"Ma-maaf Mia. Maafkan aku! Ayo Mia, masuk...," ucap Martis.Mia memberitahukan kepada Martis perintah dari Odele. Hari ini Odele menyuruh Martis agar pergi ke distrik sembilan. Tujuannya adalah memancing kemarahan Ketua Kelitih di distrik sembilan kemudian keluar dan akan mencoba menangkap Martis lagi.Ternyata kabar Martis yang kembali mengalahkan satu lagi Ketua Kelitih sangat cepat menyebar ke masyarakat. Terutama pada orang-orang di sekitar Martis yang sejak dulu kerap merundung dan menghinanya dengan sebutan Anak Cacat. Kini mulut mereka semua bungkam ketika melihat Martis di jalan. Dan kabar mengenai Martis juga sampai ke telinga orang tua Layla. Ayah Layla sangat menyesal waktu itu memperlakukan Martis dengan hina. Tapi tentu saja Martis tidak sadar dengan semua ini. Memang Martis selama ini tidak terlalu perduli dengan desas-desus masyarakat karena memang sudah terbiasa mendengar hal buruk tentangnya. Padahal kali ini berbeda. Justru banyak yang mengagumi Martis.Martis dan Mi
"Sudahlah, minum saja. Kau akan tahu apa itu setelah meminumnya," jawab Martis.Tubuh Mia terasa nyaman dan kembali segar seperti sebelumnya setelah meminum ramuan pemulih yang Martis berikan."Martis, ramuan apa yang tadi kau berikan padaku? tanya Mia."Itu adalah obat kuat untuk wanita," jawab Martis."Apa...!? I-ini..., Martis..., apa kau berniat melakukan hal mesum padaku?" tanya Mia."Hahahaha...! Hahahaha...!" tawa Martis. Martis malah tertawa melihat ekspresi wajah Mia.Peletak!Mia menjitak kepala Martis yang sedang tertawa terpingkal."Martis, itu tidak lucu sama sekali tahu!" ucap Mia sambil melotot."Hahahaha...! Baiklah, maaf. Aku hanya bercanda Mia. Itu adalah ramuan pemulih stamina," jawab Martis akhirnya jujur."Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Mia lagi yang memang penasaran."Sudahlah. Tidak penting dari mana aku mendapatkannya. Masih ada hal yang lebih penting lagi. Tujuan kita ke sini adalah untuk menangkap satu lagi Bos Kelitih di wilayah ini," jawab Martis.Mer
"Eh...? Ini..., apa aku yang melakukannya?" gumam Martis. "Eh? Mia, apa yang terjadi dengannya? Padahal aku baru saja ingin melawannya. Tapi..., kok dia sudah babak belur begitu?" tanya Martis.Ciut...!"Kau ini yah...! Berlagak sekali kamu Martis!" ucap Mia. Mia mencubit perut bagian samping Martis."Argh...! Mia, sakit...! Aduh duh duh...," ucap Martis. Padahal tubuh Martis itu kuat, tapi kenapa hanya dengan cubitan seperti itu saja ia takluk? "Sudahlah, ayo kita laporkan terlebih dahulu kepada Letnan Odele," ucap Mia.Mia menghubungi Odele lewat ponselnya. Sedangkan Martis masih mengelus-elus perutnya yang terasa sangat sakit karena dicubit oleh Mia tadi.***Setelah menerima perintah dari Odele, Mia dan Martis akhirnya disuruh pergi ke suatu tempat. Ternyata itu adalah markas rahasia yang lainnya. Anton dan Bos Kelitih yang lain akhirnya dibawa ke markas rahasia itu untuk ditindak lanjuti.Beberapa jam kemudian Martis dan Mia membawa Bos Kelitih distrik sembilan ke tempat yang d
Martis melihat jam tangan spesial yang ada di tangan kirinya. Martis terkejut!Ternyata jam tangan itu juga bisa menunjukkan perasaan Martis terhadap orang lain dan begitu juga sebaliknya."Perasaan cintaku pada Mia delapan puluh persen? Eh...? Mia juga memiliki persentase yang sama. Apakah..., kami...?" gumam Martis.***Hari ini Martis kembali diperintahkan oleh Odele untuk pergi ke tempat yang lain lagi. Perjalanan Martis kali ini akan memakan waktu beberapa jam. Karena jarak distrik enam dengan distrik delapan terbilang cukup jauh.Awalnya Martis bersikeras ingin pergi sendirian. Tapi, lagi-lagi Mia meminta Odele agar ikut pergi bersama Martis. Sempat ada perdebatan diantara mereka beberapa saat.Odele menanggapinya dengan senyuman. Odele mengerti apa yang ada di dalam otak Mia dan juga Martis.Mia yang khawatir dengan Martis, jadi dia ingin ikut pergi dan membantu Martis jika ia terluka. Tapi, Martis yang juga khawatir akan Mia. Sebenarnya Martis tidak mau melibatkan Mia dalam pe
