Rasa kesal yang Martis rasakan sangatlah besar."Sial, sial, sial! Reka...!" Walaupun merasa telat menghampiri Reka, Martis tetap berlari mendekatinya untuk memastikan bagaimana keadaan Reka setelah tadi ia melihatnya terkena tembakan sinar laser ungu milik Jendral Sabo.Sing...!Jediar!Namun belum sempat Martis tiba di tempat Reka berada, tembakan sinar laser ungu kembali ditembakkan ke arahnya.Boom!Untung saja sistem mengaktifkan semua kemampuan yang Martis miliki. Jadi, karena teknik Sensorik juga aktif maka Martis dapat mendeteksi adanya serangan yang mengarah ke arahnya.Trap!Martis melompat guna menghindari serangan sinar laser ungu itu.Tatapan mata Martis sangat tajam. Ia menatap Jendral Sabo dengan penuh amarah!"Baiklah, sepertinya kau benar-benar harus dimusnahkan!" teriak Martis.Slash...!Slash...!Slash...!Sambil berlari secepat kilat, Martis juga menembakkan kekuatan elemen petirnya pada Jendral Sabo.Dert, dert, dert...!Jediar!Sepertinya ledakan petir itu sediki
Beberapa jam kemudian, ketika sinar mentari mulai merangkak naik dari ufuk timur Martis masih berusaha mencari cara untuk mengalahkan musuh terkuat yang pernah ia hadapi kali ini.Martis sudah mencoba berbagai serangan namun hasilnya masih tetap sama saja. Sepertinya tubuh Jendral Sabo memang sangatlah keras dan juga kuat.Martis baru menyadari kalau ada Roki yang tengah berada di samping Reka. Martis juga memperhatikan keadaan Reka yang terlihat aneh. Pasalnya, tubuh Reka diselimuti oleh cahaya kuning keemasan.'Apa yang terjadi dengan Reka? Tapi sepertinya keadaannya baik-baik saja. Em..., tapi kok terlihat aneh ya?' Martis penasaran dengan apa yang sedang Reka lakukan. Sebab, sejak tadi Reka terlihat hanya berdiam diri."Hahahaha...! Ayo lanjutkan permainan ini!" Tawa Jendral Sabo terus terdengar. Nampaknya Jendral Sabo sangat menikmati pertarungannya melawan Martis ini.Tentu saja Jendral Sabo merasa senang, sebab ia yang sedang unggul dari Martis. Coba kalau ia yang kalah? Entah
Reka terus mengarahkan kedua matanya pada orang yang ia anggap sebagai musuhnya. Dan setiap beberapa detik sekali, dari tatapan kedua mata Reka itu mampu menembakkan sinar laser.Roki dan Martis sempat saling pandang ketika menyadari bahwa Reka tetap baik-baik saja setelah menembakkan puluhan kali sinar laser dari kedua matanya. Biasanya, Reka akan kelelahan setelah menembakkan lebih dari dua atau tiga kali sinar laser. Dan terlebih lagi, daya serang sinar laser yang kali ini jauh lebih kuat beberapa kali lipat dari sinar laser Reka yang sebelumnya."Paman, apakah Reka akan baik-baik saja?" tanya Martis."Entahlah, itu juga yang aku pikirkan sejak tadi, Martis. Sebaiknya kau dan aku harus terus bersiap siaga. Jika saja tubuh Reka mulai kelelahan dan pingsan, salah satu dari kita lah yang harus menyelamatkannya." jawab Roki."Paman benar." ujar Martis menimpali.Weng, weng, weng...!Sinar yang menyelimuti tubuh Reka kembali berpendar. Namun kali ini sinar itu terlihat berpendar sedikit
Martis sebisa mungkin ingin menarik perhatian Jendral Sabo karena ia tahu bahwa Reka tidak lama lagi pasti kelelahan. Kalau dibiarkan, tentu saja akan sangat berbahaya bagi keselamatan Reka."Hah?! Aku, takut padamu?! Jangan bermimpi di pagi hari! Baiklah, akan aku ladeni! Sejak awal memang kau lah target utamaku!" ujar Jendral Sabo.Cekit, cekit, cekit...!Sebelum melancarkan serangannya, tubuh Jendral Sabo terlihat kembali berubah bentuk.Yang kali ini, tubuh Jendral Sabo berubah ke bentuk yang lebih ramping.'Hal apa lagi yang bisa dilakukan oleh Cyborg Super ini?' Kedua mata Martis memicing seraya berpikir sesuatu.Siuw...!Bam!Setelah perubahan bentuknya selesai, dengan sekejap Jendral Sabo langsung berada di hadapan Martis dan memukulnya.Boom!Untungnya Martis sudah siap. Walaupun tubuhnya masih terpental karena ledakan pukulan dari Jendral Sabo, tapi ia tidak terluka parah.'Cepat sekali! Dan apa-apaan kekuatan pukulannya ini?!' gumam Martis.Bam!Bugh!Bugh!Bugh!Belum juga
Mia yang tadi di peringatkan oleh Roki agar tidak mendekati area sekitar markas Herupa diam-diam menyelinap pergi.'Aku tidak akan bisa hanya berdiam diri saja di sini. Martis, aku harap kau baik-baik saja. Aku hanya berniat melihat keadaanmu barang sebentar saja. Setelah aku tahu kau baik-baik saja, aku berjanji akan pergi kembali ke sini.' Begitulah yang ada dalam benak pikir Mia.Setelah ia berhasil luput dari pengawasan orang-orang di pengungsian, Mia berlari sekencang-kencangnya.Sedangkan Martis yang masih terus bertarung melawan Jendral Sabo, keadaannya semakin tersudut.Bam!Boom!Ledakan hebat kembali terdengar setelah satu pukulan Jendral Sabo berhasil mendarat pada bagian bahu kanan Martis.Brak, brak, brak...!Tubuh Martis terpental puluhan meter dan membentur sisa puing-puing bangunan yang masih tersisa sedikit.***Jendral Tigreal akhirnya tiba di dekat markas Herupa."Gila! Pertarungan macam apa ini?! Padahal hanya ada satu musuh saja, tapi kenapa keadaannya sangat kaca
Rupanya ada salah satu rincian yang tertuliskan tentang kelemahan-kelemahan para Cyborg. Mata Martis yang berbinar, dalam sekejap kembali berputar. Rasanya tulisan ini sudah seperti Kamus atau Kitab. Awalnya Martis pikir tulisan yang berisikan rincian kelemahan Cyborg ini tidaklah sebanyak ini.Terdapat berbagai macam jenis Cyborg yang ada pada tulisan yang Martis baca. Martis membandingkan rincian Cyborg mana yang paling cocok dengan Jendral Sabo.Tapi Martis malah dibuat pusing. Sebab sudah beberapa kali ia membaca secara singkat belum menemukan rincian yang cocok dengan Jendral Sabo.Tring!"Kekuatan dan keadaan tubuh Martis telah kembali pulih seratus persen. Peringatan! Martis hanya bisa melakukan pemulihan seratus persen satu kali lagi saja. Setelah itu, Batas ketahananan tubuh Martis akan terganggu jika memaksa melakukan pemulihan seratus persen!" Pemberitahuan dari sistem di layar utama membuat Martis bedecak, sebab ia sedang fokus membaca tentang rincian kelemahan Cyborg.'R
Brak!Bam!Bugh, bugh, bugh!Brak!Pukulan demi pukulan terus Martis berikan pada tubuh Jendral Sabo yang nampak tak berdaya setelah kelemahannya berhasil Martis temukan.Martis benar-benar melampiaskan amarahnya pada Jendral Sabo. Dan dari kejauhan, ada jendral Valdo yang sedang membantu Jendral Tigreal memulihkan tubuhnya."Jendral Valdo, aku sangat penasaran dengan orang itu. Siapa dia sebenarnya? Tolong kau katakan kepada Cucu Saudaramu itu agar tidak membunuhnya. Ada beberapa hal yang ingin aku ketahui secara langsung dari Cyborg yang sangat kuat ini." Karena melihat Martis yang terus memukuli tubuh Jendral Sabo, Jendral Tigreal pun merasa khawatir kalau Martis bisa saja membunuhnya."Hem..., sepertinya Martis terlihat sangat marah. Yah..., tentu saja. Aku pun pasti akan merasakan dan melakukan hal yang sama sepertinya jika kejadian ini menimpa diriku. Lihatlah, Herupa yang Martis bangun dengan susah payah kini hancur hanya dalam satu malam saja. Pengacau ini memang layak mati, i
Beberapa hari kemudian, Martis teringat akan janjinya pada pak tua. Ia pun mengajak Reka kembali pergi bersamanya ke puncak gunung.Namun, bukan hanya Reka saja yang ternyata ingin ikut pergi bersama Martis. Ada Layla dan Selena yang bersikeras untuk ikut pergi bersama Martis dan Reka.Dengan terpaksa, akhirnya Martis menyetujuinya. Namun ketika tengah bersiap-siap, tiba-tiba saja hadir seorang gadis lagi. Dan gadis itu ternyata adalah Mia. Kepala Martis semakin merasa pusing ketika Mia juga bersikeras ingin ikut pergi bersamanya."Pokoknya aku juga ikut! Titik!" Dengan wajah yang terlihat kesal, Mia terus merengek dan mengatakan kepada Martis bahwa ia harus ikut ke puncak gunung. Tentu saja ia juga merasa cemburu."Huft..., yah..., baiklah, baiklah. Kalau begitu kalian semua persiapkanlah masing-masing barang bawaan kalian. Dan ingat, aku tunggu siang ini sehabis makan siang di sini, oke? Jika ada yang telat, maka akan aku tinggal," ujar Martis.***Setelah semua persiapan selesai, M