Bukan Cinta Satu Malam
Setelah sang kekasih mengkhianatinya dengan tidur bersama wanita lain, Veleryn lebih memilih memutuskan hubungan mereka. Melarikan diri dari rasa sakit yang dia rasakan dengan berlibur.
Sebuah liburan yang mempertemukannya dengan seorang pria tampan bernama Vee. Semuanya terjadi di sana selama mereka bersama, hingga seringkali tidur bersama. Saling melampiaskan apa yang tengah mereka rasakan. Namun, nyatanya mereka harus berpisah setelah liburan itu usai.
Lalu, ternyata sekali lagi mereka dipertemukan oleh sebuah takdir, dengan fakta jika Valeryn tengah mengandung. Tanpa memberi tahu Vee kalau dia tengah mengandung anaknya. Menyembunyikan kehamilannya karena enggan untuk menikah, juga sebuah fakta bahwa mantan tunangan Vee telah kembali dekat dengan Vee lagi.
Bisakah mereka kembali disatukan oleh sebuah takdir setelah semua itu? Cinta yang ditakdirkan, Valeryn harap dia menjadi bagian dalam takdir tersebut.
Read
Chapter: 11. Penawar lukaBerada dalam mobil yang dimiliki oleh pria tampan di sampingnya, Valeryn tidak pernah menduga jika dia akan membuat keputusan yang seperti ini. Tak pernah sekalipun dia menduga akan menjalani kehidupan yang begitu membuatnya melangkah jauh dari dirinya yang sebelumnya. Nyatanya, dia malah tenggelam dalam sebuah dosa yang dulu begitu dia hindari. Menenggelamkan diri dengan sukarela demi mendapatkan sebuah kesenangan yang bisa melupakan sejenak bayang-bayang pria yang berhasil membuat luka yang terus menganga di dalam hatinya. Dia juga tak bisa munafik jika dia bisa meraih kepuasan atas apa yang dia lakukan. Dia mendapatkan hal yang begitu sulit untuk ditolak, terlebih dari pria yang memiliki pahatan wajah yang nyaris sempurna. Pria yang berhasil memberikan penawar untuk luka yang dia dapatkan, meski Valeryn sendiri tak pernah tahu akankah penawar itu justru akan menjadi racun jika waktu terus berlalu seperti ini. Valeryn menghela nafasnya
Last Updated: 2022-02-10
Chapter: 10. Do ItUntuk menjawab pertanyaan Valeryn, Vee pun menganggukan kepalanya di sana. Mengiyakan pertanyaan tersebut tanpa membantah sedikitpun. Karena memang begitulah faktanya. Hanya sampai liburan Valeryn usai, maka hubungan mereka pun akan usai. Vee melakukannya bukan semata karena memanfaatkan Valeryn. Justru dia membuat jalan lain agar Valeryn tetap bersamanya setelah apa yang dia lakukan pada wanita itu. Setidaknya, sembari dia memikirkan bagaimana rencana selanjutnya dan menyelesaikan masalah yang mereka lewati.Bukan lagi cinta satu malam yang akan mereka lakukan, jika Valeryn menyetujui apa yang Vee tawarkan padanya. Mungkin akan menjadi cinta satu minggu mereka, mengingat Valeryn berada di sana untuk satu minggu ke depan. Dan sekarang, adalah hari kedua. Maka yang tersisa tinggalah lima hari ke depan."Bagaimana? Apa kau menyetujuinya? Semuanya juga sudah terlalu jauh, Valeryn. Kau sudah memberikan pertamamu untukku," bisik Vee sekali lagi. Bisikkannya begitu seduktif.
