"Wah, ini semakin bahaya!" Martis berteriak, wajahnya bersinar dengan semangat dan antusiasme. Meski orang Miara itu menyerang balik, Martis tidak takut. Dia tahu, dia harus tetap berjuang, tidak peduli seberapa sulitnya.Orang Miara itu mungkin kuat, tapi Martis tahu dia juga kuat. Dia telah melatih dirinya sendiri, mempersiapkan diri untuk pertempuran seperti ini. Dia tahu, dia harus menggunakan semua kekuatan dan keterampilan yang dia miliki untuk mengalahkan orang Miara itu."Kau mungkin kuat, orang Miara, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja!" Martis berteriak, lalu melompat maju, siap untuk melanjutkan pertempuran.Di sela Martis dan orang Miara sedang bertarung, ternyata ada seseorang yang diam-diam memperhatikan jalannya pertarungan mereka berdua. Orang itu tak lain adalah kakek Martis. Kakek Martis tidak sendirian, ia bersama temannya. Awalnya teman kakek Martis ingin maju dan membantu Martis. Tapi ia mengurungkannya karena ditahan oleh kakek Martis karena ia ingin melihat
Jackson adalah seorang pejuang yang terkenal di kalangannya. Dia dikenal karena kecepatan dan kekuatannya yang luar biasa, tetapi yang paling menonjol adalah kemampuan khususnya. Jackson memiliki kemampuan untuk memanipulasi waktu. Dalam pertempuran, dia bisa melambatkan waktu di sekitarnya, memberinya keuntungan untuk menyerang atau bertahan dari serangan musuh.Namun, kemampuan ini memiliki batasannya. Jackson hanya bisa memanipulasi waktu selama beberapa detik dan membutuhkan waktu untuk memulihkan energinya. Oleh karena itu, dia harus menggunakan kemampuannya dengan bijaksana.Di masa lalu, pada suatu hari, Jackson pernah mengalami dan berada dalam situasi yang sangat sulit. Dia berhadapan dengan musuh yang sangat kuat dan tampaknya tidak ada jalan keluar. Tiba-tiba, dia merasakan dorongan energi yang kuat dan memutuskan untuk menggunakan kemampuan perjalanan waktunya. Padahal ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.Kala itu, Jackson menutup kedua matanya dan
Kakek Martis menghentikan Jackson yang akan maju mendekati Martis saat sedang melawan orang Miara dengan tatapan tajam, "Jackson, Dakjal bukanlah musuh sembarangan yang bisa mudah ditaklukkan. Dahulu kala, kata kakekku sudah ada banyak orang hebat yang telah mencoba mengalahkannya dan mereka semua gagal. Kita harus berhati-hati dan merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Dakjal ini makhluk legendaris yang dikatakan telah hidup ribuan tahun lalu.""Tapi aku tidak tahan melihat orang-orang menderita akibat ulah Dakjal. Kita harus melakukan sesuatu secepatnya." Jackson ingin membantah kakek Martis, namun nampaknya kakek Martis kali ini benar-benar tidak akan melepaskan Jackson.Kakek Martis kemudian mengambil sebuah buku lama dari tas kecil yang ia bawa dan membalik halaman. Ia mencari sesuatu yang mungkin bisa membantu mereka. "Jackson, tenanglah. Coba kau lihat ini. Aku menemukan referensi tentang 'Legenda Pedang Tujuh Bintang'. Pedang ini konon mampu mengalahkan kekuatan jahat D
Karena merasa penasaran, akhirnya Jackson dan Martis memutuskan untuk mengikuti kakek Martis untuk melakukan riset penelitian tentang 'Pedang Tujuh Bintang'. Dan untungnya, Martis memiliki banyak rekan yang memberikannya izin untuk mengakses perpustakaan besar di setiap negara Aliansi.Setelah seminggu melakukan riset, Jackson dan Martis akhirnya mendapatkan informasi tentang kelompok yang membawa pedang tersebut. Mereka tersembunyi di wilayah pegunungan yang terpencil dan sulit diakses, sehingga Jackson dan Martis harus pergi ke sana dengan hati-hati dan harus berpenampilan rapi untuk menunjukkan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan dari pedang legendaris yang tengah mereka cari keberadaannya ini. Yah, walaupun sebenernya Martis merasa aneh dengan pakaian yang ia kenakan saat ini. Tapi mau tidak mau, ia harus mengenakannya. Pakaian yang Martis anggap kuno ini sebenarnya juga sebagai simbol bahwa Martis bukanlah orang biasa.Kemudian saat ini, setelah melakukan perjalanan selama b
