keterampilan yang dia miliki untuk mengalahkan orang Miara itu."Kau mungkin kuat, orang Miara, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja!" Martis berteriak, lalu melompat maju, siap untuk melanjutkan pertempuran.Di sela Martis dan orang Miara sedang bertarung, ternyata ada seseorang yang diam-diam memperhatikan jalannya pertarungan mereka berdua. Orang itu tak lain adalah kakek Martis. Kakek Martis tidak sendirian, ia bersama temannya. Awalnya teman kakek Martis ingin maju dan membantu Martis. Tapi ia mengurungkannya karena ditahan oleh kakek Martis karena ia ingin melihat
Jackson adalah seorang pejuang yang terkenal di kalangannya. Dia dikenal karena kecepatan dan kekuatannya yang luar biasa, tetapi yang paling menonjol adalah kemampuan khususnya. Jackson memiliki kemampuan untuk memanipulasi waktu. Dalam pertempuran, dia bisa melambatkan waktu di sekitarnya, memberinya keuntungan untuk menyerang atau bertahan dari serangan musuh.Namun, kemampuan ini memiliki batasannya. Jackson hanya bisa memanipulasi waktu selama beberapa detik dan membutuhkan waktu untuk memulihkan energinya. Oleh karena itu, dia harus menggunakan kemampuannya dengan bijaksana.Di masa lalu, pada suatu hari, Jackson pernah mengalami dan berada dalam situasi yang sangat sulit. Dia berhadapan dengan musuh yang sangat kuat dan tampaknya tidak ada jalan keluar. Tiba-tiba, dia merasakan dorongan energi yang kuat dan memutuskan untuk menggunakan kemampuan perjalanan waktunya. Padahal ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.Kala itu, Jackson menutup kedua matanya dan
Kakek Martis menghentikan Jackson yang akan maju mendekati Martis saat sedang melawan orang Miara dengan tatapan tajam, "Jackson, Dakjal bukanlah musuh sembarangan yang bisa mudah ditaklukkan. Dahulu kala, kata kakekku sudah ada banyak orang hebat yang telah mencoba mengalahkannya dan mereka semua gagal. Kita harus berhati-hati dan merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Dakjal ini makhluk legendaris yang dikatakan telah hidup ribuan tahun lalu.""Tapi aku tidak tahan melihat orang-orang menderita akibat ulah Dakjal. Kita harus melakukan sesuatu secepatnya." Jackson ingin membantah kakek Martis, namun nampaknya kakek Martis kali ini benar-benar tidak akan melepaskan Jackson.Kakek Martis kemudian mengambil sebuah buku lama dari tas kecil yang ia bawa dan membalik halaman. Ia mencari sesuatu yang mungkin bisa membantu mereka. "Jackson, tenanglah. Coba kau lihat ini. Aku menemukan referensi tentang 'Legenda Pedang Tujuh Bintang'. Pedang ini konon mampu mengalahkan kekuatan jahat D
Karena merasa penasaran, akhirnya Jackson dan Martis memutuskan untuk mengikuti kakek Martis untuk melakukan riset penelitian tentang 'Pedang Tujuh Bintang'. Dan untungnya, Martis memiliki banyak rekan yang memberikannya izin untuk mengakses perpustakaan besar di setiap negara Aliansi.Setelah seminggu melakukan riset, Jackson dan Martis akhirnya mendapatkan informasi tentang kelompok yang membawa pedang tersebut. Mereka tersembunyi di wilayah pegunungan yang terpencil dan sulit diakses, sehingga Jackson dan Martis harus pergi ke sana dengan hati-hati dan harus berpenampilan rapi untuk menunjukkan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan dari pedang legendaris yang tengah mereka cari keberadaannya ini. Yah, walaupun sebenernya Martis merasa aneh dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Tapi mau tidak mau, ia harus mengenakannya. Pakaian yang Martis anggap kuno ini sebenarnya juga sebagai simbol bahwa Martis bukanlah orang biasa.Kemudian saat ini, setelah melakukan perjalanan selama b
Setelah Jackson dengan penuh keyakinan mencoba mencabut 'Pedang Tujuh Bintang', dia merasa sangat kecewa ketika pedang itu tetap berada dalam sarungnya. Semua usahanya dan kekuatannya sepertinya tidak cukup untuk mengatasi kekuatan magis yang mengunci pedang itu.Sinta dan Martis melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah Jackson. Mereka berdua mendekat dan mencoba menghiburnya. Sinta berkata dengan lembut, "Jangan khawatir, Jackson. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Pedang ini memiliki kehendaknya sendiri. Kita harus bersabar dan mencoba lagi nanti."Martis menambahkan, "Ya, Jackson. Kadang-kadang dalam petualangan seperti ini, kita harus menghadapi kegagalan dan belajar dari situ. Mungkin ada pelajaran yang harus kita dapatkan sebelum kita bisa menguasai pedang ini sepenuhnya."Jackson merenung sejenak, meresapi kata-kata Sinta dan Martis. Meskipun dia merasa sedih dan kecewa, dia menyadari bahwa kegagalan ini adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Akan tetapi ia kemu
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang