Kemudian Martis menyerbu masuk ke dalam kerumunan para Kelitih.Brak, brak, brak!Bugh!Bugh!Bugh!Martis memukul semua Kelitih yang ada di hadapannya.Dor, dor, dor!Ternyata Mia juga tidak mau kalah. Mia menembakkan senjata apinya kepada para Kelitih yang mencoba menyerang Martis dari jarak jauh menggunakan kekuatan elemen mereka.Mia juga berhasil menembak bahu, lengan, maupun lutut para Kelitih itu."Bagus Mia!" teriak Martis."Oke!" jawab Mia mengacungkan jempolnya.Karena mendengar adanya keributan, akhirnya Bos Kelitih distrik enam bertanya pada anak buahnya."Ada apa itu? Kenapa tadi aku mendengar seperti ada letusan tembakan senjata api?" tanya Bos distrik enam."Lapor Bos! Sepertinya ada pengacau di daerah kita," jawab anak buahnya."Cih! Cepat bereskan. Bunuh para pengacau itu!" ucap Bos distrik enam.Bugh!Tetapi ada salah satu anak buahnya lagi yang datang. Tubuhnya sudah berlumur darah dan penuh luka. Ia langsung tersungkur di depan Bos distrik enam."La-lapor Bos! Ka-k
Bos Kelitih yang menguasai distrik enam akhirnya berhasil Martis temukan. Tapi sayangnya, masih ada puluhan orang Kelitih lagi yang berada di sana."Apakah kau Bos nya?" teriak Martis bertanya."Kurang ajar! Kalau iya memangnya kenapa?!" jawab Bos distrik enam dengan sinis."Mia, kau minggir saja dulu ke sana. Dan kau harus berhati-hati. Kau boleh menembak kepala mereka jika nyawamu benar-benar terancam. Apa kau mengerti?" bisik Martis pada Mia."Me-mengerti Martis. Ta-tapi...," jawab Mia."Sudahlah. Kau jangan takut. Inilah resikonya kau bersikeras mengikuti aku untuk pergi. Apa kau kapok?" tanya Martis."Tidak!" jawab Mia tegas. Padahal tadi ia terlihat ragu-ragu. Namun ekspresinya bisa berubah dalam sekejap saja. Wanita memang luar biasa!Boom, boom, boom!Ternyata Kelitih-kelitih itu kembali menyerang Martis. Martis dengan sigap menghindarinya dan kemudian Martis juga membalas serangan-serangan itu.Jelegar!Martis menggunakan kekuatan elemen petirnya dan menyambar tiga orang Keli
Martis kembali dihadapkan dengan belasan Kelitih. Tapi tingkatan belasan orang Kelitih ini memang berbeda dari Kelitih yang lainnya. Bisa dibilang mereka adalah orang kepercayaan Bos Kelitih distrik enam.Bugh!Bugh!Bugh!Martis kembali dibuat sibuk oleh belasan orang itu. Martis belum sempat membalas karena tidak diberi kesempatan untuk menyerang balik."Mereka cukup kuat. Aku tidak boleh lengah," gumam Martis.Blar!Jedar!Bur...!Brush...!Siuw, brak!Ruangan tempat mereka bertarung langsung nampak kacau. Properti yang ada di ruangan itu satu persatu hancur akibat terkena serangan mereka yang sedang bertarung.Dor...!Mia yang berada cukup jauh di belakang Martis juga membantu Martis menembak salah Kelitih itu."Argh...! Sial!" teriak salah satu Kelitih.Rupanya Mia berhasil menembak lutut salah satu Kelitih.Kemudian Martis melihat kalau ada dua orang Kelitih yang ingin menyerang Mia."Lawan kalian adalah aku! Hiyat...!" teriak Martis.Martis maju dan menghadang dua orang Kelitih
Mia akhirnya lega ketika melihat Martis yang masih berdiri tegak. Serangan yang ia terima ternyata tidak mempan."A-apa itu? Kenapa dia baik-baik saja?" ucap salah satu Kelitih."Ba-bagaimana mungkin...?" tanya temannya yang satu lagi.Trap!Martis kemudian melompat.Bugh!Bugh!Bugh!Martis memukul perut kelima Kelitih itu. Jangan ditanyakan lagi seberapa kuatnya pukulan itu. Karena Martis menggunakan kekuatan tubuh Golemnya.Brak, brak, brak!Tubuh para Kelitih itu terpental ke atas udara.Siuw..., bam!Cras, crash, crash...!Martis menyambarkan kekuatan elemen petirnya pada tubuh kelima Kelitih itu. Alhasil, mereka semua langsung pingsan karena tidak kuat menahan Sambaran petir milik Martis.Gedebugh, gedebugh, gedebugh...!Tubuh kelima orang Kelitih kepercayaan Bos distrik enam itu akhirnya jatuh ke lantai dan tidak lagi bergerak.Plak!Martis menepuk keningnya sendiri."Astaga...! Aku berlebihan! Huft, maafkan aku," ucap Martis. Martis kemudian membungkuk ke arah tubuh kelima Kel
