"Oh iya Kak, apa akibat jangka panjang dari Perang Enam Hari terhadap hubungan antara Sanis dan negara-negara Arap tetangganya?" Belum juga dijawab, Reka yang mendadak terpikirkan suatu hal bertanya kepada Martis."Baik Reka, aku akan jawab satu-satu. Perang Enam Hari pada tahun 1967 memiliki dampak yang signifikan dan jangka panjang pada hubungan antara Sanis dan negara-negara Arap tetangganya. Ada beberapa akibat jangka panjangnya." "Satu, perluasan wilayah. Sanis mengambil alih wilayah yang signifikan, termasuk Semenanjung Sinai dan Jalur Gaja dari Mesir, Tepi Barat dan Yarusalim Timur dari Yordania, dan Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Meskipun Sanis telah menarik diri dari Sanai dan Gaja, mereka masih mengendalikan Tepi Barat, Yarusalim Timur, dan Golan.""Kedua, ini masalah pengungsi. Perang ini memicu masalah pengungsi, dengan banyak orang Negeri Semangka dan Suriah yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka. Masalah pengungsi ini masih menjadi isu utama dalam konflik
Martis terhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Aku pikir kau masih belum siap untuk hal ini. Tapi aku salah. Aku bangga padamu, Reka. Aku harap dia adalah orang yang tepat untukmu dan bisa menjagamu dengan baik."Reka tersenyum, "Terima kasih, Kak. Aku yakin dia adalah orang yang tepat. Dan jangan khawatir, aku akan selalu menjaga diriku sendiri juga."Mereka berdua kemudian tertawa bersama, merasakan kebahagiaan dan kelegaan yang mendalam. Meski ada rasa sedikit khawatir di hati Martis, namun dia tahu bahwa adiknya sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan sendiri."Jadi, kapan aku bisa bertemu dengan calon adik Iparku ini?" tanya Martis dengan nada bercanda.Reka tertawa, "Sabar, Kak. Nanti aku akan mengatur waktu yang tepat untuk kalian bertemu. Aku yakin kalian akan cocok."Mereka berdua kemudian melanjutkan obrolan mereka dengan penuh keceriaan dan tawa. Meski ada sedikit kekhawatiran, namun mereka tahu bahwa ini adalah langkah baru dalam hidup Reka yang harus mereka duk
Mereka muncul di sebuah jalan buntu, dan Martis tampak khawatir."Apa yang terjadi, Kak? Kenapa kita tiba-tiba berada di sini?" tanya Reka.Martis diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui, Reka. Kehidupan kita sebenarnya bukan nyata, ini adalah semacam simulasi dalam dunia virtual. Aku dan kakekku bertugas untuk melindungi simulasi ini dari virus yang bisa merusaknya. Dan sekarang, kami menemukan virus itu."Reka sangat terkejut dengan apa yang telah dikatakan oleh Martis. Dia tidak bisa mempercayai bahwa hidupnya selama ini hanyalah simulasi dalam dunia virtual."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Reka, ketakutan."Sekarang, yang harus kau lakukan adalah menemukan dan menghapus virus itu, sebelum virus itu merusak seluruh simulasi ini," jelas Martis.Reka dan Martis bersama-sama berangkat menuju misi yang berbahaya untuk menyelamatkan dunia virtual mereka. Setelah perjuangan yang sukses dan melelahkan, mereka akhirnya berhasil menghap
Jadi, orang asing yang menjawab telepon Martis adalah salah satu musuh Martis yang ingin menyerang mental Reka dengan cara membohonginya tentang kematian anak Martis yang bernama Lancelot."Sebenarnya apa yang terjadi? Aku tidak mengerti, apakah orang ini bohong? Tapi aku tidak percaya kalau Lancelot sudah mati. Tidak mungkin Kak Martis tidak memberitahuku tentang berita sepenting itu. Dan lagi, kenapa bisa orang itu yang mengangkat telpon Kak Martis?" Banyak sekali pertanyaan Reka di dalam benaknya."Ah..., aku ragu. Mungkin orang itu adalah salah satu musuh Kak Martis yang memiliki dendam pribadi terhadap Kak Martis dan ingin membuatnya menderita dengan menyebabkan kebingungan dan ketakutan pada kami. Mungkin mereka berusaha mengganggu kehidupan orang-orang terdekat Kak Martis dan mencoba menghancurkan hubungan kami dengan cara yang kejam. Ini tidak akan aku biarkan!" seru Reka, ia sangat marah jika benar orang itu hanya memberikan kabar palsu.'Aku harus mencari cara untuk menyelid
Reka gemetar, ia merasa takut dan cemas. Ia meraba-raba untuk mencari jalan keluar, namun pintu sudah terkunci. Reka berusaha untuk tetap tenang, namun serangan panik semakin mengakrabi dirinya.Saat itulah, orang yang tadi ia interogasi tiba-tiba berbicara, "Kalian semua tak tahu apa yang telah kalian lakukan," ujarnya."Yang mana? Apa maksudmu?" tanya Reka penasaran."Dalam upaya kalian untuk menangkap kami, kalian telah mengganggu sesuatu yang seharusnya tidak kalian ganggu," lanjut orang itu."Lalu apa itu?" tanya Reka masih penasaran.Tiba-tiba, segala sesuatu berubah. Reka merasakan dirinya dihisap keluar dari ruangan kecil itu dan terdorong keluar dari bangunan. Dia menatap ke langit dan mendapati bahwa benda yang lebih besar dari dirinya sedang mengambang di udara. Semua penghuni kota nampak kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa."Apa ini!? Apa yang kalian lakukan!?" pekik Reka.Kemudian, orang yang tadi ia interogasi menjawab, "Kami membangun ini sebagai bentuk pertahana
Namun, ketika Martis tiba di kantor Dr. Aeon dan ia mendapati sosok yang mengguncang keyakinannya. Dr. Aeon, seseorang yang selalu ia jadikan penghubung dan pembimbing, kini menjawab panggilannya dengan suara yang gemetar dan tangis yang tak tertahankan."Martis, aku..., mohon maaf...," ujar Dr. Aeon sambil menundukkan kepalanya.Martis merasa sangat bingung dengan situasi ini. Apa yang terjadi? Di sebelahnya, ada Roki juga nampak menatap penuh penyesalan padanya."Lalu, apa yang terjadi, Dr. Aeon, Paman Roki?" tanya Martis, dengan hati yang berdebar kencang."Aku..., aku tak sengaja mengirimmu ke dalam perangkap yang ada di dalam pusaran waktu," ujar Dr. Aeon sambil memandang ke mata Martis. "Semua ini bagian dari rencana besar yang direncanakan oleh orang Miara, dan kau menjadi korban pertamanya."Duar!Martis merasa dunianya runtuh, ia yang selama ini percaya pada Dr. Aeon, kini harus menghadapi kenyataan yang kejam bahwa dirinya hanya alat yang digunakan oleh orang Miara."Dr. Aeo
Martis, dengan hati-hati dan tenang, mulai mengaktifkan teknik ilusinya. Dia menutup matanya, merasakan aliran energi di sekelilingnya. Dia merasakan segel-segel yang ada, merasakan bagaimana mereka mengikat dan membatasi ruang di sekitarnya. Dia merasakan bagaimana mereka menciptakan ilusi yang membingungkan dan menyesatkan."Aku akan menggabungkan dua teknik. Dengan ini aku pasti dapat mengelabuinya." Kemudian, Martis mulai menggabungkan teknik bayangannya dengan teknik ilusi. Dia menciptakan bayangan menjadi orang lain, yaitu Raja Orc. Bayangan yang tampak nyata dan hidup. Bayangan itu bergerak dan berperilaku seperti Raja Orc, menarik perhatian segel-segel dan pengguna teknik ilusi.Sementara bayangannya menarik perhatian, Martis yang asli mulai bergerak. Dia bergerak diam-diam, menghindari deteksi. Dia mendekati segel-segel satu per satu, merusak mereka dengan tenaga dalamnya. Setiap segel yang hancur melemahkan ilusi, membuatnya lebih mudah bagi Martis untuk melihat dan bergerak
Orang yang muncul dari balik portal itu adalah seorang prajurit legendaris bangsa Miara. Dia dikenal karena keberaniannya dan kekuatan yang luar biasa. Prajurit ini adalah teman lama dari orang Miara yang Martis hadapi tadi dan mereka memang selalu berjuang bersama dalam banyak pertempuran.Prajurit legendaris itu bernama Grogolan. Dan dengan zirah perangnya yang berkilauan serta pedang besar di tangannya, ia melangkah keluar dari portal. Wajahnya yang tegas dan tatapan matanya yang tajam membuat Martis merasa terintimidasi."Hey kau," kata Grogolan dengan suara yang dalam dan berwibawa, "Kau tidak akan bisa melukai temanku lagi!"Dengan itu, Grogolan melangkah maju guna bersiap untuk menghadapi Martis dan berupaya melindungi temannya yang mengirim sinyal darurat.Akan tetapi, setelah Grogolan, ada dua orang lainnya juga yang muncul dari portal. Mereka adalah Leri dan Rayon, dua sahabat yang selalu berjuang bersama Grogolan.Leri adalah seorang penyihir muda yang dikenal karena kekuat