Wajah tegas Hiden Quinn ditutupi oleh keseriusan. Beberapa hari yang lalu Tanya ditetapkan sebagai tersangka yang telah membunuh Adira Finley. Karena kehilangan pewaris utama klan mereka, tentu mereka sudah melayangkan penuntutan yang kejam pada klan Quinn. Nyawa Tanya harus diserahkan pada mereka jika tidak ingin terjadi perang.Ini hampir seperti memetik bintang. Menyerahkan Tanya sangat sulit dilakukan. Tidak akan ada dari pihak mereka yang sekarang sedang berkumpul ingin melakukannya."Paman, aku memang membenci Tanya. Tapi aku bukan orang jahat yang akan menyerahkan dia pada klan Finley. Aku tidak setuju!" Neva menegaskan.Hiden beralih pada yang lainnya usai mendengarkan pendapat Neva. Rosanne Quinn dan Helen Quinn pasti sependapat dengan keponakannya tersebut. Apalagi itu ayahnya yang sudah jelas tergambar menolak rancangan tersebut. Yang menjadi masalah saat ini bukanlah keputusan mereka, tapi petinggi klan. Mereka terbiasa mengambil langkah defensif. Tindakan yang memicu peran
Tanya berputar di udara sebelum akhirnya mendarat dengan sempurna di tanah. Teknik tebasan detik sebelumnya yang ia layangkan cukup intens hingga dapat memotong lengan monster bertelinga lebar. Usai serangan itu, auman keras dari monster yang ia lawan membuyarkan keberhasilannya. Tanda bahwa dia masih memerlukan usaha lebih dibanding sekedar memotong tangannya.Monster yang ia hadapi abnormal dan tidak memiliki penglihatan. Tetapi kepekaan monster tersebut terhadap gerakan dan aroma di sekitar luar biasa. Mendapatkan satu tebasan tadi tidak mudah. Tanya perlu pemikiran ekstra untuk menjatuhkannya.Tebasan itu tidak sepenuhnya gagal. Mobilitas monster itu melambat karena hilangnya satu komponen kordinasi. Tanya menghirup napas saat monster itu melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Dan akhirnya melayangkan cakarnya pada Tanya saat terjun dari atas.Dalam kecepatan yang sulit dilihat orang biasa. Ayunan pedang Tanya menoreh perut Monster tersebut sambil menghindar. Lompatan itu ha
Tiga pedang cahaya muncul di dekat Gilbert dengan usaha menusuknya dari belakang. Namun, pedang tersebut terurai karena Gilbert telah melindungi tubuhnya dengan sedikit disintegrasi domain. Tersentak karenanya, Imelda benar-benar merasa kesal. "Kau? Aarrghhh! Baiklah." Imelda akhirnya menyerah dan memandangi ayahnya masam. "Sekarang aku boleh keluar kediaman, kan?" lanjutnya. "Selama Gilbert bersamamu," jawab Alex. Andai tidak frustasi karena terkurung terlalu lama di kediaman utama. Imelda tidak akan pernah setuju terlibat dengan Gilbert. Tapi dia ingin merasakan bebas. Sudah kurang lebih 4 bulan di hanya bisa menghabiskan waktu sendirian. Kalau lebih lagi mungkin dia akan menjadi gila karena bosan. Setelah sepakat Imelda akhirnya menerima apa yang dia inginkan. Akses kartu kredit dan juga telepon genggamnya telah ayahnya kembalikan. Dia segera keluar kediaman dan bersantai di sebuah kafe bersama Gilbert dan Aaron. Walau sedikit tidak senang, dia cukup bernapas lega karena sudah
"Aku masih berpikir. Kenapa energi dalam bentuk elemen tidak dapat aku serap menjadi energi milikku?" Tanya bertanya penasaran sambil mendongak ke atas. Ekspresinya cukup serius mencari jawaban. Ares membuang napas pasrah. Hatinya menjadi melemah entah karena kekuatan Tanya yang mana. Dia secara sadar membiarkan gadis itu bertindak semaunya. Dengan terpaksa dia menggendong gadis itu sambil membiarkan energi rohnya diserap. Walaupun sudah ditolak berkali-kali. Tanya tetap memaksanya untuk menggendongnya ke mana-mana. Sekarang 43 ekor monster telah mereka kumpulkan di domain pembunuh waktu dan itu lebih dari cukup untuk ditukar dengan informasi yang mereka butuhkan. Yang perlu mereka lakukan sekarang hanyalah menemui si pria bertubuh gempal di luaran hutan. "Sederhananya ... elemen adalah energi roh yang sudah mengalami fenomena. Karena Nona suka makanan, anggap saja elemen adalah sebuah menu. Bahan yang sudah diolah tidak mungkin dikembalikan lagi seperti semula."Tanya mengangguk-a
