Martis dengan suara tegas menjawab, "Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan? Kami hanya melewati wilayah ini dengan tujuan damai."Pemimpin Pasukan Sanis dengan nada sombong membalas, "Kalian berdua adalah mata-mata dari Negeri Semangka, bukan?! Kami tidak akan membiarkan kalian melangkah lebih jauh. Serahkan diri kalian atau hadapilah konsekuensinya!"Lalu Reka dengan penuh keyakinan menyangkal, "Kami bukanlah mata-mata. Kami hanya ingin membela kebenaran dan melindungi rakyat Negeri Semangka dari ketidakadilan yang dilakukan oleh negara Sanis. Kami tidak akan mundur!" seru Reka dengan kedua mata yang menatap tajam ke sekeliling mereka.Martis dengan tekad yang bulat pun tidak mau kalah. "Kami siap melawan jika itu yang kalian inginkan. Tapi ingatlah, kekuatan sejati tidak hanya terletak pada senjata, tetapi juga pada kebenaran dan keadilan. Kami akan membuktikan hal itu kepada kalian."Kemudian Pemimpin Pasukan Sanis dengan nada meremehkan menyahutinya, "Kalian berdua hanyalah du
"Baiklah, Kak Martis. Aku akan membantumu," jawab Reka dengan semangat. Mereka berdua kemudian mulai mengikat para tentara Sanis yang masih hidup untuk diinterogasi.Butuh waktu beberapa puluh menit untuk Martis dan Reka menunggu musuh yang mereka sandera agar kembali sadarkan diri.Byur...!Karena tidak sabar, Reka akhirnya mengguyur mereka dengan seember air.Usaha Reka untuk membuat mereka sadar berhasil. Dan saat mereka membuka kedua mata masing-masing, wajah mereka sangat terkejut."A-apa yang kalian inginkan? Di-di mana ini?" tanya salah satu pria dengan gugup."Kau tidak berhak bertanya kepada kami. Yang berhak bertanya adalah kami. Tugas kalian saat ini hanyalah menjawab semua pertanyaan kami dengan jujur. Kalau tidak, kalian lihat itu!" seru Reka dengan wajah yang dipenuhi amarah.Ketiga pria itu melihat ke arah yang Reka tunjuk. Ternyata di sana ada sebuah karung putih yang di dalamnya terbungkus sesuatu. Dan dari karung itu berceceran darah berwarna merah yang masih segar.
"Rencanaku adalah kita harus bergerak cepat. Kita harus mengirim pesan kepada pemimpin mereka bahwa kita tidak takut dan siap untuk melawan. Tapi sebelum itu, kita harus memastikan bahwa mereka tidak bisa kembali ke negaranya dan memberi tahu tentang keberadaan kita," jawab Martis dengan tegas.Reka mengangguk, "Baiklah, Kak. Aku percaya padamu. Kita harus melindungi negeri Semangka.""Betul sekali, Reka. Dan satu hal lagi, kita harus selalu waspada. Kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan selanjutnya," tambah Martis."Kak, apa kamu pernah bertemu dengan pemimpin mereka sebelumnya?" tanya Reka, penasaran dengan pengalaman Martis.Martis tersenyum, "Itu cerita panjang, Reka. Mungkin suatu saat nanti aku akan menceritakannya padamu. Sekarang, mari kita fokus pada apa yang harus kita lakukan selanjutnya.""Tapi Kak, bagaimana cara kita bisa mengirim pesan kepada pemimpin mereka?" tanya Reka yang semakin penasaran."Ada beberapa cara, Reka," jawab Martis. "Kita bisa menggunakan mata-ma
Sementara itu, di negeri Semangka, Martis dan Reka sedang berlatih bela diri. Mereka berdua telah bekerja keras selama beberapa hari terakhir, mempersiapkan diri untuk apa pun yang mungkin terjadi."Kak, apa kamu pikir mereka akan merespons surat kita?" tanya Reka, setelah mereka beristirahat sejenak.Martis mengangkat bahu, "Tidak ada yang bisa kita pastikan, Reka. Tapi, kita telah melakukan yang terbaik. Sekarang, kita hanya bisa berharap dan bersiap untuk apa pun yang mungkin terjadi."Beberapa hari kemudian, mereka menerima balasan dari negara Sanis. Martis membuka surat itu dan membaca isinya. Wajahnya tampak tenang, tetapi matanya menunjukkan kekecewaan.Berikut adalah isi surat dari negara Sanis yang dikirimkan ke Martis dan Reka:"Kepada Martis dan Reka,Kami dengan ini menolak permintaan dan tuntutan kalian yang diungkapkan dalam surat yang kami terima. Kami tidak menganggap serius ancaman dan klaim kalian terhadap negara Sanis. Kami melihatnya sebagai upaya sia-sia untuk mem
Beberapa minggu kemudian, perang semakin sengit. Namun, kondisi di negara Sanis mulai memburuk. Rakyat semakin gelisah, mereka memprotes tindakan Perdana Menteri Natanpenyu. Demonstrasi dimulai di berbagai kota, menuntut penghentian peperangan segera dan ganti kepemimpinan.Di sisi lain, pasukan negeri Semangka, bersama pasukan aliansi, semakin melancarkan serangan balik yang cukup efektif. Mereka berhasil meruntuhkan beberapa benteng pertahanan Sanis dan memperlemah kekuatan militer mereka.Martis dan Reka, bersama pasukan mereka, tetap berjuang gigih dan tak kenal lelah di front perang. Mereka tidak menyangka, nasib mereka akan mengalami perubahan besar. Saat sebuah serangan besar-besaran dilancarkan oleh pasukan aliansi, mereka menemukan sebuah bunker rahasia milik Sanis yang tersembunyi di balik gunung besar.Ketika mereka memasuki bunker tersebut, mereka terkejut menemukan rahasia besar di balik perang ini. Bukan hanya Natanpenyu yang mengendalikan perang ini, tetapi ada juga tok
Beberapa hari kemudian, pertempuran antara Martis dan pasukan Sanis terjadi sangat intens. Martis, dengan keberaniannya telah memimpin pasukannya dengan baik. Mereka telah melakukan serangan strategis, mencoba untuk meminimalisir kerugian sambil merusak moral pasukan Sanis.Namun, yang namanya pertempuran selalu penuh dengan ketidakpastian dan bahaya. Martis dan pasukannya telah berjuang dengan segala kemampuan mereka, tetapi tentu saja, ada risiko dan konsekuensi yang harus mereka hadapi.Saat ini, di bagian barat negara Sanis, Martis dan seratus anggota Elit Herupa tengah mencoba mengambil alih wilayah tersebut. Dan kebetulan, di wilayah barat, negara Sanis memiliki persenjataan militer yang digadang-gadangkan memiliki tank terkuat. Namun Martis tidak takut, dia juga memiliki sistem yang sangat membantunya dalam segala hal."Tim A, ayo kalian maju ke sisi kanan, dan Tim B ke sisi kiri. Aku dan Reka akan maju lewat sisi tengah." Martis memberikan komando pada pasukan Elitnya.Untuk m
Ternyata, di tempat lain, ada seorang hacker terkenal yang membatu pasukan Hiamas. Hacker itu adalah anggota Herupa yang Martis kirim untuk membantu. Hacker tersembunyi itulah yang meretas sistem penyerangan negara Sanis. Dia berhasil membuat arah roket pasukan Sanis yang ditujukan ke jalur Gaja justru berbalik arah ke negaranya sendiri.Ditengah ambang putus asa, Perdana Mentri Natanpenyu ternyata terus meminta bantuan kepada negara Mamarika. Ia mengatakan bahwa negara Sanis membutuhkan amunisi, amunisi, dan amunisi. "Jadi bagaimana ini, Mac Lewis? Kapan sekiranya amunisi akan dikirim kemari? Sebab, pasukan kami hampir kehabisan amunisi." Natanpenyu berbicara dengan Mac Lewis yang berada di negara Mamarika via telpon."Tenang saja, kami akan segera mengirim bantuan amunisi dan senjata lainnya. Akan tetapi, tidak bisa sekarang," jawab Mac Lewis di seberang sana. Walaupun pihak Mamarika menyetujuinya, akan tetapi mereka tidak dapat mengirimnya secara waktu dekat karena adanya konflik i
Saat ini, Martis berdiri tegap di tengah lapangan yang luas, ia sedang dikelilingi oleh tiga sosok Cyborg yang menakutkan. Cahaya bulan yang pucat menerangi wajah mereka yang dingin dan tanpa ekspresi. Mata mereka berkilauan dengan sinar merah yang menyeramkan, mencerminkan keganasan dan kekejaman yang tak terbendung.Martis, meski tampak tenang, hatinya berdebar kencang. Dia tahu, ini bukan pertarungan biasa. Ini adalah pertarungan antara manusia dan mesin, antara keberanian dan kekejaman.Tiba-tiba, salah satu Cyborg melompat ke arah Martis dengan kecepatan luar biasa. Martis bergerak cepat, menghindar dan membalas dengan pukulan kuat ke dada Cyborg itu. Tubuh Cyborg itu terpental jauh, namun ia bangkit kembali dengan cepat, seolah tak terpengaruh oleh pukulan Martis.'Tubuhnya bahkan jauh lebih kuat dibanding Paman Roki. Ternyata penelitian Cyborg di dunia ini memang masih dilakukan oleh orang-orang secara ilegal,' gumam Martis.Lalu dua Cyborg lainnya segera ikut menyerang Martis