Jendral Crocodile akhirnya menyampaikan idenya. Ide itu adalah ide untuk melakukan formasi andalan mereka bertiga. Formasi itu adalah formasi kombinasi, di mana mereka bertiga yang nantinya akan saling membagi posisi saat bertarung. Mereka bertiga memang terkenal akan kekompakannya ketika bertarung bersama."Itu bukanlah hal yang buruk. Aku setuju denganmu," jawab Jendral Rijiek."Oke, aku juga," jawab Jendral Simon juga.Akhirnya mereka bertiga telah memutuskan strateginya untuk mengalahkan martis.Sedangkan Martis, ia juga saat ini tengah berdiskusi dengan jendral Oregon dan Roki serta beberapa orang pasukan inti lainnya. Martis juga merasa lega saat menerima informasi pasukan yang dipimpin olehnya berhasil menjalankan semua misi yang telah ia berikan. Walaupun pasukan mereka kalah jumlah dengan telak, namun kenyataannya justru merekalah yang jauh lebih unggul. Kini, pasukan musuh yang mereka hadapi bahkan sudah berkurang dari setengahnya. Ini juga berkat bantuan Martis yang membagi
Jantung Martis langsung berdebar tak karuan saat Mia mengatakan ingin menemaninya istirahat."Ti-tidak, Mia. Tidak perlu, sebentar lagi aku akan beristirahat. Kalau begitu, kau juga beristirahatlah duluan," jawab Martis yang merasa gugup."Tapi Martis...," ucap Mia seraya membenahi rambutnya agar leher angsanya yang putih dan mulus itu terlihat dengan jelas.Martis menelan ludahnya dengan susah payah ketika melihat leher Mia yang putih bersih dan sangat mulus itu. Pikiran Martis langsung melayang-layang membayangkan sesuatu. Dan saat itu, Mia malah mendekatkan tubuhnya dengan Martis. Karena hal itu, perasaan Martis yang gugup jadi semakin gugup lagi."Tapi apa, Mia?" tanya Martis."Tapi aku sangat merindukanmu...," jawab Mia dengan jujur walaupun masih terdengar malu-malu."A-aku..., ak-" Ucapan Martis tiba-tiba dipotong oleh Mia yang mengecup bibirnya."Ehem, ehem...!" Mia langsung mendorong tubuh Martis ketika tiba-tiba mendengar ada suara Reka yang berdeham dari arah belakangnya."
Reka sebenarnya merasa senang saat mendengar apa yang dikatakan oleh Martis. Ternyata Martis memberitahukan kepada Reka kalau sistem yang mereka miliki dapat menciptakan suatu makhluk. Dan makhluk itu nantinya akan menjadi seperti peliharaan. Peliharaan yang dimaksud bukanlah hanya sekedar peliharaan saja. Namun peliharaan itu tentu saja akan berguna di dalam pertempuran.Reka langsung terbenam dengan pikirannya sendiri tentang peliharaan apa yang akan ia ciptakan, namun Reka masih sedikit bingung."Sudahlah, jangan terburu-buru memikirkannya. Bahkan aku saja masih belum dapat menentukan peliharaan apa yang ingin aku miliki, Reka. Tapi sebelum itu, kau juga harus berlatih dengan teori yang sudah aku transfer ke sistem milikmu barusan. Silahkan kau pelajari lebih lanjut terlebih dahulu. Bukan hanya kau, aku juga belum membaca semuanya secara keseluruhan. Ada beberapa syarat untuk kita agar dapat menciptakan peliharaan," ujar Martis kembali menjelaskan."Kalau begitu, baiklah Kak Martis
Entah apa yang Martis pikirkan, bisa-bisanya ia memikirkan bahwa ia kan menciptakan peliharaan berupa hewan. Dan hewan yang ada dalam benak Martis adalah berupa hewan legendaris, yaitu Naga. Padahal, untuk membuat makhluk seperti itu rasanya sangatlah mustahil. Sebab, dari teori yang Martis baca, saat ingin menciptakan makhluk berupa hewan dari sistem, maka kita harus memiliki salah satu bagian tubuh dari hewan itu. Semakin banyak bagian tubuh hewan yang di ekstrak, maka akan semakin nampak nyata pula hewan yang diciptakan. Baik itu dari segi fisik maupun sifatnya. Kelebihannya, kita dapat mengontrol hewan peliharaan itu nantinya sesuai keinginan kita. Apa yang kita perintahkan, maka makhluk ciptaan berupa hewan itu akan dengan patuh menurutinya.Namun, apakah benar Martis ingin menciptakan makhluk yang rumornya hanyalah sebuah mitos belaka seperti itu? Ada-ada saja.'Tapi..., ke mana aku harus mencari bagian tubuh dari Naga seperti itu ya? Atau..., aku mencari ide lain saja? Haish...
Martis benar-benar terkejut. Ternyata suara yang ia dengar itu adalah suara Odanto. Bagaimana bisa Odanto berada di sini? Ditambah lagi, saat ini situasinya sedang dalam bahaya.Sedangkan Martanto, sebagai ayah dari Odanto hanya bisa menahan amarahnya. Setelah ditanya, akhirnya Odanto mengaku kalau ia menyelinap di salah satu kapal yang mereka tumpangi menuju negara Pilastain."Sudahlah, Paman. Mau bagaimana lagi? Memarahinya pun percuma. Yang jelas, kita harus melindunginya," ujar Martis."Tidak, Kak Martis! Aku akan melindungi diriku sendiri. Jadi, Ayah dan Kak Martis tidak usah khawatir dengan diriku. Lagipula, sebenarnya aku ikut bertempur bersama pasukan yang Ayah pimpin ketika perjalanan kita sempat terhambat adanya serangan musuh secara dadakan kemarin itu." Dengan sangat percaya dirinya Odanto mengucapkan kata-katanya itu."Jangan sombong! Kau itu belum memiliki pengalaman yang cukup di Medan perang, Odanto! Jadi, dengarkanlah instruksi dari kami. Terutama Kakakmu ini, oke?" M
'Apa maksudnya ini?' gumam Martis.Ternyata sistem memberitahu Martis bahwa ada musuh yang cukup kuat. Akan tetapi, sistem juga menganjurkan Martis agar menyuruh Odanto lah yang melawan orang itu. Yang jadi pertanyaan Martis, kenapa sistem yang ia miliki ini terasa seperti sudah terhubung dengan diri Odanto?"Kak Martis, ada apa? Kenapa Kak Martis malah melamun?" tanya Odanto."Hem..., tidak. Oh, iya Odanto, apakah kau tahu orang itu? Orang itulah yang baru saja menyerangmu. Kira-kira, jika aku biarkan kau untuk melawannya, apakah kau mampu? Hem?"Mendengar pertanyaan Martis ini membuat Odanto menyipitkan kedua matanya untuk memperhatikan orang yang Martis maksudkan.Jika Martis mau, orang itu bisa saja ia kalahkan dengan cepat. Namun Martis penasaran, kenapa sistem menganjurkan Martis hanya untuk menonton pertarungan Adik sepupunya ini?"Kak Martis tenang saja. Aku bisa kok, mengalahkan orang itu. Lihat saja, oke?" Odanto mengedipkan sebelah matanya seraya mengacungkan jempol pada Ma
Ketiga jendral tertinggi itu sebenarnya tidak menyangka kalau strategi yang telah mereka rencanakan berjalan tidak sesuai keinginan mereka. Awalnya, mereka bertiga berniat ingin melawan Martis secara bersamaan. Namun sayangnya, justru Martis bertindak satu langkah lebih cepat dibandingkan mereka bertiga.Kedatangan Martis bersama Reka dan ayahnya sebenarnya membuat ketiga jendral itu sangat terkejut. Padahal, mereka berniat ingin mencari Martis, namun kenyataannya? Justru Martis sendirilah yang mencari mereka bertiga.Kemudian, Roki yang sedang menghadapi Jendral Crocodile sempat merasakan sesuatu yang aneh. Tadi, ketika ia beradu tinju beberapa kali dengan jendral Crocodile, ia merasakan seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Dan ternyata dugaannya itu benar. Roki melihat ada butiran-butiran pasir yang masuk ke dalam selah-selah tubuhnya. Tentu saja pasir-pasir itu pasti akan mempengaruhi kontrol tubuh Cyborgnya."Ternyata kau licik juga, ya?" Namun sepertinya Roki tidak g
Namun, sekuat hati Martis meyakinkan pikirannya bahwa Roki pasti akan baik-baik saja, tetap saja ia merasa gelisah. Sebab, sejak tadi Martis belum juga melihat adanya tanda-tanda Roki yang kembali bangkit dari dalam lubang tanah yang membenamkan tubuhnya itu. Ditambah lagi, Jendral Crocodile juga terlihat seperti orang gila yang terus menerus menyerang tubuh Roki.Suara tawa Jendral Crocodile membuat Martis dan Reka menjadi sangat geram."Hahaha...! Apanya yang Cyborg terkuat? Kenyatannya, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatanku! Cuih!" Ucapan ini benar-benar ditujukan untuk menghina Roki agar Reka dan Martis dapat mendengarnya.Sedangkan Reka yang masih berhadapan dengan Jendral Rijiek, fokus bertarungnya akhirnya terganggu. Jelas saja Reka akan kehilangan konsentrasi, sebab, orang yang sedang dihina itu adalah ayah kandungnya.Dan akibat Reka yang kurang fokus, ia pun akhirnya mendapat satu serangan dari Jendral Rijiek. Untungnya, serangan itu tidak langsung mengenai org