Beberapa hari kemudian, Martis teringat akan janjinya pada pak tua. Ia pun mengajak Reka kembali pergi bersamanya ke puncak gunung.Namun, bukan hanya Reka saja yang ternyata ingin ikut pergi bersama Martis. Ada Layla dan Selena yang bersikeras untuk ikut pergi bersama Martis dan Reka.Dengan terpaksa, akhirnya Martis menyetujuinya. Namun ketika tengah bersiap-siap, tiba-tiba saja hadir seorang gadis lagi. Dan gadis itu ternyata adalah Mia. Kepala Martis semakin merasa pusing ketika Mia juga bersikeras ingin ikut pergi bersamanya."Pokoknya aku juga ikut! Titik!" Dengan wajah yang terlihat kesal, Mia terus merengek dan mengatakan kepada Martis bahwa ia harus ikut ke puncak gunung. Tentu saja ia juga merasa cemburu."Huft..., yah..., baiklah, baiklah. Kalau begitu kalian semua persiapkanlah masing-masing barang bawaan kalian. Dan ingat, aku tunggu siang ini sehabis makan siang di sini, oke? Jika ada yang telat, maka akan aku tinggal," ujar Martis.***Setelah semua persiapan selesai, M
Setelah Martis mengetahui identitas semua keluarganya, ia merasa sangat bahagia. Ditambah lagi, kakeknya pun kini kembali tinggal bersama kedua orang tua Martis.Sejak kehadiran kakeknya, Martis meminta bimbingannya untuk mempelajari semua cara kerja sistem yang ia miliki. Martis sangat juga merasa sangat senang ketika ternyata mengetahui ada banyak sekali fitur-fitur rahasia.***Waktu pun berjalan terasa sangat cepat. Selama tiga tahun ini, keadaan di Negara Purple Gold sangatlah damai. Namun tidak dengan Negara lain. Banyak Negara-negara kecil yang ternyata menjadi incaran Negara-negara besar untuk dijajah. Seperti Negara Pilastain contohnya.Negara Pilastain sudah puluhan tahun dijajah oleh Negara Isralial. Dan kebetulan, ada salah satu utusan dari Negara Pilastain yang mendatangi Negara Purple Gold."Martis, bagaimana menurutmu tentang hal ini? Apakah Negara kita akan membantu Negara Pilastain?" tanya Mia."Sebaiknya kita harus mengadakan rapat terlebih dahulu. Aku juga ingin m
Martis meminta bantuan pada beberapa anggota Herupa untuk menangkap pria bertopeng itu. Martis juga sempat terkejut saat melihat wajah yang ada di balik topeng. Ternyata wajah pria itu terlihat asing, sangat jelas kalau dia bukan berasal dari Negara Purple Gold.'Apakah ini ada hubungannya dengan Letnan Hiamas? Sepertinya aku memang harus membantunya.' Martis pun pergi untuk menemui Letnan Hiamas.Selang beberapa menit kemudian, akhirnya Martis bertemu dengan Letnan Hiamas dan langsung mengajaknya pergi ke ruang tahanan untuk melihat pengintai yang berhasil ia tangkap tadi. "Martis, sepertinya dugaanmu benar. Pria ini adalah salah satu tentara dari Negara Isralial. Aku tidak menyangka kalau kepergianku ternyata diketahui oleh pihak mereka," ujar Letnan Hiamas."Hem..., jadi begitu, ya? Nampaknya Negara kalian benar-benar mengalami situasi yang sangat sulit. Kalau begitu, kita tunggu saja sampai rapat yang telah aku susun selesai. Baiklah Letnan Hiamas, lanjutkanlah istirahatmu. Serahk
Tring!"Peringatan! Ada sekelompok orang yang mengintai Reka."Baru saja sepuluh menit Reka pergi dari tempatnya, ternyata ia mendapat satu pemberitahuan dari sistem yang ia miliki.'Eh? Sekelompok orang? Siapa dan mau apa mereka ya? Hem..., sepertinya mereka memiliki niat jahat.' Reka akhirnya merubah ke mana arah ia lari maraton bersama Baron hari ini."Reka, kenapa kita pergi ke arah jalan ini? Bukankah jalan ini adalah jalan menuju ke arah gunung?" tanya Baron yang nafasnya sudah cukup terengah-engah."Iya, aku memang berniat lari maraton menaiki gunung. Jika kita terbiasa berlari di tempat seperti itu, pasti sangat membantu untuk meningkatkan daya tahan fisik kita nantinya." Bagi Reka, lari maraton ini sepertinya biasa saja. Ternyata Reka memiliki fisik yang kuat sama seperti ayahnya."Ta-tapi..., Reka...," Baron tidak sanggup melanjutkan ucapannya karena nafasnya terasa semakin berat.Sepuluh menit kemudian akhirnya Reka dan Baron tiba di lokasi pegunungan."Huft..., Reka, berik
Ketiga orang itu menatap Reka dengan penuh hati-hati. Ternyata mereka adalah salah satu kelompok militer dari Negara Isralial yang berhasil menyelinap ke dalam Negara Purple Gold. Dan kelima orang ini mendapat perintah dari atasannya untuk menangkap Reka. Tapi sayangnya, mereka tidak menyangka kalau Reka akan sekuat ini.Tanpa banyak bicara akhirnya Reka benar-benar berhasil mengalahkan ketiga orang yang tersisa. Reka juga sengaja menyisakan satu orang agar tetap sadar. Reka berniat ingin bertanya tentang dari mana asal mereka dan apa tujuan mereka ingin menangkap Reka. Tapi sayangnya, orang itu tidak juga mau membuka mulut. Alhasil Reka menghubungi ayahnya.Beberapa puluh menit kemudian Roki tiba di lokasi yang telah Reka beritahu melalui ponselnya. Roki beserta teman-temannya langsung mengikat dan membawa kelima orang asing itu pergi. Roki berniat membawa mereka berlima ke markas Herupa.Sesampainya di markas Herupa, Roki dan Reka langsung menemui Martis dan membicarakan masalah ini.
Beberapa hari kemudian, akhirnya semua persiapan benar-benar selesai. Kemudian mereka semua mengikuti perintah Martis untuk berangkat menuju Negara Pilastain. Mereka berangkat menggunakan berbagai macam kendaraan. Ada yang menggunakan jalur darat, laut, dan juga udara. Untuk Martis dan para Jendral dari Negara Purple Gold, mereka pergi menggunakan jet pribadi agar dapat langsung mendarat di Istana Negara Pilastain. Tujuan utama Martis dan yang lainnya datang ke Negara Pilastain kali ini adalah untuk menolong warga Pilastain yang masih bertahan di sana dan segera memindahkannya ke Negara Purple Gold untuk sementara sesuai kesepakatan yang mereka adakan dalam rapat penting kemarin.Ternyata di tengah perjalanan, Reka baru menyadari sesuatu."Kak Martis, Kak Mia di mana ya? Kok, tidak kelihatan?" Rupanya sejak tadi Reka memperhatikan semua orang yang ada dalam pesawat. Dan ternyata Reka tidak menemukan kehadiran Mia di sini."Oh itu, dia mungkin sedang sibuk dengan tugas-tugasnya. Memang
Setelah mendapat sambutan yang cukup mewah, Martis dan yang lainnya dipersilahkan untuk istirahat terlebih dahulu.Esok harinya, sambil menunggu kedatangan pasukan yang lainnya mereka sepakat untuk mengadakan pertemuan sambil makan siang. Pertemuan ini khusus untuk membahas rencana apa, dan strategi yang bagaimana untuk menghadapi Negara Isralial nanti. Ketika pertama kali melihat beberapa Jendral yang hadir, Martis merasa kagum dengan para Jendral itu. Mereka terlihat sangat berwibawa, dan terlihat jelas pula bahwa mereka memiliki kekuatan yang kuat dan hebat. Martis dapat merasakan kekuatan mereka melalui aura yang terpancar dari tubuh mereka.Rupanya, Roki bertemu dengan salah satu Jendral yang dulu pernah menolongnya saat berperang. Namanya adalah Jendral Oregon. Jendral Oregon memiliki sebuah nama julukan, yaitu Tangan Besi. Jendral Oregon adalah pemimpin tentara bayaran yang berasal dari Negara Pilastain. Roki juga sempat memberitahukan sedikit informasi tentang Jendral Oregon k
Reka menceritakan kepada Martis tentang menu baru yang ia temukan. Menu itu adalah menu penjualan khusus teknik kelas atas. Tapi, ketika Reka memilih salah satu teknik yang menarik perhatiannya, teknik itu tidak dapat ia beli. Padahal jumlah saldo miliknya mencukupi untuk membelinya. Namun sistem memberi pemberitahuan jika Reka belum diijinkan untuk membeli dan menguasainya.Martis teringat akan dirinya dahulu. Dulu Martis juga pernah membeli satu teknik yang ternyata bukanlah teknik untuk bertarung di peperangan. Melainkan teknik itu adalah teknik yang digunakan untuk beraksi di atas ranjang bersama pasangan.Namun hal yang Reka alami ini nampaknya berbeda. Tadi Martis bertanya kepada Reka apa nama teknik itu. Dan ternyata nama teknik itu adalah Teknik Cahaya Rembulan. Kalau dilihat dari nama tekniknya, seharusnya Reka dapat menguasainya. Apalagi Reka adalah orang yang memiliki elemen langka, yaitu elemen cahaya."Jadi Kak Martis, kira-kira apa penyebabnya aku tidak bisa menguasai te
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon