Arka tampak lebih tenang setelah mendengar kata-kata itu.“Sepertinya, aku bisa melihat jika adikku sangat senang tinggal di villa mu, tapi ingat kamu jangan berbangga hati, sebab aku tidak akan berterima kasih kepadamu. Bagaimanapun juga aku sudah bekerja keras untukmu setiap hari. Jadi untuk hal ini aku rasa kita adil bukan?”Rayyan menutup bibirnya tanpa bicara.Saat Arka hendak pergi tiba-tiba dia terpikir sesuatu, dia pun berbalik lagi dan menunjuk ke arah Rayyan.“Satu lagi, aku peringatkan kamu! Jangan permainkan adikku. Kamu harus sadar jika usiamu terpaut sepuluh tahun lebih tua darinya, kamu lebih pantas menjadi pamannya!”Pembuluh darah di dahi Rayyan sedikit berkedut, “Sembilan tahun, hanya lebih sedikit.”Dalam hati dia sempat berpikir, Kenapa semua orang menyerang umurnya akhir-akhir ini?“Apa kamu tahu artinya pembulatan? Sepuluh tahun jika dibulatkan!” Arka mengangkat dagunya, ketika dia memikirkan sesuatu tiba-tiba dia mengubah nada suaranya“Eh, sebenarnya tidak apa-
Mobil mereka telah sampai di gerbang Villa bunga mawar. Rayyan tidak langsung turun dari mobil, dia masih memperhatikan kepala pelayan yang membantu Evelyn masuk ke dalam villa. Setelah itu, dia memalingkan wajah dengan mata yang berkilat dingin.“Bagaimana pemeriksaannya?”Robi menoleh ke belakang, lalu dia menjawab,“Penyelidikan mengatakan, jika latar belakang sopir truk itu sangat bersih dan tidak ada yang salah sedikit pun. Sepertinya ini memang kecelakaan.”Rayyan menarik senyuman sinis. ‘Sudah berapa banyak kecelakaan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir?’Robi yang sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Rayyan kemudian berkata lagi, “Mungkin saja bukan orang itu, tetapi kali ini adalah perbuatan pihak lain,” Sebelum dia selesai bicara, Rayyan sudah memotongnya.“Suruh Roy untuk melindungi Evelyn.”Roy adalah sopir Evelyn tadi, dia bukan hanya memiliki keterampilan dalam mengemudi yang baik, tapi juga hebat dalam hal lainnya.Robi sedikit bingung memikirkannya, k
Sudah satu Minggu ini Evelyn beristirahat di rumah. Sepertinya luka bekas kecelakaan kemarin juga sudah terlihat sembuh, hanya meninggalkan sedikit bekas goresan tipis saja pada keningnya. Jadi dia tidak perlu lagi memakai plester untuk menutupinya.Evelyn hanya perlu sedikit merapikan poninya saja, supaya bekas luka itu bisa tertutup dari pandangan mata, terutama dari Mia, sahabatnya itu pasti akan sangat heboh bertanya kepadanya, jika sampai dia tau jika luka gores itu lah yang menjadi penyebab utama Evelyn selama satu Minggu ini cuti dari kuliahnya.Setelah Mereka selesai sarapan pagi bersama, baik Evelyn ataupun Rayyan keduanya tampak bersiap untuk melanjutkan aktivitas masing-masing, Rayyan bersiap untuk berangkat kerja dan Evelyn bersiap untuk berangkat ke kampus.Keduanya berjalan keluar, tepat di depan pintu utama Villa bunga Mawar mata Evelyn sedikit mengerjap saat melihat sebuah mobil sport mewah berwarna orange yang telah terparkir di sana.Arka terlihat duduk santai menikm
Setengah jam kemudian mobil sport orange itu pun berhenti tepat di depan gerbang kampus, kehadiran mobil itu berhasil menarik perhatian banyak orang untuk berhenti dan melihatnya.Evelyn merasa malu setengah mati, setelah hampir semua mata yang berada disana menatap ke arah mereka, seketika saja dia bergegas turun dari mobil dan berkata, “Sampai jumpa Kak!”Kemudian terlihat dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa, Evelyn melangkah masuk ke dalam halaman kampus.“Eh, kenapa lari?” Arka turun dari mobil dengan tas. “Apa kamu tidak mau membawa tas kamu?”“Eh,” Evelyn terbalik dan langsung menyambar tasnya.“Oke, belajar yang baik. Aku akan menjemputmu setelah kelasmu berakhir.”Evelyn langsung menjawab, “Tidak perlu!”Kening Arka berkerut, baru saja akan memberi pelajaran pada sang adik, tiba-tiba saja suara seseorang terdengar dari sisi lainnya,“Hei, apa kamu baru saja dari merampok bank, ya?”Arka melirik ke arah sumber suara yang terdengar, ternyata yang sedang menyanyaoanya adala
Masuk!”Suara renyah terdengar dari dalam ruangan.Rayyan mendorong pintu, dan melihat Evelyn yang sedang duduk di sofa memegang iPad dan pena digital.“Sudah malam, kenapa kamu belum tidur?”Evelyn meletakkan iPadnya di atas meja lalu menjawab, “Aku belum mengantuk, jadi aku menggambar sebentar.”Rayyan melirik iPad itu, dia melihat karakter animasi yang tampak familiar baginya.Melihat Rayyan menatap iPad-nya, Evelyn pun hanya memegang pena digitalnya dengan gugup tanpa mengeluarkan sepatah apapun.Rayyan kembali menatap Evelyn.”Apa tadi kamu mencariku?”Evelyn menjawab dengan anggukan, mata jernihnya menatap Rayyan. Gadis itu menggigit bibirnya, malu untuk bicara.Rayyan berjalan menghampiri Evelyn dan mengambil posisi duduk persis disampingnya. “Apa yang ingin kamu bicarakan?”“Tahun baru akan datang beberapa hari lagi. Keluarga kami biasanya akan mengadakan makan malam bersama di hari itu. Apa kamu mau menemani aku pulang?”Dia berpikir, karena ini sudah menjadi kebiasaan di kelu
Di siang hari setelah makan siang, nyonya besar Limanto kembali ke kamarnya untuk beristirahat meninggalkan Bu Laras dan Evelyn untuk mengobrol bersama. Wanita paruh baya itu kemudian mengeluarkan sebuah kartu dari dalam tasnya lalu menyerahkan pada Sang Putri.“Evelyn, Ibu tidak tahu harus membelikan apa untukmu di tahun baru ini. Ada sejumlah uang di dalam kartu ini kamu bisa membeli apapun yang kamu mau. Di usia ibu yang sekarang, Ibu tidak tahu apa yang disukai oleh gadis-gadis muda zaman sekarang.”Evelyn tertegun, dia memandang kartu bank berwarna emas yang diserahkan padanya itu lalu menggeleng. “Bu, aku sudah punya uang. Ibu tidak perlu memberi kartu lagi.”Sebelumnya, orang tuanya akan selalu memberinya amplop atau mentransfer uang untuknya setiap hari perayaan juga setiap bulannya. Dia juga tidak berbelanja banyak hal selain peralatan untuk melukis, jadi Evelyn memiliki banyak tabungan di rekeningnya sendiri.Bu Laras meletakkan kartu tersebut di telapak tangannya lalu mengg
Evelyn mengangguk, “ Iya Kak, mudah-mudahan saja aku bisa “Mudah-mudahan aku bisa? Arka sejenak berpikir, dari jawaban singkat yang diucapkan oleh Evelyn itu saja, dia sudah dapat menyimpulkan jika saat ini adiknya itu sepertinya memang mulai menyukai Rayyan.Arka tersenyum, lalu dia menggelengkan kepalanya. Dalam hati dia hanya berdoa agar adiknya tetap baik-baik saja dan mendapatkan kebahagiaan. Entah itu dari Rayyan atau dari pria lain, karena bagaimanapun juga Arka sangat menyayangi adik satu-satunya ini. Dia hanya ingin Evelyn Bahagia .Arka langsung pergi ke meja makan, di tempat itu dia melihat Bibi asisten rumah tangga mereka sedang merapikan meja. Ide jahil mulai melintas, Arka langsung berteriak untuk mengejutkan.“Bi Leni! Aku lapar! Apa ada makanan?”“Ada tuan muda, Tunggu sebentar ya”“Buruan Bi, aku sudah tidak tahan, apa Bibi mau aku pingsan karena menahan rasa lapar ini,” Teriak Arkan menggoda asisten rumah tangga yang sudah dianggap seperti keluarga. Bi Leni berjala
Baru saja Evelyn hendak menekan panggilan untuk nomor WhatsApp milik Rayyan dari handphonenya.Tiba-tiba suara deru dari mesin mobil terdengar dari kejauhan. Evelyn berbalik lalu melihat sebuah mobil yang datang perlahan kemudian berhenti tepat di depannya yang saat ini sedang berdiri.Evelyn tertegun, melihat Rayyan turun dari mobil.“Maaf, aku terlambat ya?”Evelyn dengan cepat menggelengkan kepalanya, “ Tidak kok, kamu datang tepat waktu.”Robi juga terlihat turun dari mobil dan mengeluarkan semua barang yang ada di bagasi. Kedua tangannya sampai penuh dan masih ada sisa barang lainnya.Manik hitam Evelyn membulat, ia begitu terkejut dengan apa yang saat ini dilihat olehnya.“Kenapa kamu membawa begitu banyak barang?” Evelyn mengulurkan tangan untuk membantu Robi.Tapi Rayyan menghentikannya kemudian mengambil dua kantong untuk dibawa sendiri.“Ini hanyalah hadiah kecil, bentuk rasa hormatku untuk keluargamu.”Evelyn terharu, matanya memancarkan sinar kebahagiaan.“Terima kasih ban
Laras terdiam sejenak, kemudian dia berpikir jika apa yang dikatakan suaminya ini adalah benar. Bukankah kemarin-kemarin suaminya sudah menceritakan kepada dirinya tentang siapa sosok dari Rayyan ini.Pada akhirnya dia menatap Rayyan dan Evelyn secara bergantian, kemudian dia mengangguk. “Baiklah, terima kasih sekali. Ibu dengan sangat senang hati akan menerima hadiah ini. Sungguh ini adalah hadiah termewah yang pernah kumiliki dan pernah ibu terima. Sekali lagi, terima kasih ya, Tuan Rayyan.”Rayyan mengangguk kemudian dia berkata dengan lembut, “Ah iya, sama-sama Ibu mertua, kalau begitu, apa boleh aku meminta satu permintaan darimu Ibu?”Mendengar penuturan Rayyan semuanya menatap penuh rasa penasaran.“Bo-boleh apa itu Tuan, katakan saja?” tutur Laras penuh rasa heran dan binggung.“Apakah bisa jika mulai sekarang, Ibu jangan lagi memanggilku dengan sebutan Tuan?”Belum sempat semua orang menjawab tiba-tiba Arka berkata , “Ibu, seharusnya Ibu memang tidak boleh memanggilnya Tuan l
Dari melihat hadiah-hadiah yang di bawah oleh Rayyan saja, hati Laras sudah bergetar. Ditambah lagi saat pemuda yang begitu tetpandang dikota mereka yang saat ini berstatus sebagai suami dari putrinya, berjabatan tangan dengan dirinya dan mencium pucuk telapak tangannya dengan begitu hormat.Laras sampai gugup dan kemudian menjawab, “Iya, terima kasih, Tuan Rayyan. Terima kasih. Tapi kenapa mesti repot-repot membawa hadiah segala, dan sebanyak itu?”Rayyan melepaskan jabatan tangannya dengan lembut, kemudian mengangkat pandangannya sejenak. Sebelum akhirnya dia menatap orang-orang yang di sekelilingnya. Terakhir kali tatapannya terpatri pada Evelyn selama beberapa saat, kemudian dia tersenyum dengan hangat. “Mana mungkin merepotkan? Aku adalah menantu keluarga ini, memberi hadiah untuk Ibu mertua yang sedang berulang tahun itu adalah hal yang sangat wajar. Bukankah demikian sayang?” dia bertanya demikian kepada Evelyn.“Eh iya, itu benar ibu. Bukankah kak Rayyan ini menantumu? Jadi
Sebetulnya sejak kedatangan keluarga Lewis dikediaman Keluarga Limanto, perasaan Laras sudah tidak menentu. Terlihat mulutnya bersungut-sungut, antara menghina, kesal dan juga marah.“Dasar keluarga Lewis itu benar-benar tidak tahu malu. Tidak ibunya, tidak anak laki-lakinya dan juga anak perempuannya, semua sama saja tidak ada yang baik. Aku betul-betul merasa sangat beruntung jika hari itu putriku ditinggalkan di hari pernikahannya. Benar-benar sebuah anugerah bagi Evelyn tidak jadi masuk dalam keluarga yang tidak tahu malu itu.”Sofyan yang mendengar istrinya menggerutu langsung menarik lengannya, memberi isyarat agar dia diam sambil melirik Ibunya.Laras langsung diam, dia merasa bersalah telah mengumpat keluarga Lewis di depan Ibu mertuanya. Karena biar bagaimanapun juga Nyonya besar Lewis adalah sahabat Ibu mertuanya. Tidak seharusnya dia memaki mereka di depan Ibu mertuanya. Karena merasa tidak enak hati kepada ibu mertuanya itu, kemudian dia berinisiatif untuk meminta maaf,
Tetapi dia berusaha untuk menahannya. Pandangannya kini beralih pada sebuah lukisan yang bersandar di ujung dinding sana, ya Revan ingat jika itu adalah lukisan dirinya.Kemudian dengan ragu-ragu dia bertanya, “Ternyata, kamu masih menyimpan lukisan itu?”Evelyn menoleh sebentar, kemudian ikut menatap ke arah tatapan mata Revan. Sebentar kemudian dia kembali mengalihkan pandangannya pada lukisan yang ada di depannya sambil berkata,“Waktu aku membawa lukisan itu untuk hadiah ulang tahunmu, tapi kamu menolaknya. Kamu mengatakan jika tidak ada tempat untuk menyimpannya di rumahmu, jadi aku membawanya pulang dan menaruhnya di ujung sana. Sampai aku lupa kalau ternyata masih ada lukisan itu.”Revan tertegun, dia baru teringat jika dulu Evelyn pernah mengatakan jika dia sudah menghabiskan waktu hampir dua minggu hanya untuk menyelesaikan lukisan itu, tetapi dengan gampangnya dia justru menolak hadiah yang dibawa Evelyn itu di hari ulang tahunnya.Sekarang dia benar-benar merasa sangat meny
Nenek Limanto kemudian menambahkan, “Cuaca masih sangat dingin, jadi Evelyn tidak diperbolehkan untuk keluar kamar kecuali hanya makan. Tahu sendiri bagaimana fisik Evelyn yang memang kurang sehat dari dulu.”Bu Linda kemudian menoleh pada Anesa yang duduk di sampingnya, wajah gadis itu terlihat cemberut dan kesal. Sebenarnya dia benar-benar sangat malas untuk datang ke sini, tetapi ibu dan Ayahnya lah yang sudah mendesak begitu juga dengan kakaknya Revan. Bahkan dia diancam oleh Tomi, jika dia tidak mau datang dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh kepada Evelyn maka bukan hanya dia yang akan bermasalah tetapi keluarganya juga yang akan menanggung akibatnya.Bu Linda yang melihat ekspresi wajah Anesa pun akhirnya menyenggol pinggangnya dengan sikunya.Anesa melirik sebentar kemudian dengan terpaksa dia bersuara sambil berlutut dan meraih kedua tangan Nenek Limanto.“Nenek, Tante Laras dan Om Sofyan, jadi sebenarnya kedatangan aku kesini ingin meminta maaf kepada kalian semua terutam
Sejenak hati Rayyan terasa seperti kosong. Ketika dia memasuki villa pun, rasanya villa itu menjadi sepi dan hening. Padahal baru beberapa menit Evelyn meninggalkan villa ini. Rayyan langsung merasa tidak betah berada di sini.Dia mendengus kasar. Kehadiran Evelyn di dalam villa ini benar-benar seperti atmosfer yang memenuhi ruangan ini. Ketika dia pergi maka langsung seperti sebuah ruangan tanpa udara. Dadanya pun terasa langsung sesak.Rayyan menyadari jika dia benar-benar sudah sangat mencintai gadis kecil itu dengan teramat sangat. Rasanya dia sudah tidak sabar untuk membawa keluarganya datang ke keluarga Limanto. Tetapi dia harus sabar menunggu tunggu dulu dia harus mengirim Arka pergi dulu dari negara ini, agar semua langkahnya lebih bebas.Meskipun waktu itu Arka sudah pernah menitipkan Evelyn padanya, tetapi Rayyan bukan orang yang gampang percaya dengan mudah. Apalagi Arka menjadi seorang yang plin-plan sekarang. Di depannya kadang begini, kadang tiba-tiba begitu lagi.Rayyan
