Home / Fantasi / Pengantin Pilihan Raja / Mendekati kehancuran

Share

Mendekati kehancuran

Author: Chatrin
last update Huling Na-update: 2023-05-28 12:11:51

Selamat membaca.

Tidak ada pilihan. "Maaf Baginda!" ucapku sembari mengerutkan keningku ke atas menatapnya dengan mata yang berbinar, menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh bersama dengan perang yang akan pecah karenaku. "Aku tidak bisa kembali ke Utara!" Sambungku.

"Kalau begitu kapan?"

"Eh?" Aku menggelengkan kepalaku ringan, alisku masih saling bertautan. Menatap mata Baginda dalam-dalam. "A-aku tak punya waktu untuk memikirkan hal itu!" jawabku jujur karena waktu mulai habis, dan aku masih tidak tahu kapan aku akan meninggal dan dimana tubuhku akan dimakamkan nantinya.

Ini tidak akan berhasil. Aku mengenal Baginda, dia selalu punya cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi sekarang bukan waktunya untuk mengalah, aku harus kuat.

Tangannya turun ke bawah. Dan tepat saat itu juga, beberapa orang dengan pakaian serba putih masuk yang semakin lama, semakin banyak. Mereka mengepung setiap tempat, dari sini. Aku bisa mencium aroma darah. Tetapi dari ekspresi pangeran yang
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Pengantin Pilihan Raja   Irlanga dan segala keajaibannya

    Selamat membaca.Wush!Angin berhembus menerpaku, membuat suraiku beterbangan kemana-mana begitu juga dengan jubah yang Baginda pakai. Dari sini sorot mata tajam yang sedang menatap ke arahku tampak bersinar—aku melihat kesedihan."Bibi benar, aku tidak pernah bisa mencintai diriku sendiri." Karena aku masih menginginkan kedamaian. "Tapi aku tidak bisa percaya." Aku hanya tidak ingin masa depan yang kulihat terulang. Hah." Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, bahkan sulit untuk berlari sekarang. Karena aku mencoba menghancurkan impianku."Emabell, apakah kamu, bisa mempercayai Utara? Aku bisa memberikan apapun yang kamu inginkan. Meski dunia ini menentangnya." Dia berbicara lembut. "Maka sama seperti aku memilihmu, kamu juga harus memilihku.""Aku manusia. Ini terlarang Baginda!" Aku, aku hanya takut. Tiba-tiba saja sebuah tangan mendarat pada pungungku. Terkejut, aku membuka mataku lebar menatap Baginda yang kini sudah berada di depanku. Menghapus setiap tetes air mata yang ja

    Huling Na-update : 2023-05-29
  • Pengantin Pilihan Raja   Memulai perang

    Selamat membaca.Dalam perjalanan kembali, Baginda menggendongku ala bridal agar nyaman. Sedang Kafkan, Ar, Almosa juga Damor mengikuti dari bawah—Kafkan bahkan tersenyum gembira dalam hatinya, Almosa lega, Damor puas akan hari ini sedangkan Ar…aku tidak mendengar apapun dari pria yang sangat cuek padaku tapi dia sangat perhatian—dan perhatian itulah yang membuat jalanku terasa sulit karena dia terlalu setia pada Baginda.Coba hitung berapa kali ia bicara denganku? Setelah pertama kali kita bertemu.Dalam perjalanan kembali, Baginda mengubah arah barat hingga matahari terbit dan memecah warna pink menjadi langit biru di pagi hari melewati malam yang panjang penuh rasa takut, seolah memulai hari baru yang jauh lebih baik daripada kemarin."Ki-kita mau kemana?""Clossiana, Frigga." Jawaban yang membuat mataku terbuka dengan lebarnya. Tersenyum saat angin kembali menyapu wajahku yang penuh kegembiraan. "Kau senang?""Ba-baginda mengizinkan aku kembali?"Raut wajahnya berubah dingin. "Apa

    Huling Na-update : 2023-05-29
  • Pengantin Pilihan Raja   Pilihan manusia dan misteri Phoenix di mata Bunga kematian

