Tring!"Perintah Martis diterima. Sistem akan mengaktifkan dua teknik yang direkomendasikan. Tapi Martis harus mengingat resiko yang didapat adalah borosnya penggunaan pada energi dan stamina milik Martis."Martis sudah mempersiapkan dirinya untuk mengambil resiko yang akan ia terima jika menggabungkan dua teknik yang diaktifkan secara bersamaan. Martis sudah terbiasa, sama seperti ketika ia menggunakan teknik Golem dan Booster miliknya secara bersamaan.Ternyata kali ini, Martis akan mengaktifkan teknik Gumo-gumo nya dengan teknik baru yang ia kuasai kemarin, yaitu teknik Menghilang. Martis juga sangat penasaran dengan apa yang dapat ia lakukan dengan kedua teknik ini.Lalu, ketika teknik itu aktif, Jendral Moh Kioda yang sedang ada di hadapannya langsung bingung dan sangat terkejut. 'Hah?! Ke mana perginya Bocah itu?! Apakah dia bisa menghilang?! Tidak! Ia pasti memiliki trik tersembunyi!' gumam Jendral Moh Kioda.Namun, baru saja beberapa detik Jendral Moh Kioda kehilangan posisi M
Akhirnya Martis menekan dada Jendral Moh Kioda dengan sangat kuat menggunakan kaki kanannya yang telah ia lapisi dengan kekuatan elemen tanah tingkat tertinggi. Alhasil, Jendral itu langsung tewas karena injakan kaki Martis itu mampu membuat tulang dada serta organ dalamnya juga langsung hancur."Tinggal satu lagi." Martis kemudian bergegas menuju arah Reka.Reka memang sedang unggul pada pertarungannya saat ini, tapi Martis tidak akan menjamin itu akan bertahan lebih lama lagi. Sebab, Martis sangat tahu kalau Reka ini sangat boros stamina dan energi ketika harus bertarung dengan cara terus menerus menggunakan teknik sinar lasernya. Oleh sebab itulah Martis akan membantu Reka sebelum terlambat.Dan benar saja, ketika Martis berada di samping Reka, ia melihat Reka yang nafasnya mulai terengah. "Reka, sudah cukup. Serahkan sisanya kepadaku, oke?" ucap Martis membujuknya."Tidak, Kak. Aku mampu melawan orang ini," jawab Reka dengan pandangan yang masih tetap fokus terhadap musuhnya. Yah,
Jendral Crocodile akhirnya menyampaikan idenya. Ide itu adalah ide untuk melakukan formasi andalan mereka bertiga. Formasi itu adalah formasi kombinasi, di mana mereka bertiga yang nantinya akan saling membagi posisi saat bertarung. Mereka bertiga memang terkenal akan kekompakannya ketika bertarung bersama."Itu bukanlah hal yang buruk. Aku setuju denganmu," jawab Jendral Rijiek."Oke, aku juga," jawab Jendral Simon juga.Akhirnya mereka bertiga telah memutuskan strateginya untuk mengalahkan martis.Sedangkan Martis, ia juga saat ini tengah berdiskusi dengan jendral Oregon dan Roki serta beberapa orang pasukan inti lainnya. Martis juga merasa lega saat menerima informasi pasukan yang dipimpin olehnya berhasil menjalankan semua misi yang telah ia berikan. Walaupun pasukan mereka kalah jumlah dengan telak, namun kenyataannya justru merekalah yang jauh lebih unggul. Kini, pasukan musuh yang mereka hadapi bahkan sudah berkurang dari setengahnya. Ini juga berkat bantuan Martis yang membagi
Jantung Martis langsung berdebar tak karuan saat Mia mengatakan ingin menemaninya istirahat."Ti-tidak, Mia. Tidak perlu, sebentar lagi aku akan beristirahat. Kalau begitu, kau juga beristirahatlah duluan," jawab Martis yang merasa gugup."Tapi Martis...," ucap Mia seraya membenahi rambutnya agar leher angsanya yang putih dan mulus itu terlihat dengan jelas.Martis menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat leher Mia yang putih bersih dan sangat mulus itu. Pikiran Martis langsung melayang-layang membayangkan sesuatu. Dan saat itu, Mia malah mendekatkan tubuhnya dengan Martis. Karena hal itu, perasaan Martis yang gugup jadi semakin gugup lagi."Tapi apa, Mia?" tanya Martis."Tapi aku sangat merindukanmu...," jawab Mia dengan jujur walaupun masih terdengar malu-malu."A-aku..., ak-" Ucapan Martis tiba-tiba dipotong oleh Mia yang mengecup bibirnya."Ehem, ehem...!" Mia langsung mendorong tubuh Martis ketika tiba-tiba mendengar ada suara Reka yang berdeham dari arah belakangnya."
Reka sebenarnya merasa senang saat mendengar apa yang dikatakan oleh Martis. Ternyata Martis memberitahukan kepada Reka kalau sistem yang mereka miliki dapat menciptakan suatu makhluk. Dan makhluk itu nantinya akan menjadi seperti peliharaan. Peliharaan yang dimaksud bukanlah hanya sekedar peliharaan saja. Namun peliharaan itu tentu saja akan berguna di dalam pertempuran.Reka langsung terbenam dengan pikirannya sendiri tentang peliharaan apa yang akan ia ciptakan, namun Reka masih sedikit bingung."Sudahlah, jangan terburu-buru memikirkannya. Bahkan aku saja masih belum dapat menentukan peliharaan apa yang ingin aku miliki, Reka. Tapi sebelum itu, kau juga harus berlatih dengan teori yang sudah aku transfer ke sistem milikmu barusan. Silahkan kau pelajari lebih lanjut terlebih dahulu. Bukan hanya kau, aku juga belum membaca semuanya secara keseluruhan. Ada beberapa syarat untuk kita agar dapat menciptakan peliharaan," ujar Martis kembali menjelaskan."Kalau begitu, baiklah Kak Martis
Entah apa yang Martis pikirkan, bisa-bisanya ia memikirkan bahwa ia kan menciptakan peliharaan berupa hewan. Dan hewan yang ada dalam benak Martis adalah berupa hewan legendaris, yaitu Naga. Padahal, untuk membuat makhluk seperti itu rasanya sangatlah mustahil. Sebab, dari teori yang Martis baca, saat ingin menciptakan makhluk berupa hewan dari sistem, maka kita harus memiliki salah satu bagian tubuh dari hewan itu. Semakin banyak bagian tubuh hewan yang di ekstrak, maka akan semakin nampak nyata pula hewan yang diciptakan. Baik itu dari segi fisik maupun sifatnya. Kelebihannya, kita dapat mengontrol hewan peliharaan itu nantinya sesuai keinginan kita. Apa yang kita perintahkan, maka makhluk ciptaan berupa hewan itu akan dengan patuh menurutinya.Namun, apakah benar Martis ingin menciptakan makhluk yang rumornya hanyalah sebuah mitos belaka seperti itu? Ada-ada saja.'Tapi..., ke mana aku harus mencari bagian tubuh dari Naga seperti itu ya? Atau..., aku mencari ide lain saja? Haish...
Martis benar-benar terkejut. Ternyata suara yang ia dengar itu adalah suara Odanto. Bagaimana bisa Odanto berada di sini? Ditambah lagi, saat ini situasinya sedang dalam bahaya.Sedangkan Martanto, sebagai ayah dari Odanto hanya bisa menahan amarahnya. Setelah ditanya, akhirnya Odanto mengaku kalau ia menyelinap di salah satu kapal yang mereka tumpangi menuju negara Pilastain."Sudahlah, Paman. Mau bagaimana lagi? Memarahinya pun percuma. Yang jelas, kita harus melindunginya," ujar Martis."Tidak, Kak Martis! Aku akan melindungi diriku sendiri. Jadi, Ayah dan Kak Martis tidak usah khawatir dengan diriku. Lagipula, sebenarnya aku ikut bertempur bersama pasukan yang Ayah pimpin ketika perjalanan kita sempat terhambat adanya serangan musuh secara dadakan kemarin itu." Dengan sangat percaya dirinya Odanto mengucapkan kata-katanya itu."Jangan sombong! Kau itu belum memiliki pengalaman yang cukup di Medan perang, Odanto! Jadi, dengarkanlah instruksi dari kami. Terutama Kakakmu ini, oke?" M
'Apa maksudnya ini?' gumam Martis.Ternyata sistem memberitahu Martis bahwa ada musuh yang cukup kuat. Akan tetapi, sistem juga menganjurkan Martis agar menyuruh Odanto lah yang melawan orang itu. Yang jadi pertanyaan Martis, kenapa sistem yang ia miliki ini terasa seperti sudah terhubung dengan diri Odanto?"Kak Martis, ada apa? Kenapa Kak Martis malah melamun?" tanya Odanto."Hem..., tidak. Oh, iya Odanto, apakah kau tahu orang itu? Orang itulah yang baru saja menyerangmu. Kira-kira, jika aku biarkan kau untuk melawannya, apakah kau mampu? Hem?"Mendengar pertanyaan Martis ini membuat Odanto menyipitkan kedua matanya untuk memperhatikan orang yang Martis maksudkan.Jika Martis mau, orang itu bisa saja ia kalahkan dengan cepat. Namun Martis penasaran, kenapa sistem menganjurkan Martis hanya untuk menonton pertarungan Adik sepupunya ini?"Kak Martis tenang saja. Aku bisa kok, mengalahkan orang itu. Lihat saja, oke?" Odanto mengedipkan sebelah matanya seraya mengacungkan jempol pada Ma