Ketika panggilan telpon tersambung, Martis terkejut karena mendengar suara Layla yang sedang menangis."Martis.., hiks, hiks, hiks, to-tolong aku..., tolong Ayahku," ucap Layla."Eh? Layla, ada apa? Kenapa kau menangis? Tenangkan dirimu dan ceritakan perlahan," ucap Martis.Lewat panggilan telpon itu, Layla menjelaskan keadaan yang telah terjadi. Martis akhirnya mengerti. Martis juga merasa bersalah. Ini juga berkaitan dengan dirinya yang memberi pelajaran pada Agus kala itu.Martis tidak menyangka kalau Kris akan membatalkan perjodohan Layla dengan Agus. Alasan Kris karena Agus tidak becus menjaga Layla.Agus yang tidak terima akhirnya melakukan hal bodoh. Hal terbodoh yang Agus lakukan adalah menjalin kerja sama dengan salah satu Bos Kelitih. Tepatnya adalah Bos Kelitih distrik enam.Mia yang ada di samping Martis pun mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Layla dan Martis. Karena Martis sengaja membesarkan volume ponselnya agar Mia bisa mendengar percakapan mereka berdua. Sebenarny
Yang tak disangka oleh Martis adalah tindakan Mia."Hey...! Kalian..., para Kelitih! Keluarlah!" teriak Mia.Martis langsung menarik lengan Mia."Mi-mia..., apa yang kau lakukan?" bisik Martis."Bukankah kita ingin menghajar Kelitih? Langsung saja panggil mereka keluar. Jadi kita tidak perlu repot-repot mencarinya bukan?" jawab Mia dengan entengnya."Ka-kamu..., haish...! Mia, Mia...," ucap Martis sambil menghela nafasnya.Tak lama kemudian."Siapa kalian?!" tanya salah satu Kelitih.Ternyata teriakan Mia yang barusan sangatlah efektif. Banyak Kelitih yang sudah datang dan berkerumun di sana."Tidak perlu tanya siapa kami. Ayo, maju!" teriak Mia.Plak!Martis menepuk jidatnya sendiri."Alamak...! Mia, huft," ucap Martis.Awalnya Martis hanya ingin menyelinap dan mencari di mana Bos Kelitih distrik enam. Martis juga awalnya berniat hanya ingin langsung melawan Bosnya. Tapi rencananya kacau gara-gara tindakan Mia.Padahal, dulu sikap Mia tidaklah seperti ini. Mia itu anak yang kalem dan
Kemudian Martis menyerbu masuk ke dalam kerumunan para Kelitih.Brak, brak, brak!Bugh!Bugh!Bugh!Martis memukul semua Kelitih yang ada di hadapannya.Dor, dor, dor!Ternyata Mia juga tidak mau kalah. Mia menembakkan senjata apinya kepada para Kelitih yang mencoba menyerang Martis dari jarak jauh menggunakan kekuatan elemen mereka.Mia juga berhasil menembak bahu, lengan, maupun lutut para Kelitih itu."Bagus Mia!" teriak Martis."Oke!" jawab Mia mengacungkan jempolnya.Karena mendengar adanya keributan, akhirnya Bos Kelitih distrik enam bertanya pada anak buahnya."Ada apa itu? Kenapa tadi aku mendengar seperti ada letusan tembakan senjata api?" tanya Bos distrik enam."Lapor Bos! Sepertinya ada pengacau di daerah kita," jawab anak buahnya."Cih! Cepat bereskan. Bunuh para pengacau itu!" ucap Bos distrik enam.Bugh!Tetapi ada salah satu anak buahnya lagi yang datang. Tubuhnya sudah berlumur darah dan penuh luka. Ia langsung tersungkur di depan Bos distrik enam."La-lapor Bos! Ka-k
Bos Kelitih yang menguasai distrik enam akhirnya berhasil Martis temukan. Tapi sayangnya, masih ada puluhan orang Kelitih lagi yang berada di sana."Apakah kau Bos nya?" teriak Martis bertanya."Kurang ajar! Kalau iya memangnya kenapa?!" jawab Bos distrik enam dengan sinis."Mia, kau minggir saja dulu ke sana. Dan kau harus berhati-hati. Kau boleh menembak kepala mereka jika nyawamu benar-benar terancam. Apa kau mengerti?" bisik Martis pada Mia."Me-mengerti Martis. Ta-tapi...," jawab Mia."Sudahlah. Kau jangan takut. Inilah resikonya kau bersikeras mengikuti aku untuk pergi. Apa kau kapok?" tanya Martis."Tidak!" jawab Mia tegas. Padahal tadi ia terlihat ragu-ragu. Namun ekspresinya bisa berubah dalam sekejap saja. Wanita memang luar biasa!Boom, boom, boom!Ternyata Kelitih-kelitih itu kembali menyerang Martis. Martis dengan sigap menghindarinya dan kemudian Martis juga membalas serangan-serangan itu.Jelegar!Martis menggunakan kekuatan elemen petirnya dan menyambar tiga orang Keli