Dinding ruangan yang berada di arah barat tiba-tiba saja jebol. Nampaknya ada suatu benda berat yang menabrak dinding itu hingga jebol. Tidak, itu bukan suatu benda, melainkan kekuatan elemen batu tingkat tinggi."Lepaskan Mia sekarang juga!" Martis yang muncul dari lubang dinding terlihat berdiri tegap dan gagah berani."Ma-martis?" Mia tak menyangka kalau Martis akan datang menyelamatkannya secepat ini. Ternyata pesan yang ia kirim berhasil sampai kepada Martis."Mia? Apa kau baik-baik saja? Apa yang telah mereka lakukan terhadapmu? Jika mereka berani melecehkanmu, aku akan membunuh mereka sekarang juga!" Kali ini amarah Martis tak terbendung.Apakah bagi Martis, Mia adalah batas yang tidak boleh di sentuh? Sudah pasti, karena Mia adalah cinta pertama Martis. Martis tidak akan segan untuk membunuh orang yang berani menyakitinya."Martis, aku baik-baik saja. Mereka sedikitpun tidak menyentuhku. Martis, berhati-hatilah! Mereka itu sangat licik!" Mia sebisa mungkin memberikan informasi
Bam...!Setelah teknik booster diaktifkan, dengan cepat Martis langsung maju dan berniat untuk menghantam dada Jendral Jacob."Apa?!" Kedua mata Jendral Jacob terbelalak saat merasakan pukulan Martis.Tubuh Jendral Jacob mundur beberapa langkah saat menahan serangan dari Martis. Dan ia pun merasa tambah kesal. Pikirnya, Martis tadi sudah menggunakan kekuatan penuhnya. Namun ternyata Martis masih menyimpan kekuatannya."Jangan senang dulu! Cih!" Jendral Jacob maju dan menyerang Martis balik.Brak, brak, brak!Namun kali ini Jendral Jacob kembali dibuat terkejut.Bukan hanya kuat, namun kecepatan yang Martis miliki saat ini dapat mengimbangi kecepatan Jendral Jacob."Ada apa? Hem?" Gantian Martis yang kini menyeringai."Sial! Ternyata kau menyembunyikan kekuatanmu! Tapi lihat saja, kau pikir kau dapat mengalahkanku? Hahaha...! Jangan bercanda!" Nampaknya Jendral Jacob masih berlagak sombong di hadapan Martis.Lalu mereka berdua kembali saling mengadu kekuatan. Gedung tempat mereka berad
'Kemampuan Khusus? Kemampuan macam apalagi itu?' dalam hati, Martis masih terus menganalisa musuh yang ia hadapi.Boom..., boom..., boom...!Ledakan demi ledakan terdengar di setiap serangan mereka yang terus saling beradu."Cepat sekali! Ayah, lihatlah Kak Martis! Sepertinya aku memang belum pantas untuk mengajaknya bertarung. Level kekuatan antara kami terlihat jelas sekarang, bukan? Benarkan, Ayah?" ujar Reka."Kau benar, Reka. Sepertinya Ayah juga harus lebih giat lagi berlatih agar tidak tertinggal terlalu jauh dari Martis. Tapi Reka, Ayah yakin kau juga bisa sekuat Martis. Maka dari itu, kau harus lebih giat lagi dan tingkatkan pola latihanmu." Roki masih memperhatikan jalannya pertarungan Martis dan ia juga memberi nasihat kepada putri semata wayangnya, Vivi."Iya, Ayah. Aku berjanji pada Ayah bahwa aku akan lebih giat lagi dalam berlatih. Akan tetapi, aku memang harus mencari lawan yang bisa jadi ukuran atas kekuatanku, Ayah." Reka menerima nasihat ayahnya dengan baik."Kalau
'Hah? Apakah sistem bisa melakukan hal seperti itu? Kalau memang bisa, ya lakukan saja. Bukankah ini adalah cara yang curang?' Martis bingung harus berekspresi seperti apa. Tapi yang jelas, ia merasa senang kalau ternyata sistem memiliki sebuah kemampuan untuk menyalin teknik yang lawan miliki.Tring!"Ada beberapa syarat yang harus dilakukan untuk menyalin kemampuan lawan agar sama persis."Martis membaca beberapa penjelasan yang muncul di depan layar sistem miliknya. Ternyata syarat yang pertama Martis harus menerima semua jenis serangan dari musuhnya. Dan syarat yang kedua Martis harus mengingat setidaknya dua gerakan dari musuhnya ketika menyerang. Dan syarat yang ketiga, saldo yang dimiliki pada sistem harus mencukupi untuk membelinya. Ternyata kemampuan menyalin teknik ini harganya sangat mahal dan hanya dapat digunakan beberapa kali saja.'Untuk menerima serangan dari musuh, itu artinya aku harus kalah,' gumam Martis.Lalu tanpa ragu Martis mengikuti arahan dari sistem untuk se
Saat Reka akan berlari mendekati Martis, tangannya diraih oleh ayahnya. Reka berusaha untuk melepaskan genggaman tangan ayahnya itu namun sia-sia. Roki benar-benar mengarahkan seluruh tenaganya menahan Reka agar tidak mendekati ke tempat Martis berada."Reka tunggu! Dengarkan Ayah. Chip sensor yang Ayah tanamkan di bagian tangan merasakan sesuatu."Akhirnya Reka berhenti memberontak dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh ayahnya.Sedangkan Martis yang ada di kejauhan pergerakannya terlihat seperti orang yang kelelahan. Rupanya setelah serbuk racun halusinasi yang digunakan oleh Jendral Jacob mengenai Martis, jendral Jacob sempat memberikan beberapa kali serangan telak pada Martis.Dert..., dert..., dert...!Kemudian tubuh Jendral Jacob bergetar."Sial! Kenapa harus sekarang! Argh...!" Tubuh Jendral Jacob memancarkan cahaya beberapa detik kemudian terjadi sesuatu."Cih! Kau payah!""Hey! Jangan salahkan aku!"Tubuh Jendral Jacob terbelah menjadi dua. Ternyata Jendral Jacob yang tadi
Hari ini, Martis hanya bisa berbaring di atas tempat tidur sambil mendengarkan cerita tentang kejadian kemarin dari Reka dan Mia. Martis akhirnya mengerti kenapa dirinya bisa sampai berbaring di ruang perawatan ini. Mendengar cerita dari Mia dan Reka, Martis menyimpulkan bahwa musuhnya kemarin melarikan diri. Dan ternyata, kabar tentang markas Jendral Jacob yang berhasil direbut oleh Martis mulai tersebar di telinga para petinggi di Negara Isralial. Alhasil, pemimpin tertinggi negara Isralial itu segera memberikan perintah untuk memperkuat pertahanan militer di seluruh markas militernya. Pemimpin negara Isralial itu juga menekankan kepada para Jendralnya untuk selalu berwaspada. Lalu ia juga memberikan sayembara, bilamana ada yang berhasil mengalahkan Martis hidup ataupun mati akan diberikan hadiah spesial. Hadiah itu berupa wilayah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Bukan hanya sumber daya alamnya saja, sumber daya manusia di wilayah itu juga terkenal sangat baik. Banyak
Martis melihat ada satu kasus yang sangat menyentuh hatinya. Kasus itu adalah tentang perjuangan seorang kepala keluarga yang ditembak mati di rumahnya sendiri. Padahal kepala keluarga itu tidak bersalah. Dia hanya di fitnah.Martis masih terus membaca informasi yang ia dapatkan tentang Negara Isralial. Semakin banyak informasi yang Martis dapatkan, Martis semakin geram melihat informasi yang sembilan puluh persen adalah catatan kejahatan yang telah dilakukan oleh Negara Isralial kepada warga Negara Pilastain.Martis membandingkan kehidupan di negaranya dengan negara yang saat ini ia kunjungi. Ternyata sangat jauh berbeda. Martis merasa sangat bersyukur karena telah dilahirkan di negara Purple Gold. Karena di negara Purple Gold rakyatnya benar-benar merdeka. Pemerintah tidak banyak yang korupsi. Ditambah lagi, pembayaran pajak yang terbilang sangat ringan. Tapi tetap saja, yang namanya suatu negara pasti memiliki masalah internal. Kekacauan di dalam negara sendirilah yang membuat negar
Misi spesial apa yang dimaksud oleh sistem Martis pun belum mengerti dengan jelas. Tapi martis merasakan firasat baik untuk misi yang kali ini. Maka ia langsung menyetujui permintaan konfirmasi dari sistem. Martis terperangah ketika melihat item hadiah yang akan ia dapatkan jika berhasil menyelesaikan misi ini. 'Hah? Sebesar itukah hadiahnya?' gumam Martis.Melihat nominal yang sangat besar, Martis jadi tambah bersemangat untuk menyelesaikan misi sepesial ini. Akan tetapi tentu saja misi yang kali ini pasti sangat berbahaya. Martis lalu mencari teknik yang benar-benar kuat. Sementara ini, teknik yang martis miliki hanya ada beberapa saja. Namun walaupun sedikit, Martis mampu mengembangkan teknik itu kemudian menjadi teknik yang sempurna.Teknik Golem contohnya. Martis mampu mengembangkan teknik Golem sampai tingkat maksimal, yaitu tingkat tiga. Dan sama dengan teknik Booster, teknik Booster milik Martis juga saat ini telah berada di level maksimal atau terakhir. Karena hal itulah Mar
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon