PRANGGG...
Terdengar suara piring jatuh berserakan dilantai dengan makanan yang berceceran kemana-mana, disampingnya menunduk seorang pelayan yang gemetar ketakutan."Kenapa tidak ada yang becus, pecat mereka semua.!" suara tuan muda menggelegar didalam kamarnya yang luas karena tidak suka dengan kinerja pelayannya."Rey, cepat gantikan pelayan yang baru!" perintahnya kepada pengawal sekaligus asisten pribadinya yang sudah bekerja lama dengannya."Segera laksanakan tuan muda.""Dan bawa mereka semua keluar, aku tidak mau melihat mereka lagi." kata tuan muda yang duduk dikursi roda."Baik tuan muda, mari saya antarkan kalian." Rey menuntun tiga pelayan baru yang baru bekerja sehari itu karena tuan muda tidak suka dengan kinerja mereka yang menurut tuan muda asal-asalan.Tuan muda yang bernama Elang Rahardian yang berwajah tampan rupawan berusia 28 tahun yang sekarang sedang duduk dikursi roda, dia menderita lumpuh dan buta sudah satu tahun karena kecelakaan. Karena kecelakaan itu pula dirinya ditinggalkan oleh kekasihnya yang sudah bersamanya selama 3 tahun dan akan segera menikah tapi kekasihnya malah mengkhianatinya dan pergi bersama lelaki lain.Elang merasa frustasi oleh sebab itu dia menjadi lelaki yang kejam dan dingin, dia juga jadi membenci wanita yang pura-pura baik padanya.Rey menyimpulkan bahwa kecelakaan itu disengaja oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaannya.Karena ayahnya sudah meninggal 2 tahun yang lalu dan meninggalkan banyak harta dan diwariskan pada Elang anak satu-satunya dan istri yang cantik.Dan dia selalu berganti pelayan setiap harinya dan yang paling lama pun hanya tiga hari karena tidak kuat mengurusi permintaan tuan muda yang dingin dan kejam itu.Pelayan lain yang mengurus rumah istana itu segera membereskan kekacauan yang dibuat si tuan muda lalu datanglah sang ibu."Elang, apa kau baru saja memecat pelayanmu?" tanya sang ibunda dengan lembut.Elang tidak menjawab dia hanya menatap datar kehadapan jendela besar kamarnya."Elang.. harus berapa kali kau mengganti pelayanmu, apa kau tidak lelah?" kata ibunya yang bernama Nyonya Sinta."Aku tidak butuh pelayan penggoda dan tidak becus." Ya walaupun Elang buta dan lumpuh tapi dia sangat tampan dan kaya raya, siapa yang tidak mau dengannya hanya Diana saja yang tidak mau dengannya dikarena kan kekasihnya lebih kaya dan hot dari Elang.Nyonya Sinta kemudian berfikir karena dia wanita karir yang juga diberi warisan dari suaminya dan dia mempunyai kegiatan sosial sendiri maka dia pun sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk mengurus anaknya yang sudah dewasa itu."Elang, bagaimana kalau untuk pencarian pelayan selanjutnya kita beri tes dia dulu." kata nyonya Sinta memberi ide.Elang tertarik, dia lalu menghadap ibunya, "Maksud ibu apa?". tanyanya kemudian."Ya kita tes dia selama 1 bulan dan selama 1 bulan itu kita beri bonus yang tinggi, jika dia lulus maka dia akan menjadi pelayan pribadimu selama kau mau tapi jika dia tidak bisa atau menyerah ditengah jalan maka kita tidak akan memberikan apa-apa padanya. Bagaimana?" ucap nyonya Sinta sumringah."Ibu pikir aku orang pelit, tidak memberikan apapun pada mereka yang gagal" ucap Elang dirinya merasa terganggu harga dirinya karena ibunya berkata tidak memberikan apapun.Nyonya Sinta hanya tersenyum mendengar Elang berkata seperti apa."Lalu apa yang akan kau lakukan.?"."Aku menyetujui ide dari ibu tapi aku tidak akan membiarkan mereka yang keluar dari sini dengan kelaparan." ucapnya tegas, memang Elang termasuk pria yang royal meskipun dia banyak memecat tapi dia selalu memberikan uang pada mereka."Baiklah, kalau begitu akan ibu bicarakan dengan Rey."Nyonya Sinta kemudian pergi meninggalkan kamar anaknya sebelum pintu ditutup dia memandang anaknya dengan sendu dan keluarlah air mata sialan yang sedari tadi ditahannya itu.Karena sebenarnya nyonya Sinta sangat sedih melihat anak satu-satunya seperti ini dan semenjak ditinggal ayahnya hidupnya seperti tidak ada warna karena ayahnya sangat menyayanginya dan mengasihinya apalagi dia juga harus ditinggal oleh Diana pada saat dirinya sedang ditimpa kesakitan itu.Ibunya pun berdoa semoga anaknya bisa bahagia dengan gadis yang mencintainya dengan tulus dan mau menerima Elang apa adanya.Elang kembali memandangi jendela didepannya walaupun dia lumpuh dan buta tapi dia tetap bisa merasakan semuanya dan pendengarannya pun sangat tajam.Elang tau ibunya tadi sedang menangisinya tapi Elang tidak mau dikasihani meskipun dia lumpuh dan buta."Diana, kenapa kau tega meninggalkan aku disaat aku seperti ini, tidak kah kau tau bahwa aku sangat mencintaimu bahkan aku akan menikahimu tapi kenapa kau malah memilihnya. Kenapa? kau jahat Diana aku sangat membencimu." ucap Elang matanya memerah dia geram sekali karena Diana mengkhianatinya apalagi dengan lelaki sahabatnya sendiri.*****Hafsa sedang menenteng sebuah map berisikan lamaran kerja seharian ini dia sudah berkeliling dari satu toko ketoko lain tapi tidak sama sekali tidak ada lowongan untuknya hingga siang hari, dia kehausan dan kelaparan dan sama sekali tidak membawa uang apalagi uangnya sudah diambil semua oleh ibu tirinya dan Sesil."Ya Allah ternyata cari pekerjaan itu tidak gampang yah! lelah sekali." Hafsa beristirahat di halte bus dia memijit kakinya yang bengkak akibat terus berjalan.Hafsa melihat disampingnya ada seorang lelaki gendut yang sedang memakan roti dan minuman disampingnya, dia terlalu fokus dengan gadgetnya sehingga saat bus berhenti dia langsung terburu-buru berlari menyusul bus yang malah langsung jalan dan dia meninggalkan minuman itu disana.Hafsa melihat minuman yang sepertinya belum disentuh karena sangat haus dia pun mengambil minuman itu dan langsung meminumnya."Alhamdulilah, dahaga ku sudah tersalurkan." ucap Hafsa setelah minum.Tiba-tiba datanglah seorang pria dengan memakai pakaian rapih menyodorkan brosur kepadanya."Nona apa anda sedang mencari pekerjaan? ini bacalah mungkin nona tertarik."Hafsa langsung menengok pria itu dia mengambil brosur itu dan membacanya, kemudian pria itu langsung pergi tanpa berbasa-basi lagi.Matanya langsung berbinar dan tersenyum setelah dia selesai membaca brosur tersebut dia ingin bertanya pada pria itu tapi.."Eh kemana pria itu, cepat sekali hilangnya!" gumam Hafsa karena dia tidak menemukan pria itu lagi."Tapi ini bagus juga, tidak apa-apa hanya untuk jadi pengasuh saja, aku pasti bisa dari pada aku menganggur lagian ini juga gajinya sangat besar. Tapi kenapa harus di tes segala yah! yasudah lah tidak apa-apa itu urusan mereka yang penting aku harus bisa dan harus lulus tes." ucap Hafsa menyemangatkan dirinya."Kalau gitu besok aku harus kesana dan sekarang mendingan aku pulang saja, aku lapar". ucapnya lagi kemudian dia beranjak dari sana menuju pulang dengan berjalan kaki, tadi dia lemas tapi sekarang dia merasa bersemangat sekali.Saat Hafsa pulang dia mendengar suara keributan ayah, ibu dan adik tirinya di balik pintu dia tidak jadi masuk hanya berdiri diluar mendengarkan keributan mereka. Semua barang hancur berserakan karena dibanting dan dilempar oleh Anton.Hafsa tidak berani masuk dia hanya mendengarkan diluar keributan yang terjadi antara mereka."Kau, memang istri yang tidak berguna bisanya hanya menghabiskan uangku saja sekarang aku menyesal telah menikahimu, begitu juga dengan anakmu yang sama-sama menyusahkan." Bentak Anton pada istri dan anak tirinya."Aku juga sama sangat menyesal telah menikah denganmu dan kau laki-laki yang tidak berguna yang bisanya hanya mabuk dan main judi." Bentak Rahma pula tak mau kalah. Sedangkan Sesil ketakutan dipojok tempat duduk.PLAKKKAnton menampar pipi Rahma dengan kencang sampai Rahma tersungkur ke lantai. Hafsa tak tahan dia langsung menerobos masuk untuk menghentikan ayahnya."Ayah hentikan, sudah cukup!" H