Last Updated: 2022-01-20
Chapter: 9. Penawaran yang menggiurkanVee tak bisa lagi menahan senyumannya, meski tak begitu ketara. Tangannya sudah terulur untuk meletakan ibu jarinya di ujung bibir milik Valeryn. Menatap mata wanita di hadapannya dengan lekat. Seolah berusaha membuatnya kembali tenggelam di dalam pesonanya. Bukan karena Vee ingin memperdayainya, dia hanya ingin menunjukan bagaimana dia bisa memperlakukan Valeryn dengan lembut. Dia ingin membuat wanita itu merasa aman dan nyaman dengannya."Kau mencoba melarikan diri dari masa lalumu? Menyembuhkan diri dari kekacauan yang kau rasakan. Dan itu berkaitan dengan seseorang yang kau cintai. Mungkinkah tebakanku ini benar?" tanya Vee dengan suara yang pelan.Lalu yang dia dapati sekarang adalah Valeryn yang diam. Namun, bersamaan dengan itu, Vee juga dapat melihat jawaban wanita itu dari sorot matanya. Sorot mata itu menjelaskan segalanya. Kali ini Vee bukan lagi menebaknya, tapi dia juga tahu sendiri hal itu. Dia pernah berada di posisi yang sa
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: 8. Keputusan yang tak pasti"Are you okay, Valeryn?"Valeryn terus terngiang dengan pertanyaan itu dalam diamnya. Nafasnya terdengar kasar karena emosi yang sempat bergejolak di dalam dadanya. Menatap pria yang kini sudah menggenggam salah satu tangannya, Valeryn berusa tetap mempertahankan semua pertahanan yang dia buat selama ini. Dia tidak bisa membiarkan dirinya luluh begitu saja. Tidak boleh. Keputusannya untuk tidur bersama Vee ini tak lebih dari kesalahan yang dia buat dalam kekacauannya karena mantan kekasih. Dia yakin bukan karena dia sempat luluh pada sosok pria di hadapannya, tak pernah. Isi kepalanya masih terlalu sibuk untuk memikirkan Nathan sebelumnya.Tapi, untuk pertanyaan yang baru saja Vee lontarkan. Itu berhasil membuat Valeryn seolah kembali tak berkutik. Entah kenapa pertanyaan sederhana itu terasa begitu istimewa untuknya, hingga matanya kini sudah memanas dan siap kapanpun jika harus meneteskan air beningnya. Meski, Valeryn juga
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: 7. Are you okay?Menelan ludahnya dengan paksa, Valeryn berusaha mengatur nafasnya agar lebih tenang. Pasalnya, Vee baru saja mengajukan pertanyaan yang mampu membuat jantungnya berdebar tak normal. Dua kali lebih cepat dari biasanya. Untuk ke sekian kalinya, dia dibuat tak berkutik oleh pria itu."Jadi, bagaimana?" tanya Vee sekali lagi saat mendapati Valeryn hanya terdiam menatapnya dengan tajam. Seolah baru saja menyatakan sebuah peperangan."Apa maksudmu, Vee?" tanya Valeryn bersikap seolah tak mengerti akan maksud Vee di sana.Vee mengangkat kedua bahunya. "Kurasa kau tahu maksudku, Ryn. Apa perlu aku menjelaskannya? Kau dan aku kita bisa tid—""Simpan semua penjelasanmu. Aku tak membutuhkannya. One night stand, kita hanya sebatas itu, Tuan Vee." Valeryn berucap dengan penuh penekanan. Bersamaan dengan itu, dia berlalu dari hadapan Vee. Berjalan meninggalkan pria yang kini berdiri dengan senyuman miringnya, menatap Valeryn yang kini sudah berjalan ke arah kamar
Last Updated: 2022-01-13
Chapter: 6. One night standSetelah sekian lama terdiam dengan mata yang saling bersitatap, Valeryn lebih dulu mengalihkan pandangan matanya. Dia tidak mampu untuk lebih tenggelam ke dalam dunia Vee yang terlihat di kedua bola matanya. Rasanya, dia hampir saja kembali luluh dan bisa-bisa dia kembali melakukan hal bodoh seperti semalam."Untuk apa yang terjadi semalam aku mau—""Mau memintaku untuk melupakannya? Atau bertanggung jawab karena takut aku melarikan diri? Jika itu yang akan kau katakan, sepertinya kau terlalu banyak menonton film." Vee memotong pembicaraan Valeryn di sana. Satu alisnya sudah terangkat menatap Valeryn dengan senyuman miringnya.Valeryn akui, tebakan Vee memang benar. Tapi bukan meminta pertanggung jawaban Vee, karena dia sadar kalau dia lah yang membua
Last Updated: 2022-01-11
Chapter: 24. Bukan istri pengganti lagi"Apa kamu sedih saat Ghava tidak lagi menginap di sini?" tanya Davianq tiba-tiba. Hal itu membuat Arletta nyaris terlonjak dan menoleh ke arah Davian di sana. "Apa maksudnya?" Tidak menjawab, Davian hanya terlihat mengangkat kedua bahunya. Dimana Arletta hanya bisa melihat ketidakramahan Davian di sana. Apa, pria itu cemburu? Rasanya tidak mungkin kalau pria itu cemburu padanya. Karena sejak awal, mereka ini menikah hanya karena keadaan saja. Tidak benar-benar menikah karena ingin menikah dan saling mencintai. Arletta menikah dengan Davian karena paksaan pria itu, dan begitu pun sebaliknya. Davian menikahi Arletta tidak lebih dari meminta pertanggung jawaban wanita itu karena dia harus kehilangan Tiara. Menjadikan Arletta sebagai istri penggantinya dan mengurus bayinya bersama Tiara. Maka sekarang Arletta lebih memilih untuk menyingkirkan perasaan itu. Dia tidak bisa kalau harus berpikir kemustahilan tersebut. Teramat tidak mungkin untuk Arletta. "Aku merindukan Sena," gum