Arka menarik nafas panjang, dia berusaha menenangkan kegugupannya kemudian dia mengubah topik pembicaraan.“Evelyn, aku datang kemari untuk menjemputmu. Ibu yang menyuruhku untuk membawamu pulang hari ini.”Evelyn mengangguk, dia sudah paham. Kemudian dia duduk di samping Rayyan dan berkata padanya, “Kak Rayyan, apa kamu mengijinkan aku untuk pulang? Besok adalah hari ulang tahun Ibuku, tadi Ayah juga sudah menelpon dan memintaku untuk pulang ke rumah.”Rayyan mengangkat kedua alisnya, dia betul-betul tidak tahu jika besok adalah hari ulang tahun Ibu mertuanya. Perasaan di hatinya mendadak jadi serba salah, Sedangkan untuk dua hari kedepan dia masih punya banyak urusan di kantor.Tidak lama kemudian dia mengangguk, “Pulang lah kalau begitu. Maafkan aku jika belum bisa mengantarmu atau datang ke sana. Tapi nanti aku pasti akan kesana setelah urusanku selesai. Kamu tidak akan marah kan?”Evelyn tentu saja mengerti, Rayyan punya banyak kesibukan. Apalagi dia mungkin harus mengurus kebera
“Oh, ya ampun! Ayah, aku lupa hari ini adalah ulang tahun Ibu kan? Ah, bukan hari ini, maksudnya besok adalah hari ulang tahun Ibu.”Di sana Sofyan tersenyum meskipun Evelyn tidak melihatnya, tapi dia sangat senang karena putrinya ternyata mengingat hari ulang tahun ibunya.“Kamu benar sekali. Jadi bagaimana, apakah hari ini kamu bisa pulang? Besok malam kita akan merayakan ulang tahun Ibu bersama-sama di rumah. Sederhana saja, asalkan dia senang.”“Iya, ayah. Aku pasti akan pulang.”“Ah, baiklah Evelyn. Terima kasih kalau begitu. Ayah akan tutup teleponnya ya?”“Iya ayah, sampai jumpa ya?”Evelyn menutup panggilan, setiap kali dia berbicara dengan ibu atau ayahnya sebenarnya hatinya selalu bergetar. Bukannya apa, dia sebenarnya tahu jika kedua orang tuanya itu sangat mencintainya dengan sepenuh hati.Hanya saja dulu memang ada sesuatu yang mengharuskan mereka untuk membuang dirinya. Bukan karena mereka tidak menginginkan dirinya. Bahkan sekarang setelah dia sudah berkumpul dengan mer
Arka hampir saja tidak bisa mengendalikan dirinya, beruntung dia masih mampu untuk menutupi rasa yang ada itu dan segera menenangkan diri.Akan tetapi dibalik sikap yang bisa dikendalikan olehnya itu, batinya bertanya-tanya, ‘‘Sebenarnya, sialan ini sedang menguji diriku atau bukan ya? Lalu kenapa dia malah menyuruh ku untuk mengawasi adiknya?’Dia kembali bisa tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Kemudian bertanya lagi, “Kenapa bisa kamu menyuruhku untuk mengawasi adikmu? Bukankah selama ini kamu selalu mengatakan jika aku ini adalah pria Arogan? Bagaimana kamu bisa percaya padaku jika nantinya aku bisa mengawasi adikmu dengan baik.”Tidak disangka dan diduga oleh Arka, Rayyan justru tertawa dengan pertanyaannya.“Ya.. kamu memang seorang pria yang arogan. Semua orang juga tahu itu. Tetapi kita sudah bersahabat sejak lama, jadi aku tahu bagaimana sifat kamu yang sebenarnya.”Arka tertegun, kemudian Rayyan kembali berkata, “Aku tersentuh hatiku ketika tempo lalu kamu menyelamatkan ad