Bukannya menghindar, ternyata Roki malah sengaja hanya berdiam diri saja ketika beberapa peluru yang ditembakkan ke arahnya mengenai tubuhnya."Itulah akibatnya jika tidak mau mendengarkan kami!" Prajurit itu mendengus kesal.Namun semua mata para prajurit itu terbelalak saat melihat Roki yang ternyata baik-baik saja. Padahal mereka semua dapat melihat dengan jelas kalau peluru-peluru tadi benar-benar tepat sasaran."Apa...?!" Beberapa prajurit berteriak serempak karena merasa tidak percaya dengan apa yang mereka lihat."Hem..., kalian pikir, hanya beberapa butir peluru seperti itu dapat melukaiku? Kalian terlalu percaya diri." Roki bergaya seperti orang yang membersihkan debu dari pakaiannya."Ayo, kita serang lagi!" Dan prajurit itu masih tidak percaya kalau Roki akan selamat pada tembakan yang selanjutnya.Dor, dor, dor...!Kali ini, peluru yang melesat lebih dari dua puluh. Dan semua peluru itu hanya ada satu atau dua saja yang meleset, yang lainnya tepat sasaran semuanya.Sedangk
Jendral Oregon sepertinya tahu tentang kekuatan yang dimiliki Jendral Koboy. Jendral Oregon berniat untuk mendekati Martis dan memberitahunya tentang Jendral Koboy. Tapi itu adalah hal yang cukup sulit. Untuk bisa maju ke tempat Martis harus menghadapi banyaknya prajurit yang ada."Minggir, kalian para sampah....!" Kali ini suara Jendral Oregon menjadi pusat perhatian.Jendral Oregon maju tanpa perduli apapun yang menghalanginya. Kedua tangan Jendral Oregon berubah berwarna hitam pekat. Apapun yang ada di hadapannya, dengan sekali tinju bisa langsung terpental sangat jauh.Jendral Oregon terus berlari menerobos banyaknya prajurit sampai ke baris akhir. Di baris akhir ini justru musuh yang dijumpai Jendral Oregon adalah penjahat internasional."Kita bertemu lagi, Jendral. Hahahaha...!" Sepertinya orang ini memang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi Jendral Oregon. Dia adalah Wakil Jendral Koboy. Namanya adalah Junaidi."Ternyata kau masih hidup, Junaidi. Baiklah, untuk yang kali
Situasinya kini telah berubah karena kedatangan Jendral Oregon. Awalnya Martis berniat menyuruh Roki untuk kembali ke barisan pasukan belakang. Akan tetapi, malah ada Jendral Oregon yang muncul."Jangan membual! Lihatlah, kau saja malah meminta bantuan satu orang lagi, hahaha...! Aku sudah ratusan kali bertemu dengan orang-orang lemah seperti kalian ini, hahahaha! Awalnya mereka juga sama sepertimu." Jendral Koboy menunjuk ke arah Jendral Oregon, lalu menunjuk ke arah Martis."Kali ini kau bertemu orang yang salah. Aku tidaklah sama seperti mereka. Baiklah, aku akan meminta kepada rekan-rekanku agar tidak ada yang mengganggu pertarungan kita, bagaimana? Apakah kau mau berduel denganku?" Martis mencoba mencari kesepakatan berduel demi melindungi Roki dan Jendral Oregon yang saat ini berada di dekatnya."Boleh juga. Ternyata kau adalah pria jantan, hahahaha...! Aku suka gayamu. Kalau begitu ayo, tunggu apa lagi? Serang saja aku. Aku pastikan semua anak buahku yang tersisa tidak akan ada
Jelegar!Satu serangan lagi berhasil Martis daratkan tepat di wajah Jendral Koboy. Tubuh Jendral Koboy terpental beberapa meter tapi ia tetap kembali bangkit seakan-akan tidak pernah menerima serangan apapun."Baiklah, aku akan lebih serius lagi. Kali ini kau akan segera kukirim ke Neraka!" Sambil berteriak, Jendral Koboy maju dan mengincar bagian dada Martis untuk menjadi titik serangannya.Namun saat tangan Jendral Koboy yang sudah sedikit lagi menyentuh dada Martis, tiba-tiba kekuatan gelombang yang membungkus kepalan tangannya itu sirna.'Ada apa ini?' tanya Jendral Koboy heran dalam hatinya.Pukulan Jendral Koboy hanya menjadi pukulan biasa karena kekuatan elemen gelombang miliknya telah dinetralkan oleh teknik Perisai Penetral Elemen milik Martis. Alhasil, Martis menggunakan kesempatan ini."Kena kau!" ucap Martis dengan wajah yang terlihat penuh semangat.Martis menangkap pergelangan tangan Jendral Koboy, kemudian membantingkannya ke lantai kanan dan kiri beberapa kali. Banting
Martis terkejut saat merasakan tubuh Jendral Koboy kembali bergerak, kemudian tubuh Jendral Koboy itu bergetar."Apa yang terjadi? Kenapa tubuhnya kejang-kejang?" Martis memperhatikan tubuh yang tadi ia duduki.Martis mengira bahwa tadi Jendral Koboy hanya tak sadarkan diri saja.Tring!Peringatan! Jauhi tubuh Jendral Koboy karena akan terjadi sebuah ledakan!"Akhirnya Martis mengerti kenapa tubuh itu bergetar.Duar...!Boom!Untung saja Martis sempat melompat menjauh dari tubuh Jendral Koboy."Hampir saja, huft!" Martis menghela nafasnya.Padahal Martis tidak berniat membunuh Jendral Koboy. Justru Martis memiliki pikiran akan mengorek informasi dari Jendral Koboy. Sayangnya, rencana Martis gagal.Tubuh Jendral Koboy yang tadi meledakkan diri benar-benar menjadi abu. Abu-abu itu beterbangan di udara bagaikan salju yang turun dari langit.Karena melihat bahaya sudah menghilang, Jendral Oregon dan Roki mengajak pasukannya untuk mendekati Martis."Martis, bagaimana keadaanmu? Apakah kau
"Tidak usah sok pamer kekuatan kau! Sudah, ayo kita selesaikan pertarungan ini dengan cepat!" Inilah ciri khas Junaidi yang selalu terlihat congkak.Mendengar ucapan dari Junaidi, amarah Roki pun akhirnya meningkat."Siapa yang bilang sok pamer kekuatan?! Tidak terbesit sama sekali dalam pikiranku bahwa ada hal semacam itu. Aku menunjukkan sesuai apa yang memang aku miliki," ujar Roki.Bam...!Bugh!Boom...!Roki dan Junaidi akhirnya langsung bertarung satu lawan satu.Ketika pakaian yang Junaidi kenakan terlepas semua dari tubuhnya, barulah terlihat dengan jelas kalau bagian kaki, lengan, dan dada milik Junaidi telah diubah menjadi besi baja. Tapi warna dari besi baja itu berbeda dengan milik Roki. Entah milik Roki yang lebih bagus, atau milik Junaidi kah yang lebih bagus? Semuanya akan terjawab setelah pertarungan mereka selesai nanti. Hanya sebatas melihat dari penampilan saja, tidak akan bisa untuk langsung menilai seberapa baik kualitas sesuatu.Sampai sepuluh menit kemudian, Jun
Sorakan gembira dari pasukan sekutu Negara Purple Gold dan Negara Pilastain akhirnya pecah. Suasana menjadi gaduh dan perasaan bahagia tengah menyelimuti mereka semua.Sedangkan sisa dari para prajurit Negara Isralial, Merkea sedang merasakan kecemasan. Mereka merasa takut jika nanti akan di bunuh oleh Martis. Sebab, mereka sadar kalau selama ini tingkah laku mereka tidak layak disebut seperti prilaku manusia. Mereka lebih pantas disebut binatang, karena suka melakukan hal-hal yang tercela.Lalu Martis kembali memberikan arahan kepada teman-temannya untuk segera mengepung pasukan musuh yang tersisa. Akibatnya, semua pasukan musuh langsung menjatuhkan senjata yang mereka miliki untuk menunjukkan tanda bahwa mereka benar-benar sudah menyerah."Aku memiliki sebuah tawaran untuk kalian. Jika kalian ingin hidup dengan baik, kalian harus melakukan sesuatu. Kalian harus mau bekerja di bawah perintah Pemerintahan Negara Pilastain. Jika kalian tidak mau, maka aku sendiri yang akan mengeksekusi
Beberapa hari ini, Martis dan Reka disibukkan dengan latihan bersama. Reka sebenarnya ingin mengajak Martis berlatih tanding. Tapi setelah dipikir-pikir ulang, Reka sadar kalau saat ini kemampuannya bertarung masih jauh berada di bawah Martis. Alhasil, Reka mengurungkannya. Reka berniat jika ia berhasil menguasai teknik beberapa teknik tingkat atas, maka ia akan menguji coba teknik itu dengan cara melawan Martis.Di tengah kesibukannya berlatih, Martis juga sambil berpikir strategi apa lagi yang harus ia persiapkan untuk langkah yang selanjutnya. Mengingat tentang lawan yang kemarin ia hadapi, ia sadar kalau masih banyak lagi orang-orang yang lebih kuat di dunia ini. "Kak Martis, apa yang sedang kau pikirkan? Sepertinya latihanmu tidak terlalu fokus hari ini. Kalau kau mau berbagi, aku siap mendengarkannya, Kok. Siapa tahu saja aku dapat membantumu. Yah..., walaupun hanya sedikit." Ternyata Reka menyadari kalau Martis sedang banyak pikiran."Eh? Benarkah? Iya Reka, aku memang sedang m