Last Updated: 2024-09-13
Chapter: 23. KecemburuanArletta tidak begitu yakin apakah dia memang harus berteman dengan Ghava atau tidak. Dia tidak begitu yakin akankah dia memang bisa melakukannya. Saat kenyataannya, dia itu adalah pria yang pernah dia sukai. Pria yang pernah menyita perhatian Arletta selama beberapa tahun. Meski begitu, Arletta juga hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk merespon apa yang dikatakan oleh pria itu. Rasanya akan terlalu tak enak kalau dia menolaknya. Bagaimana pun, pasti niat Ghava juga baik. Agar mereka tidak lagi merasa canggung satu sama lain, saat Ghava adalah merupakan salah satu keluarga dekat Davian, suaminya. Jadi, mungkin tidak akan menjadi masalah kalau Arletta mencoba menerima permintaan Ghava untuk berteman di sana dan melupakan apa pun yang pernah terjadi di antara mereka berdua. "Davian pergi kemana?" tanya Arletta kemudian. Ya, dia mencoba mengalihkan pembicaraan mereka sekarang. "Entahlah, katanya dia harus menemui temannya. Mungkin dia juga akan segera kembali," jawab Ghava k
Last Updated: 2024-09-12
Chapter: 22. Berteman? "Jangan melewati batas yang lebih jauh! Sena juga masih kecil, kamu juga harus ingat kalau pernikahan kita cuma sementara. Aku tidak mau hamil, aku masih mau melanjutkan sekolahku!" Tegas Arletta yang sudah memegang perutnya sendiri. Davian langsung menoleh ke arah Arletta saat gadis itu berkata demikian. Dia juga melihat Arletta yang sedang meremat perutnya sendiri. Seolah gadis itu sudah merasa ngilu sebelum dia benar-benar membuatnya hamil. Tapi, jelas Davian juga tidak akan pernah menghamilinya. Dia jelas tidak pernah sekali pun memiliki pikirannya yang seperti itu. Tidak pernah sekali pun terlintas di dalam pikirannya untuk membuat Arletta hamil di sana. Gila saja kalau dia benar-benar membuat gadis itu hamil. Pasti semuanya akan semakin merepotkan. "Jangan terlalu percaya diri. Aku juga tidak akan melakukannya," ucap Davian kemudian dengan begitu yakin. Di mana setelahnya, Davian langsung berjalan untuk memasukan obat yang berada di tangannya itu ke dalam tempat sampah yang
Last Updated: 2024-09-11
Chapter: 21. Penyubur kandunganMelipat kedua tangannya di depan dada, sekarang Arletta tengah menatap pria yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Dia menatap Davia yang baru saja mengatakan pada Arletta untuk tidur lagi dan memberikan beberapa obat-obatan yang sudah diberikan padanya. Meski begitu, Arletta sekarang lebih memilih untuk tetap terdiam menatap Davia yang berdiri tak jauh dati sofa yang saat ini tengah dia duduki. Memperhatikan saat pria itu tengah berbicara dengan seseorang di seberang telfonnya. "Baiklah, kabari aku lagi kalau kalian sudah selesai," ucap Davian sebelum akhirnya mengakhiri panggilan tersebut. Dimana dia juga lantas kembali menyimpan ponselnya pada saku celana yang dia kenakan saat ini. Davian juga sudah menoleh pada gadis yang masih saja melipat kedua tangannya di depan dada. Dengan sorot mata gadis itu yang menatapnya dengan lekat, seolah penuh tanya. Bahkan, Selatan juga yakin setelah ini Arletta memang akan melayangkan beberapa pertanyaan pada dirinya. "Bukankah sudah a
Last Updated: 2024-09-11
Chapter: 20. Pikiran liarApa yang dikatakan Ghava semalam membuat Arletta benar-benar terus memikirkan hal itu. Dia benar-benar tidak mengerti sepenuhnya akan apa yang pria itu katakan padanya, akan tetapi, dia juga tidak berniat bertanya padanya secara langsung. Sebab, entah kenapa Arletta malah merasa takut jika dia mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud oleh Ghava.Untuk itu, Arletta juga lebih memilih untuk melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Ghava begitu saja setelah dia berkata demikian. Tanpa bicara apa pun lagi, Arletta lebih memilih melarikan diri. Tanpa dia memikirkan tentang pagi ini dimana dia harus kembali berhadapan dengan Ghava."Ayo keluar, Ghava mungkin sudah bangun juga. Kita harus sarapan," ucap Davian yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang sudah rapi.Arletta menoleh ke arahnya. Dia menatap Davian dengan cukup ragu. "Apa hari ini kau mau membantu Ghava?" tanya Arletta kemudian.Davian menganggukkan kepalanya. "Iya, kenapa?"
Last Updated: 2024-08-06
Chapter: 19. Nostalgia"Kalian saling mengenal bukan?" tanya Davian. Membuat Arletta menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan. "Kalau begitu, sedekat apa kalian dulu? Karena sepertinya, Ghava memang terlihat senang sekali saat bertemu dengan kamu."Seharusnya pertanyaan yang diberikan oleh Davian adalah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Akan tetapi, entah kenapa Arletta kesulitan untuk menjawabnya. Entah apa yang harus dia katakan pada pria itu. Dia terlalu bingungkan apakah memang harus mengatakan semuanya dengan benar atau tidak. Meski begitu, Davian kini menatapnya dengan begitu lekat. Sorot matanya menajam dengan raut wajah yang terlihat begitu dingin. Semua itu jelas membuat Arletta jadi semakin gugup dibuatnya."Sebenarnya ... Ghava itu, dia pria yang aku suka saat di sekolah dulu," jawab Arletta pada akhirnya. Ya, dia mengatakannya. Dia mengatakan yang sesungguhnya pada Davian. Sebab, Arletta merasa jika dia tidak haru mengatakan sebuah kebohongan.
Last Updated: 2024-08-06
Chapter: 20. Keuntungan yang besar"Perkenalkan, ini istriku, Stacylia Frey. Dia yang akan menjadi Presdir sementara untuk menggantikan Pak Yovi."Itulah bagaimana Aldrich memperkenalkan Stacy pada beberapa orang yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Sebuah perkenalan yang lantas membuat Stacy harus bersikap elegan sembari tersenyum dan memperkenalkan dirinya sendiri. Seperti yang diinginkan oleh Aldrich, Stacy sedang berusaha untuk menjadi seorang istri yang sempurna, untuk bisnisnya."Duduklah," ucap Aldrich pada Stacy.Stacy mengangguk dengan lembut. Dia pada akhirnya duduk tepat di samping Aldrich. Dan sekali lagi, Stacy tengah berusaha bersikap baik dengan segala manner yang dia miliki. Tak lupa, Stacy juga mencoba untuk terlihat angkuh.Membutuhkan waktu beberapa puluh menit untuk mereka semua membahas beberapa hal tentang perusahaan dan semacamnya. Stacy tak begitu tahu banyak hal tentang itu. Tapi, sedikitnya dia yang sudah paham dengan bisnis sedikit menger
Last Updated: 2025-01-08
Chapter: 19. Pria yang dikenal"Karena dengan menjadi istriku, keamananmu adalah nomor satu. Kau tak pernah tahu bahaya yang mungkin akan datang saat menjadi bagian dari diriku."Bisikan yang diberikan Aldrich di telinganya jelas membuat Stacy tidak bisa tenang begitu saja. Jelas yang dikatakan pria itu mampu membuat kecemasan dalam dirinya bangkit. Tidak mungkin Stacy tidak khawatir kalau Aldrich mengatakannya dengan begitu serius.Sebab, di sisi lain, Stacy juga tak pernah benar-benar mengenal bagaimana Aldrich sebenarnya. Bagaimana pria itu menjalani kehidupannya. Meski lelah dengan hidupnya, tapi Stacy juga tidak mau kalau dia harus mati konyol hanya karena telah menjadi istri seorang Christian Aldrich Devoire.Stacy menelan ludahnya sendiri. "Apa orang-orang mencoba memburumu atau semacamnya?" tanya Stacy pada akhirnya.Rasa penasaran dalam dirinya tak bisa dielakkan lagi.Bukannya menjawab, Aldrich justru malah tersenyum dan mengangkat kedua bahunya."Ay
Last Updated: 2025-01-08
Chapter: 18. Bahaya yang mengancamCukup memalukan untuk Stacy saat Levin berucap demikian. Dimana itu berarti, Levin benar-benar mengetahui apa yang terjadi semalam. Tentang apa yang dia lakukan bersama Aldrich di dalam kamar hingga membuat Stacy melenguh dan mendesah dengan begitu keras. Nyaris seperti jeritan, tepat dengan yang dikatakan oleh Levin.Pun begitu, Stacy sudah mendapati Levin pergi dari mereka. Pria itu sudah berlalu meninggalkan Stacy dan Aldrich di sana. Bahkan, membuat Aldrich bisa merasakan bahunya sengaja ditabrakkan oleh tubuh Levin. Membuat Aldrich ingin sekali memberikan pukulan pada Levin, jika saja Stacy tidak mengalihkan fokusnya."Dari mana? Kenapa tidak mengatakan akan pergi?" tanya Stacy penasaran pada Aldrich.Nyatanya, wanita itu lebih memilih untuk memberikan pertanyaan, daripada membahas apa yang sebelumnya dikatakan oleh Levin."Ada urusan," jawab Aldrich singkat."Kenapa tidak membangunkan aku? Kau malah meninggalkan aku sendiri," ujar S
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: 17. Jeritan yang terdengarStacy cukup terkejut saat dia telah berjalan keluar kamar pagi ini. Dimana dia yang tengah mencari Aldrich yang entah kemana sejak pagi buta, malah menemukan suasana Mansion itu yang sudah rapi. Dengan beberapa pelayan yang ada di sana. Padahal, sebelumnya suasana di sana begitu ramai dan dapat dipastikan jika pagi ini tempat itu akan begitu berantakan.Mungkin, karena memang Aldrich atau entah siapa yang mengurus tempat itu telah mengerahkan puluhan pekerja untuk membereskan semua itu. Hingga akhirnya, semuanya cepat beres dalam waktu singkat. Saat waktu baru menunjukan pukul tujuh pagi."Selamat pagi, Nona Stacy."Sapaan itu terus terdengar selama Stacy berjalan ke sana kemari untuk mencari Aldrich. Ya, itu adalah sapaan dari beberapa pelayan yang berpapasan dengannya selagi dia menyusuri beberapa tempat yang ada di sana."Ya. Apa kau melihat Suamiku?" tanya Stacy saat dia mulai merasa lelah mencari Aldrich ke sana kemari."Ah, Tuan Ald
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: 16. Fantasi liar"Jangan melakukan hal lain selain dengan menuruti perintahku dan menjadi istri yang baik untukku, Stacy. Atau kau, akan terluka. Lebih buruknya, kau mungkin akan mati."Kalau sudah seperti ini, jelas Stacy sudah tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia hanya bisa menjadi seorang wanita yang telah patuh pada suaminya. Ah, atau mungkin lebih tepatnya itu adalah tuannya.Karena Stacy sendiri sadar kalau Aldrich tak benar-benar menganggapnya sebagai istri saja. Nyatanya pria itu juga menganggapnya sebagai seseorang yang bisa dia perbudak di antara bisnis dan urusan ranjangnya."Aku ingin beristirahat," ucap Stacy kemudian. Dia berusaha menghindari Aldrich di sana dengan bangkit dari duduknya.Aldrich malah menunjukan senyumnya pada Stacy yang sudah berdiri dari sampingnya."Memangnya siapa yang mengizinkanmu untuk beristirahat, sayang? Kau bahkan sudah menghabiskan beberapa waktu mu untuk tertidur di kamar Levin," ucap Aldrich dengan jari telunjuk yang sudah bergerak menggaruk pelipisnya yan
Last Updated: 2025-01-06
Chapter: 15. Jadilah istri penurutTidak seperti Stacy yang terlihat begitu gelisah mendengar suara Aldrich di luar sana. Levin justru terlihat santai dan tenang-tenang saja, seolah kehadiran Aldrich bukanlah hal yang akan menjadi masalah untuk dirinya. Padahal dari suaranya saja terdengar jelas jika Aldrich tengah berada di dalam sebuah amarah."Tenang saja, jangan khawatirkan apapun. Biar aku yang menjelaskan pada pria itu," ucap Levin saat melihat kekhawatiran Stacy.Dia juga sudah berjalan melewati Stacy di sana. Dimana dia kini telah membukakan pintu kamar tersebut.'Levin, benar-benar tidak merasa takut untuk berhadapan dengan Aldrich?' tanya Stacy dalam hati.Menghela nafasnya dalam, Stacy sempat memejamkan matanya untuk beberapa detik. Dia mempersiapkan diri jika saja Aldrich memarahi dan melemparkan makian padanya."Hai! Lama tidak bertemu, Aldrich. Kakakku!"Stacy kembali dikejutkan dengan hal lain. Kakak, katanya? Stacy sampai harus berpikir dengan baik, dia takut jika memang telinganya salah mendengar Levin
Last Updated: 2025-01-06