Situasinya kini telah berubah karena kedatangan Jendral Oregon. Awalnya Martis berniat menyuruh Roki untuk kembali ke barisan pasukan belakang. Akan tetapi, malah ada Jendral Oregon yang muncul."Jangan membual! Lihatlah, kau saja malah meminta bantuan satu orang lagi, hahaha...! Aku sudah ratusan kali bertemu dengan orang-orang lemah seperti kalian ini, hahahaha! Awalnya mereka juga sama sepertimu." Jendral Koboy menunjuk ke arah Jendral Oregon, lalu menunjuk ke arah Martis."Kali ini kau bertemu orang yang salah. Aku tidaklah sama seperti mereka. Baiklah, aku akan meminta kepada rekan-rekanku agar tidak ada yang mengganggu pertarungan kita, bagaimana? Apakah kau mau berduel denganku?" Martis mencoba mencari kesepakatan berduel demi melindungi Roki dan Jendral Oregon yang saat ini berada di dekatnya."Boleh juga. Ternyata kau adalah pria jantan, hahahaha...! Aku suka gayamu. Kalau begitu ayo, tunggu apa lagi? Serang saja aku. Aku pastikan semua anak buahku yang tersisa tidak akan ada
Jelegar!Satu serangan lagi berhasil Martis daratkan tepat di wajah Jendral Koboy. Tubuh Jendral Koboy terpental beberapa meter tapi ia tetap kembali bangkit seakan-akan tidak pernah menerima serangan apapun."Baiklah, aku akan lebih serius lagi. Kali ini kau akan segera kukirim ke Neraka!" Sambil berteriak, Jendral Koboy maju dan mengincar bagian dada Martis untuk menjadi titik serangannya.Namun saat tangan Jendral Koboy yang sudah sedikit lagi menyentuh dada Martis, tiba-tiba kekuatan gelombang yang membungkus kepalan tangannya itu sirna.'Ada apa ini?' tanya Jendral Koboy heran dalam hatinya.Pukulan Jendral Koboy hanya menjadi pukulan biasa karena kekuatan elemen gelombang miliknya telah dinetralkan oleh teknik Perisai Penetral Elemen milik Martis. Alhasil, Martis menggunakan kesempatan ini."Kena kau!" ucap Martis dengan wajah yang terlihat penuh semangat.Martis menangkap pergelangan tangan Jendral Koboy, kemudian membantingkannya ke lantai kanan dan kiri beberapa kali. Banting
Martis terkejut saat merasakan tubuh Jendral Koboy kembali bergerak, kemudian tubuh Jendral Koboy itu bergetar."Apa yang terjadi? Kenapa tubuhnya kejang-kejang?" Martis memperhatikan tubuh yang tadi ia duduki.Martis mengira bahwa tadi Jendral Koboy hanya tak sadarkan diri saja.Tring!Peringatan! Jauhi tubuh Jendral Koboy karena akan terjadi sebuah ledakan!"Akhirnya Martis mengerti kenapa tubuh itu bergetar.Duar...!Boom!Untung saja Martis sempat melompat menjauh dari tubuh Jendral Koboy."Hampir saja, huft!" Martis menghela nafasnya.Padahal Martis tidak berniat membunuh Jendral Koboy. Justru Martis memiliki pikiran akan mengorek informasi dari Jendral Koboy. Sayangnya, rencana Martis gagal.Tubuh Jendral Koboy yang tadi meledakkan diri benar-benar menjadi abu. Abu-abu itu beterbangan di udara bagaikan salju yang turun dari langit.Karena melihat bahaya sudah menghilang, Jendral Oregon dan Roki mengajak pasukannya untuk mendekati Martis."Martis, bagaimana keadaanmu? Apakah kau
"Tidak usah sok pamer kekuatan kau! Sudah, ayo kita selesaikan pertarungan ini dengan cepat!" Inilah ciri khas Junaidi yang selalu terlihat congkak.Mendengar ucapan dari Junaidi, amarah Roki pun akhirnya meningkat."Siapa yang bilang sok pamer kekuatan?! Tidak terbesit sama sekali dalam pikiranku bahwa ada hal semacam itu. Aku menunjukkan sesuai apa yang memang aku miliki," ujar Roki.Bam...!Bugh!Boom...!Roki dan Junaidi akhirnya langsung bertarung satu lawan satu.Ketika pakaian yang Junaidi kenakan terlepas semua dari tubuhnya, barulah terlihat dengan jelas kalau bagian kaki, lengan, dan dada milik Junaidi telah diubah menjadi besi baja. Tapi warna dari besi baja itu berbeda dengan milik Roki. Entah milik Roki yang lebih bagus, atau milik Junaidi kah yang lebih bagus? Semuanya akan terjawab setelah pertarungan mereka selesai nanti. Hanya sebatas melihat dari penampilan saja, tidak akan bisa untuk langsung menilai seberapa baik kualitas sesuatu.Sampai sepuluh menit kemudian, Jun