Setelah Jackson dengan penuh keyakinan mencoba mencabut 'Pedang Tujuh Bintang', dia merasa sangat kecewa ketika pedang itu tetap berada dalam sarungnya. Semua usahanya dan kekuatannya sepertinya tidak cukup untuk mengatasi kekuatan magis yang mengunci pedang itu.Sinta dan Martis melihat kekecewaan yang terpancar dari wajah Jackson. Mereka berdua mendekat dan mencoba menghiburnya. Sinta berkata dengan lembut, "Jangan khawatir, Jackson. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Pedang ini memiliki kehendaknya sendiri. Kita harus bersabar dan mencoba lagi nanti."Martis menambahkan, "Ya, Jackson. Kadang-kadang dalam petualangan seperti ini, kita harus menghadapi kegagalan dan belajar dari situ. Mungkin ada pelajaran yang harus kita dapatkan sebelum kita bisa menguasai pedang ini sepenuhnya."Jackson merenung sejenak, meresapi kata-kata Sinta dan Martis. Meskipun dia merasa sedih dan kecewa, dia menyadari bahwa kegagalan ini adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Akan tetapi ia kemu
Martis tersenyum dan mengangkat pedang itu dengan penuh bangga, lalu pedang itu kembali memancarkan cahaya. "Ini adalah anugerah dari Tuhan," katanya. "Sekarang, aku harus mempergunakan kekuatan pedang ini dengan bijak dan memastikan bahwa pedang ini akan selalu aku gunakan untuk melindungi kebaikan dan kebenaran dalam segala hal. Dan aku tidak akan menyerahkan pedang ini pada makhluk jahat sepertimu!"Dengan pedang dalam genggamannya, Martis memandang langit dengan penuh keyakinan dan harapan. Kemudian ia mencoba sekali lagi menebaskannya ke arah Satan.Slash...!Kali ini pedang yang Martis tebaskan mengeluarkan kekuatan yang dahsyat."Sial!" Satan mengumpat seraya menghindari tebasan pedang dari Martis.Karena melihat Martis yang nampak mampu mengendalikan kekuatan pedang itu, untuk sementara saran pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan gua itu sementara."Mungkin suatu hari nanti, saat aku siap secara fisik dan mental, aku akan kembali untuk mencoba lagi merebut pedang itu dari
Jackson yang mendengar suara gemeretak dari pedang tersebut, menatap dengan tatapan heran ke arah pedang. "Apa yang terjadi pada pedangmu?""Aku tidak tahu, Jackson. Mungkin ada beberapa masalah dengan kekuatan pedang ini. Tapi sama saja, aku akan tetap menghancurkan gerbang ini," jawab Martis dengan tegas.Saat Martis mendekati gerbang, tiba-tiba suara aneh terdengar dan tubuhnya terbawa masuk ke dimensi yang berbeda. Jackson yang melihat kejadian itu, dengan cepat meraih pedang milik Martis dan mencoba masuk ke dimensi tersebut untuk menyelamatkan Martis.Di dimensi itu, Martis ditantang oleh makhluk raksasa yang sangat besar untuk bertarung. Walaupun pertarungan tersebut cukup sengit, Martis berhasil mengalahkan makhluk itu dengan kekuatan terakhirnya."Terima kasih, Jackson. Kamu benar-benar menyelamatkan hidupku saat ini," ucap Martis sambil menghela nafas lega."Tidak perlu berterima kasih, Martis. Kita saling membantu," balas Jackson sambil tersenyum.Mereka kembali melanjutkan
Setelah Martis dan Jackson pergi meninggalkan Istana Dakjal, mereka sangat terkejut saat melihat dunia mereka mulai mengalami perubahan yang signifikan. Bumi yang dulu subur dan tumbuh dengan hijauan semakin layu dan kering. Langit yang dulu cerah semakin mendung dan gelap. Kehidupan di bumi pun mulai memburuk, dan muncul banyak bencana alam yang merusak lingkungan."Tidak mungkin...! Kenapa bisa begini!?" Jackson terduduk lesu ketika melihat semua perubahan ini."Apa yang terjadi selama kita di dalam gerbang dimensi?" Begitu pula dengan Martis, ia juga merasa terkejut akan pemandangan yang buruk ini.Ternyata, banyak orang yang merindukan keberadaan Martis dan Jackson, mereka merasa bahwa kedua pahlawan itu telah pergi tanpa meninggalkan pesan apapun. Akan tetapi ada beberapa orang yang percaya bahwa Martis dan Jackson telah mengkhianati dunia mereka dengan memasuki dimensi baru tersebut.Dan akhirnya , keberadaan Martis dan Jackson menjadi misteri, pemerintah dunia tetap berusaha mem
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me