Share

Mendekati kehancuran

Selamat membaca.

Tidak ada pilihan. "Maaf Baginda!" ucapku sembari mengerutkan keningku ke atas menatapnya dengan mata yang berbinar, menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh bersama dengan perang yang akan pecah karenaku. "Aku tidak bisa kembali ke Utara!" Sambungku.

"Kalau begitu kapan?"

"Eh?" Aku menggelengkan kepalaku ringan, alisku masih saling bertautan. Menatap mata Baginda dalam-dalam. "A-aku tak punya waktu untuk memikirkan hal itu!" jawabku jujur karena waktu mulai habis, dan aku masih tidak tahu kapan aku akan meninggal dan dimana tubuhku akan dimakamkan nantinya.

Ini tidak akan berhasil. Aku mengenal Baginda, dia selalu punya cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi sekarang bukan waktunya untuk mengalah, aku harus kuat.

Tangannya turun ke bawah. Dan tepat saat itu juga, beberapa orang dengan pakaian serba putih masuk yang semakin lama, semakin banyak. Mereka mengepung setiap tempat, dari sini. Aku bisa mencium aroma darah. Tetapi dari ekspresi pangeran yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status