    Selamat membaca."Emabell, ibu ingin mengingatkanmu. Kalau ini tidaklah mudah, kalian tidak melawan kerajaan di dunia ini. Tapi kalian melawan hukum di dunia ini sayang." Ibu mengelus wajahku dengan lembut, dahinya terus mengerut. Matanya penuh kecemasan yang berlebihan seperti seorang ibu pada umumnya. Dia—selalu saja mencemaskanku. "Ibu, tidak ingin kehilanganmu. Karena kamu hidupnya ibu."Aku tersentuh. "Kenapa tidak berikan Emabell adik saja? Ibu tidak akan sendiri, ibu tidak akan memarahi batu lagi." aku mencoba menghibur ibu. Dan ibu tersenyum sembari memukulku kecil. "Aku akan baik-baik saja, karena aku punya Baginda.""Andai kau tidak memiliki rasa penasaran dan impian yang setinggi itu. Mungkin ayah masih bisa bermain denganmu disini, ayah ingin memarahimu karena keluar tanpa izin." Ayah mengelus kepalaku sayang. "Ayah ingin Emabell bertahan sampai akhir, apapun pilihanmu sayangku, putriku."Justru. Kalau bukan karena penyakit ini, mungkin aku tidak akan melihat dunia yang be

    Huling Na-update : 2023-05-29
  • Pengantin Pilihan Raja   Takdir yang mengikat hati

    Selamat membaca.Hikss!Seseorang menangis, Bahkan air matanya bisa aku rasakan menyentuh pipiku. Isakan itu, begitu pilu. Tetapi siapa yang menangis untukku? "Bagunlah, aku merindukanmu."DEG!Suara itu…milik Ar—Ar yang tidak pernah bicara lebih padaku, Ar yang aneh dan gila. Ar yang berada dipihak Baginda. Ar yang tak pernah peduli dan tidak mau mengerti kalau aku kesusahan selama berada di Utara. Sekarang dia menangis?***Hosh. Aku membuka mataku, menatap dunia yang masih gelap ditutupi oleh kain hitam yang melingkar mataku—menarik, aku akhirnya bisa melihat langit-langit kamarku. Tapi siapa yang menangis? ruangan ini kosong. "Ah. Jadi dimana aku?" Masa depan? Atau kenyataan?Melihat tidak ada Baginda, mungkin aku sudah terbangun di masa depan. Ini hanya penglihatanku saja. Tapi saat menoleh ke arah jendela, aku melihat Baginda. Aku terpaku selama beberapa saat, melihat mata yang tertutup dengan tangan yang saling menyilang. Tidur menyandarkan kepalanya pada kaca jendela.Ini buk

    Huling Na-update : 2023-05-29
  • Pengantin Pilihan Raja   Rindu seperti nyanyian pilu

    Selamat membaca.Saling bermesraan melepas rindu. Aku malah mendengar suara hati seseorang, bukan hal baik tapi ia melihat kami. Meski hanya bayangan, tapi posisiku dan Baginda sudah dapat di tebaknya. Katanya—aku adalah manusia tidak punya harga diri yang pernah ia temui sejauh ini. Siapa lagi kalau bukan Zurra."Baginda?" Aku menghentikan meski takut, karena aku tidak ingin para tetua masuk dan membuatku benar-benar tidak memiliki harga diri sama seperti yang Zurra pikirkan. "Hm?" Bisiknya tepat di telingaku, yang membuat aku kegelian. Sebelum ia menarik tanganku, menggenggam ya eratnya untuk menemui badai yang sedang menunggu di aula utama. "Namamu?""Emabell. Ah…Abell!" Nike tak memanggilku Abell sejak aku pergi dari Clossiana Frigga, karena Baginda selalu melayangkan tatapan mengerikannya pada mereka. Seolah nama Emabell itu, adalah nama resmi dan mereka tak boleh sembarangan memanggil namaku. "Kenapa?""Boleh ku panggil Abell?"Dia bertanya? Dia benar-benar bertanya, atau inder

    Huling Na-update : 2023-05-29
  • Pengantin Pilihan Raja   Ombak milik Utara!

    Selamat membaca.Aku membuka mataku perlahan, rasanya tubuhku remuk saya mencoba untuk bangun dari tempat tidur dan pakaian tidak nyaman apa ini?"Gaun pengantin?" tanyaku pada diriku sendiri saat mengangkat sehelai kain berwarna hitam. "Benar gaun pengantin!"Tap!Tap!Tap!Suara langkah kaki mendekat bersama dengan suara pintu yang terbuka, dan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Aku kembali menutup mataku—ranjangku bergerak sedikit, seolah ada yang naik diatas tempat tidur.Tiba-tiba saja, perutku terasa sangat berat seakan-akan ada beban yang sengaja diletakan diatas perutku. Tetap diam. Hembusan nafas seseorang begitu terasa di leherku. Aku pun menebak-nebak ini mungkin saja Ar, tetapi Ar tidak akan melakukan hal rendahan seperti itu. Jadi pilihan berikutnya adalah, "Baginda?" ucapku sembari membuka mata perlahan-lahan, tersenyum saat tahu beban berat yang berada di atas perutku, ternyata adalah tangan Baginda sendiri."Para tetua itu, aku ingin meleyapkan mereka."DEG! per

    Huling Na-update : 2023-05-30
  • Pengantin Pilihan Raja   Manusia yang dibentuk untuk hari ini

    Selamat membaca.Tangan lembut seseorang mengelus wajahku, membuat aku akhirnya mau membuka mataku dan ya. Itu tangan Baginda. "Selamat," ucapanku berhenti saat melihat matahari yang bersinar sangat tinggi. "Selamat siang Baginda." ucapku sembari tersenyum ramah pada Baginda yang sedang menyisir rambutku.Pakaian ini, ia juga yang memakaikannya. Pasti kesusahan memandikan manusia yang tidak ingin bangun dari tidurnya, tapi Baginda tidak begitu—sekarang aku tahu siapa yang sebenarnya sabar di antara kami berdua.Cup!Ia mengecup bibirku singkat. "Selamat siang juga Emabell." Menatapku dalam. "Tidurlah lagi, aku masih bisa menunggu.""Tidak usah, aku sudah membaik."***Setelah membersihkan kamar, aku menyusul Baginda yang pastinya sudah menungguku di aula utama. Dan saat berjalan di lorong, aku tidak pernah merasa seberani ini. Kali ini juga aku tidak tersesat, karena jalan ku tuju sudah hafal dengan sangat baik. Anehnya juga, seluruh pakaianku semuanya berwarna gelap—aku bertanya pada

    Huling Na-update : 2023-05-30
  • Pengantin Pilihan Raja   Jantung yang berdetak hari ini

    Selamat membaca.Sakana menatap ke arahku dengan tatapan tak suka. Sebelum ia melanjutkan laporannya tentang Nike. "Kami mengirimnya dengan kereta, tetapi sayangnya Utara tidak lagi aman. Dan aku tidak memiliki cukup kekuatan untuk melindunginya!" ucapnya penuh penekanan menatap ke arahku tajam sebelum beralih menatap ke arah Baginda sembari tersenyum.Kata-katanya memang memiliki niat baik, tetapi tersembunyi kebencian yang begitu besar di dalamnya—yang harusnya, Utara ditakuti, dan harusnya Sakana tidak memiliki kewajiban untuk mengawal manusia dari Clossiana Frigga.***Beberapa saat kemudian, penyelidikan berhasil. Dan Zurra menemukan cela pada pelindung yang diciptakan di sekitar istana. "Katakan!" titah Baginda pada Zurra.Patuh ia menjawab. "Ada kemungkinan ini adalah perbuatan kerajaan Gratarus yang menyimpan dendam!" ujarnya.Sebelum Damor menimpali. "Tetapi Gratarus sedang dalam pengawasan. Dan kami tidak melihat ada pergerakan apapun." Dia berpikir. "Bagaimana kalau ini ada

    Huling Na-update : 2023-05-31

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin Pilihan Raja   Kemenangan Akhir.

    Selamat membaca. Tabir pelindung yang terbentuk di atas dunia Elydra itu mampu menyerap setiap api kemarahan Darka, meski terlambat. Tapi kekuataan itu begitu besar sampai setiap kaki yang berdiri akhirnya tak mampu lagi untuk berdiri—semua mahkluk akhirnya menghormati Emabell, bahkan para tetua yang tersisa menundukan kepalanya.Bukan karena kekuataan lagi. Tapi karena pengorbanan seorang manusia biasa pada dunia yang dengan hebatnya menolaknya sebagai ratu, tapi dengan sangat luar biasanya ia bela dengan mengorbankan nyawanya sendiri."Mungkin agak terlambat, tapi kini kau akan menjadi ratu kami. Satu-satunya ratu kami, Emabell kami."Aku menang. Tapi tunggu, aku kewalahan karena menahan kekuataan Darka. Keringat dingin memenuhi tubuhku, tapi tidak apa-apa. Ini bukan pertama kalinya aku di panggang!WUSH!Lenyap. Ah, rupanya aku juga tumbang. Baginda…tolong aku?!Gelap.***Beberapa hari kemudian, akhirnya aku sadar. Seolah tersadar dari mimpi, atau terbangun di dalam mimpi.Aku me

  • Pengantin Pilihan Raja   Pengorbanan terakhir

    Selamat membaca.Raja dan Ratu, dan setiap makhluk yang mengisi aula utama Gratarus yang mengag dan indah saling tatap. Mereka kebingungan dengan alis yang mengerut sempurna—bagaimana tidak, pasalnya aku yang sudah seperti kehilangan kendali akan dirinya sendiri tiba-tiba saja menjadi tenang."Kau baik-baik saja Nak?" tanya ayah. Melirik ke arahku yang sedang berjalan menuju altar. "Emabell?""Ya ayah? Aku baik. Sangat baik." ucapku sembari tersenyum. Meski hatiku sangat ragu sekarang—"ternyata benar ya ayah, memilih itu sangat mudah. Yang susah itu, adalah bertahan." Kataku sambil mengumbar senyuman khas seorang Emabell dari Clossiana Frigga.Dan yah. Mata ayahku berbinar, dapat ku rasakan kalau hatinya tergetar atas perkataanku yang sepertinya sangat menyentuh hatinya. "Kau a-akhirnya mengerti Emabell?""Iya.""Ayah bangga padamu."Aku tersenyum. "Ayah akan semakin bangga. Karena kini aku mencintai Dunia Elydra.""Kenapa?" Karena dunia ini mencintai Bagindaku, rajaku, pilihan hatiku

  • Pengantin Pilihan Raja   Pilihan terakhir

    Selamat membaca.Kau mengurungku. Lalu memintaku untuk melangsungkan upacara pernikahan yang tidak seharusnya terjadi Vardiantura? Baik, lakukan. "Aku akan mengukur waktu!"Mataku berubah warna menjadi keemasan, dan darah keluar dari mataku meski hanya sedikit. Itu karena Sakana mencoba melakukan lelepati denganku yang ternyata berhasil—baginda, hanya menyuruhku untuk menunggu sampai ia datang."Kalau kau tidak bisa bersabar, Baginda bersumpah akan memperkosaku setiap malam dan membunuh kami di depanmu! Jadi jangan lakukan hal gila. Kau mengerti!" tegas Sakana mengingatkan.Mataku membulat sempurna. Dan dengan susah payah aku menelan salivaku, "iya a-aku mengerti." jawabku.Karena semakin pusing. Jadi Sakana memutuskan telepati.Setelahnya, aku menatap ke arah pintu. Tapi percuma, pintu itu dikunci dari depan. 'hah' aku tidak suka di paksa—runtukku dalam hati.***-sementara itu, istana hitam. Utara yang membeku. Terjadi penangkapan besar-besaran di empat wilayah di Utara. Kota Devika

