Share

Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan
Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan
Author: Liachuu

1. Jadilah Istri pengganti

Author: Liachuu
last update Last Updated: 2023-05-25 21:30:25

"Tuan Davian, anak anda berhasil diselamatkan. Tapi sayangnya, nyawa Nona Tiara tidak bisa diselamatkan. Calon istri anda telah dinyatakan meninggal karena luka di kepala yang cukup parah."

Dunia Davian hancur begitu penuturan itu dilontarkan oleh seorang pria yang mengenakan seragam operasinya. Seorang Dokter bedah yang baru saja melakukan operasi pada calon istrinya, Tiara.

Lututnya melemas, hatinya mencelos begitu saja. Dengan rasa sesak yang lantas dia rasakan seolah dia telah hancur sehancur-hancurnya.

Wanita yang akan menjadi istrinya bulan depan itu harus pergi meninggalkannya. Meninggalkan semua rencana mereka dengan bayi perempuan mereka yang baru saja lahir.

"Bagaimana ini, Davian? Kalau seperti ini, berarti pernikahan kalian harus dibatalkan. Apa yang harus Mama katakan pada orang-orang nantinya? Bisa-bisa Mama akan jadi bahan perbincangan orang-orang."

Selatan menoleh pada seorang wanita yang ada di sampingnya. Itu Nyonya Dayanti, ibunya sendiri.

Menatap tajam ke arah sang Ibu, Davian masih tak percaya atas apa yang baru saja wanita berusia 40 tahunan itu katakan. "Ma? Tiara meninggal, Ma. Dan Mama masih bisa-bisanya memikirkan soal acara pernikahan dan omongan orang lain?!"

Bukannya merasa bersalah setelah mendengar kekesalan Davian padanya, Dayanti malah menunjukan tampang tak bersalahnya. "Salah dia sendiri kenapa harus berpergian saat hamil besar seperti itu. Sekarang yang meninggal itu sudah, meninggal saja. Kita yang hidup harus melanjutkan hidup juga. Jadi, Mama juga berhak memikirkan soal ini!"

Davian menggelengkan kepalanya tak percaya. Wanita yang selama ini begitu dia hormati juga telah membuatnya kecewa teramat dalam.

"Mama pikir, kenapa Tiara harus pergi? Itu karena Mama memintanya untuk mengambil kelas memasak dan sebagainya! Mama yang meminta dia untuk memenuhi ekspektasi Mama agar dia menjadi menantu yang sempurna!" Tegas Davian.

Kemarahan sudah nampak di wajahnya. Di mana dia juga sudah mengepalkan tangannya berusaha untuk menahan diri.

"Aku benar-benar kecewa denganmu, Ma. Aku hancur, tapi kau malah semakin menghancurkan aku."

Tidak lagi sanggup berhadapan dengan Sang Ibu, kini Davian telah melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana. Bahkan, dia sendiri masih tak sanggup saat mendengar tangisan bayi yang terdengar dari dalam ruangan sana. 

"Terserah apa katamu. Tapi, yang Mama inginkan adalah pernikahan itu tetap dijalankan! Carilah pengantin pengganti agar Mama tidak harus malu di depan teman-teman Mama!" Teriak Dayanti pada Davian yang sudah melangkah lebih jauh darinya.

Sebisa mungkin Davian mengabaikannya. Tangannya mengepal dengan kuat, saat rasa sakit di relung hatinya kembali dia rasakan. Matanya juga sudah memerah, karena kehilangan wanita yang begitu dia cintai bukanlah hal yang mudah. Terlalu menyakitkan saat semua kenyataan pahit ini harus dia rasakan tepat dua minggu sebelum pernikahan mereka berlangsung.

"Tuan, mau kemana?" tanya seorang pria yang merupakan ajudan dari Davian.

"Katakan di ruangan mana perempuan itu berada. Aku akan menemuinya sekarang juga!"

Rahang tegas yang ditunjukan Davian tidak mampu untuk diabaikan begitu saja. Pria yang mengekor di belakangnya pun tidak bisa untuk tidak menjawab apa yang baru saja dikatakan oleh Tuannya tersebut.

