Share

Bab 262. Serba Salah

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Clarissa menatap sosok Nadia, dari kejauhan dan terlihat jelas dari sorot pandangannya itu menyimpan kebencian. Dia tak pernah merasa semarah ini ketika berurusan dengan seseorang. Tapi Nadia telah berhasil membuatnya merasa sangat marah karena Alvin juga membelanya.

"Sa, ngapain?" Luna menepuk pelan pundak sahabatnya itu sambil mengerutkan keningnya dan mengikuti arah pandangannya. "Lo dari tadi kelihatan nggak fokus dan ngeliatin cewek ngeselin itu terus," tambahnya.

"Gimana gue nggak ngeliatin dia? Lo tau sendiri kalau ini pertama kalinya ada anak baru yang berani ngeremehin gue, kan?"

Luna menghela nafas berat karena perkataan sahabatnya itu memang benar. Sepasang bola mata yang terlihat dipenuhi dengan amarah kembali mengarah pada Nadia dan Clarissa mengepalkan tangannya dengan erat sambil menggertakkan giginya. "Gue nggak bisa diem aja kayak gini, Lun. Si Alvin juga ngapain belain cewek ngeselin itu, sih?!"

"Udah, mendingan kita susun rencana aja. Jangan main kotor kayak gini," b
Anggrek Bulan

memang menjadi junior itu seperti serba salah ya. semoga Nadia bisa kuat ya

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 263. Jangan Seenaknya

    "Lebay?" Napas Nadia memburu naik turun bersamaan dengan sorot matanya yang dipenuhi dengan kekecewaan. "Apa Kakak tahu kalau itu adalah bekal makanan yang disiapkan secara langsung oleh … oleh seseorang yang aku sayang? Kakak nggak seharusnya melakukan hal kekanakan kayak gini! Ini namanya bullying!"Marah, itulah yang sedang dirasakan oleh Nadia. Makanan yang telah dipersiapkan susah payah oleh suaminya itu justru kini jadi sia-sia.Namun Clarisa tetap bersikap santai. Dia justru tersenyum sinis sambil melipat kedua tangannya tepat di depan dada. "Bullying? Nggak usah bercanda, deh. Ini namanya pelajaran, supaya junior kayak lo nggak bersikap kurang ajar."Bukan Clarissa namanya jika dia bersikap lembek. Dia sudah menepati janjinya itu untuk memberikan pelajaran pada Nadia karena memang telah bersikap kurang ajar sebelumnya.Clarissa memiliki banyak pengaruh di kampus ini dan Nadia seharusnya tidak menyinggungnya sama sekali. Clarissa berkuasa, Nadia memicingkan mata ketika amarah m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 264. Lawan yang Sepadan

    Nadia memicingkan matanya itu sambil menatap ketiga perempuan yang baru saja berlalu pergi meninggalkannya. Dia merasa aneh dan hanya bisa menghela nafas berat."Padahal tadi dia minta maaf, tapi kenapa semudah itu kembali mengancam?" gumamnya.Keadaan di kantin yang sempat ricuh kini telah kembali tenang. Para mahasiswa kembali menikmati waktu makan siangnya itu.Hanya Nadia yang dipenuhi dengan kesedihan karena sekarang bakal makanan yang susah payah disiapkan oleh suaminya berakhir sia-sia dan itu membuatnya merasa sangat sedih. Pandangan matanya terlihat maner ketika melihat nasi yang telah tercampur oleh jus jeruk. Dia mengeratkan tangannya dan mencoba untuk menahan sesak di dalam dadanya.Bagaimana jika suaminya tahu kalau dia tak menyantap bekal makanannya ini?Nadia tak mau jika suaminya itu merasa sedih karena Daniel sedari pagi sudah berkutat di dapur dan sengaja menyiapkan ini semua dengan menyisihkan waktunya."Daniel … maaf. Aku pengen banget makan hasil masakanmu, tapi se

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 265. Emosi

    "Oh, wow … santai." Alvin menggelengkan kepalanya perlahan sambil tertawa karena Nadia saat ini sangat bersemangat dan tampaknya dia bisa mengoceh selama beberapa jam lamanya tanpa berhenti sama sekali. "Dulu Clarissa nggak keterlaluan kayak gini, kok."Alvin masih ingat dengan jelas bagaimana sikap Clarissa. Jika mengingatnya sekarang, kadang dia berpikir kalau Clarissa berubah begitu banyak."Orang memang bisa berubah kapan saja," tutur Nadia. Entah apapun alasannya tapi seseorang tetap bisa berubah. Bahkan kadang-kadang sampai berbeda sangat jauh dibandingkan dengan sifat aslinya.Alvin menatap Nadia dan hanya bisa terdiam ketika mendengarnya berbicara. Entah mengapa dia merasa nyaman berada di samping Nadia dan membiarkannya mengatakan sesuatu, padahal dia bukanlah orang yang mau mendengarkan ocehan."Lalu, Lo bakalan maafin Clarissa?"Nadia terdiam sejenak karena bagaimanapun juga jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam saat ini merasa sangat kecewa sebab diperlakukan denga

