Ternyata Gadis cantik itu adalah Layla. Entah ada angin apa Layla bisa-bisanya berada di toko kue Marten sepagi ini."Eh, Martis. Selamat pagi!" ucap Layla. Layla juga tersenyum manis ke arah Martis."Hem..., iya, selamat pagi juga," jawab Martis dengan senyum yang dipaksakan.Layla memanglah teman semasa kecil Martis. Jadi Layla memang cukup akrab dengan Marta dan juga Marten.Tapi Martis sebenarnya tidak mau terlalu akrab dengan Layla. Bukan berarti Martis membenci Layla atas sikap kedua orang tuanya. Hanya saja, Martis sadar diri. Status sosial mereka berbeda kasta. Martis yang hidupnya sederhana, merasa minder jika bergaul dengan Layla yang notabenenya anak dari kalangan keluarga kaya raya."Ada apa Martis, tumben sekali kau pagi-pagi kemari?" tanya Marta."Oh iya, tidak apa-apa kok. Aku hanya rindu saja dengan kalian berdua," jawab Martis."Martis, apakah hari ini kau sibuk?" tanya Layla."Hem..., tidak juga. Ada apa Layla?" ucap Martis."E..., itu..., a-aku..., aku mau mengajakm
Martis melihat ada seorang Gadis yang sepertinya sangat ketakutan."Hahahaha...! Menyerahlah, Nona manis...," ucap Pria botak itu.Ada tiga orang Pria dewasa yang sedang mencoba menangkap Gadis itu. Dan ternyata, Martis dan Mia kenal dengan Gadis itu. Begitu juga dengan Layla."Selena?" ucap Martis, Mia, dan Layla bersamaan.Martis tanpa ragu langsung keluar dan mendekati Selena. Begitu juga dengan Mia dan Layla.Bugh!Martis menubruk tubuh Pria botak itu."Aduh...! Kurang ajar! Siapa kau?! Jangan ikut campur urusanku!" teriak Pria botak itu.Mia dan Layla membantu Selena untuk berdiri dan kemudian membawanya masuk ke toko kue."Apa yang ingin kalian lakukan dengan Selena?!" tanya Martis. Tangan Martis sudah mengepal. Tapi Martis masih menahan amarahnya."Oh, jadi kau kenal dengan gadis itu? Hahahaha...! Kalau begitu, kau harus menggantikannya membayar hutang-hutang kedua orang tuanya," jawab Pria botak itu."Hutang? Oh..., jadi begitu. Lalu, berapa hutangnya? Sebutkan saja. Aku akan
Kemudian Martis membawa Pria botak yang bernama Sigit itu ke dalam toko kue Marten."Sekarang, coba kau ceritakan kenapa orang tua Selena bisa memiliki hutang sebanyak itu," ucap Martis.Sigit yang ketakutan akhirnya menceritakan apa yang ia ketahui. Sigit sangat ketakutan karena baru sadar kalau ternyata Martis adalah orang yang telah mengalahkan para Bos Kelitih."Ba-baiklah, aku akan menceritakannya...," ucap Sigit.Awalnya ayah Selena hanya memiliki hutang sebesar lima puluh juta. Uang itu digunakan ayah Selena untuk membangun usaha berdagang pakaian. Namun, ia mengalami kekurangan dana untuk menambah stok barangnya dan akhirnya bertemu dengan seorang rentenir.Rentenir itu beberapa kali membujuk ayah Selena untuk mengambil suntikan dana yang ia tawarkan. Karena sudah beberapa kali, akhirnya ayah Selena pun mengambil uang itu.Namun, yang tak disangka oleh ayah Selena ketika ia telat membayar beberapa bulan, hutang itu jumlahnya menjadi berlipat ganda. Dan tujuan sebenarnya renten
Tring!"Tugas menolong keluarga Selena dimulai. Tangkap Bos rentenir!"Martis langsung berjalan ke depan pintu gerbang rumah Dawam. Dan tentu saja, ketika Martis ingin masuk ia di hentikan oleh lima orang penjaga pintu gerbang."Berhenti! Mau ke mana kau? Dan siapa kau?" tanya salah satu penjaga pintu gerbang itu."Oh iya, aku ada keperluan dengan Bos Dawam. Aku ingin membayar hutang," ucap Martis. Martis masih cukup tenang dan santai."Apa kau sudah membuat janji temu?" tanya Pria itu lagi."Kalau itu..., aku memang tidak membuat janji terlebih dahulu. Tapi, aku mendapat uang secara tiba-tiba. Dan aku berniat untuk membayar cicilan hutangku pada Bos Dawam," jawab Martis mencoba mencari alasan."Berapa hutangmu?" tanya Pria itu."Hutangku..., tiga miliar," jawab Martis."Cih! Jangan membodohi kami!" ucap Pria itu.Buk!Pria itu mendorong tubuh Martis."Sudah, sana pergi! Kalau tidak, aku akan menghajarmu!" teriak Pria itu.Pria itu ternyata mengira kalau Martis justru ingin meminjam u