Sorakan gembira dari pasukan sekutu Negara Purple Gold dan Negara Pilastain akhirnya pecah. Suasana menjadi gaduh dan perasaan bahagia tengah menyelimuti mereka semua.Sedangkan sisa dari para prajurit Negara Isralial, Merkea sedang merasakan kecemasan. Mereka merasa takut jika nanti akan di bunuh oleh Martis. Sebab, mereka sadar kalau selama ini tingkah laku mereka tidak layak disebut seperti prilaku manusia. Mereka lebih pantas disebut binatang, karena suka melakukan hal-hal yang tercela.Lalu Martis kembali memberikan arahan kepada teman-temannya untuk segera mengepung pasukan musuh yang tersisa. Akibatnya, semua pasukan musuh langsung menjatuhkan senjata yang mereka miliki untuk menunjukkan tanda bahwa mereka benar-benar sudah menyerah."Aku memiliki sebuah tawaran untuk kalian. Jika kalian ingin hidup dengan baik, kalian harus melakukan sesuatu. Kalian harus mau bekerja di bawah perintah Pemerintahan Negara Pilastain. Jika kalian tidak mau, maka aku sendiri yang akan mengeksekusi
Beberapa hari ini, Martis dan Reka disibukkan dengan latihan bersama. Reka sebenarnya ingin mengajak Martis berlatih tanding. Tapi setelah dipikir-pikir ulang, Reka sadar kalau saat ini kemampuannya bertarung masih jauh berada di bawah Martis. Alhasil, Reka mengurungkannya. Reka berniat jika ia berhasil menguasai teknik beberapa teknik tingkat atas, maka ia akan menguji coba teknik itu dengan cara melawan Martis.Di tengah kesibukannya berlatih, Martis juga sambil berpikir strategi apa lagi yang harus ia persiapkan untuk langkah yang selanjutnya. Mengingat tentang lawan yang kemarin ia hadapi, ia sadar kalau masih banyak lagi orang-orang yang lebih kuat di dunia ini. "Kak Martis, apa yang sedang kau pikirkan? Sepertinya latihanmu tidak terlalu fokus hari ini. Kalau kau mau berbagi, aku siap mendengarkannya, Kok. Siapa tahu saja aku dapat membantumu. Yah..., walaupun hanya sedikit." Ternyata Reka menyadari kalau Martis sedang banyak pikiran."Eh? Benarkah? Iya Reka, aku memang sedang m
Martis membuka pesan yang dikirim oleh Mia. Pesan tersebut hanya berisikan sebuah lokasi tanpa ada tulisan apapun. Hal ini membuat Martis merasa cemas. Martis sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan Mia."Ada apa, Martis? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Jendral Oregon."Jendral, aku tidak tahu pasti apa yang tengah terjadi saat ini pada Mia. Lihatlah, Mia mengirimkan sebuah lokasi. Apa maksudnya ini? Dan kalau dilihat dari caranya mengirimkan pesan, ia seperti terburu-buru." Martis sempat memperlihatkan layar ponselnya kepada Jendral Oregon."Martis, sebaiknya kau segera memastikan apa yang terjadi pada Mia. Bagaimana bila ia terluka?" Mendengar pertanyaan dari Jendral Oregon ini, justru menambah rasa cemas yang Martis rasakan."Tapi bagaimana dengan yang di sini jika aku pergi?" tanya Martis yang merasa bimbang."Tenang saja, serahkan semua yang ada di sini kepadaku. Sementara kau pergi, biar aku yang melanjutkan jalannya strategi yang telah kita atur." Jendral Oregon sangat menger
Dinding ruangan yang berada di arah barat tiba-tiba saja jebol. Nampaknya ada suatu benda berat yang menabrak dinding itu hingga jebol. Tidak, itu bukan suatu benda, melainkan kekuatan elemen batu tingkat tinggi."Lepaskan Mia sekarang juga!" Martis yang muncul dari lubang dinding terlihat berdiri tegap dan gagah berani."Ma-martis?" Mia tak menyangka kalau Martis akan datang menyelamatkannya secepat ini. Ternyata pesan yang ia kirim berhasil sampai kepada Martis."Mia? Apa kau baik-baik saja? Apa yang telah mereka lakukan terhadapmu? Jika mereka berani melecehkanmu, aku akan membunuh mereka sekarang juga!" Kali ini amarah Martis tak terbendung.Apakah bagi Martis, Mia adalah batas yang tidak boleh di sentuh? Sudah pasti, karena Mia adalah cinta pertama Martis. Martis tidak akan segan untuk membunuh orang yang berani menyakitinya."Martis, aku baik-baik saja. Mereka sedikitpun tidak menyentuhku. Martis, berhati-hatilah! Mereka itu sangat licik!" Mia sebisa mungkin memberikan informasi