Home / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 269. Bersiap-siap

Share

Bab 269. Bersiap-siap

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ketika Daniel pulang dari kantor dia langsung berlalu pergi untuk masuk ke dalam kamarnya dan ternyata di sana sang istri sudah menunggu sedari tadi.

Tapi sayangnya Nadia sudah terlelap karena memang dia merasa sangat lelah dengan kegiatan seharian ini.

Daniel menatap lekat sosok perempuan yang saat ini tergeletak tepat di atas ranjangnya. Nafasnya terlihat naik turun secara teratur. Daniel yang melihat itu tanpa sadar tersenyum dan segera meletakkan tas kerjanya sambil duduk tepat di sampingnya.

Padahal Nadia mengalami banyak hal buruk seharian tadi. Tapi dia terus saja mencoba untuk tenang dan menutupi segalanya supaya masalah tak jadi jauh lebih besar.

Perlahan Daniel mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala Nadia. Namun tiba-tiba saja, Nadia mulai mengaktifkan matanya beberapa kali dan dia tampak sedikit terkejut ketika melihat sosok suaminya itu berada tepat di sampingnya.

"Eh? Kamu udah pulang?" Nadia yakin kalau tadi dia sedang menunggu Daniel. Tapi ternyata dia justru ketidu
Anggrek Bulan

ada yang. bisa menebak apa yang selanjutnya tejadi?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 270. Malam Pertama Halal

    "Ssst!" Jari telunjuk pria itu sekarang berada tepat di depan bibir istrinya. Nadia seketika langsung terdiam dan menatap muka suaminya. Tapi sebelum dia bisa melakukan apapun, Daniel tiba-tiba saja menarik tangannya sambil berkata, "Kalau pakai baju pun, nanti bakalan dilepas juga, kan?"Wajah Nadia seketika langsung berubah seperti kepiting rebus. Dia tahu dengan jelas maksud dari perkataan suaminya itu dan segera memalingkan wajahnya.Daniel yang melihat itu tersenyum dan kembali meraih dagu Nadia, memaksanya untuk kembali menatapnya lekat. Ketika mereka berdua saling berpandangan, Daniel menyeringai sinis dan perlahan mendekatkan wajahnya, membuat sang istri seketika langsung memejamkan mata dengan jantung yang berdebar.'A-apa dia mau menciumku?' batin Nadia, panik. Apalagi mereka berdua saat ini melakukannya dalam keadaan sadar.Namun selang lebih dari 30 detik lamanya tak ada apapun yang terjadi dan Nadia perlahan mulai membuka matanya kembali. Saat itulah dia melihat suaminya t

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 271. Menyembunyikan Identitas

    Clarissa mengedarkan pandangannya ke sekeliling karena memang dia sudah merencanakan cara supaya bisa membalaskan dendamnya pada Nadia. Walaupun memang sedikit terlambat karena ada beberapa hambatan yang membuatnya harus mengalah, Clarissa tak akan melupakan penghinaan yang dia terima."Duh, kenapa lama banget sih? Cewek ngeselin itu belum kelihatan juga?" Freya mulai tak sabaran karena dia memang hari ini sengaja datang ke kampus jauh lebih pagi dari biasanya. "Mana gue belum sarapan lagi, perut gue keroncongan," cerocosnya lagi.Clarissa yang mendengar itu pun seketika langsung menoleh dan mengerutkan keningnya. "Fre? Lo bisa sabar dikit nggak sih? Kita sekarang harus nungguin tuh anak sialan dateng. Kalau lo masih berisik kayak gini, mending pergi aja deh."Seketika Freya langsung menutup mulutnya rapat-rapat tapi dia melipat kedua tangannya tepat di depan dada. Merasa sedikit kesal karena justru diusir oleh Clarissa.Luna yang melihat itu pun hanya bisa menghela nafas berat karena

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 272. Putri

    "Apa Kakak baru sadar kalau aku emang nggak merasa nyaman?"Alvin langsung menghentikan langkahnya. Keningnya itu berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. "Lo nggak nyaman sama gue?"Rasanya aneh karena ini merupakan kali pertama seseorang mengatakan tak nyaman dengannya.Namun saat melihat cara Nadia menatapnya, Alvin tak meragukannya sama sekali. Cewek aneh, pikirnya.Nadia tahu dengan jelas bahwa perkataannya barusan bisa saja menyakiti seseorang yang mendengarnya. Tapi dia memang tak mau terlalu dekat dengan lawan jenis.Apalagi Alvin tampak jelas memiliki banyak penggemar di luar sana. Hanya dengan terlihat dekat dengannya, Nadia pasti akan terlibat banyak masalah nantinya. Dia tak mau seperti itu."Lo itu beneran cewek aneh, ya?" Alvin terkekeh pelan, "Banyak yang berusaha buat deketin gue. Tapi lo malah menjauh, aneh.""Bukan aneh, Kak. Tapi aku dari awal emang berniat untuk memberikan batasan." Nadia kembali menegaskan sambil memasang tatapan serius. Dekat dengan Alvin, ha

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 273. Semakin Dendam

    "Put, kamu mau ke kantin nggak?" Nadia melirik ke arah teman sebangkunya itu yang saat ini sedang sibuk memasukkan buku-buku ke dalam tasnya.Putri menoleh dan terdiam sejenak karena selama ini dia selalu langsung pergi ke perpustakaan ketika istirahat tiba karena memang saat berada di kantin membuatnya merasa sesak sebab terlalu banyak orang, dan dirinya hanya sendirian.Tapi rasanya kali ini berbeda karena dia sudah memiliki teman."Uhm, boleh deh.""Ayo kalau gitu. Aku ngerasa sedikit lapar nih," ujar Nadia sambil bangkit dari kursi.Mereka berdua lantas berlalu pergi keluar dari kelas. Tapi ternyata di depan kelas sana sudah ada yang menunggu."Heh!" Suara seseorang yang memanggil dengan sedikit kasar terdengar, membuat Nadia dan Putri seketika langsung menoleh.Nadia mengerutkan keningnya ketika melihat sosok Freya. Bukankah ini adalah salah satu teman dekat Clarissa?Kenapa Freya tiba-tiba saja mendatanginya?Bahkan Freya tampaknya sudah menunggu sedari tadi seolah-olah beberapa

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 274. Terlalu PD

    "Kamu suka buku genre apa?" Putri kembali melirik ke arah Nadia sambil bertanya karena temannya itu tampak sedikit kebingungan setelah masuk ke dalam perpustakaan.Nadia menoleh dan meringis perlahan karena buku-buku yang sering dibacanya merupakan jenis romansa. Dia sedikit malu untuk mengatakannya."Apa kamu suka buku romansa?""Eh? Gimana kamu bisa tahu, Put?"Putri tertawa pelan. "Cuma nebak aja kok. Kebetulan aku juga suka buku jenis itu. Jadi aku bisa merekomendasikannya buat kamu.""Oh, ya?" Penampilan Putri tak menampakkan kalau dia suka dengan bau-bau romantis. Bahkan Nadia sempat berpikir kalau teman barunya itu justru lebih suka membaca buku tentang politik serta ilmu-ilmu sastra.Telunjuk Putri marah tepat ke sebuah rak di ujung kanan sana. "Disana banyak buku romance yang recomended. Kamu bisa coba cari disana, Nad."Nadia menganggukkan kepalanya perlahan setelah diberi petunjuk oleh teman barunya itu. Dia langsung berlalu pergi mendekati rak di ujung kanan sana dan mulai

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 275. Kekecewaan Alfin

    'Kenapa dia ada disini, sih?!' Nadia membatik dengan perasaan kesal karena Alvin tak kunjung pergi. Padahal dia saat ini tengah duduk bersama dengan Putri. Tapi lelaki itu justru ikut dan kini duduk tepat di seberang mereka.Putri juga tampaknya sedikit tak nyaman karena bagaimanapun juga, Alvin adalah seseorang yang cukup populer di kampus ini. Rasanya aneh melihat lelaki itu berada di perpustakaan dan membaca buku dengan fokus.Sesekali Putri tampak melirik ke arah Nadia dan berniat untuk bertanya. Tapi dia tak memiliki keberanian sebesar itu dan memutuskan untuk tetap memendamnya.Nadia yang merasa jengah pun segera meletakkan bukunya dan memandang Alvin. "Kenapa Kakak di sini?""Hm?" Alvin menghentikan aktivitasnya sejenak, tangan kirinya yang tengah menopang kepalanya itu segera ditarik kembali dan dia menatap Nadia. "Kenapa memangnya kalau gue ada di sini?" tanyanya balik tanpa rasa bersalah sedikitpun karena memang perpustakaan ini bebas dimasuki oleh siapapun. "Lo nggak suka g

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 276. Jangan Dekati Aku

    "Lo emang nggak pernah berubah, ya? Entah kenapa sekarang gue jadi nyesel karena nggak bertindak dari dulu meskipun melihat lo bersikap semena-mena."Mata Clarissa seketika langsung membulat dengan sempurna ketika mendengar perkataan Alvin. "Al? Lo serius ngomong kayak gini ke gue?"Clarissa memusatkan pandangannya itu pada Alvin dan menginginkan jawaban darinya. Hubungan mereka tak pernah sampai seburuk ini sebelumnya, meski memang beberapa kali sempat berdebat.Alvin menatap Clarissa, dia terdiam selama beberapa saat. Sejujurnya dia sangat peduli pada Clarissa karena bagaimanapun juga mereka telah saling mengenal cukup lama. Alvin sendiri yakin, Clarissa dulunya tak seperti ini.Sejak kapan semuanya jadi berubah?Alvin menghela nafas perlahan dan melirik ke sekitar karena sekarang hampir semua orang yang ada di sana memandangnya. Mereka jelas-jelas merasa sangat penasaran dengan perdebatan yang saat ini tengah terjadi. Menyebalkan!Dia benci ketika menjadi pusat perhatian.Luna dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 277. Selalu Untukmu

    Kriet!Tengah malam, Daniel baru saja masuk ke dalam kamarnya setelah dia menyelesaikan semua pekerjaan di ruangan pribadinya. Pria itu tampak melirik ke arah sosok wanita yang saat ini sudah tertidur dan dia pun mendekatinya sambil tersenyum tipis."Kayaknya dia kelelahan," lirihnya.Wajar bagi seseorang yang sedang hamil muda mudah lelah. Apalagi Nadia saat ini memutuskan untuk berkuliah dan tentu saja tenaganya jadi terkuras dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.Daniel lantas naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya itu tepat di samping sang istri tercinta. Pelan-pelan tangannya mulai terulur dan memeluk pinggangnya dengan mesra."Uhm, kamu sudah kembali?" Nadia yang belum terlalu lelap itu menyadari seseorang memeluknya dari belakang dan dia sendiri sudah bisa menebak kalau orang itu adalah suaminya.Kening daning terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu karena dia tak menyangka kalau istrinya itu masih terbangun."Ya, Aku baru selesai. Kenapa kamu belum tidur?

Latest chapter

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status