"Dia berada di UGD rumah sakit ini, Tuan. Lukanya tidak terlalu parah, tapi beberapa menit yang lalu dia masih belum tersadar karena shock," jelasnya.

Alih-alih menghentikan langkahnya, Davian kini justru melangkahkan kakinya dengan semakin tegas. Dengan sorot mata yang sudah menajam bersamaan dengan amarah yang saat ini tengah dia rasakan.

Pun begitu, langkahnya telah membawa Davian pada Unit gawat darurat di rumah sakit tersebut. Matanya mengedar untuk melihat dan mencari seseorang yang menjadi tujuannya saat ini. Sampai saatnya dia telah mendapati seorang wanita yang tengah terduduk di salah satu ranjang dengan pakaian yang terlihat lusuh.

"Tuan, apa yang mau anda lakukan?" tanya Sang Ajudan yang terlihat cukup panik.

Namun, bukannya menjawab, Davian kini lebih memilih untuk mendekat pada gadis itu. "Tutup tirainya dan tunggu di luar!" Perintah Davian saat dia telah berdiri tepat di depan gadis yang sudah mendongak, menatapnya dengan bingung.

Sesuai perintah, tirai di sekitar ranjang gadis itu telah ditutup. Dengan ajudan Davian yang menunggu di balik tirai tersebut. Sedangkan pria itu, kini dia telah memasang raut wajah yang begitu tegas dengan sorot mata tajamnya. Bak sorot mata seekor elang.

"S—siapa kau?" tanya gadis itu dengan mata yang membulat menatap Davian di sana.

Dia terlihat kebingungan. Karena kenyataannya, kehadiran Davian membuat dirinya terkejut dan bertanya-tanya secara bersamaan.

"Kau yang baru saja terlibat kecelakaan dengan calon istriku?" tanya Davian dengan suara yang terdengar begitu dingin dan mencekam.

Gadis itu mengangguk. Dia paham yang dimaksud oleh pria di hadapannya. Karena dia berada di sini karena kecelakaan itu terjadi. Sebuah kecelakaan yang juga nyaris membuatnya tertabrak mobil pribadi. Di mana beruntungnya untuk gadis itu karena mobil yang nyaris menabraknya membelokan stir hingga menabrak pembatas jalan.

Sedangkan dia hanya sedikit terserempet mobil tersebut dan terjatuh hingga tidak sadarkan diri karena terlalu terkejut.

"Siapa namamu?" tanya Davian sekali lagi. Tak kalah menyeramkan dari sebelumnya.

"Arletta. Namaku Arletta Divkara," jawab Arletta dengan gugup. "B—bagaimana keadaan wanita di dalam mobil itu sekarang?" tanya Arletta dengan sedikit ragu.

Tapi, tidak dapat dipungkiri jika dia memang penasaran dengan keadaan seorang wanita yang ada di dalam mobil tersebut. Karena Arletta juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana mobil yang melaju kencang itu menabrak pembatas jalan dengan cukup parah. Sebelum akhirnya dia tidak ingat apa pun lagi selian dengan terbangun dan mendapati dirinya di sini.

Tak lantas menjawab, Davian malah mengepalkan tangannya dengan mata yang sudah memerah saat menatap gadis di hadapannya.

"Calon istriku meninggal dalam kecelakaan itu. Dan kamu, harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu sebabkan ini!" Tegasnya kemudian.

Arletta kembali membulatkan matanya. Sungguh, dia tak begitu mengerti kenapa dia harus bertanggung jawab saat mobil itu melaju begitu kencang dan nyaris menabraknya.

"Tidak, jangan hukum aku. Aku tidak mau dipenjara. Aku tidak bersalah. Aku benar-benar tidak tahu apa pun selain dengan menyeberang jalan di saat yang tepat."

Arletta memohon. Kedua tangannya sudah disatukan untuk memohon pada pria yang begitu terlihat menyeramkan di matanya. Pria yang seolah siap melimpahkan kesalahan pada dirinya atas apa yang terjadi.

"Jadilah istri penggantiku dan ibu dari anakku sebagai penebusan atas kesalahanmu," ucap Davian dengan sorot mata tajamnya yang telah bersinggungan dengan mata Arletta yang terlihat ketakutan.

"Arletta Divkara, aku akan meminta pertanggung jawabanmu dengan menyerahkan seluruh kehidupanmu itu untuk menjadi istri penggantiku. Mengurus anakku dengan Tiara seumur hidupmu. Karena kau yang telah membuat Tiara kehilangan nyawanya!"

Related chapters

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   2. Balas dendam

    Bagai kilat yang baru saja menyambar Arletta. Tubuh gadis muda itu lantas membeku seketika. Menikah? Menjadi ibu? Jelas itu adalah hal yang benar-benar tidak disangka olehnya. Apalagi, saat dia baru saja menyadari, jika pria yang ada di hadapannya ini adalah seorang CEO terkenal yang bernama Davian Navileon. CEO yang dikenal sebagai seseorang yang dingin dan keras kepala, serta Arogan. "Bawa dia untuk ikut menemui bayiku!" Perintah Davian begitu saja pada pria yang senantiasa mengekor di belakangnya. Dan tanpa ragu, pria dengan setelan yang tak kalah rapi dari Tuannya pun menurut. Dia telah menghampiri Arletta yang kini masih terdiam di tempatnya. Mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Davian sebelumnya. Karena jelas dia masih terkejut dan tak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi di sana. "Ayo, Nona. Silahkan ikut aku," ucap pria itu. Seperti tidak bisa melakukan apa pun lagi, Arletta juga hanya bisa menurut akan perintah mereka. Dia hanya bisa mengekor di belakang Selata

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   3. Pernikahan tanpa sentuhan

    Arletta hanya bisa menurut saat pria bernama Jerry itu membawanya bersama dengan bayi yang ada di dalam gendongannya. Jujur saja, Arletta mungkin saja pergi melarikan diri saat dia bisa. Menolak mentah-mentah apa yang diminta oleh Davian. Tapi, satu-satunya alasan kenapa Arletta bertahan di sini dan malah duduk diam adalah bayi perempuan yang ada di dalam gendongannya. Bayi perempuan yang terpejam dengan pulasnya. Sungguh, Arletta tak tega jika harus meninggalkannya. Arletta adalah seorang gadis yang begitu menyukai anak-anak. Apalagi, seorang bayi seperti ini. "Bisa mampir ke supermarket sebentar?" tanya Arletta pada pria yang sibuk menyetir di depan sana. "Maaf, Nona. Tapi, Tuan Davian meminta untuk tidak mampir kemana pun dan langsung membawamu ke rumah," jawab Jerry. "Hanya sebentar. Aku mau membeli susu untuk bayi ini. Memangnya kau tega membiarkan dia kehausan?" seru Arletta kemudian. Tak ada jawaban, Jerry nampak berpikir terlebih dahulu soal permintaan Arletta di sana. "B

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   4. Nama untuk bayi

    "Satu tahun. Pernikahan ini hanya berjalan sampai satu tahun saja. Dan sampai saat itu, kau tidak boleh menyentuhku." Arletta begitu yakin saat berkata demikian. Karena menurutnya, mungkin dengan begitu dia juga bisa membantu mengurus bayi itu tanpa harus melakukan kewajibannya sebagai istri Davian. Dia masih belum siap kalau seperti itu. Terlebih, dalam waktu satu tahun, mungkin Arletta bisa meninggalkan bayi ini nantinya. Sedikitnya, selama satu tahun itu Arletta mungkin akan membuat Davian lebih menyayangi bayinya sendiri. Karena dengan begitu, Arletta jadi bisa meninggalkan bayi perempuan itu nantinya dengan cukup tenang. "Baiklah. Lagipula, aku juga tidak tertarik padamu. Aku benar-benar tidak akan pernah menyentuhmu!" Tegas Davian tanpa ragu sama sekali. Ya, pria itu menyetujuinya. Dia sama sekali tidak keberatan dengan persyaratan yang diberikan oleh Arletta. Baginya, itu bukanlah hal yang sulit. Sebab dia memang tidak tertarik pada Arletta sama sekali. Gadis muda itu tidak

