Share

Bab 78

"Kau benar-benar licik." ucap Elang penuh penekanan.

Dewi tertawa terbahak-bahak, "Sekarang kau sudah tau jadi lebih baik kau sekarang tanda tangani ini." Dewi kembali ke mode bengis saat menyerahkan pulpen sedangkan Satria hanya diam saja tidak tau harus berbuat apa.

"Jika aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan?". Elang malah bertanya yang jawabannya pasti sudah tau.

Dewi tersenyum sinis, "Mudah saja, istrimu yang cantik dan manis ini mungkin kulitnya yang halus ini akan terkoyak oleh pisau ini." balas Dewi santai tangannya sambil memperagakan pisau yang diasah.

Semua bingung apa yang harus di lakukan karena disini Hafsa dalam bahaya meski mereka bisa saja melawan.

Sedangkan Hafsa tentu saja ketakutan dirinya sudah banjir keringat dan terus saja berdoa dalam hati. Bagaimana tidak? Hafsa ditodong pistol dan pisau yang kapan saja akan melayang kearahnya.

"Ayolah sayang, apa kau mau melihat darah istrimu menetes? atau... kau mema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status