Pria bertubuh gempal tercengang menatap gundukan monster yang menggunung. Penasaran dengan bagaimana caranya Tanya menyimpan monster sebanyak itu. Satu bawahannya memeriksa monster-monster tersebut. Yang mencengangkan baginya adalah, monster-monster tersebut seperti baru saja terbunuh. "Sekarang kami menepati janji. Sebaliknya, kalau kalian berbohong tentang markas organisasi pembunuh. Aku harus dengan jelas menyatakan bahwa hanya kematian yang bisa membawa kalian kabur dariku," ancam Ares. Pria bertubuh gempal meneguk salivanya. Aura Ares membuatnya merinding. Dia sudah banyak berbisnis dengan para ahli beladiri hebat. Tapi tidak satupun yang memberikan rasa takut kepadanya selain Ares. Tidak baik menyinggung pria menakutkan sepertinya. "Kami tidak akan mengatakan kebohongan. Sesuai kesepakatan, informasi dari tidak mungkin palsu. Untuk mendapatkannya bahkan kami harus kehilangan beberapa intel," ungkap pria itu. Kemudian, seorang yang sepertinya sangat dekat dengannya mengeluark
Jika Imelda tidak berinisiatif untuk menelpon kembali orang yang sebelumnya menelpon. Mereka tidak akan pernah mengetahui kabar bahwa Tanya berada di kota Bagu. Hal ini membuat Imelda melayangkan tatapan marah. Sangat kesal dengan pria yang berada di seberang mejanya. "Maafkan karena telah bercanda pada sesuatu yang penting. Aku kira itu telepon penipuan. Tidak menyangka Kalista mempunyai nomorku secara pribadi," ungkap Gilbert menyesal.Baik Imelda ataupun Aaron dapat menangkap ekspresi penyesalan yang murni di wajah Gilbert. Lelaki itu tampak sangat serius memikirkan kesalahannya. Imelda menghela napas dan tidak kuasa untuk melewatkan apa yang telah terjadi."Lupakan soal betapa menyebalkannya dirimu." Imelda menatap dua lelaki itu lebih serius. "Aku khawatir dengan keselamatan Tanya. Bagaimana kalau Kalista tidak berhasil menemukan mereka?" Perkataan Imelda menambah ekspresi masam pada Wajah Gilbert. Dia merasa bersalah karena itu semua mungkin saja menyangkut nyawa sepupunya. B
Batang ranting saling melilit dan terus tumbuh hingga Ares kesusahan berlarian di antara mereka. Saking semangatnya, Tanya terus meneruskan melancarkan serangan dengan kemampuan barunya tersebut. Ares memasukkan lebih banyak energi roh ke tubuh fisik hingga pukulannya naik ke tahap mampu menghancurkan serangan Tanya. Dengan segera Ares lanjut memperpendek jarak. Saat pukulannya akan segera mendarat di tubuh Tanya. Ares menurunkan kadar energi di pukulan tersebut agar tidak mencederai. Namun, anehnya pukulan itu seolah meninju angin dan terhenti. "Apa yang terjadi?" tanya Ares bingung dengan genggamannya yang masih menempel pada tubuh gadis itu. Tanya hanya tersenyum, dia telah menurunkan dampak negatif dari kekuatan pukulan Ares dengan domainnya. Dia memegang tangan Ares. Menarik kaki ke belakang dan menekuk lutut. Kemudian melayangkannya ke dep—"Akh ..."Kepala Tanya tiba-tiba menjadi pusing. Dunia tampak berputar hingga dia sedikit terhunyung dan tidak dapat meneruskan serangan
Tetua perempuan melukis pola di udara menggunakan kipas di kedua tangannya. Ayunan kipas tersebut menciptakan bilah cahaya tipis yang terbang dengan pola serangan acak. Gilbert tersenyum menanggapi itu semua dan menangkis serangan tersebut dengan paus cahaya. "Unik skill. Akumulasi!" seru Gilbert. Para tetua menggertak giginya saat paus itu membesar. "Apa yang terjadi? Aku sama sekali tidak paham. Kenapa dia bisa menggunakan kemampuan klan kita?" tanya salah dari mereka. Bukan sebatas pedang di tangan Gilbert saja yang menyerupai milik Alex. Namun unik skillnya bahkan sama persis. Akumulasi merupakan unik skill di mana ukuran penciptaan cahaya dapat diakumulasi 10 kali dengan bantuan sinar matahari. Dengan demikian, penggunaan dapat menghemat energi 10 kali lebih sedikit daripada energi yang seharusnya di keluarkan. Namun, kekuatan ini menjadi kelemahan saat malam tiba. Para tetua klan Kairi di fraksi Alvin Kairi semuanya pada tingkat spesial. Meskipun begitu tidak ada di antara
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana