Reka dan ayahnya tengah bersiap untuk melakukan latih tanding.Tring!"Tugas dadakan. Menangkan latih tanding melawan Ayah, dan dapatkan hadiahnya." Satu pemberitahuan akhirnya muncul di layar utama sistem milik Reka.'Yes! Aku mendapatkan satu tugas lagi dari sistem. Lihat saja, aku akan memenangkan pertarungan latih tanding melawan Ayah ini.' Karena melihat adanya pemberitahuan dari sistem, semangat Reka semakin meningkat. Sudah beberapa hari ini Reka tidak mendapat tugas dari sistem, sehingga ia merasa sedikit bosan. Kalau kemarin-kemarin, tugas yang Reka selesaikan hanyalah tugas latihan biasa saja. Hadiahnya juga tidak terlalu menarik. Kebanyakan hadiahnya hanyalah berupa saldo uang di kartu uang yang diberikan oleh sistem."Apakah kalian berdua sudah siap?" Jendral Tigreal bertanya kepada Reka dan ayahnya dengan berpose seperti seorang wasit profesional yang memimpin jalannya pertandingan."Siap!" jawab Reka dan ayahnya serempak."Mulai!" Setalah berteriak Jendral Tigreal langsu
Entah kenapa, Jendral Tigreal terlihat sangat panik. Dan ditambah lagi, Roki juga tidak menyahuti panggilannya. Jendral Tigreal sempat ingin menghentikan pertarungan ini, tapi ia masih ragu-ragu.Sedangkan Reka, ia sedang menunggu dan tetap berwaspada. Reka sama sekali tidak khawatir dengan keadaan ayahnya yang baru saja berhasil terkena satu serangan teknik sinar laser miliknya. Padahal, orang sekelas Jendral Tigreal saja sampai terlihat panik. Jendral Tigreal tahu sekali seberapa kuatnya serangan yang Reka perlihatkan ini, meskipun ini baru pertama kali ia melihatnya. Tapi, dari suara dengungan yang tadi saja Jendral Tigreal sudah bisa mengukur tingkat kekuatan daya serangan sinar laser yang Reka gunakan tadi. Bahkan tubuh Jendral Tigreal sempat bergidik ngeri tadi.Karena mendengar adanya suara ledakan yang sangat keras, Martis akhirnya penasaran. Setelah itu Martis bertanya kepada beberapa anak buahnya tentang suara ledakan yang baru saja ia dengar itu. Namun jawaban mereka rata-r
Reka dan ayahnya kembali mengambil posisi berkuda-kuda. Dan tanpa disangka, keadaan di sekitar sana menjadi sangat ramai. Banyak anggota Herupa yang datang untuk menonton pertarungan latih tanding antara Reka dan ayahnya. Mereka jugamerasa penasaran. Siapakah yang akan menang? Begitulah yang ada di benak semua orang."Ayo Reka, majulah Nak. Buktikan kalau kau memang Anakku." Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, Roki akhirnya maju untuk menyerang anaknya seraya mengucapkan sesuatu."Baiklah Ayah, kita tentukan siapa yang akan menjadi pemenangnya." Semangat Reka juga tak kalah besar dari ayahnya. Reka dengan senang hati menunggu ayahnya yang sedang melesat ke arahnya guna menyerangnya.Bugh!Bugh!Bugh!Boom!Bam, bam, bam...!Boom, boom, boom!Jediar...!Kali ini, semua orang yang ada di sekitar sana langsung mundur, sebab ada ledakan yang menghasilkan tekanan energi yang cukup kuat ketika Reka dan ayahnya saling beradu pukulan.Roki tidak menyangka, kalau saat ini Reka dapat mengi
Roki kembali maju dan berniat mengecoh anaknya guna mencari selah untuk menyerangnya.Sat..., set, set!Pergerakan Roki sangat sulit dilihat oleh mata orang-orang biasa.'Paman Roki cepat sekali.' Bahkan Martis pun kagum melihat kecepatan yang dimiliki pamannya itu.Reka masih memperhatikan pergerakan ayahnya dengan santai. Bagi Reka, pergerakan ayahnya yang seperti ini masih terbilang lambat."Percuma, Ayah." Ketika melihat posisi ayahnya ada selah, Reka langsung mengambil kesempatan itu.Nging...!Suara dengungan kembali terdengar memekikkan telinga.Jediar...!Boom!Kali ini hanya dalam jangka waktu sepersekian detik saja, satu tembakan sinar laser berhasil Reka tembakkan ke arah ayahnya. Nampaknya Reka mulai ada kemajuan menggunakan teknik sinar laser miliknya ini. Sebelumnya ketika ia menyiapkan sinar laser itu, ada jeda sampai tiga detik. Dan untuk yang kali ini hanya sepersekian detik saja. Wow!"Argh...!" Terdengar suara teriakan dari Roki. Reka berhasil menembakkan sinar lase
Ketika mendengar Jendral Tigreal mengatakan tentang kakeknya, hati Martis langsung terasa bergetar. Karena selama ini Martis memang sangat ingin mengetahui dari mana asal-usul keluarganya.Dan hari ini, beberapa kalimat yang keluar dari mulut Jendral Tigreal berhasil membuat rasa penasaran yang selama ini ada di benak Martis semakin bertambah."Jendral, bisakah kau beritahu aku sesuatu? Apakah kau mau memberitahu aku tentang Kakekku?" Ketika bertanya, Martis terlihat sangat antusias."Hahahaha...! Nampaknya kau memang benar-benar tidak pernah diberitahu tentang dia ya? Benar, tidak?" Jendral Tigreal malah tertawa, seakan-akan menggoda Martis."Itu benar, Jendral. Sedari aku kecil, aku tidak pernah tahu bagaimana bentuk rupa wajah Kakek dan Nenekku. Jadi, apakah Jendral mengenal Kakek dan Nenekku? Aku mohon, ceritakanlah kepadaku tentang mereka. Jujur saja, sudah sejak lama aku merasa sangat penasaran dengan keluargaku." Dengan jujur Martis mengutarakan pikiran yang mengganjal di dalam
Layla mengeluarkan sesuatu dari dalam tas miliknya. Terlihat ada sebuah kotak kecil yang ternyata berisikan makanan. Ternyata makanan itu adalah semur ayam kesukaan Reka. Layla bisa tahu kalau Reka menyukai semur ayam karena sempat beberapa kali mengobrol guna saling mengakrabkan diri."Wah...! Ini adalah semur ayam favoritku! Kak Layla, sepertinya kau saja yang aku pilih menjadi Kaka Iparku." Sangking senangnya, Reka langsung meraih kotak kecil yang dibawa oleh Layla itu. Dan tanpa sadar, ucapan Reka membuat wajah Layla langsung merah merona dan tersipu malu."Re-reka, apa yang kau katakan? Kau ini, bisa saja." Dengan wajah yang sangat jelas terlihat berwarna merah merona, Layla memegangi ujung bajunya dan rasa gugup juga langsung menghampirinya."Ehem, ehem!" Namun Martis langsung berdeham.Ketika mendengar Reka mengatakan tentang kakak ipar, tentu saja Selena yang ada di sana langsung merasa cemburu. Selena langsung merubah posisi duduknya dan mendekati Martis."Martis, apakah sete
Sepertinya Martis merasakan bahwa ada sesuatu makhluk di dasar sungai. Melihat dari ekspresi dari wajah Martis, sangat jelas kalau hal ini sangat serius. Reka pun menunggu apa yang akan Martis katakan selanjutnya.Martis berjalan ke tepi sungai untuk memastikannya. Kalau dilihat dari teknik Sensorik miliknya tadi, ukuran makhluk itu sangatlah besar. Hal itulah yang membuat Martis menjadi waspada."Mungkin aku coba saja, siapa tahu berhasil." Rencana Martis adalah menarik keluar mahkluk yang ada di dasar sungai itu dengan cara menyemburkan kekuatan elemen apinya.Bur...!Kekuatan elemen api langsung menyebar ke dalam air.Ternyata Martis benar-benar berniat untuk menaikkan suhu air di sungai itu sampai mendidih, guna membuat mahluk besar yang terdeteksi oleh teknik sensor miliknya tadi agar mau keluar ke permukaan.Tring!"Tugas bonus, kalahkan makhluk Yanga ada di dalam dasar sungai, dan dapatkan hadiahnya." Ternyata sistem kembali memberikan satu tugas pada Martis.Tring!"Tugas tamb
Martis menendang beberapa kali kepala ular putih besar itu guna memastikan lagi, apakah ular putih besar ini benar-benar sudah mati atau belum.Brak!Ternyata ular putih besar ini belum mati. Ular putih besar tiba-tiba bergerak dan langsung mengibaskan ekornya guna menghempaskan tubuh Martis yang posisinya Menag sangatlah dekat.Bam!Sepertinya hempasan dari ekor ular putih besar ini memang sangatlah kuat. Itu terbukti dari suara yang dihasilkan ketika menghantam tubuh Martis. Tubuh Martis akhirnya meluncur seperti anak panah yang dilesatkan dari busurnya.Siuw...!"Argh! Sial!" Karena memang tidak seberapa siap, serangan dadakan itu berhasil membuat tubuh Martis terpental puluhan meter.Bam!Kemudian tubuh Martis berhenti setelah menabrak beberapa batang pohon besar. Dan beberapa batang pohon yang ukurannya cukup besar itu langsung roboh karena tidak sanggup menahan tubuh Martis yang terpental dengan sangat kuat ini.Krak, krak, krak!Beberapa detik kemudian pohon besar yang lainnya