Accidentally In Love (INDONESIA)

Accidentally In Love (INDONESIA)

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Oleh:  Cindy Chen  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
69Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karina Moon tak pernah menyangka akan bertemu dengan idolanya, seorang aktor bernama Justin Kim di sebuah semak-semak dekat rumahnya. Karina yang mabuk, jatuh ke semak-semak tanpa sengaja. Karina jatuh tepat di pelukan Justin Kim yang sedang terluka dan bersembunyi di balik semak-semak itu. Sama-sama tidak sadarkan diri hingga pagi, Karina dan Justin ditemukan oleh warga setempat sedang saling berpelukan. Berita tentang Justin dan Karina tersebar ke seluruh negeri, sebab Justin adalah aktor terkenal. Untuk memulihkan nama baiknya, Justin menawarkan kontrak kerja sama dengan Karina yaitu untuk menjadi istrinya selama enam bulan. Karina yang mengidolakan Justin dan terlilit hutang, segera menerima tawaran itu. Karina sama sekali tidak menyadari kalau Justin tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun karena sebuah alasan yang rahasia. Justin bukanlah manusia biasa! Justin adalah half-demon. Pertemuan pertamanya dengan Karina di semak-semak adalah sebuah kecelakaan, karena Justin dilukai oleh musuhnya. Lalu siapakah Justin sebenarnya? Bagaimana reaksi Karina ketika ia mengetahui yang sebenarnya soal Justin? Akankah Justin jatuh cinta pada Karina?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Pertemuan di Semak-Semak

Karina Moon tidak begitu ingat kenapa ia bisa terbaring di atas rerumputan dan beratapkan langit malam. Ia merasa amat pusing akibat mabuk. Samar-samar, Karina bisa melihat dan merasakan ada seseorang di sampingnya. Ia cukup yakin kalau itu seorang pria. Seharusnya Karina pergi, tetapi ia tidak sanggup berdiri. Tiba-tiba tangan besar pria itu memeluk tubuhnya dan seketika Karina merasa hangat dan nyaman. Ia malah beringsut mendekat dan terlelap dalam pelukan pria itu.Rasanya baru sebentar saja Karina tertidur, tetapi tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan besar dan hangat menyelusup ke bagian dadanya yang entah kenapa bisa terbuka. Karina nyaris mengerang ketika tangan besar itu menyentuh puncak dadanya. Kemudian ia mendengar bunyi jepretan-jepretan kamera. Karina berusaha membuka matanya dengan perlahan, matanya menyipit karena sinar matahar

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
69 Bab

Pertemuan di Semak-Semak

Karina Moon tidak begitu ingat kenapa ia bisa terbaring di atas rerumputan dan beratapkan langit malam. Ia merasa amat pusing akibat mabuk. Samar-samar, Karina bisa melihat dan merasakan ada seseorang di sampingnya. Ia cukup yakin kalau itu seorang pria. Seharusnya Karina pergi, tetapi ia tidak sanggup berdiri. Tiba-tiba tangan besar pria itu memeluk tubuhnya dan seketika Karina merasa hangat dan nyaman. Ia malah beringsut mendekat dan terlelap dalam pelukan pria itu.Rasanya baru sebentar saja Karina tertidur, tetapi tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan besar dan hangat menyelusup ke bagian dadanya yang entah kenapa bisa terbuka. Karina nyaris mengerang ketika tangan besar itu menyentuh puncak dadanya. Kemudian ia mendengar bunyi jepretan-jepretan kamera. Karina berusaha membuka matanya dengan perlahan, matanya menyipit karena sinar matahar
Baca selengkapnya

Berita Menyebar

“Kamu sama sekali nggak takut sama aku?” tanya Justin bingung.“Nggak. Kamu idola aku sejak dulu,” jawab Karina polos sambil tersenyum.“Astaga… kamu agak terganggu,” gumam Justin.“Apa?”“Eh… Nggak. Lupain aja. Kita harus ngobrol di tempat yang aman. Kita punya masalah besar sekarang,” jawab Justin.“Oke,” jawab Karina dengan riang gembira.Justin diam-diam menghela nafas lalu mengem
Baca selengkapnya

