Share

Bab 104. Kehamilan

Ketika Aira hendak melihat Steven yang ingin menandatangani surat perceraian tersebut, tiba-tiba ia merasakan kepalanya yang begitu pusing. Aira menyentuh keningnya, tetapi tiba-tiba pandangannya buram, dan ia tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

Steven, yang saat itu berdiri di dekat meja, langsung bergerak cepat ke arah Aira yang pingsan. Ia merasakan detak jantungnya berpacu kencang, dan ketakutan membayangi pikirannya. Steven mencapai tubuh Aira dan meraih kepalanya dengan cemas.

"Aira ..."

Steven dengan hati-hati menaruh kepala Aira di pangkuannya, berusaha memanggil istrinya untuk bangun. "Aira, bangunlah, aku mohon. Apa yang terjadi denganmu?" Steven memegang wajah Aira dengan lembut, berharap untuk melihat tanda-tanda kesadaran di matanya.

Namun, Aira tetap tak merespon. Raut wajahnya pucat, dan Steven bisa merasakan kecemasan yang semakin menggelayuti dirinya. Ia merapalkan kata-kata penenang, sambil sesekali mencoba mengusap wajah Aira.

"Tenang, Aira. Semuanya akan baik-ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status