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   5. Hari pernikahan

    "Silahkan Tuan Davian Navileon dan Nona Arletta Divkara. Kalian sudah sah menjadi suami istri. Sekarang, kalian diperbolehkan untuk saling mencium satu dama lain." Jantung Arletta berdebar saat itu juga. Mencium? Yang benar saja. Dia berniat melakukan pernikahan ini tanpa sentuhan, tapi dia sudah diharuskan untuk mencium pria di hadapannya? Arletta mengernyit saat Davian mendekatkan wajahnya pada Arletta. Sebelum akhirnya pria itu berbisik tepat di telinganya. "Hanya formalitas. Hanya ciuman singkat saja. Jangan membuat orang-orang termasuk keluargamu curiga kalau kamu hanya pengantin pengganti." Mau tidak mau, Arletta pun melakukan semua yang di perintahkan. Karena yang dikatakan oleh Davian juga memang benar adanya. Sampai pada akhirnya, pria itu kini sudah mengecup bibir Arletta. Ciuman singkat yang menjadi ciuman pertama mereka berdua setelah sah menjadi pasangan suami istri. Ya, benar-benar hanya ciuman yang singkat. *** Memakai gaun putih yang begitu cantik dengan riasan ya

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   6. Lepaskan gaun itu

    Terkadang, Arletta sama sekali tidak paham kenapa Davian bisa bersikap dingin dan perhatian secara bersamaan. Dan semua itu nyaris membuat Arletta terpesona dibuatnya. Meskipun dengan cepat dia juga berusaha menepisnya. Tidak mungkin dia malah terpesona pada seorang pria yang bahkan memiliki nama wanita lain di dalam hatinya dan bahkan melibatkan Arletta ke dalam sebuah pernikahan yang tidak diinginkan ini.Arletta juga harus cepat menyadarkan dirinya sendiri. Kalau dia tidak lebih dari seorang pengantin dan juga ibu pengganti. Dia bukanlah seorang gadis yang dipilih untuk benar-benar bisa merasakan rumah tangga yang bahagia."Apa Sena sudah tidur?" tanya Davian saat dia baru saja melihat Arletta keluar dari kamar miliknya di sana.Arletta menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Davian. "Iya, dia sudah tidur di kamar aku," jawabnya. "Apa acaranya sudah selesai?" tanya Arletta pada akhirnya. Dia bertanya karena memang penasaran.Sebab, sebelumnya Davian mengatakan akan meyele

    Last Updated : 2023-06-14
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   7. Boleh aku menciummu?

    Arletta segera menghindari selatan saat mereka mulai membahas tentang 'keseksian' di sana. Daripada merespon pertanyaan Davian soal melepaskan gaun tersebut, Arletta kini lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menjauh dati pria itu. Gadis itu lebih memilih untuk memasuki kamar mandi yang ada di sana. Berniat untuk mandi dan berganti pakaian.Setidaknya, sampai Arletta menyadari sesuatu. Tentang dia yang bahkan tidak bisa meraih resleting gaunnya di belakang sana dengan tangannya sendiri. Membuat Arletta yang berkali-kali mencoba meraihnya pun hanya mendapat kelelahannya saja. Hingga akhirnya dia terduduk di toilet yang tertutup dengan helaan nafas panjang yang telah dia lakukan."Tidak! Tidak mungkin aku minta bantuan dari pria itu!" tegas Arletta pada dirinya sendiri.Saat dia sempat berpikir jika dia harus meminta bantuan pada Selatan di luar sana. Rasanya yang ada pria itu akan menggodanya lagi dengan ucapan-ucapan yang sebelumnya pria itu katakan. Arletta juga tidak mau kalau ak

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   8. Melayani suami

    Pikiran Arletta mendadak kosong saat bibir Davian terus saja bergerak memberikan pagutan yang semakin dalam. Bibir pria itu terus saja menyesap bibir Arletta seolah tak puas jika hanya menyesapnya sebentar saja. Menjadikan bibir milik Arletta sebagai permen manis yang akan selalu disesapnya.Ciuman itu berubah menjadi lebih menuntut. Bahkan, tangan Davian telah merengkuh pinggang gadis itu dengan cukup erat, membuat jarak di antara mereka semakin tipis lagi. Membuat Arletta memejamkan matanya dengan rapat. Bersamaan dengan tangannya yang sudah dia letakan pada bahu Davian. Menahan pria itu untuk bergerak lebih dekat lagi padanya.Sampai pada akhirnya, Davian melepas tautan mereka berdua. Di mana dia juga sudah menatap Arletta yang mulai membuka matanya dengan gugup."T–tuan Davian," ucap Arletta dengan suara yang terdengar lirih dan gugup secara bersamaan. Dia bahkan menelan ludahnya sendiri di sana dengan susah payah."Maaf," ucap Davian beberapa detik kemudian.Ya, pria itu sadar ak