Bam!Martis meninju wajah Bos Kelitih distrik enam. Tapi ternyata Bos Kelitih itu justru berniat mengadu tinjunya dengan tinju Martis.Krak!Alhasil, pergelangan tangan Bos Kelitih distrik enam benar-benar patah! Hantaman tinju Martis sangatlah luar biasa!Bugh!Bugh!Bugh!Martis tidak mau kehilangan kesempatan. Inilah saatnya bagi Martis untuk menyerang.Bam, bam, bam!Brak, brak, brak!Bugh!Bugh!Bugh!Krak!Martis memukuli Bos Kelitih distrik enam tanpa belas kasih. Dan Martis kembali menggila. Terdengar ada suara dari beberapa tulang Bos Kelitih distrik enam yang patah. Yang pertama patah adalah tulang bagian hidungnya. Kemudian disusul lagi dengan gigi-giginya. Martis memukul wajahnya bahkan sampai rahangnya bergeser!"Martis! Martis...!" Mia berteriak. Namun nampaknya tidak didengar oleh Martis."Gawat! Martis menggila seperti kemarin lagi!" gumam Mia. Mia mulai khawatir dengan Martis.Dan Mia pun memutuskan untuk mendekati Martis."Stop! Mia, aku baik-baik saja kok," ucap Mar
Mia kemudian menoleh ke arah Martis."Ma-martis...," ucap Mia.Buk!Mia langsung memeluk tubuh Martis. Dan kembali menangis di dalam pelukan Martis. Martis pun mengelus kepala Mia dengan lembut dan penuh kasih sayang."Eh? Bisa begini?" gumam Martis.Ternyata ketika Martis melihat jam tangan spesial miliknya, ada sebuah grafik. Itu adalah persentase perasaan cinta Mia terhadap Martis. Dan yang membuat Martis terkejut adalah, persentase dari grafik itu menunjukkan bahwa perasaan cinta Mia terhadap Martis adalah seratus sepuluh persen!"Hiks, hiks, hiks..., Martis..., apa kau baik-baik saja?" tanya Mia yang masih terisak."Aku baik-baik saja. Lihatlah...," jawab Martis. Martis melepaskan pelukannya dan menunjukkan bagian perutnya. Walaupun lukanya memang benar-benar pulih tanpa bekas sedikitpun, tapi noda darah di pakaian Martis masihlah tetap ada.Martis memegang tangan Mia. Kemudian meletakkan tangan mulus Mia yang seputih salju itu ke perutnya."Lihatlah..., aku baik-baik saja. Jadi
Ternyata Gadis cantik itu adalah Layla. Entah ada angin apa Layla bisa-bisanya berada di toko kue Marten sepagi ini."Eh, Martis. Selamat pagi!" ucap Layla. Layla juga tersenyum manis ke arah Martis."Hem..., iya, selamat pagi juga," jawab Martis dengan senyum yang dipaksakan.Layla memanglah teman semasa kecil Martis. Jadi Layla memang cukup akrab dengan Marta dan juga Marten.Tapi Martis sebenarnya tidak mau terlalu akrab dengan Layla. Bukan berarti Martis membenci Layla atas sikap kedua orang tuanya. Hanya saja, Martis sadar diri. Status sosial mereka berbeda kasta. Martis yang hidupnya sederhana, merasa minder jika bergaul dengan Layla yang notabenenya anak dari kalangan keluarga kaya raya."Ada apa Martis, tumben sekali kau pagi-pagi kemari?" tanya Marta."Oh iya, tidak apa-apa kok. Aku hanya rindu saja dengan kalian berdua," jawab Martis."Martis, apakah hari ini kau sibuk?" tanya Layla."Hem..., tidak juga. Ada apa Layla?" ucap Martis."E..., itu..., a-aku..., aku mau mengajakm
Martis melihat ada seorang Gadis yang sepertinya sangat ketakutan."Hahahaha...! Menyerahlah, Nona manis...," ucap Pria botak itu.Ada tiga orang Pria dewasa yang sedang mencoba menangkap Gadis itu. Dan ternyata, Martis dan Mia kenal dengan Gadis itu. Begitu juga dengan Layla."Selena?" ucap Martis, Mia, dan Layla bersamaan.Martis tanpa ragu langsung keluar dan mendekati Selena. Begitu juga dengan Mia dan Layla.Bugh!Martis menubruk tubuh Pria botak itu."Aduh...! Kurang ajar! Siapa kau?! Jangan ikut campur urusanku!" teriak Pria botak itu.Mia dan Layla membantu Selena untuk berdiri dan kemudian membawanya masuk ke toko kue."Apa yang ingin kalian lakukan dengan Selena?!" tanya Martis. Tangan Martis sudah mengepal. Tapi Martis masih menahan amarahnya."Oh, jadi kau kenal dengan gadis itu? Hahahaha...! Kalau begitu, kau harus menggantikannya membayar hutang-hutang kedua orang tuanya," jawab Pria botak itu."Hutang? Oh..., jadi begitu. Lalu, berapa hutangnya? Sebutkan saja. Aku akan