  • Pengantin Pilihan Raja   Manusia dengan ribuan kristal di punggungnya

    Selamat membaca.Berkat kecurigaan yang sepenuhnya benar. Aku di sidang di hadapan raja Vardiantura, di temani pangeran Edanosa dan Raja Nesessbula sebagai saksi atas kesalahanku."Bagaimana bisa rasa rindu menjadi kesalahan? Rindu itu tidak menyakitiku maka itu bukanlah sebuah kesalahan." Aku membela diriku sendiri. Tidak peduli seberapa hebatnya para ratu serta ibu dan ayahku yang terus memberiku kode agar aku diam saja tak mengatakan apapun—maaf tapi dia bukan Bagindaku, dan aku tidak akan pernah tunduk padanya."Berarti kamu berkomunikasi dengannya." ucapnya dingin."Itu hakku!" "Sejak kapan kamu memiliki hak Emabell?""Dan sejak kapan kau memiliki hak untuk bertanya padaku?" balasku tak ingin kalah. karena aku benar, ini adalah hakku.Edanosa menatapku dengan alis yang mengerut ke atas lagi. Tapi aku tidak bisa diam lagi, aku menatapnya sekali lalu tersenyum padanya seolah mengatakan kalau aku akan baik-baik saja meski hasilnya."Lihat aku!" Titah Vardiantura. Dan aku menatapnya

  • Pengantin Pilihan Raja   Kiriman misterius

    Selamat membaca.Gartarus. Kerajaan yang yang akan menjadi yang utama setelah Utara, indah, asri dan sangat nyaman namun sedikit mencekam.Orang-orangnya berkulit sawo matang dan hampir dari 99% warganya adalah pengendali tumbuh-tumbuhan. Merekalah yang membuat tumbuhan dapat bergerak, tapi ada juga tumbuh-tumbuhan yang sudah memiliki nyawa sejak lahir.Dedaunan yang jatuh bahkan bisa terbang kembali ke udara seperti ribuan burung-burung.Mereka ramah, dan alami saat tersenyum padaku."Huh! Senang rasanya melihat semua saling bahu membahu dalam mengurus kerajaan. Tamu tak diundang bahkan di sambut dengan baik," Ucapku sambil tersenyum manis menghirup udara segar menyambut hari pernikahanku. "Anehnya hanya Raja Nesessbula yang berbeda." Tambahku."Apa maksud Anda Emabell?!""Kau seperti orang mati, berkulit pucat, dingin dan terlihat seperti bukan berasal dari wilayah ini."Dia tersenyum smirk. "Timur. Tidak selalu tentang warna kulit. Dan lagi, aku adalah keturunan asli kerajaan Grata

  • Pengantin Pilihan Raja   Matahari yang tertutup

    Selamat membaca.Akhirnya hari itu tiba juga. Aku dan gaun pengantin di hadapanku, perhiasan bahkan mahkota yang akan ku kenakan terpajang dalam lemari kaca yang begitu mewah.Pernikahanku dan Vardiantura. Mereka berpikir kami akan menjadi 'lawan mencintai lawan' harusnya begitu. Tapi aku sudah mencintai lawanku yang sebenarnya—pria brengsek itu bukan Vardiantura tapi Baginda.Aku tersenyum membayangkan. "Kau tersenyum?" Edanosa muncul di sampingku. "Kau suka gaunnya?""Ya.""Aku mengenal guruku Emabell, dia memiliki dua senyuman. Yang satunya tulus, dan yang satunya lagi tulus dengan rencana.""Hm?" Ku kerutkan keningku pada pangeran Edanosa yang ada di sampingku. Sebelum tersenyum padanya. "Benarkah? Jadi, apa arti senyumanku ini?!" "Tulus dengan rencana." Aku tersenyum senang. "Emabell. Aku mohon!" Dia mengerutkan keningnya padaku. Mengandeng tanganku dengan mata berkaca-kaca."Lepas.""Alasan kau koma, bukan karena kekuataan misterius yang membutakan. Tapi karena…." Aku buru-bu

  • Pengantin Pilihan Raja   Menggunakan satu sayap

    Selamat membaca.Aku tersenyum senang. Lalu menatap ke arah Nesessbula yang ingin menyampaikan informasi ini. "Sekalian, katakan padanya, aku masih menunggu." Terangku yang membuat Sih Vardiantura sialan itu tersenyum sinis."Apa yang kau harapkan?""Sampaikan saja!" Potongku. Tak peduli pada wajah angkuh seakan tak terkalahkan padahal cuma mayat hidup, aku jadi merindukan dia yang ku ciptakan dalam benakku. "Ini perintah!" Deg!"Kau….""Kau ingin aku menjadi ratu, akan ku lakukan sesuai yang kau inginkan. Dan kalian akan hidup!" Tegasku sembari tersenyum sampai mataku tidak lagi terbuka—meski artinya adalah sindiran.Mereka saling tatap. Tersenyum satu sama lainnya. "kau mau menikah denganku?" tanya Vardiantura."Hm." Jawabku sembari terus mengunyah."Kau mau menjadi ratu kami tanpa Baginda tercinta mu itu?""Hm." "Kau ingin memberikanku cinta.""Tentu.""Bagaimana dengan keturunan.""Tidak buruk."Mereka semakin bingung. "Kau masih waras Emabell?""Tidak. Setengah gila. YAH WARASL

  • Pengantin Pilihan Raja   Akhir Dialog Harapan Waktu

    Selamat membaca.Aku berjalan seperti orang bodoh diantara dinginnya malam, menikmati luasnya taman yang di bangun hanya untukku. Emabell dari Clossiana Frigga, bahkan nama taman ini adalah namaku. TAMAN EMABELL. Semuanya lengkap, kasih sayang, cinta, perhatian bahkan makanan sudah tersedia. Hanya saja, mengapa? Aku terus menatap ke arah tembok raksasa yang menghalangi duniaku."Baginda?" Sadar kalau ada langkah yang terus mengikutiku sedari tadi—Kubiarkan karena Baginda juga diam saja sedari tadi.Tiba-tiba. Ia memelukku dari belakang. "Tidak dingin?" tanyanya—Bisa kurasakan dengan jelas hembusan nafasnya yang menyentuh leher jenjangku. "Em.""Em?" Ulangnya.Aku tidak bersemangat sampai aku bisa membaca isi pikirannya. "Baginda mereka mengadakan pertemuan dan akhirnya Utara diundang….""Kita tidak akan pergi!""Mereka memilihku sebagai perwakilan." Aku sangat bersemangat sampai lupa akan sesuatu. "Ini…" tak melanjutkan ucapanku, kepalaku malah tertunduk ke bawah. Dan tak kusadari k

  • Pengantin Pilihan Raja   Merindukan kekejaman!

    Selamat membaca.Ribuan panah amarah penuh penolakan di tengah kedamaian tanpa Utara. Dari orang-orang yang pernah tersenyum padaku—Tetapi Dia, Baginda. Dengan cepat menerjang ribuan anak panah itu seperti meteor yang kembali naik ke atas langit tanpa rasa takut.WUSH!Angin berhembus menerpa ku dengan sangat kuat, membuat surai dan pakaian kami beterbangan ke mana-mana. Tapi mata kami seakan menatap biasa saja ke arah Baginda.Zurra menatapku. "Nah Emabell, kita pulang?" Ia mengulurkan tangannya. Membuat aku tergetar, tersentak kagum. Melihat senyuman mereka yang berdiri di hadapanku, dengan ribuan prajurit Utara yang mendekat. Seolah menjemput kami untuk kembali pulang.Meski hanya kumpulan tengkorak dan mayat hidup. Mengapa rasanya bisa sangat hangat? Kegerian dan ketakutan yang pernah ada, sekarang ada dimana? Dan tekad untuk pulang ke Clossiana Frigga yang membuat banyak sekali rasa sakit. Terbang ke angkasa mana?"Ayo kita pulang." Senyumku sembari meraih tangan Zurra.Namun seb

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status