Serangkaian tes telah selesai dilakukan oleh para pelamar dan hanya tiga yang lolos dan bisa langsung bekerja dirumah besar itu.Tiga orang itu sudah berdiri didepan sang nyonya dengan hormat dan menundukkan kepala."Selamat untuk kalian telah berhasil lolos dan diterima sebagai pengasuh tuan muda." ucap Rey menatap mereka bertiga."Dan kalian juga bisa langsung bekerja disini dan tinggal disini, kalian tidak diperkenankan untuk pulang kami yang akan menyiapkan semuanya dan memberitahukan kepada keluarga kalian dan memberikan kompensasi untuk hal ini." sambungnya lagi memberi tahu.Karena ketiga pelayan itu tidak boleh untuk pulang walau hanya sekedar mengambil baju begitulah peraturan yang dibuat oleh nyonya Sinta.Dan ketiga pelayan itu adalah Hafsa, Melati dan Nina. Melati berasal dari kampung merantau ke kota untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarganya usianya sama seperti Hafsa.Sedangkan Nina berasal dari keluarga menengah d
Hafsa dan Melati gemetaran saat melihat pria yang duduk dikursi roda menatap mereka dengan tajam.Ya mereka sadar telah melakukan kesalahan karena terlambat datang mereka hanya bisa berdoa dalam hati masing-masing semoga mereka tidak dipecat.Sedangkan Nina tersenyum kecut melihat mereka, dia berada diatas angin karena lebih unggul dari mereka diapun sangat berharap akan kebagian tugas untuk mengasuh tuan muda tampan itu."Kalian berdua terlambat 3 menit!" ucap Elang si tuan muda dengan nada yang dingin membuat Hafsa dan Melati merasakan aura yang begitu kuat darinya.Hafsa dan Melati terdiam menundukkan kepala tidak berani menjawab dan Nina semakin tersenyum kemenangan dalam hatinya."Mohon kalian jawab semua ucapan tuan muda, jangan membuat tuan muda mengulangi kata-kata nya." ucap Rey memberitahu.Dengan berani Hafsa menaikkan kepalanya menatap mereka yang berada didepan."Aku yang salah tuan muda, aku yang terlambat
Hafsa mengikuti Nyonya Sinta keruangannya, mungkin itu ruangan kerjanya karena terdapat banyak buku serta aksesoris pemanis ruangan juga bunga yang bermacam-macam warna karena nyonya Sinta menyukai semua jenis bunga tak heran waktu Hafsa memasuki rumah mewah ini terdapat banyak sekali bunga disekitar halamannya."Silahkan duduk!" sang nyonya memberi perintah pada Hafsa.Hafsa menunduk lalu duduk, diruangan itu hanya ada mereka berdua."Ini tugas-tugas yang harus kau kerjakan dari kau bangun tidur hingga tertidur." nyonya Sinta menyerahkan buku agenda keseharian milik tuan muda Elang.Hafsa menerimanya dan membukanya, Hafsa sedikit menelan salivanya ketika baru membaca isi agenda itu yang tidak terlalu tebal namun isinya membuat kepala pening."Kau mulai bekerja besok, hari ini pelajarilah tugas-tugas itu dengan baik. Kalau ada apa-apa yang ingin kau tanyakan? kau bisa tanyakan pada Rey atau kepala pelayan karena aku akan pergi keluar kota
Hafsa sudah menyiapkan pakaian Elang sedari tadi dan dia juga sudah menunggu Elang yang tak kunjung keluar mungkin sudah setengah jam Elang didalam kamar mandi membuatnya cemas dan panik."Aduh lama banget mandinya melebihi gadis, masa aku harus menunggu disini terus atau... dia kenapa-napa lagi, aduuh gimana ini?" gumam Hafsa pada dirinya sendiri mondar mandir didepan kamar mandi.Lalu tak lama kemudian pintu diketuk dari luarTok tok tokHafsa segera membuka pintunya dan ternyata Melati datang membawakan sarapan untuk tuan mudanya."Melati,.""Hafsa ini sarapan tuan muda Elang.""Apa emang harus diantar?""Sepertinya begitu, aku hanya mengerjakan perintah.""Oh... begitu tuan muda suka sarapan dikamarnya. Baiklah sini terimakasih yah!" Hafsa menerima sarapan itu yang dibawa dengan troling.""Eh ngomong-ngomong tuan muda sudah bangun." tanya Melati sambil melongok kedalam."Sudah dia
"Masuk Rey.!" ucap Elang datar."Terimakasih tuan." kemudian Rey masuk dan menundukkan kepala meski Elang tidak bisa melihatnya karena hal itu sudah menjadi kebiasaannya."Apa tuan baik-baik saja?" begitulah kata Rey pada Elang."Aku baik-baik saja." jawab Elang santai.Rey terkejut karena Elang menjawabnya biasa saja tidak ada nada marah ataupun berkata dingin dan kejam pada pengasuh yang baru kali ini.Rey pun tersenyum mendapati tuan sekaligus sahabatnya itu tidak marah sama sekali bahkan Rey melihat pengasuh itu tidak tertekan sama sekali atau ada gurat ketakutan diwajahnya."Sekarang kau boleh keluar." ucap Rey memancing dengan menyuruh Hafsa yang dibelakangnya keluar."Baik tuan!"."Tunggu...!" Belum mencapai pintu bahkan belum melangkahkan kakinya Elang sudah menghentikan.Hafsa mengernyit, "Aku tuan.!" tunjuknya pada dirinya sendiri."Iya kau siapa lagi?" ulang Elang datar."Ada apa tuan?""Kau tetap disisiku". ucap Elang membuat Rey kembali terkejut."Ah maksudnya apa yah tuan
"Lihat itu...!" ucap Rey menunjukkan sesuatu dilayar televisi diruangan Elang.Nina melihatnya dan seketika dia langsung gemetar takut dimana dilayar itu memperlihatkan dirinya yang sedang memoles bedak dan dibawahnya terdapat puding itu."Apa ini kurang jelas untukmu?" kata Elang tajam."Eh tapi tuan.!""Pergi kau dari sini, sekarang juga kau kupecat.!" tanpa perasaan Elang langsung saja memecat Nina. Elang juga sebenarnya dari awal tidak menyukai Nina yang menurutnya Nina sama seperti perempuan penggoda lainnya."Tuan..!""Keluar.!" ucap Elang dengan nada membentak yang menakutkan membuat Nina berjingkat kaget."Baik tuan.." Nina bahkan sampai menangis. impiannya pupus sudah untuk mendekati tuan muda Elang dan menjadi nona disini karena itu termasuk impiannya saat memasuki mansion mewah ini."Aku tidak butuh pelayan lagi cukup mereka berdua saja." ucap Elang yang dimaksud dua adalah Hafsa dan Melati.
"Mah, kenapa anak itu tidak pulang-pulang yah!" tanya Sesil sambil memakan cemilannya."Biar saja, yang pentingkan kita dapat uangnya." jawab Rahma sambil mengedipkan mata."Iya mah, mana uangnya besar sekali lagi kita jadi bisa makan enak terus setiap hari." ujar Sesil."Dan shoping juga.!" tambah Rahma kemudian mereka tertawa bersama."Tapi mah itu berarti dia kerja sama orang kaya dong mah! pasti gajinya juga besar." terka Sesil menggeser duduknya jadi menghadap ibunya."Sudah pasti, mereka saja memberikan jaminan kepada kita dengan uang yang banyak sudah pasti gajinya juga pasti besar.""Kalau gitu kita harus minta supaya dia mau transfer uangnya kekita mah." ucap Sesil memprovokasi ibunya."Kau tenang saja kita pasti akan mendapatkannya.!" balasnya tersenyum penuh niat yang buruk."Sudah mendingan kita sumpetin barang-barang ini sebelum lelaki tidak berguna datang." kata Rahma mulai membereskan belanjaannya
Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha
"Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh
Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy
Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di
Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter
Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya
Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak
Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi
"Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu