Beranda / Romansa / Pengantin yang Keliru / Nama yang Mengabadikan Luka

Share

Nama yang Mengabadikan Luka

Penulis: Sara Sadri
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-10 13:44:39

Aldo Bagaskara, nama itu memang tidak pernah dilupakan Balqis seumur hidup. Sebab, pria itulah yang menjadi alasan Balqis melajang dan trauma menjalin hubungan dengan lelaki. Ingatan buruk kembali berpendar di pandangannya saat menatap Aldo.

Ingatan itu mengajaknya berkelana ke sepuluh tahun lalu. Saat di mana Balqis pertama kali mengenal cinta. Sosok pemberani dalam diri Balqis yang mengantarkan dirinya untuk menyatakan cinta pada Aldo.

Balqis satu SMA dengan Aldo, tapi mereka beda kelas dan satu angkatan. Saat duduk di bangku kelas dua, Balqis pertama kali jatuh cinta dengan pria tampan di seluruh jagad sekolah yaitu Aldo. Ia berinisiatif untuk mengungkapkan perasaan dengan memberikan surat cinta.

Surat cinta diletakkan Balqis di laci meja Aldo. Sosok Aldo yang tampan merupakan dambaan para gadis. Tentu saja pria itu tidak terima dengan ungkapan perasaan Balqis. Apalagi kala itu Balqis tidak pandai merawat diri. Wajah Balqis penuh jerawat, kusam, dan tubuhnya yang sintal cukup mengedikan bahu lebar Aldo.

Aldo membawa surat cinta itu kelapangan olahraga dan membacanya keras-keras hingga mengundang perhatian para siswa dan siswi. Tidak terkecuali Balqis. Saat melihat wajah Balqis Aldo langsung mengoyakkan dan melempar serpihan surat cinta itu ke udara.

Sakit hati Balqis tidak hanya karena dipermalukan di depan seluruh jagad sekolah, tapi Aldo menatapnya dengan sinis. Terlebih lagi Aldo tanpa rasa bersalah meludah ke wajah Balqis. Sejak itu Balqis terus dibully oleh gadis-gadis yang menyukai Aldo. 

Trauma karena ditolak cinta oleh Aldo dan bonus dibully oleh satu sekolah cukup membuat Balqis memutuskan pindah sekolah. Namun, lukanya masih tetap saja belum kering meski kejadian itu sudah bertahun-tahun berlalu.

Tangan Balqis terkepal dengan kuat dan nafasnya menggebu-gebu. Cukup lama ia terdiam menatap pria tampan yang mencampakkan dia seperti sampah. 

Aldo mengerutkan dahi. “Excuse me?”Aldo tidak mengerti kenapa aura Balqis seakan tidak menyukai dirinya.

“Qis… Qis….!” Asistennya coba menyadarkan Balqis.

“Oh, maaf. Ayo silahkan duduk!” 

Balqis semakin yakin kalau Aldo memang tidak menyadari siapa dirinya sama sekali. metamorfosis Balqis memang cukup nekat. Ia tersenyum dan sedikit memperlihatkan giginya yang rapi dan putih bersih. Syukurlah dia tidak mengenalku, gumam Balqis.

“Perkenalkan saya Balqis, wedding planner di sini!” Mata Balqis langsung memantau ke arah sekitar untuk mencari keberadaan calon mempelai wanita.

Aldo cukup mengerti apa yang dicari Balqis. “Senang bertemu dengan Anda. Anda sangat can….” Hampir saja Aldo terpeleset lidahnya karena terpesona dengan wajah Balqis. “Maaf, pacar saya agak telat, tapi sebentar lagi pasti datang.”

“Oh begitu," Balqis hanya mengangguk. Tidak bersemangat lagi memandang wajah pria yang paling dibenci seumur hidupnya.

Beberapa saat tidak ada pembicaraan di antara mereka. Aldo cukup heran kenapa Balqis lesu, tidak seperti gadis pada umumnya. Jika bertemu dengan Aldo pasti terkesima dengan dirinya yang tampan, mapan, dan dermawan.

Hujan masih saja belum reda. Beberapa kali Aldo menengok ke belakang. Sesekali juga ia melirik arloji di pergelangan tangan. Pembicaraan itu terhenti hampir sepuluh menit.

Asisten Balqis mencium aroma kecanggungan pada pertemuan pertama mereka. "Qis kenapa tidak bicara? Nanti klien kita bisa kabur."

Balqis meratakan tubuhnya untuk bersikap profesional. Pria itu juga tidak mengingat siapa dirinya, pikir Balqis. "Maaf, tadi saya hanya memikirkan konsep yang sesuai untuk pernikahan Anda."

Balqis mencoba mencairkan keadaan yang kaku. Padahal dari lubuk hatinya yang paling dalam Balqis memang tidak ingin sama sekali berniat berbicara dengan Aldo.

"Panggil saja saya Aldo, supaya kerjasama kita tidak kaku," sarannya.

"Baik, apa kalian punya request tertentu untuk pernikahan ini?"

"Ehm… saya sebenarnya tidak terlalu mengerti soal ini, tunggu sebentar!" Aldo beranjak dari tempat duduk. Dia sepertinya akan menelpon seseorang.

Aldo agak menjauh dari Balqis. 

"Pasti dia lagi menelepon pacarnya yang model itu," ujar Asisten Balqis.

"Hush, jaga bicaramu. Nanti klien kita bisa salah paham kalau kamu sering berbisik seperti ini!"

"Ok bos." 

Aldo kembali lagi duduk di hadapan Balqis. "Untuk konsep pernikahan kami, kita tunggu saja pacar saya. Dia sudah on the way ke sini."

Balqis pura-pura menatap arloji. Ingin sekali ia mengusir secara langsung pria menyebalkan itu. Dia benci mengingat nama yang mengabadikan luka di masa lalu.

Aldo kembali memandang wajah Balqis yang tampak tak asing. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" jiwa penasarannya kian meronta.

"Saya rasa tidak," jawab Balqis untuk mempersingkat  waktu.

Aldo mulai mengingat-ingat di mana mereka sebelumnya bertemu. Di tengah pencarian momen itu, pacarnya datang.

"Honey!" Pacar Aldo yang supermodel itu menyerbakkan aroma bunga yang kuat. 

Rambutnya yang lurus sepinggang dan dress bunga ditutup dengan jaket denim cukup mempertontonkan sisi manis dan feminim. "Hallo, perkenalkan aku Karinina!" Ia mengulurkan tangan pada Balqis.

Balqis berdiri dan menyambut tangan lembut dari super model tinggi semampai. "Saya Balqis."

"Maaf, aku telat. Tadi ada meeting." Karinia duduk di samping pacarnya.

"Tidak apa-apa." Padahal Balqis ingin segera mengakhiri pertemuan pertama mereka.

"Kami rencananya akan menikah setahun dari sekarang, tapi mama Aldo ingin kami segera menikah, jadi kami mengambil jalan tengahnya untuk menikah sekitar enam bulan dari sekarang. Apa bisa semuanya diurus?"

"Tentu saja, waktu enam bulan cukup untuk mempersiapkan pernikahan kalian. Jadi konsep seperti apa yang kalian inginkan?"

"Aku ingin konsep pesta di taman saja, tapi mama kamu setuju tidak honey?" Karinina melirik Aldo.

"Bagaimana kalau kita membicarakan ini dengan keluarga kalian berdua juga? Jadi bisa mencari konsep yang tepat dan semuanya setuju," saran Balqis.

"Apa tidak bisa hari ini saja menentukan konsep pernikahan ini? Seminggu ke depan aku mungkin tidak ada di sini. Ada pekerjaan yang tidak bisa dicancel."

Aldo memegang tangan pacarnya. "Kamu tidak bilang sebelumnya…." Wajah Aldo berubah murka.

"Aku sudah katakan, aku tidak bisa mengurus pernikahan ini sendiri. Kita butuh wedding planner. Gampang kan?" Karinina menyilangkan tangan. Dia tersenyum seolah tidak bersalah atas ucapannya tadi.

"Ini konsep yang bisa kalian pilih!" Balqis memberikan portofolio berisi konsep pernikahan yang dapat dipilih oleh kliennya.

Aldo mengalah. Ia menelpon ibunya. Beranjak dari tempat duduk dan menjauh dari mereka semua.

"Aku pikir ini cocok untuk pernikahan kami!" Karinina menunjuk pada konsep pernikahan di taman dengan nuansa serba putih.

"Apa semuanya akan diadakan di outdoor untuk akad dan resepsinya juga?" tanya Balqis untuk memastikan supaya dicatat sang asisten.

"Aku pikir dua-duanya lebih romantis dan sweet jika diadakan di outdoor," bisik Karinina sembari tersenyum seolah mereka sudah akrab.

Balqis menatap punggung lebar yang sedang menelpon sang ibu. "Bagaimana dengan calon suami Anda? Apa dia setuju?"

"Aku rasa pacarku juga pasti akan setuju, tapi aku tidak tahu dengan mamanya."

"Sayang, mama bilang dia harus melihat dulu konsep itu dan membicarakan ini…,” jelas Aldo.

"Kenapa sih kamu harus mendengar apa kata mamamu? Ini kan pernikahan kita. Selalu saja Mama. Kalau bukan karena mama kamu, apa kamu juga tidak akan menikah denganku?" Emosi Karinina cukup membludak.

Bab terkait

  • Pengantin yang Keliru   Sulit Move On

    "Apa kamu juga akan menikah denganku secepat ini kalau tidak didesak mamaku? Berapa kali aku melamarmu dulu, tapi kamu seringkali menolak. Aku sudah lama bersabar." Aldo melotot dengan suara beratnya yang naik satu oktaf.Keduanya bertengkar tanpa peduli dengan orang yang ada di sekitar. Balqis sungguh iri dengan keduanya yang akan menikah. Sementara dirinya, satu lelaki pun tidak ada yang mendekati apalagi melamar."Ehem. Jadi bagaimana dengan konsep pernikahan yang kalian inginkan?" Balqis mencoba mengembalikan keadaan supaya tidak tegang."Sorry, saya…." Aldo meredakan amarahnya dengan tersenyum dengan Balqis."Terserah kamu saja. Aku ada meeting. Balqis tolong urus pernikahanku!" Karinina beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Aldo."Sumpah, ini lebih tegang dari pertengkaran klien kita yang pertama tadi!" bisik asisten Balqis.Aldo mengepalkan tangan, memejamkan mata, dan menghembuskan nafas. "Atur saja jadwal pertemuan kita selanjutnya. Nanti saya akan membawa mama untuk membah

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Pengantin yang Keliru   Merutuki Kesendirian

    Cinta? Balqis bahkan tak pernah memikirkan itu. Hanya ada rasa benci yang seluas samudera Hindia pada Aldo "Aku tidak akan pernah mencintai orang seperti dia Num. Kamu tahu sendiri dia adalah orang yang membuatku takut berkomitmen sampai sekarang.""Tapi kamu jangan menyalahkan dia seratus persen. Mungkin masalahnya ada di diri kamu juga Qis. Apa kamu perlu bantuan untuk menemukan pendamping hidup?"Balqis mengedipkan mata dengan cepat. Ia mengambil sepucuk bunga mawar merah menghirup aromanya sepenuh hati. "Aku pergi dulu…."Hanum menggelengkan kepala. "Selalu saja seperti itu. Sayang sekali sudahlah cantik, cerdas, karir cemerlang, tapi masih single… Ups." Ia menutup mulut saat Balqis menoleh ke arahnya.Aku juga tidak ingin sendiri. Kenapa semua orang mencercaku hanya karena aku sendiri? Kalian tahu betapa sulit untuk aku menegakkan senyum, meski setiap kata yang keluar sangat menyakitkan. Gumam Balqis dalam hatinya. Saat sampai di ruangannya Balqis mengambil tas. Wajah cemberut m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Pengantin yang Keliru   Label Perawan Tua

    “Saya belum menikah tante.” Balqis tertunduk lemas menyeruput kopi hingga cangkirnya kosong.“Sayang sekali ya.” Ana spontan mengoyakkan perasaan Balqis dengan sadis, tapi ia tak bermaksud demikian.Balqis hanya tersenyum. Perasaannya sungguh teriris sembilu hingga luka lama kembali lagi menghantam dinding hati.“Tapi kamu sudah punya pacar atau mungkin kamu sudah punya calon suami?….”“Ma, Aldo harus pergi sekarang. Aldo ada pasien.” Seringkali Aldo melirik ke arah ponsel.Perkataan Aldo cukup menyelamatkan Balqis. Sebab, ia tidak perlu menjawab pertanyaan yang sudah dilontarkan seribu satu orang pada dirinya. Aldo langsung mengecup kening ibunya. Dia paham ibunya pasti masih ingin berlama-lama di coffee shop yang cozy dan rustic itu. Tanpa berlama-lama pria itu pergi dari sana."Biasa, anak tante memang seperti itu. Kalau Tante tidak memintanya menikah, mereka pasti tidak akan melakukannya. Oh iya, kamu sudah bertemu dengan Nina?" "Sudah Tante," jawab Balqis diplomatis, takut ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-10
  • Pengantin yang Keliru   Meluruskan Masalah

    Siapa yang tidak kepikiran bila melampiaskan amarahnya pada orang lain. Sementara orang itu tidak tahu apa-apa. Kondisi itu dialami oleh Aldo saat dia sudah sampai ke rumah.Bagaimana dengan Balqis? Apakah dia baik-baik saja dengan sikap dirinya yang tidak dewasa sama sekali.Aldo memperhatikan gawai berkali-kali setelah selesai mandi. Apakah dia harus menelpon Balqis atau tidak? Tapi kali ini dia memang harus minta maaf.Bergegas Aldo mencari baju terbaiknya dan memakaikan parfum yang menjadi andalannya untuk beraktivitas seharian.Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan kalau waktu belum terlalu malam. Jadi, tidak apa-apa kalau dirinya pergi bertemu dengan Balqis.Benak Aldo mulai memikirkan strategi bagaimana dia bisa bertemu dengan Balqis. Kalau dia menelpon perempuan itu sekarang pastinya tidak akan diangkat sama sekali. Seketika ia memikirkan asisten Balqis yaitu Shanum.Aldo mengambil kartu kontak Wedding Projects yang ada di laci nakas. Dia segera menelpon perempuan itu. B

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Membuka Hati

    Kegundahan yang dialami Balqis kemarin langsung ditanggapi oleh Shanum. Secepat kilat ia memiliki kandidat pria yang cocok untuk temannya itu."Halo, Qis hari ini kamu harus berpenampilan cantik!" Suara sengau bangun tidur dari sebarang sana cukup menganggu.Apa-apaan sih Shanum, Balqis jadi setengah hati menggunakan blouse kesukaannya. "Memangnya ada apa?" Ia bergegas lagi ke lemari untuk mencari baju yang cocok."Ya ampun, kok kamu lupa sih. Kamu sendiri yang minta dicarikan pria untuk dijadikan suami. Aku sudah punya banyak stok selusin bahkan!"Dasar Shanum, dia menanggapi ucapanku yang waktu itu dengan serius. Ah tidak. Nasi sudah jadi bubur. Bagi Balqis dijodohkan itu sangat tidak elegan. Balqis menginginkan bertemu pangerannya secara tidak sengaja di tempat yang biasa ia kunjungi. Bukan pertemuan dengan perencanaan seperti ini."Aku belum siap Sha! Kamu batalkan saja pertemuan itu!" Sulit bagi Balqis untuk membuka kunci pintu hatinya. Ia terlalu resah dan takut disakiti. "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Mendamaikan

    Untuk kelancaran bisnisnya Balqis menghubungi Aldo supaya berdamai dengan tunangannya Karinina. Namun, tetap saja Balqis masih merasakan luka itu di dalam dirinya.Pagi setelah membuat janji bertemu dengan mereka berdua di coffee shop yang ada di sebelah kantor. Itu bukan tanpa alasan karena tempat tersebut memang nyaman untuk berdiskusi banyak hal.Balqis mengetuk meja sambil melirik ke arah arlojinya yang berwarna putih. Kali ini dia tidak ingin kehilangan uang yang begitu besar karena pembatalan pernikahan antara Aldo dan juga Karinina."Ke mana sih mereka kok belum datang juga." Sekali lagi Balqis melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.00. Tapi keduanya belum muncul juga apa mereka belum berdamai?Beberapa detik kemudian Aldo datang di hadapan Balqis dengan senyumnya yang paling manis dan menawan. "Apa kau akan tetap menyuruhku berdiri di sini saja?" sapa Aldo pada Balqis.Pria itu memang selalu tampak mempesona. Walau hanya menggunakan baju kemeja putih dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Kepergok Kencan Buta

    Untuk yang kedua kalinya Balqis ikut kencan buta karena rekomendasi dari Shanum. Ia terpaksa harus mengenal seseorang hanya dalam satu waktu. Dia datang ke restoran yang sudah dipesan oleh pria itu.Kali ini Balqis diiming-imingi bahwa pria itu adalah sosok yang sangat dermawan, cinta anak-anak, dan juga memiliki kedudukan tinggi di perusahaannya.Siapa yang tidak tertarik mendengar hal itu. Balqis juga ingin mencoba untuk membuka hatinya kembali. Dia pernah mendengar ada orang yang menemukan jodohnya untuk bertemu membutuhkan banyak pengalaman.Balqis mematuhinya. Ia memakai dress selutut dan cardigan berwarna putih. Rambutnya dikuncir. Dia memainkan ponsel berkali-kali hingga hampir setengah jam menunggu di restoran itu.Tempatnya lumayan mewah. Hanya ada beberapa meja bundar dan diiringi dengan musik klasik. Makanannya sudah tersedia di atas meja.Memang sebelumnya pria itu sudah memesankan makanan untuk Balqis. Tapi pria itu belum juga muncul.Ada sosok pria yang lumayan tinggi s

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Kebersamaan yang tidak Diinginkan

    Sejak bekerjasama dengan model bernama Karinina Balqis tahu rasanya lelah menunggu. Mungkin saat Aldo sang pacar pasti juga akan merasa jengah.Balqis sudah satu jam di tempat memilih cincin. Sebab, itu permintaan Karinina juga yang ingin langsung memilih cincinya sendiri. Namun, dia justru tidak muncul batang hidungnya. “Maaf aku telat. Tadi ada pasien yang kondisinya kritis. Aku harap kau akan memahami profesiku!” Aldo terengah-engah saat sampai. Keringatnya bercucuran. Balqis tidak mengubris apa yang dikatakan oleh Aldo. Dia masuk ke toko perhiasaan yang berada di pusat perbelanjaan. Itu adalah salah satu vendor terbaik dan sering menjadi langganan para orang tersohor dalam membeli perhiasan. Ada seorang pelayan yang juga sudah mengenal akrab Balqis langsung menghampirinya. Ia menggunakan seragam kaos berwarna emas sembari melirik ke arah Aldo.Sementara Aldo tidak mengerti sama sekali soal perhiasan atau emas. Setaunya emas memang berharga karena ia juga berinvestasi emas batan

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-26

Bab terbaru

  • Pengantin yang Keliru   Kebersamaan yang tidak Diinginkan

    Sejak bekerjasama dengan model bernama Karinina Balqis tahu rasanya lelah menunggu. Mungkin saat Aldo sang pacar pasti juga akan merasa jengah.Balqis sudah satu jam di tempat memilih cincin. Sebab, itu permintaan Karinina juga yang ingin langsung memilih cincinya sendiri. Namun, dia justru tidak muncul batang hidungnya. “Maaf aku telat. Tadi ada pasien yang kondisinya kritis. Aku harap kau akan memahami profesiku!” Aldo terengah-engah saat sampai. Keringatnya bercucuran. Balqis tidak mengubris apa yang dikatakan oleh Aldo. Dia masuk ke toko perhiasaan yang berada di pusat perbelanjaan. Itu adalah salah satu vendor terbaik dan sering menjadi langganan para orang tersohor dalam membeli perhiasan. Ada seorang pelayan yang juga sudah mengenal akrab Balqis langsung menghampirinya. Ia menggunakan seragam kaos berwarna emas sembari melirik ke arah Aldo.Sementara Aldo tidak mengerti sama sekali soal perhiasan atau emas. Setaunya emas memang berharga karena ia juga berinvestasi emas batan

  • Pengantin yang Keliru   Kepergok Kencan Buta

    Untuk yang kedua kalinya Balqis ikut kencan buta karena rekomendasi dari Shanum. Ia terpaksa harus mengenal seseorang hanya dalam satu waktu. Dia datang ke restoran yang sudah dipesan oleh pria itu.Kali ini Balqis diiming-imingi bahwa pria itu adalah sosok yang sangat dermawan, cinta anak-anak, dan juga memiliki kedudukan tinggi di perusahaannya.Siapa yang tidak tertarik mendengar hal itu. Balqis juga ingin mencoba untuk membuka hatinya kembali. Dia pernah mendengar ada orang yang menemukan jodohnya untuk bertemu membutuhkan banyak pengalaman.Balqis mematuhinya. Ia memakai dress selutut dan cardigan berwarna putih. Rambutnya dikuncir. Dia memainkan ponsel berkali-kali hingga hampir setengah jam menunggu di restoran itu.Tempatnya lumayan mewah. Hanya ada beberapa meja bundar dan diiringi dengan musik klasik. Makanannya sudah tersedia di atas meja.Memang sebelumnya pria itu sudah memesankan makanan untuk Balqis. Tapi pria itu belum juga muncul.Ada sosok pria yang lumayan tinggi s

  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Mendamaikan

    Untuk kelancaran bisnisnya Balqis menghubungi Aldo supaya berdamai dengan tunangannya Karinina. Namun, tetap saja Balqis masih merasakan luka itu di dalam dirinya.Pagi setelah membuat janji bertemu dengan mereka berdua di coffee shop yang ada di sebelah kantor. Itu bukan tanpa alasan karena tempat tersebut memang nyaman untuk berdiskusi banyak hal.Balqis mengetuk meja sambil melirik ke arah arlojinya yang berwarna putih. Kali ini dia tidak ingin kehilangan uang yang begitu besar karena pembatalan pernikahan antara Aldo dan juga Karinina."Ke mana sih mereka kok belum datang juga." Sekali lagi Balqis melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.00. Tapi keduanya belum muncul juga apa mereka belum berdamai?Beberapa detik kemudian Aldo datang di hadapan Balqis dengan senyumnya yang paling manis dan menawan. "Apa kau akan tetap menyuruhku berdiri di sini saja?" sapa Aldo pada Balqis.Pria itu memang selalu tampak mempesona. Walau hanya menggunakan baju kemeja putih dan

  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Membuka Hati

    Kegundahan yang dialami Balqis kemarin langsung ditanggapi oleh Shanum. Secepat kilat ia memiliki kandidat pria yang cocok untuk temannya itu."Halo, Qis hari ini kamu harus berpenampilan cantik!" Suara sengau bangun tidur dari sebarang sana cukup menganggu.Apa-apaan sih Shanum, Balqis jadi setengah hati menggunakan blouse kesukaannya. "Memangnya ada apa?" Ia bergegas lagi ke lemari untuk mencari baju yang cocok."Ya ampun, kok kamu lupa sih. Kamu sendiri yang minta dicarikan pria untuk dijadikan suami. Aku sudah punya banyak stok selusin bahkan!"Dasar Shanum, dia menanggapi ucapanku yang waktu itu dengan serius. Ah tidak. Nasi sudah jadi bubur. Bagi Balqis dijodohkan itu sangat tidak elegan. Balqis menginginkan bertemu pangerannya secara tidak sengaja di tempat yang biasa ia kunjungi. Bukan pertemuan dengan perencanaan seperti ini."Aku belum siap Sha! Kamu batalkan saja pertemuan itu!" Sulit bagi Balqis untuk membuka kunci pintu hatinya. Ia terlalu resah dan takut disakiti. "Aku

  • Pengantin yang Keliru   Meluruskan Masalah

    Siapa yang tidak kepikiran bila melampiaskan amarahnya pada orang lain. Sementara orang itu tidak tahu apa-apa. Kondisi itu dialami oleh Aldo saat dia sudah sampai ke rumah.Bagaimana dengan Balqis? Apakah dia baik-baik saja dengan sikap dirinya yang tidak dewasa sama sekali.Aldo memperhatikan gawai berkali-kali setelah selesai mandi. Apakah dia harus menelpon Balqis atau tidak? Tapi kali ini dia memang harus minta maaf.Bergegas Aldo mencari baju terbaiknya dan memakaikan parfum yang menjadi andalannya untuk beraktivitas seharian.Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan kalau waktu belum terlalu malam. Jadi, tidak apa-apa kalau dirinya pergi bertemu dengan Balqis.Benak Aldo mulai memikirkan strategi bagaimana dia bisa bertemu dengan Balqis. Kalau dia menelpon perempuan itu sekarang pastinya tidak akan diangkat sama sekali. Seketika ia memikirkan asisten Balqis yaitu Shanum.Aldo mengambil kartu kontak Wedding Projects yang ada di laci nakas. Dia segera menelpon perempuan itu. B

  • Pengantin yang Keliru   Label Perawan Tua

    “Saya belum menikah tante.” Balqis tertunduk lemas menyeruput kopi hingga cangkirnya kosong.“Sayang sekali ya.” Ana spontan mengoyakkan perasaan Balqis dengan sadis, tapi ia tak bermaksud demikian.Balqis hanya tersenyum. Perasaannya sungguh teriris sembilu hingga luka lama kembali lagi menghantam dinding hati.“Tapi kamu sudah punya pacar atau mungkin kamu sudah punya calon suami?….”“Ma, Aldo harus pergi sekarang. Aldo ada pasien.” Seringkali Aldo melirik ke arah ponsel.Perkataan Aldo cukup menyelamatkan Balqis. Sebab, ia tidak perlu menjawab pertanyaan yang sudah dilontarkan seribu satu orang pada dirinya. Aldo langsung mengecup kening ibunya. Dia paham ibunya pasti masih ingin berlama-lama di coffee shop yang cozy dan rustic itu. Tanpa berlama-lama pria itu pergi dari sana."Biasa, anak tante memang seperti itu. Kalau Tante tidak memintanya menikah, mereka pasti tidak akan melakukannya. Oh iya, kamu sudah bertemu dengan Nina?" "Sudah Tante," jawab Balqis diplomatis, takut ter

  • Pengantin yang Keliru   Merutuki Kesendirian

    Cinta? Balqis bahkan tak pernah memikirkan itu. Hanya ada rasa benci yang seluas samudera Hindia pada Aldo "Aku tidak akan pernah mencintai orang seperti dia Num. Kamu tahu sendiri dia adalah orang yang membuatku takut berkomitmen sampai sekarang.""Tapi kamu jangan menyalahkan dia seratus persen. Mungkin masalahnya ada di diri kamu juga Qis. Apa kamu perlu bantuan untuk menemukan pendamping hidup?"Balqis mengedipkan mata dengan cepat. Ia mengambil sepucuk bunga mawar merah menghirup aromanya sepenuh hati. "Aku pergi dulu…."Hanum menggelengkan kepala. "Selalu saja seperti itu. Sayang sekali sudahlah cantik, cerdas, karir cemerlang, tapi masih single… Ups." Ia menutup mulut saat Balqis menoleh ke arahnya.Aku juga tidak ingin sendiri. Kenapa semua orang mencercaku hanya karena aku sendiri? Kalian tahu betapa sulit untuk aku menegakkan senyum, meski setiap kata yang keluar sangat menyakitkan. Gumam Balqis dalam hatinya. Saat sampai di ruangannya Balqis mengambil tas. Wajah cemberut m

  • Pengantin yang Keliru   Sulit Move On

    "Apa kamu juga akan menikah denganku secepat ini kalau tidak didesak mamaku? Berapa kali aku melamarmu dulu, tapi kamu seringkali menolak. Aku sudah lama bersabar." Aldo melotot dengan suara beratnya yang naik satu oktaf.Keduanya bertengkar tanpa peduli dengan orang yang ada di sekitar. Balqis sungguh iri dengan keduanya yang akan menikah. Sementara dirinya, satu lelaki pun tidak ada yang mendekati apalagi melamar."Ehem. Jadi bagaimana dengan konsep pernikahan yang kalian inginkan?" Balqis mencoba mengembalikan keadaan supaya tidak tegang."Sorry, saya…." Aldo meredakan amarahnya dengan tersenyum dengan Balqis."Terserah kamu saja. Aku ada meeting. Balqis tolong urus pernikahanku!" Karinina beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Aldo."Sumpah, ini lebih tegang dari pertengkaran klien kita yang pertama tadi!" bisik asisten Balqis.Aldo mengepalkan tangan, memejamkan mata, dan menghembuskan nafas. "Atur saja jadwal pertemuan kita selanjutnya. Nanti saya akan membawa mama untuk membah

  • Pengantin yang Keliru   Nama yang Mengabadikan Luka

    Aldo Bagaskara, nama itu memang tidak pernah dilupakan Balqis seumur hidup. Sebab, pria itulah yang menjadi alasan Balqis melajang dan trauma menjalin hubungan dengan lelaki. Ingatan buruk kembali berpendar di pandangannya saat menatap Aldo.Ingatan itu mengajaknya berkelana ke sepuluh tahun lalu. Saat di mana Balqis pertama kali mengenal cinta. Sosok pemberani dalam diri Balqis yang mengantarkan dirinya untuk menyatakan cinta pada Aldo.Balqis satu SMA dengan Aldo, tapi mereka beda kelas dan satu angkatan. Saat duduk di bangku kelas dua, Balqis pertama kali jatuh cinta dengan pria tampan di seluruh jagad sekolah yaitu Aldo. Ia berinisiatif untuk mengungkapkan perasaan dengan memberikan surat cinta.Surat cinta diletakkan Balqis di laci meja Aldo. Sosok Aldo yang tampan merupakan dambaan para gadis. Tentu saja pria itu tidak terima dengan ungkapan perasaan Balqis. Apalagi kala itu Balqis tidak pandai merawat diri. Wajah Balqis penuh jerawat, kusam, dan tubuhnya yang sintal cukup menge

DMCA.com Protection Status