Usul Brilian

“Ada kopi hitam nggak? Kepalaku masih pusing gara-gara mabuk,” ujar Karina ketika kedua pria itu menatapnya.“Ambil aja di dapur,” jawab Justin sambil menunjuk ke arah dapur.“Oke,” ujar Karina sambil tersenyum riang dan berjalan menuju dapur.“Koq dia baik-baik aja sih? Malah kelihatan senang?” tanya Norman bingung.“Entahlah, gue pikir dia agak sedikit terganggu deh,” jawab Justin.“Astaga, selera lo aneh-aneh bro,” ujar Norman.
Baca selengkapnya

Membuat Kontrak

“Justin,” panggil Karina setelah Norman pergi ke ruangan lain untuk membuat kontrak.“Hmmm?” tanya Justin tanpa menatap Karina. Matanya terus menatap layar handphone-nya, padahal ia tidak membuka apapun sejak tadi. Ia hanya menghindar, tidak mau berbicara atau dekat-dekat dengan Karina. Situasi menjadi agak canggung.“Kenapa kamu ngeliatin layar handphone yang mati?” tanya Karina polos.Mendengar pertanyaan Karina, Justin menjadi malu. Ia berdeham, menutupi rasa malunya itu.“Suka-suka saku dong mau ngeliatin apaan,” jawabnya akhirnya.
Baca selengkapnya

Meminta Restu

Saat mobil hampir sampai di rumah ayah Karina, tiba-tiba handphone Karina berdering.“Dari papa nih. Diangkat jangan?” tanya Karina bingung.“Angkat aja, Rina,” jawab Norman.Karina menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengangkat telepon dari ayahnya tersebut.“Yeoboseo?”“Rina! Kamu kemana aja?! Itu foto kamu sama cowok di semak-semak tersebar kemana-mana! Kamu di mana? Ini tetangga, wartawan, semuanya ngumpul depan rumah, papa nggak bisa keluar! Kamu jual diri sama aktor itu?! Pa
Baca selengkapnya

Tidak Ada di Seoul

Hari ini adalah hari keempat sejak musim gugur datang ke Incheon. Berhubung Incheon adalah kota padat yang didominasi oleh gedung-gedung besar, musim gugur tidak seberapa dirasa oleh penduduk di sana, karena tidak banyak pohon di pusat kota Incheon. Mobil hitam Justin melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya pusat kota, mendahului kendaraan-kendaraan yang melaju cukup pelan. Sesekali pria yang berprofesi sebagai aktor itu menatap arloji di tangan kirinya.Sebentar lagi sore tiba, ia harus cepat mencari makhluk yang baru saja ia dapati petunjuknya melalui mimpi beberapa hari lalu."Sialan, gara-gara masalah semalem, aku jadi harus keteteran," umpat Justin membanting stang bundarnya ke kanan, melaju di jalur yang sepi menuju Seoul. Dalam mimpinya ada gambaran kota Seoul yang didominasi oleh energi gelap yang sangat pekat. Kali ini mimpinya mengatakan bahwa Justin harus memburu makhluk itu di Seoul."Apa rubah ekor sembilan itu ada di Seoul sekarang?" gumamnya menambah kecepatan mobi
Baca selengkapnya

Konferensi Pers

Pagi-pagi sekali Norman sudah menelpon Justin yang masih terlelap. Justin menggerutu hebat karena managernya sangat cerewet setelah Justin mengangkat panggilan itu."Sebenernya dia ini manager apa orang tuaku sih?" gerutu Justin langsung bergegas ke kamar mandi, ia tak ingin mendengar ocehan Norman jika Norman tahu Justin belum bersiap-siap untuk konferensi pers nanti.Di sisi lain, Karina sudah bangun bahkan sebelum jam enam. Ia merasa gugup karena tidak pernah melakukan konferensi seumur hidupnya, dan sekarang ia harus melakukan ini di depan awak media, bersama dengan Justin. Ia hanya takut jika ada kesalahan dalam keterangannya di pers nanti. Karina berkali-kali keluar dan melihat kamar Justin, berharap pria itu sudah bangun dan akan memberinya arahan lebih lanjut mengenai pers mereka nanti."Gimana nanti kalau aku keliatan jelek? Terus gimana kalau nanti jerawatku keliatan?" oceh Karina menutupi satu jerawat di kening dengan concealer. "Aku gak boleh keliatan jelek kaya pas di sem
Baca selengkapnya

