Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Pria Dari Makam Elodia

Share

Pria Dari Makam Elodia

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-05-29 23:41:32

"A-ada apa?" Claudia bertanya gugup, mengepalkan tangannya erat-erat saat berusaha agar tidak menyentuh syal dan membuatnya semakin mencurigakan.

"Bukan apa-apa, hanya saja ada satu cerita lagi yang ingin kusampaikan." Tabinta tersenyum kecil saat menatap tepat di bola mata Claudia. "Dea benci kelas menyulam, sangat membencinya malah. Aku sering melihat jari-jarinya penuh luka setelah dia les menyulam. Dia juga sangat tidak berbakat dalam hal itu, tapi suatu hari guru menyulamnya bilang akan meluluskannya kalau Dea bisa membuat sebuah syal dalam waktu tiga bulan."

Claudia menelan ludah tanpa sadar, berusaha tetap berpikir positif. Tidak mungkin syal yang sedang Claudia gunakan sekarang adalah satu-satunya syal yang pernah Elodia buat, kan? Dari semua kebetulan dan kemungkinan di dunia ini, mana mungkin Claudia akan mengalami salah satunya!

"Karena ingin cepat lulus, Dea akhirnya berhasil menyelesaikan rajutannya. Meski tidak sempurna, tapi itu adalah satu-satunya hasil karyanya sel
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tiket Emas

    Pukul empat sore, Claudia dan Raga akhirnya kembali ke kediaman Pranaja dengan membawa banyak barang. Tidak hanya membeli untuk Claudia, tapi juga seluruh pelayan di kediaman. Tidak banyak, hanya tas dan beberapa macam aksesoris untuk setiap orang, namun kebaikan yang dibagikan hari itu membuat perasaan para pekerja dipenuhi syukur dan kebahagiaan. Bersyukur karena bekerja di lingkungan yang nyaman dengan gaji besar, juga sangat beruntung karena memiliki tuan seperti Malven yang tidak banyak menuntut dan mengomentari pekerjaan mereka, lalu keberuntungan itu menjadi lengkap saat tuan muda yang mereka layani mulai memiliki kehidupan di matanya. "Terima kasih karena sudah datang dan menjadi pengasuh tuan muda, Claudia. Aku sudah tiga tahun bekerja di sini, dan sejak nyonya meninggal, tuan muda menjadi anak yang sulit didekati. Dia selalu marah setiap kali tuan Malven pergi bekerja. Tapi akhir-akhir ini, sejak kamu menjadi pengasuhnya, tuan muda menjadi lebih hidup dan bahagia. Aku ya

    Last Updated : 2024-05-30
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kesedihan dan Kebingungan

    Malven tidak menjawab apa pun, membiarkan putranya terus bergelut dengan kebimbangan dan tenggelam dalam pikiran. Sejujurnya tadi Malven tidak bercanda. Sepertinya tidak masalah jika Claudia yang menjadi istrinya, menjadi ibu bagi Raga. Tidak perlu cinta, toh Malven dan Elodia juga menikah bukan karena saling mencintai. Malven membantu Elodia menyelamatkan cintanya dan Elodia membantu Malven mendapatkan hak warisnya sebagai kepala keluarga Pranaja.Lalu, tidak seperti Elodia yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri hingga membuatnya tidak bisa menyentuh wanita itu sama sekali, Malven tidak memiliki masalah dengan menyentuh Claudia. Setidaknya pernikahan mereka tidak akan terlalu hambar karena Malven dan Claudia bisa sama-sama mendapatkan kepuasan batin.Tidak hanya itu ... Malven tersenyum tipis saat membayangkan raut wajah seseorang.'Bagaimana ekspresi pria tua itu kalau aku membawa wanita yang berasal dari kalangan biasa? Apa yang akan dia katakan untuk mengutukku, ya?' Malven m

    Last Updated : 2024-06-01
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Alasan Sesungguhnya

    Raga tidak lagi bertanya, karena melihat mata Claudia yang dipenuhi kesedihan membuatnya tidak nyaman. "Aku nggak terlalu ngerti, tapi aku bisa jamin Papa nggak akan begitu." Raga kembali memeluk Claudia, tangan kecilnya menepuk-nepuk pelan punggung sang pengasuh, mencoba menghibur dan mengurangi sedikit kesedihannya. Claudia sedikit mengernyit saat Raga mengatakan Malven tidak akan melakukan pengkhianatan dan menyakitinya, meski mungkin anak itu sendiri tidak paham dengan yang Claudia katakan, tapi mendengarnya bicara seperti itu seolah memberikan izin pada Claudia dan Malven untuk memiliki hubungan. Mana mungkin! Claudia menghela napas, tidak menyukai bagaimana kepalanya langsung berpikir sejauh itu. Raga masih anak-anak, ada banyak hal yang tidak dia mengerti, tapi untuk urusan memiliki ibu tiri, Raga pasti sering mendengarnya, jadi wajar baginya untuk menolak dan tidak suka dengan ide Malven menikah lagi. Lagipula, Elodia baru saja pergi setahun lalu. "Nah, karena Raga mengha

    Last Updated : 2024-06-03
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Obrolan Malam

    "Mengerti apa?" Malven menaikkan satu alis saat mendengar gumaman Claudia. "Bukan apa-apa."Jawaban yang terkesan dingin itu membuat Malven semakin mengernyit, memang sih Claudia yang biasanya juga dingin dan agak ketus, tapi rasanya yang kali ini berbeda? Malven menghela napas pelan, mungkin wanita di pelukannya ini sedang sangat lelah setelah seharian mengikuti Raga mengelilingi pusat perbelanjaan. "Jadi, bagaimana?" Pertanyaan Malven membuat Claudia yang hampir memejamkan mata kembali mengerjap, menatap Malven dengan dahi berkerut, bertanya dalam diam. Ia tidak tahu harus menjawab pertanyaan 'bagaimana' yang Malven lontarkan seperti apa."Bukankah kamu bertemu Tabinta?" Malven kembali menatap mata coklat jernih wanita di hadapannya. "Dia meneleponku siang tadi, katanya tidak sengaja mengatakan tentang kami padamu. Tidakkah kamu penasaran dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi?"Ah ... padahal Claudia berusaha melupakannya. Tidak ada keuntungan yang bisa ia dapatkan dari men

    Last Updated : 2024-06-05
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Dimana yang Salah?

    “Darimana saja kamu?”Pertanyaan yang dilayangkan itu sarat akan kemarahan. Pria yang sedang melepas sepatu, melempar asal sepatu itu begitu saja, menambah murka wanita yang menyambutnya.“Deon! Aku tanya, kamu dari mana?! Aku telpon kantor, katanya kamu sudah pulang sejak sore tadi, kemarin-kemarin pun ternyata begitu! Kupikir kamu lembur, nyatanya malah entah kemana!” Wanita bersurai panjang itu mengikuti langkah pria yang baru dua minggu ini menjadi suaminya. Pria itu, Deon, tidak menanggapi sama sekali, hanya berjalan lurus menuju kamarnya. Tapi, langkah Deon terhenti saat Selena tiba-tiba menghadang di depan pintu.“Kenapa tidak jawab? Aku sedang bertanya, Deon, istrimu sedang bertanya! Kamu kemana, keluyuran setiap hari, pulang hampir subuh tanpa kabar, kamu tidak memikirkan aku? Bagaimana jika aku membutuhkanmu?!”“Persetan, Selena!” Deon berteriak, tangannya mengepal saat kemarahan menguasainya. “Kamu tanya aku dari mana? Aku mencari kekasihku, wanita yang kucintai, yang hila

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Perpustakaan Raga

    “Membaca buku?” Malven menaikkan satu alisnya mendengar perkataan Raga yang ingin bermain di perpustakaan hari ini. Bisa dibilang ini pertama kali Raga ingin di rumah saja saat Malven memiliki waktu untuknya.“Iya, Kak Cla jago banget bacain buku, lho! Papa belum pernah denger Kak Cla baca dongeng, kan?” Raga mengangguk semangat, meyakinkan ayahnya jika menghabiskan waktu bersama di perpustakaan itu menyenangkan.Malven mendengus saat melihat Claudia mengernyit, jelas sekali wanita itu tidak mau membacakan buku untuk Malven, apalagi dongeng. “Baiklah, kalau kamu maunya begitu. Tapi, kalau Papa membawa pekerjaan ke perpustakaan bagaimana? Kamu bisa membaca buku bersama Claudia, dan Papa akan mengerjakan sesuatu sambil memperhatikan kalian. Tidak apa-apa, kan?”“Iya, boleh, kok!” Raga menjawab cepat, bahkan tanpa berpikir dua kali. Malven yang sebenarnya hanya iseng bertanya, sedikit terkejut saat putranya menyetujui dengan mudah. Entahlah … rasanya seolah Raga tidak lagi membutuhkanny

    Last Updated : 2024-06-07
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tentang Claudia

    “Ap-apa?” Claudia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mendengar pertanyaan Malven. Kenapa tiba-tiba membicarakan Selena?“Kamu yang memberitahuku semalam, kalau kamu hanya memiliki satu sepupu yang seusia denganmu. Selena yang cantik dan baik,” ucap Malven lagi, mengulang kata-kata Claudia semalam.Claudia tersentak. Sepertinya karena terlalu mengantuk, ia tanpa sadar mengungkapkan isi hatinya tentang Selena. Benar, Selena yang Claudia kenal adalah orang yang baik dan cantik, caranya tersenyum dan tertawa sangat menawan. Bahkan ketika Claudia menangis karena ditinggal ayahnya ke luar kota, Selena akan menghiburnya, memegang tangannya dan menemani Claudia hingga ia merasa lebih tenang.Tapi, kemana gadis cantik dan baik itu pergi? Kemana Selena yang selalu Claudia banggakan?“Aku sudah menceritakan tentangku dan Dea, bukankah tidak adil kalau hanya kamu yang mengetahui salah satu cerita di masalaluku? Aku bahkan bercerita tentang orang tuaku.” Malven menaikkan satu alis saat meli

    Last Updated : 2024-06-08
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Pergi Lagi

    Malven menaikkan satu alis, "Tindakan amoral yang seperti apa maksudmu?" tanyanya sedikit penasaran. Selama dua bulan lebih Claudia tinggal di rumah ini, Malven memang sudah menebak, pasti ada yang sudah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada para pengasuh sebelumnya.Claudia mendekat, "Seperti ini," ucapnya sebelum mengecup singkat bibir Malven. "Sudah waktunya makan siang, ayo bangunkan Raga!"Malven yang terkejut dengan tindakan Claudia, tidak sempat menahan wanita itu saat meninggalkan pangkuannya. "Ckk, godaan macam apa itu? Hanya seperti angin kecil yang lewat," ucapnya malas, tapi tetap membereskan berkas-berkas dan laptopnya yang tadi dibiarkan begitu saja."Aku harus menyimpan ini dulu, sampai bertemu di ruang makan." Malven pergi meninggalkan perpustakaan setelah merapikan semua berkas dan mematikan laptopnya."Baik, Pak." Claudia menjawab sopan, karena sekarang waktunya untuk kembali ke pekerjaannya sebagai pengasuh Raga.Claudia menatap Raga yang tidur sambil memelu

    Last Updated : 2024-06-10

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Skandal di Bandara

    "Apa kita akan kembali ke perusahaan, Nona?"Claudia mendongak dan menatap Shouki yang sedang menyetir di depan, menghela napas pelan sebelum mengangguk. "Kurasa ada baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan saja."Shouki tidak langsung mengatakan sesuatu, membiarkan suasana hening menyelimuti sebelum menarik napas panjang. "Nona--maksudku Claudia, bukankah sebaiknya langsung datangi Tuan Malven saja? Jangan memikirkan sesuatu terlalu rumit, sebaiknya temui dan katakan jika dia telah membuatmu kesal karena tidak menepati janji."Claudia tertunduk, menatap kembali pada ponsel yang layarnya menyala, panggilan masuk dari Malven. Tadi Claudia langsung mematikan telepon setelah mengatakan jika ia sedang sangat sibuk, khawatir jika lebih lama mendengar suara Malven, amarahnya akan meledak.Akhir-akhir ini Claudia menyadari jika emosinya agak sulit dikendalikan. Detik-detik menuju pernikahan entah kenapa membuatnya ketakutan dan panik, padahal Claudia sendiri yang ingin menikah dan yakin jika l

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Persiapan Pernikahan

    Pernikahan Claudia dan Malven akhirnya disetujui oleh Regan, padahal pria itu belum tahu tentang kehamilan Claudia. Untungnya setelah Claudia mengatakan tentang kehamilan, Regan tidak menarik kembali restunya dan hanya menghela napas.Adhamar dan Devan bersikeras ingin mengurus persiapan pernikahan, meminta agar Claudia dan Malven menyiapkan diri juga fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum mengambil cuti bulan madu. Pertemuan antar kedua keluarga langsung dilaksanakan dua hari setelah Regan memberi restu, dan begitu saja, tanggal pernikahan Claudia ditetapkan.Meski semua hal akan diurus oleh para kakek mereka, Claudia memutuskan untuk tetap memilih gaun pengantin dan desain undangan sendiri, termasuk foto prewedding. Sayangnya, Tabinta tidak mendesain gaun pengantin, jadi Claudia hanya memesan perhiasan darinya, untungnya ada produk baru yang belum dikeluarkan ke public hingga Claudia bisa memilikinya.Wanita itu juga menghubungi brand fashion D&C dan bersyukur saat ada beberapa gaun

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cerita Picisan

    Claudia menarik napas panjang saat pria berusia tujuh puluhan itu mengangkat pandangan dari buku di tangan. Adhamar tentu saja mengernyit melihat kedatangan cucunya yang tiba-tiba, apalagi setelah melihat tangan Claudia yang melingkari lengan Malven.Adhamar meletakkan bukunya di meja dan berdiri, menghampiri dua orang yang masih mematung tanpa mengatakan apa-apa.“Ayo bicara di dalam.” Claudia dan Malven segera menunduk sopan saat Adhamar berjalan lebih dulu sebelum mengekor di belakang. Tidak ada yang bicara selama perjalanan melewati beberapa koridor, ruang keluarga dan anak tangga menuju ruang kerja Adhamar. Sudah menjadi aturan tak tertulis untuk membicarakan hal penting hanya di ruang kerja Adhamar, tempat di mana tidak ada seorang pun yang akan menguping. Setelah memasuki ruang kerja dan pintu tertutup, Claudia segera melepas lengan Malven dan berjalan menuju sofa yang telah diduduki kakeknya. Ini adalah hal yang harus Claudia lakukan sekarang, duduk di sisi kakeknya dan mem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status