Buk, buk, buk!Nampaknya Martis akan kembali direpotkan oleh ketiga puluh orang ini."Wah, lumayan. Boleh juga kau. Tapi sayangnya, kau sedang melawanku," ucap Pria itu. Namanya adalah Margono."Memangnya kenapa jika aku melawanmu? Kalian ini para Kelitih kan?" tanya Martis."Hahahaha...! Kau akan tahu setelah berada di Neraka nanti," jawab Margono.Sring...!Slash, slash, slash...!Tanpa ragu, Margono menebaskan pedangnya ke arah Martis.Tring!Martis menangkisnya menggunakan tangannya. Martis berhasil menahan pedang itu menggunakan kekuatan tubuh Golemnya.Dert, dert, dert...!Namun Martis merasa seperti ada sengatan listrik. Margono adalah pengguna kekuatan elemen petir. Ia menyalurkan kekuatan elemen petirnya pada pedang miliknya."Aduh...!" ucap Martis.Walaupun tubuhnya keras, tapi Martis masih bisa terkena serangan dari elemen petir milik Margono.Martis mundur sejenak. Ia kembali mengamati musuh-musuhnya."Benar juga. Aku lupa kalau mereka ini mampu menyalurkan kekuatan elemen
Martis menggerutu di dalam hatinya. Karena ketika Martis melihat status staminanya pada jam tangan spesial, persentasenya masih menunjukkan delapan puluh persen.Sisa sepuluh orang Kelitih itu akhirnya menyadari kalau Martis mampu menghilangkan efek dari semua kekuatan elemen."I-ini..., aku seperti pernah mendengar ada seseorang yang mampu menggunakan kekuatan seperti ini," ucap Dafantri."Be-benarkah? Ja-jadi..., si-siapa dia?" tanya Dehanru."Martis! Dia adalah Martis!" ucap Dafantri."Apa...?!" teriak teman-temannya terkejut.Martis memperhatikan ekspresi orang-orang itu."Eh? Ada apa dengan wajah kalian semua?" tanya Martis."Bo-bolehkah aku bertanya siapa namamu?" tanya Dafantri. Ia memberanikan diri untuk bertanya pada Martis. Kakinya sudah terlihat gemetaran. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Nama Martis di kalangan Kelitih sangatlah terkenal akhir-akhir ini."Namaku? Apakah namaku penting? Hem..., baiklah, aku akan memberitahu kalian siapa namaku. Aku adalah Martis
Setelah itu Martis dan kesepuluh teman barunya duduk sejenak dan beristirahat. Mereka mencoba saling mengenal lebih dekat lagi satu sama lain.Tiga puluh menit kemudian, barulah Martis mengatakan sesuatu pada mereka."Teman-teman, apakah kalian mau membantuku?" tanya Martis."Tentu saja aku mau. Apa itu Martis? Katakan saja," ucap Dafantri."Iya Martis, katakan saja. Kami semua sudah sepakat akan membantumu semampu kami. Jadi kau jangan merasa sungkan," imbuh Dehanru."Kalau begitu, maukah kalian membantu aku menangkap Dawam? Dia adalah Bos rentenir di distrik ini kan?" ucap Martis."Baiklah. Kami akan menghantarkanmu ke tempatnya sekarang juga," ucap Dafantri."Baik, terima kasih," ucap Martis.Martis mengikuti kesepuluh teman barunya itu dari belakang. Martis juga memperhatikan bangunan dan properti milik Dawam. Ternyata semuanya terlihat sangat mewah."Orang ini sangat kaya. Bahkan tadi aku melihat sebuah lukisan yang harganya miliaran. Bukankah lukisan itu sangat langka?" gumam Ma
Tubuh Martis dan Janah yang terlempar dari jendela nampak baik-baik saja.Martis masih mengamati Janah. Begitu juga dengan Janah, ia melakukan hal yang sama.Suasana menjadi hening. Namun, tiga menit kemudian akhirnya Janah lah yang maju terlebih dahulu menyerang Martis.Bugh!Bugh!Bugh!"Aktifkan tubuh Golem," gumam Martis.Tring!"Perintah dilaksanakan. Tubuh Golem berhasil diaktifkan."Bugh!Bugh!Bugh!"Hahahaha..., kau ini ternyata kuat juga ya. Siapa namamu, Anak muda?" tanya Janah."Martis!" jawab Martis.Deg, deg, deg...!Jantung Janah berdebar hebat ketika mendengar nama Martis."Hah? Jadi..., jadi kamu adalah Martis?" tanya Janah."Tentu saja. Ada apa? Apakah kau mengenalku? Tapi seingatku, ini baru pertama kalinya kita bertemu kan?" tanya Martis."Tentu saja aku mengenal namamu. Kau itu sangat populer di kalangan Kelitih. Tapi aku memang penasaran. Seberapa hebatkah dirimu ini?" ucap Janah."Eh? Apakah itu benar? Kenapa aku jadi populer di kalangan Kelitih?" tanya Martis.
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang