Sepertinya Martis merasakan bahwa ada sesuatu makhluk di dasar sungai. Melihat dari ekspresi dari wajah Martis, sangat jelas kalau hal ini sangat serius. Reka pun menunggu apa yang akan Martis katakan selanjutnya.Martis berjalan ke tepi sungai untuk memastikannya. Kalau dilihat dari teknik Sensorik miliknya tadi, ukuran makhluk itu sangatlah besar. Hal itulah yang membuat Martis menjadi waspada."Mungkin aku coba saja, siapa tahu berhasil." Rencana Martis adalah menarik keluar mahkluk yang ada di dasar sungai itu dengan cara menyemburkan kekuatan elemen apinya.Bur...!Kekuatan elemen api langsung menyebar ke dalam air.Ternyata Martis benar-benar berniat untuk menaikkan suhu air di sungai itu sampai mendidih, guna membuat mahluk besar yang terdeteksi oleh teknik sensor miliknya tadi agar mau keluar ke permukaan.Tring!"Tugas bonus, kalahkan makhluk Yanga ada di dalam dasar sungai, dan dapatkan hadiahnya." Ternyata sistem kembali memberikan satu tugas pada Martis.Tring!"Tugas tamb
Martis menendang beberapa kali kepala ular putih besar itu guna memastikan lagi, apakah ular putih besar ini benar-benar sudah mati atau belum.Brak!Ternyata ular putih besar ini belum mati. Ular putih besar tiba-tiba bergerak dan langsung mengibaskan ekornya guna menghempaskan tubuh Martis yang posisinya Menag sangatlah dekat.Bam!Sepertinya hempasan dari ekor ular putih besar ini memang sangatlah kuat. Itu terbukti dari suara yang dihasilkan ketika menghantam tubuh Martis. Tubuh Martis akhirnya meluncur seperti anak panah yang dilesatkan dari busurnya.Siuw...!"Argh! Sial!" Karena memang tidak seberapa siap, serangan dadakan itu berhasil membuat tubuh Martis terpental puluhan meter.Bam!Kemudian tubuh Martis berhenti setelah menabrak beberapa batang pohon besar. Dan beberapa batang pohon yang ukurannya cukup besar itu langsung roboh karena tidak sanggup menahan tubuh Martis yang terpental dengan sangat kuat ini.Krak, krak, krak!Beberapa detik kemudian pohon besar yang lainnya
Sepertinya energi dan stamina milik Reka sudah cukup pulih. Yah..., walaupun belum sepenuhnya tapi nampaknya Reka merasa sudah cukup untuk kembali menyerang ular putih besar menggunakan teknik sinar lasernya.Nging...!Kembali terdengar suara dengungan.Slash...!Boom!Sepersekian detik kemudian sinar laser milik Reka berhasil menembus badan ular putih besar."Huh, huh, huh." Nafas Reka kembali tersengal setelah melepaskan satu tembakan sinar laser miliknya.Ular putih besar itu pun menggeliat karena merasa kesakitan. Tubuh pada bagian pangkal ekor ular putih besar itu terlihat dengan jelas dan nampak ada bekas luka yang berbentuk bulat, dan luka itu juga tembus.Sinar laser milik Reka memang sangatlah luar biasa. Padahal sisik yang dimiliki ular putih besar ini sangatlah keras. Akan tetapi Reka mampu melukainya hanya dengan satu serangan saja. Namun Reka langsung merasakan efek samping setelah melakukan serangan tadi.Martis berterima kasih kepada Reka yang telah membantunya menahan
Martis sempat menyuruh Reka untuk diam beberapa menit. Dan beberapa menit kemudian Reka masih belum mengerti juga, kenapa Martis menyuruhnya diam?"Tunggu saja sebentar lagi," bisik Martis.Reka hanya menganggukkan kepalanya menjawab bisikan dari Martis.Krak!Kali ini terdengar seperti ada suara ranting kayu yang patah karena terinjak.Reka baru sadar apa yang Martis maksudkan setelah mendengar suara ranting kayu yang diinjak itu. Namun tetap tidak ada pergerakan juga. Alhasil, Reka jadi merasa penasaran."Eh? Siapa yang tadi itu ya Kak? Coba aku lihat saja." Dengan sangat percaya dirinya Reka berjalan menuju sumber suara ranting kayu yang terinjak tadi.Martis ingin menahan Reka tapi ia telat. Reka sudah berlari kecil ke arah semak-semak yang ada di dekatnya."Huft, dia sangat ceroboh." Melihat sikap Reka ini, Martis hanya mempu menghela nafasnya."Siapa di sana? Halo...?" Di dalam benak Reka, ia membayangkan kalau di balik semak ini adalah kelinci. Entah apa yang dipikirkan Reka, b
Martis tadinya ingin kembali memastikan apakah harimau besar yang berhasil ia pukul tadi sudah mati atau belum. Namun ia mengurungkannya. Sebab Martis berpikir kalau saja harimau itu masih hidup, pasti akan kembali menyerang mereka berdua. Dan nyatanya harimau besar itu masih tetap terlihat dari kejauhan sudah terkapar dan tidak lagi bergerak sedikitpun.Niat Martis awalnya datang ke daerah puncak pegunungan ini ingin melatih kekuatan Reka. Tapi ternyata, malah terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya Martis malah merasa senang, dengan adanya musuh yang tak diduga seperti ini juga bisa dikatakan termasuk latihan bagi Reka. Buktinya saja, tadi Reka dapat bekerja sama bersama Martis dengan baik untuk mengalahkan ular dan harimau buas itu.Martis kembali mengaktifkan teknik Sensorik miliknya guna memastikan keadaan bahwa benar-benar sudah aman.'Sepertinya sudah aman.' Martis mengedarkan pandangannya tapi tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan seperti tadi."Bagaimana Kak? Apakah
Martis merasa tidak tega saat melihat adik sepupunya ini yang bernafas dengan terengah-engah. Martis juga merasa sangat kagum melihat semangat dan kerja keras Reka untuk berlatih agar menjadi lebih kuat."Huh, huh, huh..., Kak Martis, aku memang masih ingin meneruskan latihan ini. Tapi maafkan aku Kak, sepertinya batas kekuatan fisikku hanya sebatas ini saja. Huh, huh, huh." Kedua tangan Reka akhirnya menyentuh lutut. Dan nafas Reka pun sudah terdengar sangat berat."Reka, jangan terlalu memaksakan diri. Kalau begitu ayo kita beristirahat sejenak. Dan lagi, jangan kau samakan kemampuan fisikmu dengan kemampuan fisik yang aku miliki. Sudah, ayo kita beristirahat. Lagi pula langit sudah gelap." Melihat Reka yang kelelahan seperti ini, Martis mendekati Reka dan memapahnya menuju tenda yang sudah mereka siapkan siang tadi. Dan benar saja, kalau tidak di papah oleh Martis, Reka benar-benar tidak sanggup lagi untuk melangkahkan kedua kakinya. Saat berjalan pun Martis melihat kalau kedua kak
Lagi-lagi ada pemberitahuan dari sistem milik Martis yang memberi peringatan bahwa adanya pengintai. Padahal ketika tadi Martis mengaktifkan teknik Sensorik miliknya, ia tidak mendeteksi adanya keberadaan atau sesuatu yang mencurigakan. Namun saat ini, tiba-tiba ada yang mengintainya. Alhasil Martis jadi merasa penasaran.'Aktifkan teknik Sensorik.' Martis kembali mengaktifkan teknik Sensorik miliknya guna mastikan posisi pengintai itu.Namun ketika Martis mengedarkan indera sensornya, ia tidak juga berhasil menangkap keberadaan pengintai yang dimaksud oleh sistem tadi. Kedua alis Martis langsung terangkat. Baru kali ini ia kedatangan pengintai yang memiliki kemampuan tingkat tinggi seperti ini. Padahal biasanya, bahkan lalat pun mampu ia deteksi dengan cara menggunakan teknik Sensorik miliknya. Namun tidak untuk kali ini.'Eh? Sebenarnya siapa yang mengintaiku? Kenapa aku tidak dapat mendeteksi keberadaanya?' Martis masih terus mencoba mendeteksi keberadaan pengintai itu.Namun setel
'Aktifkan teknik Pengungkap Tabir.' Teknik epic yang baru saja berhasil Martis dapatkan langsung ia gunakan.Tring!"Teknik Pengungkap Tabir berhasil diaktifkan." Tanpa menunggu lama, sistem juga langsung merespon perintah Martis.Ketika teknik baru ini aktif, tiba-tiba saja kedua bola mata Martis berubah warna menjadi berwarna merah. Dan pandangan Martis seketika langsung berubah. Pepohonan dan bebatuan yang ada di hadapannya nampak terlihat tembus pandang. Bahkan Martis sempat mencoba untuk melihat ke dalam tanah. Hal yang sungguh luar biasa bagi Martis ketika melihat cacing dan serangga-serangga kecil yang ada di dalam tanah pun terlihat dengan jelas.'Luar biasa! Tidak sia-sia aku mengeluarkan biaya tiga puluh miliar untuk membeli teknik ini. Penglihatan ini sungguh menakjubkan!' Rasa kagum Martis terhadap teknik baru tak terhindari.Karena sangking asiknya memperhatikan banyak hal yang ada di sekitar sana, Martis sempat lupa kalau dirinya sedang mencari keberadaan pengintai.'Ast
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon