Ada gak yang sudah baca sampai bab ini. Kalau Ada tolong tekan jempol di bawah supaya aku semangat menamatkan ceritanya. Gak nyangka Gem-nya udah 74, aku senang banget! Jangan lupa tekan jempolnya kalau memang kalian sudah sama sini. Terima Kasih.
Shegan lekas-lekas ke sisi Alex yang datang seorang diri dengan mengendarai mobil. Setelah sampai dia menjelaskan, "Tidak sesuai rencana, tapi mereka masih bersedia berdiskusi."Alex mengitari pemandangan sekitar terlebih dahulu. Saat remaja dia sering beristirahat di villa seusai latihan beladiri di tempat ini. Terlalu lama berkutat dengan urusan klan membuat ia tidak memiliki waktu untuk datang ke tempat setenang sekarang. "Sejak awal apa yang kita rencanakan memang terkesan konyol. Mereka bukan anak-anak TK yang bisa dibodohi," jawab Alex masih dengan aktivitasnya memandangi sekitar. "Yah benar. Rencana Tuan dibuat secara terburu-buru. Tapi tidak masalah, intinya kita tetap berhasil karena mereka setidaknya akan mendengarkan."Mata Alex akhirnya berhenti menjelajah sekitaran. Saat itu Gilbert dan Aaron menuju dirinya. "Apa yang diharapkan tuan besar Kairi pada kami hingga repot-repot memancing kami ke sini?" tanya Gilbert, dia tidak merasakan sedikitpun kewaspadaan pada pihak Al
Alex kagum dengan luas wilayah penciptaan domain Gilbert. Dalam radius 5 kilometer mereka terjaga dari pengaruh luar. Dan apapun yang terjadi di dalam seperti bunyi, kilatan cahaya, serta dampak pertarungan tidak akan mempengaruhi dunia luar. Mereka seperti sedang berada di dunia isolasi. Memungkinkan pengujian kekuatan bisa berjalan lancar tanpa gangguan dari orang-orang luar yang tidak diharapkan. "Sebelumnya aku ingin mengajakmu ke gurun untuk bertarung agar keributan kita tidak mengundang khayalak umum. Tapi karena kemampuanmu kita tidak perlu berpindah tempat.""Aku tidak ingin membuang waktu.""Tapi ini memerlukan energi besar. Apa kamu tidak berpikir untuk tidak membebani dirimu memasang penghalang domain begini?""Aku kuat."Dua kata itu menyadarkan Alex betapa percaya dirinya pemuda di depannya. Sedikitpun rasa terintimidasi tidak tampak di wajah Gilbert. Posisi Alex sebagai orang ketiga terhebat di dunia tidak cukup kuat menganggu ketenangan pemuda itu sedikitpun. "Kau san
"Hah ... Aku akan lebih serius." Shegan mulai melukis pola dengan ujung pedangnya. Itu bukan pedang yang biasa dilihat di mana saja. Bentuknya ramping dan ujungnya runcing. Tidak ada ketajaman pada sisi-sisi pedang tersebut. Dibanding dengan pedang, senjata milik Shegan lebih mirip seperti jarum besar. Selesai membuat pola di udara Shegan memperagakan gerakan siap menusuk. Pergerakannya meninggalkan benang cahaya horizontal sepanjang lintasan serangan.Menyikapi serangan yang datang, kewaspadaan Aaron yang terjaga memicu refleksi spontan untuk menghindar. Tetapi serangan Shegan terlalu cepat. Pemikiran Aaron menjadi tidak berarti dalam waktu sesingkat itu. Meski sempat membungkus dirinya dengan kobaran api biru. Aaron dibuat terpental saat serangan Shegan menepisnya."Api merah tidak begitu berguna melawannya. Tapi api biru juga banyak memakan energiku. Aku tidak boleh berlarut-larut dalam pertarungan," gumam Aaron merasakan dampak negatif dari api biru yang jarang ia gunakan. Dia k
Meski ingin mengakhirinya dengan cepat, Aaron akan mencoba melakukan pertarungan jarak dekat terlebih dahulu. Sayap api birunya kembali mengepak. Dalam pergerakan Aaron mendekat ribuan pedang cahaya bermunculan di langit. Dengan sedikit ayunan Shegan, mereka semua menyerbu ke arah lelaki yang sedang terbang itu. Interval waktu satu detik saja tidak Aaron dapatkan. Pedang cahaya yang melesat menyibukkannya untuk bertahan. Merasa telah berhasil memojokkan Aaron pada satu tempat, Shegan cepat membuat pola-pola cahaya untuk mengepung Aaron dari semua sudut. Aaron cepat menarik napas dan lava biru menyeruak dari mulutnya membentuk dua naga cukup besar. Mereka melilit tanpa membiarkan kepungan pola bintang yang menembakkan laser cahaya sampai kepada Aaron. Sekali lagi Aaron berhasil selamat padahal serangan Shegan mutlak menguncinya sedemikian rupa. Jika itu ahli beladiri lain, mustahil baginya untuk tetap bertahan menghadapi serangan mutlak tersebut. Gertakan gigi Shegan terdengar berd
Tanya akan mudah dilacak seperti yang dikatakan Kalista jika bertransaksi menggunakan kartu. Bagaimanapun, sekarang mereka buronan yang memang telah membunuh Adira. Kesulitan dalam membalas dendam bertambah berkali-kali lipat jika keberadaan mereka di kota Bagu diketahui klan Finley. Penggunaan kartu dalam pembayaran harus dihindari. "Pergilah kalau kalian tidak memiliki uang!" Tahu akan ekspresi Tanya yang berpikir keras. Pria tubuh gempal tidak mau repot-repot mengurusi orang yang tidak bisa membayar. "Bagaimana kalau kami menukarkan dengan hasil buruan?" tawar Tanya. "Setidaknya kalian harus membawa 30 monster. Kalau sebanyak itu aku akan dengan senang hati berbisnis," jawab pria bertubuh gempal.Setiap ekor monster yang berhasil dibersihkan akan dihargai sejumlah uang. Di samping itu, beberapa bagian tubuh monster dapat dimanfaatkan untuk membuat senjata. Mulai dari perisai, jirah, sampai pedang. Jadi sekalipun tidak diserahkan pada pengelola kota. Mereka tetap akan memiliki ha
Aaron menukik ke bawah dan mendarat tepat di hadapan Alex dan juga Gilbert. Shegan lekas-lekas memberi hormat pada Alex dan berucap menyesal, "Maafkan saya Tuan. Saya mengecewakan." Shegan tertunduk menatap kakinya sendiri. Dia telah kalah dengan Aaron yang masih sangat muda. Karena kepayahannya itu harga diri klan Kairi telah tercoreng. "Apa boleh buat. Tidak ada yang menduga Aaron sangat kuat. Dia mampu menandingi ahli beladiri tingkat spesial seperti para tetua klan besar. Aku senang, Imelda akan aman bersamanya.""Tapi tetap saja saya te—""Tidak ada waktu untuk memainkan drama siapa yang paling bersalah. Kita masih harus menyelesaikan pertandingan yang tertunda," sela Gilbert di antara mereka. Aaron menangguk setuju karena ia juga tidak senang membuang waktu. Yang perlu dilakukan Shegan sekarang hanyalah menjadikan hari ini sebagai pembelajaran yang penting. Dunia yang besar dan luas menghasilkan banyak ahli beladiri. Penilaian berdasarkan umur boleh saja dilakukan, asal jang
Alex terpaksa menggunakan 'unik skill' untuk mengakumulasi ukuran 16 jendral cahaya. Semua jendral cahaya bertempur melawan tiruan yang dibuat oleh Gilbert hingga bumi bergetar dan debu-debu berterbangan. Alex terbang tinggi menungangi naga cahaya. Di susul oleh Gilbert yang juga terbang menggunakan tiruan naga yang dia buat. Mereka seperti meteor berekor yang saling merebut tempat di ketinggian. 'Dia mungkin luar biasa dalam meniru. Tapi tidak mungkin seleluasa pemilik aslinya' batin Alex. Dari samping, rangkaian pola yang dibuat oleh Alex menyerang Gilbert dengan pedang cahaya. Gilbert mampu menanggulangi serangan tersebut dengan domain disintegrasi. Hingga menembus awan mereka terus bertukar serangan."Unik skill, akumulasi!"Naga Alex membesar sepuluh kali lipat dan kemudian dia melompat jatuh. Tulang cahaya yang membalut tubuhnya menumbuhkan sayap. Memungkinkan ia bertahan pada ketinggian tetap. Naga yang dia tinggalkan terus mengejar Gilbert hingga berhasil melahapnya."Apa b
Wajah tegas Hiden Quinn ditutupi oleh keseriusan. Beberapa hari yang lalu Tanya ditetapkan sebagai tersangka yang telah membunuh Adira Finley. Karena kehilangan pewaris utama klan mereka, tentu mereka sudah melayangkan penuntutan yang kejam pada klan Quinn. Nyawa Tanya harus diserahkan pada mereka jika tidak ingin terjadi perang.Ini hampir seperti memetik bintang. Menyerahkan Tanya sangat sulit dilakukan. Tidak akan ada dari pihak mereka yang sekarang sedang berkumpul ingin melakukannya."Paman, aku memang membenci Tanya. Tapi aku bukan orang jahat yang akan menyerahkan dia pada klan Finley. Aku tidak setuju!" Neva menegaskan.Hiden beralih pada yang lainnya usai mendengarkan pendapat Neva. Rosanne Quinn dan Helen Quinn pasti sependapat dengan keponakannya tersebut. Apalagi itu ayahnya yang sudah jelas tergambar menolak rancangan tersebut. Yang menjadi masalah saat ini bukanlah keputusan mereka, tapi petinggi klan. Mereka terbiasa mengambil langkah defensif. Tindakan yang memicu peran
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana