Share

Bab 5

Author: Titi Awy
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hafsa dan Melati gemetaran saat melihat pria yang duduk dikursi roda menatap mereka dengan tajam.

Ya mereka sadar telah melakukan kesalahan karena terlambat datang mereka hanya bisa berdoa dalam hati masing-masing semoga mereka tidak dipecat.

Sedangkan Nina tersenyum kecut melihat mereka, dia berada diatas angin karena lebih unggul dari mereka diapun sangat berharap akan kebagian tugas untuk mengasuh tuan muda tampan itu.

"Kalian berdua terlambat 3 menit!" ucap Elang si tuan muda dengan nada yang dingin membuat Hafsa dan Melati merasakan aura yang begitu kuat darinya.

Hafsa dan Melati terdiam menundukkan kepala tidak berani menjawab dan Nina semakin tersenyum kemenangan dalam hatinya.

"Mohon kalian jawab semua ucapan tuan muda, jangan membuat tuan muda mengulangi kata-kata nya." ucap Rey memberitahu.

Dengan berani Hafsa menaikkan kepalanya menatap mereka yang berada didepan.

"Aku yang salah tuan muda, aku yang terlambat karena tadi ketiduran dan tolong jangan bawa-bawa temanku dia hanya menungguku saja, kalau tuan ingin memecat pecat aku saja." kata Hafsa mengakui kesalahannya.

Melati membulatkan matanya tidak menyangka bahwa Hafsa akan melindunginya.

Elang tersenyum smirk, "Apa kau mengenal temanmu yang sekarang ini?, kenapa kau membelanya, kau bisa saja menyalahkannya dan mengambil keuntungan kan." pancing Elang matanya memang tepat memandang kearah Hafsa sehingga Hafsa berfikir bahwa tuan mudanya tidak buta padahal sebenarnya dia buta. Hafsa hanya tau bahwa tuan muda itu tidak bisa berjalan karena memakai kursi roda.

"Aku tidak mau melakukan itu tuan muda, karena selain berbuat dosa tidak akan ada manfaatnya bagiku karena itu memang kesalahanku." jawab Hafsa sopan dan tenang.

Nyonya Sinta dan Rey saling lirik tersenyum mendengar jawaban Hafsa.

"Jadi kalau ini bukan kesalahan mu kau akan melakukan sebaliknya." pancingnya lagi.

"Tergantung situasi tuan, terkadang seorang manusia harus rela mengorbankan dirinya untuk seseorang yang dia sayangi meskipun orang itu telah melakukan kesalahan dan prinsipku aku lebih baik berbuat baik kepada siapapun walaupun orang berbuat jahat kepadaku asal tidak melewati batas." jawab Hafsa lugas membuat Melati terharu tapi tidak dengan Nina dia malah seperti ingin muntah mendengarnya dan malah berfikir Hafsa hanya mencari muka.

"Mendekatlah!" perintah Elang pada Hafsa.

"Hah mendekat kemana?" tanya Hafsa.

"Mendekat padaku.!" kata Elang lagi.

Tentu saja itu membuat mereka semua bingung terlebih nyonya Sinta dan Rey karena Elang selama ini tidak pernah menyuruh seorang wanita pun untuk mendekat padanya dan berbicara panjang lebar seperti itu karena biasanya tanpa basa basi akan langsung dipecat.

Tapi walaupun begitu nyonya Sinta merasa senang karena Elang memiliki respon terhadap wanita dia juga senang melihat Hafsa entah karena cara bicaranya atau karena sikapnya atau penampilannya.

Hafsa mendekat secara perlahan sampai berjarak dua meter dari Elang.

Elang berkata lagi, "Maju lagi."

Dengan ragu Hafsa mendekat lagi lalu tiba-tiba Elang menarik tangannya dan menjatuhkannya ke pangkuannya serta memeluknya.

Sontak saja itu membuat semuanya terkejut bukan main apalagi Hafsa dia tidak menyangka bahwa si tuan muda akan melakukan hal seperti ini didepan orang banyak membuat Hafsa malu sendiri.

"Tuan lepaskan, apa yang tuan lakukan?" Hafsa memberontak melepaskan tangan Elang tapi susah sekali karena Elang memeluknya erat.

Nyonya Sinta hanya diam saja melihatnya dia malah tersenyum.

"Tuan lepaskan...!" Hafsa masih memberontak tapi Elang masih diam saja dan itu membuat Nina merasa cemburu.

Tiba-tiba Elang melepaskan tangannya dari pelukan itu dan tersenyum samar. Hafsa segera menjauh dan kembali kepada Melati, dia gemetaran dan ketakutan juga menyangkan akan diapa-apakan oleh tuan muda.

"Ibu, aku sudah memilih siapa pelayan yang mengasuhku selebihnya terserah ibu." ucap Elang datar kemudian menyuruh pelayan lain untuk membawanya menuju kamarnya karena acara pemilihan bagi Elang selesai.

Nyonya Hafsa dan Rey menganggukkan kepala.

Hafsa, Melati dan Nina tentu saja bingung tuan muda sudah memilih siapa yang dipilihnya.

"Terimakasih untuk kalian, karena masih bertahan sampai sekarang ini, aku membawa anakku satu-satunya kesini dengan tujuan agar dia memilih sendiri pelayan untuk mengasuhnya." nyonya Sinta berkata dengan anggunnya terlihat citra wanita terbaik yang melekat didalam dirinya tentu saja membuat Hafsa dan Melati terpesona hanya dengan mendengar suaranya saja karena nyonya pun baru mengeluarkan suaranya didepan mereka sekarang.

"Dan sekarang dia sudah mendapatkannya, kau siapa namamu?" tunjuk nyonya Sinta pada Hafsa.

"Aku... eh namaku Hafsa Aulia.". jawab Hafsa gugup.

"Kau lah yang dipilih oleh tuan muda!" ucap nyonya Sinta lugas membuat Hafsa kaget serta Nina menahan emosi. Sedangkan Melati tersenyum senang.

Lalu nyonya Sinta melihatnya, "Ada apa? siapa namamu?" tanyanya pada Nina yang terlihat gelisah.

"Nyonya maaf, saya tidak mengerti kenapa tuan dan nyonya memilih pelayan yang tidak disiplin seperti dia? dia juga sudah melakukan kesalahan dan berani memberontak pada tuan muda." Jawab Nina, ada nada tidak suka dalam pembicaraannya yang terlihat jelas oleh nyonya Sinta.

"Ya dia memang tidak disiplin, tapi setidaknya dia jujur, amanah dan tulus tidak mencari muka atau perhatian seseorang " jawab nyonya Sinta tersenyum membuat Nina tak bisa menjawabnya.

"Dan kau mendapat tugas membersihkan semua keperluan diluar pribadi tuan, serta kau menjadi koki untuk anakku." tunjuk Nyonya Sinta pada Nina dan Melati.

Melati bersyukur mendapat tugas koki karena itu memang termasuk hobinya jadi dia merasa senang sekali.

Nina meraasa tidak terima dia malah mendapatkan yang paling buruk, niat hati melamar untuk mendapatkan posisi mengasuh tuan muda malah diambil oleh orang lain.

Padahal Nina bisa saja bekerja ditempat lain karena dia termasuk orang berada niatnya melamar pekerjaan itu hanya untuk mendekati tuan muda dan juga hartanya yang melimpah.

'Kurang ajar kenapa malah gadis kampungan itu yang mendapat bagianku, awas saja aku akan membuatmu keluar dari sini.' ucapnya dalam hati dengan dipenuhi emosi.

Sedangkan Hafsa diam saja tidak tau harus menjawab apa dia juga bingung kenapa tuan muda malah memilihnya yang jelas dia melakukan perlawanan.

"Baiklah saya rasa sudah cukup untuk hari ini, silahkan kalian kembali keruangan kalian untuk mendapatkan tugas apa saja yang harus kalian kerjakan dan besok kalian sudah mulai bekerja." ucap nyonya, mereka bertiga mengangguk hormat kemudian berbalik.

"Tunggu... kecuali kau Hafsa" ujar Nyonya Sinta menghentikan langkah Hafsa.

Hafsa berbalik, "Saya nyonya."

"Kau ikut denganku karena agendamu ada padaku!" kata nyonya lagi kemudian berjalan mendahului semuanya.

"Kalian semua boleh bubar!" titahnya lagi pada semua orang.

"Baik nyonya!" mereka pun bubar termasuk Rey.

Hafsa kemudian mengikuti nyonya Sinta menuju ruangannya dengan sikap tak menentu.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
ALFAJAYA
Bagus. . .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 6

    Hafsa mengikuti Nyonya Sinta keruangannya, mungkin itu ruangan kerjanya karena terdapat banyak buku serta aksesoris pemanis ruangan juga bunga yang bermacam-macam warna karena nyonya Sinta menyukai semua jenis bunga tak heran waktu Hafsa memasuki rumah mewah ini terdapat banyak sekali bunga disekitar halamannya."Silahkan duduk!" sang nyonya memberi perintah pada Hafsa.Hafsa menunduk lalu duduk, diruangan itu hanya ada mereka berdua."Ini tugas-tugas yang harus kau kerjakan dari kau bangun tidur hingga tertidur." nyonya Sinta menyerahkan buku agenda keseharian milik tuan muda Elang.Hafsa menerimanya dan membukanya, Hafsa sedikit menelan salivanya ketika baru membaca isi agenda itu yang tidak terlalu tebal namun isinya membuat kepala pening."Kau mulai bekerja besok, hari ini pelajarilah tugas-tugas itu dengan baik. Kalau ada apa-apa yang ingin kau tanyakan? kau bisa tanyakan pada Rey atau kepala pelayan karena aku akan pergi keluar kota

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 07

    Hafsa sudah menyiapkan pakaian Elang sedari tadi dan dia juga sudah menunggu Elang yang tak kunjung keluar mungkin sudah setengah jam Elang didalam kamar mandi membuatnya cemas dan panik."Aduh lama banget mandinya melebihi gadis, masa aku harus menunggu disini terus atau... dia kenapa-napa lagi, aduuh gimana ini?" gumam Hafsa pada dirinya sendiri mondar mandir didepan kamar mandi.Lalu tak lama kemudian pintu diketuk dari luarTok tok tokHafsa segera membuka pintunya dan ternyata Melati datang membawakan sarapan untuk tuan mudanya."Melati,.""Hafsa ini sarapan tuan muda Elang.""Apa emang harus diantar?""Sepertinya begitu, aku hanya mengerjakan perintah.""Oh... begitu tuan muda suka sarapan dikamarnya. Baiklah sini terimakasih yah!" Hafsa menerima sarapan itu yang dibawa dengan troling.""Eh ngomong-ngomong tuan muda sudah bangun." tanya Melati sambil melongok kedalam."Sudah dia

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 8

    "Masuk Rey.!" ucap Elang datar."Terimakasih tuan." kemudian Rey masuk dan menundukkan kepala meski Elang tidak bisa melihatnya karena hal itu sudah menjadi kebiasaannya."Apa tuan baik-baik saja?" begitulah kata Rey pada Elang."Aku baik-baik saja." jawab Elang santai.Rey terkejut karena Elang menjawabnya biasa saja tidak ada nada marah ataupun berkata dingin dan kejam pada pengasuh yang baru kali ini.Rey pun tersenyum mendapati tuan sekaligus sahabatnya itu tidak marah sama sekali bahkan Rey melihat pengasuh itu tidak tertekan sama sekali atau ada gurat ketakutan diwajahnya."Sekarang kau boleh keluar." ucap Rey memancing dengan menyuruh Hafsa yang dibelakangnya keluar."Baik tuan!"."Tunggu...!" Belum mencapai pintu bahkan belum melangkahkan kakinya Elang sudah menghentikan.Hafsa mengernyit, "Aku tuan.!" tunjuknya pada dirinya sendiri."Iya kau siapa lagi?" ulang Elang datar."Ada apa tuan?""Kau tetap disisiku". ucap Elang membuat Rey kembali terkejut."Ah maksudnya apa yah tuan

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 9

    "Lihat itu...!" ucap Rey menunjukkan sesuatu dilayar televisi diruangan Elang.Nina melihatnya dan seketika dia langsung gemetar takut dimana dilayar itu memperlihatkan dirinya yang sedang memoles bedak dan dibawahnya terdapat puding itu."Apa ini kurang jelas untukmu?" kata Elang tajam."Eh tapi tuan.!""Pergi kau dari sini, sekarang juga kau kupecat.!" tanpa perasaan Elang langsung saja memecat Nina. Elang juga sebenarnya dari awal tidak menyukai Nina yang menurutnya Nina sama seperti perempuan penggoda lainnya."Tuan..!""Keluar.!" ucap Elang dengan nada membentak yang menakutkan membuat Nina berjingkat kaget."Baik tuan.." Nina bahkan sampai menangis. impiannya pupus sudah untuk mendekati tuan muda Elang dan menjadi nona disini karena itu termasuk impiannya saat memasuki mansion mewah ini."Aku tidak butuh pelayan lagi cukup mereka berdua saja." ucap Elang yang dimaksud dua adalah Hafsa dan Melati.

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 10

    "Mah, kenapa anak itu tidak pulang-pulang yah!" tanya Sesil sambil memakan cemilannya."Biar saja, yang pentingkan kita dapat uangnya." jawab Rahma sambil mengedipkan mata."Iya mah, mana uangnya besar sekali lagi kita jadi bisa makan enak terus setiap hari." ujar Sesil."Dan shoping juga.!" tambah Rahma kemudian mereka tertawa bersama."Tapi mah itu berarti dia kerja sama orang kaya dong mah! pasti gajinya juga besar." terka Sesil menggeser duduknya jadi menghadap ibunya."Sudah pasti, mereka saja memberikan jaminan kepada kita dengan uang yang banyak sudah pasti gajinya juga pasti besar.""Kalau gitu kita harus minta supaya dia mau transfer uangnya kekita mah." ucap Sesil memprovokasi ibunya."Kau tenang saja kita pasti akan mendapatkannya.!" balasnya tersenyum penuh niat yang buruk."Sudah mendingan kita sumpetin barang-barang ini sebelum lelaki tidak berguna datang." kata Rahma mulai membereskan belanjaannya

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 11

    "Sudah cukup istirahatnya, kau Hafsa dipanggil oleh tuan muda." kata Bi Rum pada Hafsa."Baik bi, Melati sudah dulu yah!" pamit Hafsa pada Melati, Melati hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala."Dan kau kembali kepekerjaanmu." lanjut Bi Rum pada melati.Melati langsung sigap dan tersenyum, "Baik kepala pelayan."Melati berjalan menyusuri lantai demi lantai karena dia tak melihat hingga dia tidak sadar bahwa didepannya ada sekretaris Rey yang berjalan dengan datar alhasil Melati jadi menabrak dada bidang Rey."Aduh... sakit sekali! apa aku menabrak tembok?" ocehnya tak melihat Rey yang menatap datar.Melati kemudian melihat ada kaki dibawahnya yang dibalut sepatu pantofel mewah, dia melirik dari bawah hingga keatas dan berhenti tepat diwajah Rey yang menatap lurus.Melati tertegun melihat paras dari Rey dia melotot dan membuka mulutnya saking terpesonanya.'Wah tampan sekali, aku seperti melihat pangeran dari kerajaan'ucap Melati dalam hati tangannya menangkup kedua pipinya sendir

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 12

    Tiga bulan kemudianHafsa sudah bekerja selama tiga bulan lamanya dengan tuan muda Elang sikap Elang pun perlahan berubah tidak kasar dan tidak mengerjainya lagi setelah tau Hafsa adalah seorang yang penyabar dan tekun dalam bekerja.Maka dari itu Elang mulai menyukai kinerja Hafsa yang pantang menyerah pada dirinya sehingga bisa bertahan selama ini.Nyonya Sinta sebentar lagi akan kembali dari dinasnya selama tiga bulan itu dia ingin cepat pulang untuk melihat kinerja pengasuh Elang langsung karena dia mendapat laporan dari Rey bahwa kali ini Elang tidak memecat pelayannya dalam waktu yang singkat.Nyonya Sinta pun tentu senang mendapat laporan seperti itu maka dari itu dia ingin segera pulang dan melihat keadaannya sendiri.Dan beberapa bulan ini juga seorang wanita telah kembali untuk menemui Elang untuk merujuk kembali hubungan mereka, tapi bagaimana tanggapan Elang apakah dia mau kembali dengan wanita yang pernah dicintainya itu.Ting tong...Terdengar suara bel pintu berbunyi pel

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 13

    "Halo sayang, bisakah kau kekamarku sekarang."Tiba-tiba Hafsa melebarkan matanya jadi segar saat mendengar kata dari tuan mudanya bahkan dia sampai memukul pipinya sendiri karena dikira dirinya sedang bermimpi."Aku mimpikah tapi kenapa rasanya seperti nyata" ucapnya pelan namun tetap terdengar oleh Elang."Sayang, cepat kesini aku menunggumu!" suara Elang terdengar lagi tapi dengan nada menekan mampu membuat Hafsa tersadar."Ah iya aku segera kesana." ucap Hafsa langsung mematikan interkomnya padahal Elang belum selesai bicara membuat Elang menahan geram."Lihat dia akan datang sebentar lagi. Kau tunggu saja!" kata Elang pada Diana setelah menaruh interkomnya.Diana tidak menjawab dia hanya tersenyum dingin ingin membuktikan apakah Elang benar atau tidak.Tok tok tokTak lama setelah itu pintu terketuk dia adalah Hafsa yang datang dengan wajah penuh kebingungan."Masuk sayang.!" kata Elang dengan suara lembut.Hafsa perlahan membuka pintu dan masuk dengan ragu dan alangkah terkejutny

Latest chapter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 2

    Seusai pernikahan Rey dan Melati, Rey membopong Melati dan orang tuanya ke kediaman rumah Mala untuk sekedar menginap beberapa hari di sana sebelum kembali ke kampung halaman.Kini Melati tidak menjadi pelayan koki untuk Elang lagi karena sekarang menjadi nyonya Rey, tapi Rey masih mengabdi pada Elang padahal Rey juga punya perusahaan sendiri warisan dari ayahnya yang saat ini sedang dikelola oleh ibunya.Ibu nya juga tidak memaksa Rey untuk terburu-buru memimpin perusahaan itu, Mala sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Rey.Sedang Raka tentu saja anak muda itu belum pantas untuk mengelola perusahaan besar itu.Beberapa hari kemudian orang tua Melati memutuskan untuk pulang karena di rasa sudah terlalu lama berada di kota, mereka tentu saja merindukan kampung halaman mereka terutama kebun mereka.Untung saja mereka sudah menitipkan perkebunan itu pada tetangga dekatnya untuk menjaga dan merawat kebunnya jadi mereka tidak perlu kha

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Extra part 1

    "Sayang, bagaimana rasanya?." tanya Elang pada istrinya sambil menyentuh lembut perut Hafsa yang sudah membesar itu."Rasanya luar biasa kak, apalagi jika gerakannya aktif aku terkadang ingin tertawa sambil menangis sendiri." jawab Hafsa tersenyum geli kala mengingat kejadian dimana bayi nya aktif bergerak di dalam perut."Seperti itukah sayang, jagoan kita sangat aktif sekali ternyata." seru Elang tersenyum bahagia. Karena sudah mengecek bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki."Ahh..." tiba-tiba si kecil menendang perut ibunya sampai terlihat kakinya di permukaan kulit Hafsa."Sayang lihat kakinya lucu sekali." Elang berseru senang, begitu terharu menyaksikan bayi yang aktif bergerak itu.Perut Hafsa memang sudah besar sudah berusia 9 bulan lebih dan mungkin sebentar lagi akan melahirkan.Perut yang awalnya hanya sakit biasa mendadak terus berdenyut hingga tiada henti membuat Hafsa terus berteriak kesakitan."Akhh

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Pengumuman

    Assalamualaikum para reader setia author, cerita 'Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta' akhirnya tamat juga meski dalam menulis banyak sekali hiatusnya tapi author seneng sudah menyelesaikan karya yang satu ini.Maafkan author kalo ending nya mungkin ada yang tidak berkenan di hati kalian, author cuma berharap kalian semua suka dengan cerita author ini.Daaannn......Pasti ada yang menunggu deh saat-saat kebersamaan Rey sama Melati tenang author akan kasih bonus buat kalian setelah ini author akan kasih extra part untuk sedikit kisah romantis antara Elang dan Hafsa juga Rey dan Melati.Mungkin itu saja kata-kata dari author.Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.Ramadhan KareemSalam sayang authorTitiawy

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 125

    Lalu saat di ambang pintu, Meliana datang dengan wajah yang penasaran karena dirinya lama sekali mendapat kabar dari Diana yang tak kunjung mengabarinya alhasil dia ingin melihat langsung apa yang terjadi.Seketika Meliana terbengong dengan apa yang ia lihat, Diana di seret paksa oleh orang yang tidak dia kenal. Dia juga melihat Elang berdiri di samping ranjang dengan tangan yang di masukkan ke dalam saku celana nya, dan hanya menyaksikan nya saja."Diana apa yang terjadi?." tanya Meliana namun tak di jawab oleh Diana.Diana diam saja merasa enggan untuk menjelaskan terlebih mereka baru kenal.Galang yang merasa jengah langsung menarik pergelangan tangan Meliana dan ingin membawanya keluar namun Meliana langsung memberontak."Eh! apa-apaan ini. Lepaskan!." teriak Meliana di depan wajah Galang."Lepas, kenapa aku di tarik?." tanya lagi karena mereka semua diam saja.Galang yang benar-benar jengah segera membalas dengan di

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 124

    Diana dan Meliana membawa Hafsa ke kamar hotel yang sudah mereka pesan, mereka juga membawa Hafsa juga sangat hati-hati sampai benar-benar tidak ada yang melihat.Benar-benar suatu keberuntungan bagi mereka bisa lolos begitu saja dan membawa Hafsa yang sudah pingsan ke kamar itu."Cepat buka pintunya!." perintah Diana.Buru-buru Meliana membuka pintu itu dan kemudian terbuka, mereka pun masuk sambil melirik ke kanan dan ke kiri takut ada yang melihat."Hah.. akhirnya." Diana merasa puas sudah membawa Hafsa dan di baringkan nya di tempat tidur, dia juga melepaskan gaun di tubuh Hafsa di bantu Meliana dan akhirnya Hafsa hanya memakai tank top dan celana pendek saja di balik selimut itu."Kau sudah siapkan pria nya?." tanya Diana memastikan."Sudah, kau tidak perlu khawatir."Baiklah, sekarang aku harus kembali dan memberi tahu Elang, dia pasti akan langsung menceraikan istrinya di depan semua orang. Hahaha." ucap Diana ter

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 123

    Berbagai acara pernikahan pun telah selesai kini tinggal para tamu mengucapkan selamat kepada pengantin."Melati selamat yah! akhirnya kau menikah juga dengan Rey." ucap Hafsa senang."Terimakasih." jawab Melati tersenyum cerah."Selamat Rey akhirnya kau tidak jadi jomblo abadi." ucap Elang meledek."Sama-sama tuan,.""Hey, ini bukan waktu bekerja. Kenapa kau selalu memanggilku tuan?." kata Elang sedikit tidak terima."Maaf, aku sudah terbiasa." jawab Rey santai."Hem.. ya sudahlah terserah dirimu.""Ngomong-ngomong kalian bisa minggir tidak, di belakang sudah antri." ujar Melati pada Hafsa dan Elang.Hahh ternyata di belakang sudah banyak yang ngantri."Sayang, ayo kita pergi dari sini." Hafsa hanya mengangguk.Setelah agak menjauh, Elang mulai berbicara, "Sayang, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.""Siapa?." Hafsa senang dia menduga bahwa yang ingin bertemu dengannya

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 122

    Elang kembali menemui Hafsa yang kini sudah pulang ke rumah dia sedang di tenangkan oleh ibu Sinta."Sayang, tenang lah ibu justru khawatir padamu dan kandungan mu." ucap Sinta dia juga kaget mendengar menantunya di sakiti oleh anak yang bekerja di perusahaan Elang."Ibu khawatir kau tidak akan di ijinkan untuk kuliah lagi." lanjut Sinta mengingat perangai anaknya."Apa kak Elang akan sungguh melakukan itu Bu?." tanya Hafsa tak percaya."Bisa jadi jika kau tidak mematuhinya." kata Sinta sedikit memberi peringatan."Sayang... aku pulang." suara Elang yang datang tergesa-gesa karena dirinya masih khawatir dengan keadaan istrinya."Kak Elang." Hafsa ingin berlari mendatangi Elang namun Elang menahannya."Stop, berhenti di situ. Biar aku yang mengejar mu." kata Elang membuat Sinta tersenyum.Saat sudah dekat Elang pun langsung memeluk Hafsa dengan erat tidak lupa juga mencium wajahnya di depan ibunya."Kak

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 121

    Padahal jika Alice tau maka tamatlah riwayat ayahnya.Galang tersenyum sinis, "Ayahmu tidak akan bisa menolong mu.""Kau tidak tau siapa ayahku. Jangan macam-macam denganku jika ayahku tau maka kau akan kena juga." ucap Alice masih merasa sombong."Hahaha." Galang malah tertawa membuat Alice cs menautkan alisnya."Kata-kata itu adalah untukmu bukan untukku, maka bersiaplah kalian."Melihat tatapan dan senyuman Galang yang aneh membuat Alice cs merasa ketakutan namun dia harus tetap tenang."Heh,, aku tidak takut dengan mu ayahku mempunyai teman seorang polisi, kau siapa datang-datang sudah buat rusuh." kata Alice menyilangkan tangan didada."Aku pengawal pribadi nona Hafsa dia istri dari tuan Elang Rahardian seorang pemilik perusahaan Wijaya group yang sekarang tempat bekerja ayahmu yang seorang manager yang bernama Julian Raharja." ungkap Galang tersenyum sinis.Alice cs reflek gugup keringat langsung membasahi dahi

  • Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta   Bab 120

    "Mel, kau dari mana?." tanya Hafsa saat mereka berdua berada di kampus.Mereka tidak berangkat bersama, Hafsa di antar oleh Galang sedang Melati di antar oleh Rey.Mereka bertemu di koridor saat ingin menuju kelas, sambil berjalan mereka mengobrol."Aku mencari mu di rumah tapi kau tidak ada, kata kak Elang kau tadi malam di bawa kak Rey." tanya Hafsa lagi dengan pertanyaan yang baru."Iya, semalam aku memang di bawa kak Rey ke apartemen nya." jawab Melati tersenyum santai.Tak tau jika yang mendengar sudah kalang kabut."Melati, kau ini tidak sabar sekali kalian kan akan segera menikah kenapa harus ke apartemen berdua?." ujar Hafsa, bukan apa-apa hanya saja dia khawatir dengan sahabatnya."Husst... diam." Melati berhenti berjalan dan menyuruh Hafsa diam yang ingin bicara lagi dengan menaruh telunjuknya di bibir.Hafsa juga ikut berhenti dan mengangguk dengan mengunci mulutnya sendiri memperagakan seperti menutu

DMCA.com Protection Status