Share

Indahnya bahaya

Selamat membaca.

Lama terdiam. Aku akhirnya mengumpulkan keberanianku untuk menjawabnya, meski aku benci dia kemarin malam. "Aku la-lapar."

Diam—Baginda terdiam dalam tatapannya yang menusuk mataku, matanya begitu tajam. Sebelum ia mendekat…bukan—Baginda melewatiku begitu saja. Dia tak mengatakan apapun, dan sontak membuat mataku melebar sedih.

Air mata lolos begitu saja, mengalir di pipiku. Aku kecewa tapi aku tahu, kalau Baginda jauh lebih kecewa dariku.

"Aku kan sudah minta maaf." Menoleh ke arah bahu Baginda. "Kenapa kau tidak mau bicara denganku?"

Tap!

Tap!

Tap!

Dia terus berjalan tak ingin mendengarkan keluhan ku, dan itu membuat aku sakit hati. Tapi, aku kan Emabell. "Baginda! Aku ingin pulang ke Clossiana Frigga." Dan benar saja, langkah Baginda berhenti. Dan nyaliku perlahan-lahan ciut. Jadi aku berbalik, untuk kembali ke kamarku saja sembari berkata. "Aku cuma bercanda."

Baginda melihatku, tapi aku mencoba untuk tak peduli. Lagian, dari mana datangnya mulut sok berani ini?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status