Share

Takdir yang mengikat hati

Selamat membaca.

Hikss!

Seseorang menangis, Bahkan air matanya bisa aku rasakan menyentuh pipiku. Isakan itu, begitu pilu. Tetapi siapa yang menangis untukku? "Bagunlah, aku merindukanmu."

DEG!

Suara itu…milik Ar—Ar yang tidak pernah bicara lebih padaku, Ar yang aneh dan gila. Ar yang berada dipihak Baginda. Ar yang tak pernah peduli dan tidak mau mengerti kalau aku kesusahan selama berada di Utara. Sekarang dia menangis?

***

Hosh. Aku membuka mataku, menatap dunia yang masih gelap ditutupi oleh kain hitam yang melingkar mataku—menarik, aku akhirnya bisa melihat langit-langit kamarku. Tapi siapa yang menangis? ruangan ini kosong. "Ah. Jadi dimana aku?" Masa depan? Atau kenyataan?

Melihat tidak ada Baginda, mungkin aku sudah terbangun di masa depan. Ini hanya penglihatanku saja.

Tapi saat menoleh ke arah jendela, aku melihat Baginda. Aku terpaku selama beberapa saat, melihat mata yang tertutup dengan tangan yang saling menyilang. Tidur menyandarkan kepalanya pada kaca jendela.

Ini buk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status