Bertemu Lagi

Karina dan Norman tentu saja kebingungan melihat Justin berlari melewati kerumunan, menuju pintu keluar. Norman langsung menghampiri Karina dan mengajak Karina untuk keluar juga.Manager Justin itu sungguh tidak habis pikir kalau Justin bertindak ceroboh di depan media massa yang tengah membara. Dan sudah bisa dipastikan kalau para reporter itu akan menyebar berita bahwa Justin kabur saat pers belum ditutup sepenuhnya.Di sisi lain, Justin melesat dengan kekuatan yang ia miliki, dan seberusaha mungkin ia tidak ketahuan oleh orang-orang. Bagaimanapun caranya ia harus mencari makhluk berekor sembilan itu, ia harus memusnahkannya sesegera mungkin, karena semakin lama Justin mengulur waktu, maka akan semakin banyak korban yang menjadi sasaran makhluk tersebut.Justin menghentikan langkahnya, melihat bayangan besar yang berada di ujung jalan sepi. Cahaya matahari dari timur cukup membuat bayangan itu terlihat jelas.Ia menyipitkan kedua netranya untuk mencoba memperjelas siapa yang berada
Baca selengkapnya

Monster Seribu Mata

Justin merasa bahwa rubah ekor sembilan itu memiliki kekuatan yang luar biasa hebatnya. Bahkan ketika Justin melihat ekornya saja, sudah sangat bisa ditebak kalau kekuatan rubah ekor sembilan itu memiliki peningkatan dari sebelumnya. Mungkin saat bertemu lagi, rupa rubah itu akan terlihat bengis dan sangat mengerikan.Sofa letter U yang menghadap ke televisi saat ini dikuasai oleh Justin. Karina mungkin sedang memasak atau menyiapkan sesuatu untuk Justin. Sebenarnya Justin tidak meminta, tapi Karina bersikeras untuk tetap melakukannya.Mata Justin terpicing ketika Karina membawa tiga mangkuk makanan di atas nampan dengan langkah yang hati-hati. "Kamu ngapain masak sebanyak itu?" tanya Justin. "Ya buat kita, Kak," jawabnya menaruh nampan di meja. "Kok tiga?" imbuh Justin lagi. "Satu buat Kak Justin, dua buat aku," Karina menyengir kuda.Justin tidak habis pikir kalau wanita ini sangat random, dan tingkahnya tidak bisa ditebak."Kok Kak Justin diem aja? Mau aku suapin, ya?!" seru Karina
Baca selengkapnya

Menjelang Pernikahan

Incheon sudah kedatangan pagi, musim gugur masih berlangsung dengan indah bagi sebagian orang. Apartemen Dal-Byeol Incheon dipenuhi edaran surat kabar tentang beberapa orang yang tewas dengan jantung yang menghilang.Karina terbangun, merasakan berat di perutnya. Dan ia menyadari bahwa itu adalah tangan Justin yang sedang tidur di sebelahnya. Karina mesem dengan tertahan, lantas menatap lamat-lamat wajah idolanya. "Ganteng banget sii!" seru Karina sambil menyentuh hidung Justin. Justin sepertinya merasakan bahwa hidungnya sedang disentuh, lantas mengerjapkan mata untuk melihatnya, alangkah terkejutnya Justin saat mendapati bahwa ia sedang memeluk Karina dengan posisi tertidur. "Selamat pagi, Kak Justin!" ujarnya kemudian."Astaga!" Justin langsung duduk dan melompat dari sofa, ya benar, mereka tertidur di sofa. "Kak Justin kenapa?""Kok kamu tidur sama aku di sini sih?""Kan Kak Justin yang gandeng aku kesini, peluk-peluk aku lagi," kata Karina menyipitkan matanya. "Jangan-jangan dari
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status