    Last Updated : 2023-06-20
  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   9. Penawaran untuk saling menyentuh

    "Bagaimana kalau kita tetap tidur bersama? Dan bagaimana kalau memintamu juga melayaniku? Benar-benar sebagai istri yang harus melayani suaminya. Menjalankan peranmu sebagai Istri pengganti yang semestinya," ucap Davian tanpa ragu sama sekali. "Kau mau melakukannya, Arletta?"Duduk saling berhadapan dengan Davian, Arletta hanya mampu menundukkan kepalanya. Menghindari sorot mata Davian di sana.Bukannya fokus pada makanan yang sudah disiapkan di atas meja di antara mereka berdua, Davian dan Arletta malah saling terdiam dengan Davian yang menatap Arletta dengan lekat. Tanpa berniat untuk menikmati makanannya sebelum wanita itu juga menjawab pertanyaannya yang telah dia berikan padanya beberapa waktu lalu. Sebelum dia selesai mandi tadi dan kembali duduk berdua dengan Arletta.Sementara Sena sendiri sudah kembali ditidurkan di kamarnya."Bagaimana? Apa jawabanmu?" tanya Davian pada akhirnya.Pertanyaan itu kembali membuat Arletta semakin gugup. Bahkan kedua tangannya sudah saling bertau

    Last Updated : 2023-06-26

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   24. Bukan istri pengganti lagi

    "Apa kamu sedih saat Ghava tidak lagi menginap di sini?" tanya Davianq tiba-tiba. Hal itu membuat Arletta nyaris terlonjak dan menoleh ke arah Davian di sana. "Apa maksudnya?" Tidak menjawab, Davian hanya terlihat mengangkat kedua bahunya. Dimana Arletta hanya bisa melihat ketidakramahan Davian di sana. Apa, pria itu cemburu? Rasanya tidak mungkin kalau pria itu cemburu padanya. Karena sejak awal, mereka ini menikah hanya karena keadaan saja. Tidak benar-benar menikah karena ingin menikah dan saling mencintai. Arletta menikah dengan Davian karena paksaan pria itu, dan begitu pun sebaliknya. Davian menikahi Arletta tidak lebih dari meminta pertanggung jawaban wanita itu karena dia harus kehilangan Tiara. Menjadikan Arletta sebagai istri penggantinya dan mengurus bayinya bersama Tiara. Maka sekarang Arletta lebih memilih untuk menyingkirkan perasaan itu. Dia tidak bisa kalau harus berpikir kemustahilan tersebut. Teramat tidak mungkin untuk Arletta. "Aku merindukan Sena," gum

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   23. Kecemburuan

    Arletta tidak begitu yakin apakah dia memang harus berteman dengan Ghava atau tidak. Dia tidak begitu yakin akankah dia memang bisa melakukannya. Saat kenyataannya, dia itu adalah pria yang pernah dia sukai. Pria yang pernah menyita perhatian Arletta selama beberapa tahun. Meski begitu, Arletta juga hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk merespon apa yang dikatakan oleh pria itu. Rasanya akan terlalu tak enak kalau dia menolaknya. Bagaimana pun, pasti niat Ghava juga baik. Agar mereka tidak lagi merasa canggung satu sama lain, saat Ghava adalah merupakan salah satu keluarga dekat Davian, suaminya. Jadi, mungkin tidak akan menjadi masalah kalau Arletta mencoba menerima permintaan Ghava untuk berteman di sana dan melupakan apa pun yang pernah terjadi di antara mereka berdua. "Davian pergi kemana?" tanya Arletta kemudian. Ya, dia mencoba mengalihkan pembicaraan mereka sekarang. "Entahlah, katanya dia harus menemui temannya. Mungkin dia juga akan segera kembali," jawab Ghava k

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   22. Berteman?

    "Jangan melewati batas yang lebih jauh! Sena juga masih kecil, kamu juga harus ingat kalau pernikahan kita cuma sementara. Aku tidak mau hamil, aku masih mau melanjutkan sekolahku!" Tegas Arletta yang sudah memegang perutnya sendiri. Davian langsung menoleh ke arah Arletta saat gadis itu berkata demikian. Dia juga melihat Arletta yang sedang meremat perutnya sendiri. Seolah gadis itu sudah merasa ngilu sebelum dia benar-benar membuatnya hamil. Tapi, jelas Davian juga tidak akan pernah menghamilinya. Dia jelas tidak pernah sekali pun memiliki pikirannya yang seperti itu. Tidak pernah sekali pun terlintas di dalam pikirannya untuk membuat Arletta hamil di sana. Gila saja kalau dia benar-benar membuat gadis itu hamil. Pasti semuanya akan semakin merepotkan. "Jangan terlalu percaya diri. Aku juga tidak akan melakukannya," ucap Davian kemudian dengan begitu yakin. Di mana setelahnya, Davian langsung berjalan untuk memasukan obat yang berada di tangannya itu ke dalam tempat sampah yang

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   21. Penyubur kandungan

    Melipat kedua tangannya di depan dada, sekarang Arletta tengah menatap pria yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Dia menatap Davia yang baru saja mengatakan pada Arletta untuk tidur lagi dan memberikan beberapa obat-obatan yang sudah diberikan padanya. Meski begitu, Arletta sekarang lebih memilih untuk tetap terdiam menatap Davia yang berdiri tak jauh dati sofa yang saat ini tengah dia duduki. Memperhatikan saat pria itu tengah berbicara dengan seseorang di seberang telfonnya. "Baiklah, kabari aku lagi kalau kalian sudah selesai," ucap Davian sebelum akhirnya mengakhiri panggilan tersebut. Dimana dia juga lantas kembali menyimpan ponselnya pada saku celana yang dia kenakan saat ini. Davian juga sudah menoleh pada gadis yang masih saja melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan sorot mata gadis itu yang menatapnya dengan lekat, seolah penuh tanya. Bahkan, Selatan juga yakin setelah ini Arletta memang akan melayangkan beberapa pertanyaan pada dirinya. "Bukankah sudah a

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   20. Pikiran liar

    Apa yang dikatakan Ghava semalam membuat Arletta benar-benar terus memikirkan hal itu. Dia benar-benar tidak mengerti sepenuhnya akan apa yang pria itu katakan padanya, akan tetapi, dia juga tidak berniat bertanya padanya secara langsung. Sebab, entah kenapa Arletta malah merasa takut jika dia mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh Ghava.Untuk itu, Arletta juga lebih memilih untuk melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Ghava begitu saja setelah dia berkata demikian. Tanpa bicara apa pun lagi, Arletta lebih memilih melarikan diri. Tanpa dia memikirkan tentang pagi ini dimana dia harus kembali berhadapan dengan Ghava."Ayo keluar, Ghava mungkin sudah bangun juga. Kita harus sarapan," ucap Davian yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang sudah rapi.Arletta menoleh ke arahnya. Dia menatap Davian dengan cukup ragu. "Apa hari ini kau mau membantu Ghava?" tanya Arletta kemudian.Davian menganggukkan kepalanya. "Iya, kenapa?"

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   19. Nostalgia

    "Kalian saling mengenal bukan?" tanya Davian. Membuat Arletta menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan. "Kalau begitu, sedekat apa kalian dulu? Karena sepertinya, Ghava memang terlihat senang sekali saat bertemu dengan kamu."Seharusnya pertanyaan yang diberikan oleh Davian adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Akan tetapi, entah kenapa Arletta kesulitan untuk menjawabnya. Entah apa yang harus dia katakan pada pria itu. Dia terlalu bingungkan apakah memang harus mengatakan semuanya dengan benar atau tidak. Meski begitu, Davian kini menatapnya dengan begitu lekat. Sorot matanya menajam dengan raut wajah yang terlihat begitu dingin. Semua itu jelas membuat Arletta jadi semakin gugup dibuatnya."Sebenarnya ... Ghava itu, dia pria yang aku suka saat di sekolah dulu," jawab Arletta pada akhirnya. Ya, dia mengatakannya. Dia mengatakan yang sesungguhnya pada Davian. Sebab, Arletta merasa jika dia tidak haru mengatakan sebuah kebohongan.

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   18. Melakukan apa saja

    "Kenapa? Apa kau tidak mau melakukannya. Kau yang meminta aku bermain-main, Arletta," ucap Davian dengan senyuman miring yang susah dia tunjukan.Arletta memejamkan matanya merasakan kegundahan yang sekarang sudah dia rasakan. Dia juga merasa menyesal telah membuat keputusan seperti ini. Saat dia kira, Davian tidak akan menggelap seperti ini oleh gairahnya.Sebelum pada akhirnya, gadis itu menatap Davian dengan lekat, sorot mata memohon yang sudah dia tunjukan pada pria itu."Aku masih merasa sakit. Jangan lakukan hal yang lain. Lakukan seperti yang dilakukan kemarin saja, kumohon pelan," mohon Arletta pada akhirnya.Dan permohonan itu, membuat Davian terdiam dan bingung dengan apa yang harus dilakukannya.Haruskah dia memenuhi permohonan Arletta? Atau melanjutkan permainannya sesuai yang dia sendiri inginkan untuk memperingatkan Arletta?Davian lantas mengecup pipi kiri Arletta dan berjalan menuju telinganya. Pria itu memainkan lidahnya di telinga Arletta membuat dirinya sendiri beru

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   17. Bulan madu

    Entah bagaimana, sekarang Arletta sudah berada di dalam pesawat yang sama dengan Davian. Pesawat yang dia tahu akan menuju sebuah pulau di Indonesia. Apalagi kalau bukan Bali? Tempat yang banyak dikunjungi untuk berlibur.Ini bukan kali pertama untuk keduanya pergi ke sana. Arletta sudah pernah pergi ke sana saat dia melakukan study tour beberapa tahun yang lalu. Sementara Davian juga pernah beberapa kali pergi ke sana saat harus mengurus pekerjaannya.Alasan Davian memilih tempat ini juga karena dia tidak mau memilih tempat yang jauh dan akan membuat mereka kesulitan untuk bicara pada orang-orang di sana. Meksipun alasan utamanya tetaplah Tiara. Kekasihnya itu pernah mengatakan ingin sekali berbulan madu di sana. Keinginan Tiara yang sekali lsgi akan Davian wujudkan meski yang bersama dengannya adalah wanita lain. "Aku mau tidur dulu. Katakan kalau kita akan segera sampai nanti. Aku lelah, semalaman aku tidak cukup tidur karena Sena terus menangis," ucap Arletta yang kini sudah memb

  • Pengantin Pengganti untuk CEO Arogan   16. Kau hanya istri pengganti!

    ***Berjalan dengan tergesa, kini Arletta sudah menghampiri Davian yang baru saja keluar dari rumahnya. Pria itu hendak pergi ke kantornya, tapi Arletta mencegatnya sebelum pria itu pergi dari sana."Apa maksud kau berbulan madu?!" Tegas Arletta langsung pada pria itu.Iya, dia masih tidak mengerti dan perlu jawaban jelas dari Davian akan apa yang sebelumnya mereka bahas beberapa waktu lalu bersama orangtuanya. Arteta masih ingin menanyakan apa alasan Davian menyetujui hal itu."Memangnya kenapa? Apa kau tidak suka?" tanya Selatan tanpa merasa bersalah sama sekali.Seperti biasa, raut wajah pria itu malah terlihat cukup datar. Terkesan tak perduli dan tidak tertarik akan apa yang baru saja Arletta katakan padanya.Arletta menggelengkan kepalanya begitu saja. "Ini bukan tentang suka atau tidak suka. Tapi, masalahnya untuk apa?!""Kau masih gadis saat menikah denganku. Kurasa, aku juga perlu m

DMCA.com Protection Status