Home / Romansa / Pengantin yang Keliru / Label Perawan Tua

Share

Label Perawan Tua

Author: Sara Sadri
last update Last Updated: 2022-05-10 13:50:14

“Saya belum menikah tante.” Balqis tertunduk lemas menyeruput kopi hingga cangkirnya kosong.

“Sayang sekali ya.” Ana spontan mengoyakkan perasaan Balqis dengan sadis, tapi ia tak bermaksud demikian.

Balqis hanya tersenyum. Perasaannya sungguh teriris sembilu hingga luka lama kembali lagi menghantam dinding hati.

“Tapi kamu sudah punya pacar atau mungkin kamu sudah punya calon suami?….”

“Ma, Aldo harus pergi sekarang. Aldo ada pasien.” Seringkali Aldo melirik ke arah ponsel.

Perkataan Aldo cukup menyelamatkan Balqis. Sebab, ia  tidak perlu menjawab pertanyaan yang sudah dilontarkan seribu satu orang pada dirinya. 

Aldo langsung mengecup kening ibunya. Dia paham ibunya pasti masih ingin berlama-lama di coffee shop yang cozy dan rustic itu. Tanpa berlama-lama pria itu pergi dari sana.

"Biasa, anak tante memang seperti itu. Kalau Tante tidak memintanya menikah, mereka pasti tidak akan melakukannya. Oh iya, kamu sudah bertemu dengan Nina?" 

"Sudah Tante," jawab Balqis diplomatis, takut terpeleset lagi saat berbicara.

Ana memperhatikan sekitar yang tampak lengang. Hanya ada suara kendaraan dari jalan yang tidak jauh dari depan parkiran. "Tante sudah lama tidak santai seperti ini. Rasanya menyenangkan, tapi sayang Aldo selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter."

Balqis baru tahu kalau Aldo adalah seorang dokter. Jelas itu tidak cocok dengan karakter tengilnya dulu pikir Balqis. Ia pura-pura memperhatikan ponsel. Takut ditanya tentang statusnya yang sungguh memprihatinkan.

"Tante maaf saya harus pergi dulu. Ada meeting lagi. Kantor kami ada di sebelah. Kalau Tante mau lihat-lihat silahkan saja." 

Balqis pun pamit sembari merapikan pakaian. Ia ingin cepat kabur dari hadapan wajah renta yang masih saja terlihat ayu.

"Balqis semoga kamu bisa mendapatkan suami yang baik ya."

Balqis berhenti sejenak dan melengkungkan bibirnya ke atas. Ia menduga ibu Aldo paham jika dirinya tidak ingin ditanya tentang status pernikahan.

Shanum mencegat Balqis saat masuk ke ruangan. "Wait… kenapa buru-buru?" Ia menyilangkan tangan ke dada.

"Aku bingung dan malu Sha harus jawab apa." Balqis memegang kepalanya.

Shanum jelas tahu jadwal Balqis kosong untuk beberapa hari. Hanya bertemu dengan Aldo dan dua klien lainnya di pagi hari. "Kamu malu karena takut ditanya kapan nikah atau orang akan…."

"Sha, aku ingin menenangkan diri dulu." Balqis menatap cermin yang terpajang di ruangannya. Nuansa putih dan beberapa bunga mawar terpajang di atas meja kerja menjadi pemanis untuk meredakan huru hara pikiran. 

Balqis seringkali mengecek ponsel hanya untuk berselancar di media sosial. HP itu sangat sepi hampir tidak pernah ada notifikasi satu pun dari pria yang ingin mengenalnya. Ditambah lagi dia jengah harus dihadapi dengan orang yang melebeli dirinya sebagai perawan tua. 

Sepanjang waktu Balqis hanya menatap jam dinding. Tiba-tiba ponselnya berdering. Hanum calling.

"Qis, help me please! Bawa Mawar ke dokter sebentar. tubuhnya panas tinggi, ah iya tunggu sebentar Mbak… aku lagi banyak pelanggan nih. Pegawaiku cuti. Toko bunga kami banyak pesanan juga. Mama Mawar ada meeting."

Balqis mematikan ponsel. Kalau bukan karena teman, Balqis tidak akan rela membantu Hanum untuk membawa keponakannya ke rumah sakit. 

Wajah Balqis masih dalam mode datar dan tersenyum getir saat disapa anak buahnya. 

Anak kecil berumur sekitar empat tahun itu memeluk Balqis. Dia membawa boneka Barbie dan memainkan rambutnya yang panjang sebahu. 

"Ayo ikut Tante, kita berobat ke dokter ya sayang." Balqis hanya berpamitan lewat mata pada Hanum. 

Seringkali Balqis memperhatikan Mawar yang menggemaskan. Seharusnya dia sudah punya anak jika menikah empat tahun yang lalu. Ia hanya bisa menghela nafas. Sepanjang perjalanan ada sesuatu yang menggumpal menyumbat saluran pernapasannya.

Balqis terus berjalan di koridor rumah sakit mencari keberadaan ruang dokter anak. Ada beberapa pasien yang menunggu giliran untuk bertemu dokter. 

"Tunggu dulu ya sayang." Balqis mengelus pelan rambut Mawar yang terasa lembut dan aroma wangi strawberry mencuat.

Setengah jam Balqis dan Mawar menunggu dan tiba giliran mereka. Aroma musk kembali menyeruak ketika masuk ke ruangan serba putih.

Deg…

Jantung Balqis berdetak tak tentu arah. Senyum Aldo memang menjadi candu untuk siapa saja yang menatapnya. Namun, Balqis bersusah payah menepis gelora pemikat yang ada dalam diri Aldo dengan memalingkan wajah.

"Qis…," sapa Aldo dengan akrab.

Co-ass perempuan yang ada di samping Aldo bersemu merah pipinya. Bahkan ia pun memegang kedua pipinya.

Aldo baru sadar sapaannya bisa mengundang salah arti untuk orang yang ada di sekitar. "Ini Bal-QIS wedding planner saya," tegas Aldo.

"Hah, dokter mau nikah? Ya sayang banget. Eh maaf dok." Co-ass itu pun menutup mulutnya.

"Ini siapa?" tanya Aldo.

"Anak teman saya. Mamanya lagi ada meeting dan minta tolong tadi untuk…."

"Hai adik manis. Duduk dulu ya. Nanti dokter cantik ini yang periksa."

Dasar raja gombal sudah punya pacar mau nikah lagi, tapi masih saja menggoda perempuan lain. Rutuk Balqis dalam hati. Ia meremas tangannya seraya menatap Aldo dengan tatapan bengis.

Beberapa menit kemudian perhatian semua orang terpusat pada pintu.

"Honey!" suara perempuan yang tiba-tiba saja menerobos pintu saat jam kerja menjadi pusat perhatian.

"Nin-na…." Wajah Aldo berubah datar.

"Balqis?" Mata Nina mengarah ke anak yang sedang diperiksa oleh co-ass.

Karinina tentu saja menyimpulkan jika Balqis sudah menikah. Hal itu akan membuatnya tidak takut untuk meninggalkan Aldo bersama dengan wedding plannernya. Hatinya dialiri sungai ketenangan.

Aldo langsung menarik tangan Karinina keluar ruangan dengan erat. Urat di tangan dan leher terpampang jelas.

"Tidak sopan sekali. Saya heran kenapa dokter Al bisa jatuh cinta sama cewek bad attitude seperti itu." Co-ass itu lalu bergosip ria.

Balqis hanya melirik sesekali. Tak tahu kenapa hatinya sedikit tergilas oleh kecewa.

Aldo masuk lagi. "Bagaimana kondisinya?" 

Hening selama beberapa saat. Tidak ada lagi senyum yang mekar. Aldo menuliskan beberapa resep obat lalu menyodorkan pada Balqis. 

"Dok tadi ada apa?" Co-ass itu bertanya santai.

"Kamu tidak perlu tahu, itu bukan urusanmu. Jangan sampai apa yang kamu lihat tadi jadi gunjingan orang. Kalau kamu masih ingin berada sini," ancam Aldo tanpa menatap siapa saja.

Co-ass itu terkejut karena baru kali itu Aldo marah besar dan tidak ramah seperti biasanya.

"Tidak sopan sekali sih dengan perempuan. Apa seperti ini cara kamu memperlakukan perempuan? Kamu memang tidak pernah berubah," celetuk Balqis.

"Tahu apa kamu soal aku? Lebih baik kamu diam. Jangan jadi pahlawan kesiangan. Kamu…."

"Hati yang busuk memang tidak akan bisa disembunyikan dengan seribu topeng kebaikan," potong Balqis.

"Mungkin ini penyebab kamu belum menikah sampai sekarang. Cara bicaramu yang sarkas akan membuatmu jadi perawan tua."

Duar…

Balqis seakan ditampar oleh halilintar berkali-kali. Matanya terjengit. Tangannya sudah terkepal. Nyaris melayang, tapi ia mencoba untuk mengendalikan keadaan. "Ayo Mawar kita pulang, dokternya lagi sakit jiwa."

Balqis menarik tangan Mawar dan menghempaskan pintu hingga menimbulkan efek kaget untuk orang-orang yang ada di sekitar.

Bulir kristal tak bisa terbendung. Balqis tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya. Sementara Mawar mendongak ke atas untuk menonton Balqis yang menangis.

Percuma saja cantik, cerdas, karir cemerlang, tapi masih dihujat karena belum menikah. Gerutu Balqis dalam hati. Ia memukul-mukul stir mobil. Tangannya meraba ponsel yang ada di dalam tas.

"Sha… hiks… hiks…"

"Wait, wait, what's up beb?"

"Aku benci dia. Dia selalu menjadi sumber deritaku. Dulu dia menghinaku jelek sekarang dia bilang aku perawan tua… Hiks… hiks…."

"Maksud kamu apa sih?" Shanum menggaruk kepalanya di seberang sana.

"Sha bantuin aku untuk menemukan pria yang jauh lebih baik dari pria brengsek itu!"

Related chapters

  • Pengantin yang Keliru   Meluruskan Masalah

    Siapa yang tidak kepikiran bila melampiaskan amarahnya pada orang lain. Sementara orang itu tidak tahu apa-apa. Kondisi itu dialami oleh Aldo saat dia sudah sampai ke rumah.Bagaimana dengan Balqis? Apakah dia baik-baik saja dengan sikap dirinya yang tidak dewasa sama sekali.Aldo memperhatikan gawai berkali-kali setelah selesai mandi. Apakah dia harus menelpon Balqis atau tidak? Tapi kali ini dia memang harus minta maaf.Bergegas Aldo mencari baju terbaiknya dan memakaikan parfum yang menjadi andalannya untuk beraktivitas seharian.Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan kalau waktu belum terlalu malam. Jadi, tidak apa-apa kalau dirinya pergi bertemu dengan Balqis.Benak Aldo mulai memikirkan strategi bagaimana dia bisa bertemu dengan Balqis. Kalau dia menelpon perempuan itu sekarang pastinya tidak akan diangkat sama sekali. Seketika ia memikirkan asisten Balqis yaitu Shanum.Aldo mengambil kartu kontak Wedding Projects yang ada di laci nakas. Dia segera menelpon perempuan itu. B

    Last Updated : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Membuka Hati

    Kegundahan yang dialami Balqis kemarin langsung ditanggapi oleh Shanum. Secepat kilat ia memiliki kandidat pria yang cocok untuk temannya itu."Halo, Qis hari ini kamu harus berpenampilan cantik!" Suara sengau bangun tidur dari sebarang sana cukup menganggu.Apa-apaan sih Shanum, Balqis jadi setengah hati menggunakan blouse kesukaannya. "Memangnya ada apa?" Ia bergegas lagi ke lemari untuk mencari baju yang cocok."Ya ampun, kok kamu lupa sih. Kamu sendiri yang minta dicarikan pria untuk dijadikan suami. Aku sudah punya banyak stok selusin bahkan!"Dasar Shanum, dia menanggapi ucapanku yang waktu itu dengan serius. Ah tidak. Nasi sudah jadi bubur. Bagi Balqis dijodohkan itu sangat tidak elegan. Balqis menginginkan bertemu pangerannya secara tidak sengaja di tempat yang biasa ia kunjungi. Bukan pertemuan dengan perencanaan seperti ini."Aku belum siap Sha! Kamu batalkan saja pertemuan itu!" Sulit bagi Balqis untuk membuka kunci pintu hatinya. Ia terlalu resah dan takut disakiti. "Aku

    Last Updated : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Mendamaikan

    Untuk kelancaran bisnisnya Balqis menghubungi Aldo supaya berdamai dengan tunangannya Karinina. Namun, tetap saja Balqis masih merasakan luka itu di dalam dirinya.Pagi setelah membuat janji bertemu dengan mereka berdua di coffee shop yang ada di sebelah kantor. Itu bukan tanpa alasan karena tempat tersebut memang nyaman untuk berdiskusi banyak hal.Balqis mengetuk meja sambil melirik ke arah arlojinya yang berwarna putih. Kali ini dia tidak ingin kehilangan uang yang begitu besar karena pembatalan pernikahan antara Aldo dan juga Karinina."Ke mana sih mereka kok belum datang juga." Sekali lagi Balqis melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.00. Tapi keduanya belum muncul juga apa mereka belum berdamai?Beberapa detik kemudian Aldo datang di hadapan Balqis dengan senyumnya yang paling manis dan menawan. "Apa kau akan tetap menyuruhku berdiri di sini saja?" sapa Aldo pada Balqis.Pria itu memang selalu tampak mempesona. Walau hanya menggunakan baju kemeja putih dan

    Last Updated : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Kepergok Kencan Buta

    Untuk yang kedua kalinya Balqis ikut kencan buta karena rekomendasi dari Shanum. Ia terpaksa harus mengenal seseorang hanya dalam satu waktu. Dia datang ke restoran yang sudah dipesan oleh pria itu.Kali ini Balqis diiming-imingi bahwa pria itu adalah sosok yang sangat dermawan, cinta anak-anak, dan juga memiliki kedudukan tinggi di perusahaannya.Siapa yang tidak tertarik mendengar hal itu. Balqis juga ingin mencoba untuk membuka hatinya kembali. Dia pernah mendengar ada orang yang menemukan jodohnya untuk bertemu membutuhkan banyak pengalaman.Balqis mematuhinya. Ia memakai dress selutut dan cardigan berwarna putih. Rambutnya dikuncir. Dia memainkan ponsel berkali-kali hingga hampir setengah jam menunggu di restoran itu.Tempatnya lumayan mewah. Hanya ada beberapa meja bundar dan diiringi dengan musik klasik. Makanannya sudah tersedia di atas meja.Memang sebelumnya pria itu sudah memesankan makanan untuk Balqis. Tapi pria itu belum juga muncul.Ada sosok pria yang lumayan tinggi s

    Last Updated : 2022-05-25
  • Pengantin yang Keliru   Kebersamaan yang tidak Diinginkan

    Sejak bekerjasama dengan model bernama Karinina Balqis tahu rasanya lelah menunggu. Mungkin saat Aldo sang pacar pasti juga akan merasa jengah.Balqis sudah satu jam di tempat memilih cincin. Sebab, itu permintaan Karinina juga yang ingin langsung memilih cincinya sendiri. Namun, dia justru tidak muncul batang hidungnya. “Maaf aku telat. Tadi ada pasien yang kondisinya kritis. Aku harap kau akan memahami profesiku!” Aldo terengah-engah saat sampai. Keringatnya bercucuran. Balqis tidak mengubris apa yang dikatakan oleh Aldo. Dia masuk ke toko perhiasaan yang berada di pusat perbelanjaan. Itu adalah salah satu vendor terbaik dan sering menjadi langganan para orang tersohor dalam membeli perhiasan. Ada seorang pelayan yang juga sudah mengenal akrab Balqis langsung menghampirinya. Ia menggunakan seragam kaos berwarna emas sembari melirik ke arah Aldo.Sementara Aldo tidak mengerti sama sekali soal perhiasan atau emas. Setaunya emas memang berharga karena ia juga berinvestasi emas batan

    Last Updated : 2022-05-26
  • Pengantin yang Keliru   Prahara Jodoh

    Apakah dosa jika seorang perempuan yang hampir berumur tiga puluh tahun belum menikah?Balqis terus saja diterkam dengan pertanyaan paling mematikan ‘kapan menikah?’ dari orang tua, saudara, kerabat, dan teman-temannya. Lalu dibantai dengan kalimat 'nanti jadi perawan tua loh'. “Qis, Ibu malu dengan tetangga dan keluarga besar kita, sampai sekarang kamu belum juga menemukan jodoh.” Sarapan pagi di meja kayu bundar tiba-tiba jadi horor. Pertanyaan kembali menikam hatinya dengan bara api. Apakah sebuah aib apabila anak perempuan yang menginjak usia tiga puluh tahun belum menikah? Batinnya.Mata almond Balqis terasa perih dan hampir menumpahkan air bah di pipi putih pucatnya. Hidungnya yang menyaingi patung Yunani juga tersumbat oleh cairan bening. Alis yang sudah digambar rapi refleks melengkung ke bawah. Bibir atas tanpa philtrum dan dipoles dengan warna lipstik nude tak mampu bergerak.“Qis, kapan kamu menikah? Apalagi yang kamu tunggu? kamu cantik, karir bagus. Adikmu, Sepupumu, t

    Last Updated : 2022-05-10
  • Pengantin yang Keliru   Nama yang Mengabadikan Luka

    Aldo Bagaskara, nama itu memang tidak pernah dilupakan Balqis seumur hidup. Sebab, pria itulah yang menjadi alasan Balqis melajang dan trauma menjalin hubungan dengan lelaki. Ingatan buruk kembali berpendar di pandangannya saat menatap Aldo.Ingatan itu mengajaknya berkelana ke sepuluh tahun lalu. Saat di mana Balqis pertama kali mengenal cinta. Sosok pemberani dalam diri Balqis yang mengantarkan dirinya untuk menyatakan cinta pada Aldo.Balqis satu SMA dengan Aldo, tapi mereka beda kelas dan satu angkatan. Saat duduk di bangku kelas dua, Balqis pertama kali jatuh cinta dengan pria tampan di seluruh jagad sekolah yaitu Aldo. Ia berinisiatif untuk mengungkapkan perasaan dengan memberikan surat cinta.Surat cinta diletakkan Balqis di laci meja Aldo. Sosok Aldo yang tampan merupakan dambaan para gadis. Tentu saja pria itu tidak terima dengan ungkapan perasaan Balqis. Apalagi kala itu Balqis tidak pandai merawat diri. Wajah Balqis penuh jerawat, kusam, dan tubuhnya yang sintal cukup menge

    Last Updated : 2022-05-10
  • Pengantin yang Keliru   Sulit Move On

    "Apa kamu juga akan menikah denganku secepat ini kalau tidak didesak mamaku? Berapa kali aku melamarmu dulu, tapi kamu seringkali menolak. Aku sudah lama bersabar." Aldo melotot dengan suara beratnya yang naik satu oktaf.Keduanya bertengkar tanpa peduli dengan orang yang ada di sekitar. Balqis sungguh iri dengan keduanya yang akan menikah. Sementara dirinya, satu lelaki pun tidak ada yang mendekati apalagi melamar."Ehem. Jadi bagaimana dengan konsep pernikahan yang kalian inginkan?" Balqis mencoba mengembalikan keadaan supaya tidak tegang."Sorry, saya…." Aldo meredakan amarahnya dengan tersenyum dengan Balqis."Terserah kamu saja. Aku ada meeting. Balqis tolong urus pernikahanku!" Karinina beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Aldo."Sumpah, ini lebih tegang dari pertengkaran klien kita yang pertama tadi!" bisik asisten Balqis.Aldo mengepalkan tangan, memejamkan mata, dan menghembuskan nafas. "Atur saja jadwal pertemuan kita selanjutnya. Nanti saya akan membawa mama untuk membah