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 266. Menyesal Pun Percuma

    "Bunda!" Sean berlari sambil berteriak ketika melihat Nadia.Nadia yang sejak tadi menunggu putranya pulang sekolah itu pun segera berdiri dari bangku dan dengan cepat langsung menangkap tubuh Sean."Gimana sekolahnya hari ini, Sean?" tanyanya sambil melepaskan pelukannya itu dan menatap lekat putra sambungnya dengan lembut.Sean tersenyum tipis dan segera menggandeng tangan Nadia, selalu menjelaskan semua kejadian yang dialaminya tadi ketika berada di sekolah dan tampaknya dia baik-baik saja karena memang raut wajahnya pun.Nadia yang melihat itu merasa sangat bersyukur karena Sean telah kembali seperti semula dan bisa menjalani kehidupannya dengan bahagia. Walaupun memang sempat mengalami hal buruk karena diculik dan juga ada berbagai trauma yang mengakar kuat di dalam pikirannya, Sean berhasil melawan itu semua dan dia bahkan mau menemui Monica.Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan sesekali mengobrol ringan supaya bisa mengisi perjalanan agar tak terlalu kosong."Bunda gimana di k

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 267. Kesedihan Monica

    Wajah Monica masih terlihat sendu karena beberapa waktu yang lalu dia memang menangis sesenggukkan dan mengeluarkan semua isi hatinya. Entah mengapa sekarang dia jadi merasa sedikit malu karena Syifa dan Dewi jadi mengetahui tentang masa lalunya."Ini, Kak." Syifa mengulurkan tisu padanya sambil tersenyum tipis dan tampak jelas bahwa dia sangat simpatik.Monica menerimanya dengan ragu, dia segera menganggap sisa air matanya itu dan mencoba untuk mengatur napas supaya sesak di dalam hatinya segera berkurang."Apa kamu sekarang sudah merasa jauh lebih lega?" Dewi menatapnya dengan intens. Dan dia memang sangat peduli dengan masalah yang dialami oleh Monica.Monica menganggukkan kepalanya perlahan. Saat ini dia merasa jauh lebih lega dan tak ada lagi dusta serta kebohongan yang ditutupinya. Dia telah mengatakan sejujurnya pada teman satu selnya ini dan ternyata semuanya jadi terasa jauh lebih baik.Padahal awalnya dia telah berniat untuk menjauh sebisa mungkin supaya tak terlibat dengan o

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 268. Firasat

    "Nadia … Kenapa dia nggak mengatakan apapun padaku?"Ada banyak pertanyaan yang kini muncul di dalam kepala Daniel karena Nadia tak menceritakan apapun mengenai hal yang baru saja menimpanya.Padahal ini adalah sesuatu yang cukup buruk dan Daniel sudah mewanti-wanti sejak awal agar sang istri menceritakan semuanya padanya.Tapi apa ini?!Kenapa Nadia justru bersikap seolah-olah tak ada apapun yang terjadi dan masih bisa tersenyum?Daniel mengepalkan tangannya dengan erat, dia tak bisa diam saja seperti itu dan dengan cepat langsung memanggil salah satu bawahannya untuk membereskan masalah.Setelahnya, pria itu langsung mencoba untuk menghubungi sang istri.Butuh waktu selama beberapa detik hingga akhirnya panggilannya itu diangkat dan dari ujung telepon sana terdengar suara istrinya."Halo? Ada apa?" Nadia merasa sedikit kaget karena Daniel tiba-tiba saja meneleponnya. Dia juga baru saja tiba di rumah dan menidurkan putranya yang baru saja pulang sekolah. Kebingungannya itu semakin ber

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 269. Bersiap-siap

    Ketika Daniel pulang dari kantor dia langsung berlalu pergi untuk masuk ke dalam kamarnya dan ternyata di sana sang istri sudah menunggu sedari tadi.Tapi sayangnya Nadia sudah terlelap karena memang dia merasa sangat lelah dengan kegiatan seharian ini.Daniel menatap lekat sosok perempuan yang saat ini tergeletak tepat di atas ranjangnya. Nafasnya terlihat naik turun secara teratur. Daniel yang melihat itu tanpa sadar tersenyum dan segera meletakkan tas kerjanya sambil duduk tepat di sampingnya.Padahal Nadia mengalami banyak hal buruk seharian tadi. Tapi dia terus saja mencoba untuk tenang dan menutupi segalanya supaya masalah tak jadi jauh lebih besar.Perlahan Daniel mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Nadia. Namun tiba-tiba saja, Nadia mulai mengaktifkan matanya beberapa kali dan dia tampak sedikit terkejut ketika melihat sosok suaminya itu berada tepat di sampingnya."Eh? Kamu udah pulang?" Nadia yakin kalau tadi dia sedang menunggu Daniel. Tapi ternyata dia justru ketidu

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 270. Malam Pertama Halal

    "Ssst!" Jari telunjuk pria itu sekarang berada tepat di depan bibir istrinya. Nadia seketika langsung terdiam dan menatap muka suaminya. Tapi sebelum dia bisa melakukan apapun, Daniel tiba-tiba saja menarik tangannya sambil berkata, "Kalau pakai baju pun, nanti bakalan dilepas juga, kan?"Wajah Nadia seketika langsung berubah seperti kepiting rebus. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan suaminya itu dan segera memalingkan wajahnya.Daniel yang melihat itu tersenyum dan kembali meraih dagu Nadia, memaksanya untuk kembali menatapnya lekat. Ketika mereka berdua saling berpandangan, Daniel menyeringai sinis dan perlahan mendekatkan wajahnya, membuat sang istri seketika langsung memejamkan mata dengan jantung yang berdebar.'A-apa dia mau menciumku?' batin Nadia, panik. Apalagi mereka berdua saat ini melakukannya dalam keadaan sadar.Namun selang lebih dari 30 detik lamanya tak ada apapun yang terjadi dan Nadia perlahan mulai membuka matanya kembali. Saat itulah dia melihat suaminya t

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status