    Last Updated : 2022-05-10

Latest chapter

  • Pengantin yang Keliru   Kebersamaan yang tidak Diinginkan

    Sejak bekerjasama dengan model bernama Karinina Balqis tahu rasanya lelah menunggu. Mungkin saat Aldo sang pacar pasti juga akan merasa jengah.Balqis sudah satu jam di tempat memilih cincin. Sebab, itu permintaan Karinina juga yang ingin langsung memilih cincinya sendiri. Namun, dia justru tidak muncul batang hidungnya. “Maaf aku telat. Tadi ada pasien yang kondisinya kritis. Aku harap kau akan memahami profesiku!” Aldo terengah-engah saat sampai. Keringatnya bercucuran. Balqis tidak mengubris apa yang dikatakan oleh Aldo. Dia masuk ke toko perhiasaan yang berada di pusat perbelanjaan. Itu adalah salah satu vendor terbaik dan sering menjadi langganan para orang tersohor dalam membeli perhiasan. Ada seorang pelayan yang juga sudah mengenal akrab Balqis langsung menghampirinya. Ia menggunakan seragam kaos berwarna emas sembari melirik ke arah Aldo.Sementara Aldo tidak mengerti sama sekali soal perhiasan atau emas. Setaunya emas memang berharga karena ia juga berinvestasi emas batan

  • Pengantin yang Keliru   Kepergok Kencan Buta

    Untuk yang kedua kalinya Balqis ikut kencan buta karena rekomendasi dari Shanum. Ia terpaksa harus mengenal seseorang hanya dalam satu waktu. Dia datang ke restoran yang sudah dipesan oleh pria itu.Kali ini Balqis diiming-imingi bahwa pria itu adalah sosok yang sangat dermawan, cinta anak-anak, dan juga memiliki kedudukan tinggi di perusahaannya.Siapa yang tidak tertarik mendengar hal itu. Balqis juga ingin mencoba untuk membuka hatinya kembali. Dia pernah mendengar ada orang yang menemukan jodohnya untuk bertemu membutuhkan banyak pengalaman.Balqis mematuhinya. Ia memakai dress selutut dan cardigan berwarna putih. Rambutnya dikuncir. Dia memainkan ponsel berkali-kali hingga hampir setengah jam menunggu di restoran itu.Tempatnya lumayan mewah. Hanya ada beberapa meja bundar dan diiringi dengan musik klasik. Makanannya sudah tersedia di atas meja.Memang sebelumnya pria itu sudah memesankan makanan untuk Balqis. Tapi pria itu belum juga muncul.Ada sosok pria yang lumayan tinggi s

  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Mendamaikan

    Untuk kelancaran bisnisnya Balqis menghubungi Aldo supaya berdamai dengan tunangannya Karinina. Namun, tetap saja Balqis masih merasakan luka itu di dalam dirinya.Pagi setelah membuat janji bertemu dengan mereka berdua di coffee shop yang ada di sebelah kantor. Itu bukan tanpa alasan karena tempat tersebut memang nyaman untuk berdiskusi banyak hal.Balqis mengetuk meja sambil melirik ke arah arlojinya yang berwarna putih. Kali ini dia tidak ingin kehilangan uang yang begitu besar karena pembatalan pernikahan antara Aldo dan juga Karinina."Ke mana sih mereka kok belum datang juga." Sekali lagi Balqis melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 14.00. Tapi keduanya belum muncul juga apa mereka belum berdamai?Beberapa detik kemudian Aldo datang di hadapan Balqis dengan senyumnya yang paling manis dan menawan. "Apa kau akan tetap menyuruhku berdiri di sini saja?" sapa Aldo pada Balqis.Pria itu memang selalu tampak mempesona. Walau hanya menggunakan baju kemeja putih dan

  • Pengantin yang Keliru   Terpaksa Membuka Hati

    Kegundahan yang dialami Balqis kemarin langsung ditanggapi oleh Shanum. Secepat kilat ia memiliki kandidat pria yang cocok untuk temannya itu."Halo, Qis hari ini kamu harus berpenampilan cantik!" Suara sengau bangun tidur dari sebarang sana cukup menganggu.Apa-apaan sih Shanum, Balqis jadi setengah hati menggunakan blouse kesukaannya. "Memangnya ada apa?" Ia bergegas lagi ke lemari untuk mencari baju yang cocok."Ya ampun, kok kamu lupa sih. Kamu sendiri yang minta dicarikan pria untuk dijadikan suami. Aku sudah punya banyak stok selusin bahkan!"Dasar Shanum, dia menanggapi ucapanku yang waktu itu dengan serius. Ah tidak. Nasi sudah jadi bubur. Bagi Balqis dijodohkan itu sangat tidak elegan. Balqis menginginkan bertemu pangerannya secara tidak sengaja di tempat yang biasa ia kunjungi. Bukan pertemuan dengan perencanaan seperti ini."Aku belum siap Sha! Kamu batalkan saja pertemuan itu!" Sulit bagi Balqis untuk membuka kunci pintu hatinya. Ia terlalu resah dan takut disakiti. "Aku

  • Pengantin yang Keliru   Meluruskan Masalah

    Siapa yang tidak kepikiran bila melampiaskan amarahnya pada orang lain. Sementara orang itu tidak tahu apa-apa. Kondisi itu dialami oleh Aldo saat dia sudah sampai ke rumah.Bagaimana dengan Balqis? Apakah dia baik-baik saja dengan sikap dirinya yang tidak dewasa sama sekali.Aldo memperhatikan gawai berkali-kali setelah selesai mandi. Apakah dia harus menelpon Balqis atau tidak? Tapi kali ini dia memang harus minta maaf.Bergegas Aldo mencari baju terbaiknya dan memakaikan parfum yang menjadi andalannya untuk beraktivitas seharian.Jam dinding di kamarnya masih menunjukkan kalau waktu belum terlalu malam. Jadi, tidak apa-apa kalau dirinya pergi bertemu dengan Balqis.Benak Aldo mulai memikirkan strategi bagaimana dia bisa bertemu dengan Balqis. Kalau dia menelpon perempuan itu sekarang pastinya tidak akan diangkat sama sekali. Seketika ia memikirkan asisten Balqis yaitu Shanum.Aldo mengambil kartu kontak Wedding Projects yang ada di laci nakas. Dia segera menelpon perempuan itu. B

  • Pengantin yang Keliru   Label Perawan Tua

    “Saya belum menikah tante.” Balqis tertunduk lemas menyeruput kopi hingga cangkirnya kosong.“Sayang sekali ya.” Ana spontan mengoyakkan perasaan Balqis dengan sadis, tapi ia tak bermaksud demikian.Balqis hanya tersenyum. Perasaannya sungguh teriris sembilu hingga luka lama kembali lagi menghantam dinding hati.“Tapi kamu sudah punya pacar atau mungkin kamu sudah punya calon suami?….”“Ma, Aldo harus pergi sekarang. Aldo ada pasien.” Seringkali Aldo melirik ke arah ponsel.Perkataan Aldo cukup menyelamatkan Balqis. Sebab, ia tidak perlu menjawab pertanyaan yang sudah dilontarkan seribu satu orang pada dirinya. Aldo langsung mengecup kening ibunya. Dia paham ibunya pasti masih ingin berlama-lama di coffee shop yang cozy dan rustic itu. Tanpa berlama-lama pria itu pergi dari sana."Biasa, anak tante memang seperti itu. Kalau Tante tidak memintanya menikah, mereka pasti tidak akan melakukannya. Oh iya, kamu sudah bertemu dengan Nina?" "Sudah Tante," jawab Balqis diplomatis, takut ter

  • Pengantin yang Keliru   Merutuki Kesendirian

    Cinta? Balqis bahkan tak pernah memikirkan itu. Hanya ada rasa benci yang seluas samudera Hindia pada Aldo "Aku tidak akan pernah mencintai orang seperti dia Num. Kamu tahu sendiri dia adalah orang yang membuatku takut berkomitmen sampai sekarang.""Tapi kamu jangan menyalahkan dia seratus persen. Mungkin masalahnya ada di diri kamu juga Qis. Apa kamu perlu bantuan untuk menemukan pendamping hidup?"Balqis mengedipkan mata dengan cepat. Ia mengambil sepucuk bunga mawar merah menghirup aromanya sepenuh hati. "Aku pergi dulu…."Hanum menggelengkan kepala. "Selalu saja seperti itu. Sayang sekali sudahlah cantik, cerdas, karir cemerlang, tapi masih single… Ups." Ia menutup mulut saat Balqis menoleh ke arahnya.Aku juga tidak ingin sendiri. Kenapa semua orang mencercaku hanya karena aku sendiri? Kalian tahu betapa sulit untuk aku menegakkan senyum, meski setiap kata yang keluar sangat menyakitkan. Gumam Balqis dalam hatinya. Saat sampai di ruangannya Balqis mengambil tas. Wajah cemberut m

  • Pengantin yang Keliru   Sulit Move On

    "Apa kamu juga akan menikah denganku secepat ini kalau tidak didesak mamaku? Berapa kali aku melamarmu dulu, tapi kamu seringkali menolak. Aku sudah lama bersabar." Aldo melotot dengan suara beratnya yang naik satu oktaf.Keduanya bertengkar tanpa peduli dengan orang yang ada di sekitar. Balqis sungguh iri dengan keduanya yang akan menikah. Sementara dirinya, satu lelaki pun tidak ada yang mendekati apalagi melamar."Ehem. Jadi bagaimana dengan konsep pernikahan yang kalian inginkan?" Balqis mencoba mengembalikan keadaan supaya tidak tegang."Sorry, saya…." Aldo meredakan amarahnya dengan tersenyum dengan Balqis."Terserah kamu saja. Aku ada meeting. Balqis tolong urus pernikahanku!" Karinina beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Aldo."Sumpah, ini lebih tegang dari pertengkaran klien kita yang pertama tadi!" bisik asisten Balqis.Aldo mengepalkan tangan, memejamkan mata, dan menghembuskan nafas. "Atur saja jadwal pertemuan kita selanjutnya. Nanti saya akan membawa mama untuk membah

  • Pengantin yang Keliru   Nama yang Mengabadikan Luka

    Aldo Bagaskara, nama itu memang tidak pernah dilupakan Balqis seumur hidup. Sebab, pria itulah yang menjadi alasan Balqis melajang dan trauma menjalin hubungan dengan lelaki. Ingatan buruk kembali berpendar di pandangannya saat menatap Aldo.Ingatan itu mengajaknya berkelana ke sepuluh tahun lalu. Saat di mana Balqis pertama kali mengenal cinta. Sosok pemberani dalam diri Balqis yang mengantarkan dirinya untuk menyatakan cinta pada Aldo.Balqis satu SMA dengan Aldo, tapi mereka beda kelas dan satu angkatan. Saat duduk di bangku kelas dua, Balqis pertama kali jatuh cinta dengan pria tampan di seluruh jagad sekolah yaitu Aldo. Ia berinisiatif untuk mengungkapkan perasaan dengan memberikan surat cinta.Surat cinta diletakkan Balqis di laci meja Aldo. Sosok Aldo yang tampan merupakan dambaan para gadis. Tentu saja pria itu tidak terima dengan ungkapan perasaan Balqis. Apalagi kala itu Balqis tidak pandai merawat diri. Wajah Balqis penuh jerawat, kusam, dan tubuhnya yang sintal cukup menge

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status