Share

Bab 108. Menyelesaikan Konflik

Penulis: Vanilla_Nilla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 08:44:11
"Dia istriku, lalu apa salahnya bila aku menghamilinya?" gumam Steven.

Michael menggenggam kedua tangannya, darahnya sudah berdesir hebat, percikan api emosi dari kedua bola matanya sudah terlihat jelas.

"Kurang ajar!"

Bugh!

Michael mendaratkan pukulannya di perut Steven, ia memukulnya tanpa ampun, bahkan tak peduli bila Steven itu adalah saudara kandungnya sendiri.

Steven terus menerima pukulan Michael tanpa melakukan perlawanan. Matanya menunjukkan keteguhan, meski tubuhnya terus menerima hantaman yang begitu pedih.

"Bukankah kita saudara?" ucap Steven dengan suara yang terengah-engah.

Michael hanya mendengkus kesal. "Saudara? Itu hanya kata-kata kosong!"

Pukulan demi pukulan terus menghantam Steven, tetapi ia tetap berdiri dengan sikap tegar. Meskipun tampak lemah, dalam dirinya terdapat kekuatan untuk bertahan.

Tiba-tiba, Michael menghentikan pukulannya. "Aku akan memenangkan Aira kembali. Kamu tidak pantas memiliki dia."

Steven tersenyum pahit. "Jika itu yang kamu inginkan, lakuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 109. Kembalinya Carlos

    Setelah pulang dari luar negeri, Carlos mendengar kabar bahwa putranya, Steven, telah ditemukan. Kegembiraan yang memenuhi hati Carlos mendorongnya untuk segera menuju tempat tinggal Steven. Ditemani oleh supir pribadinya, Carlos bergegas menuju apartemen Steven.Mobil meluncur dengan lancar dan akhirnya tiba di depan apartemen. Setelah menghentikan laju mobilnya, supir pribadinya berkata, "Kita sudah sampai, Tuan." "Apa kamu yakin alamatnya tidak salah?" tanya Carlos.Supir tersebut mengangguk. "Saya yakin, Tuan."Carlos mengangguk dan melangkah keluar dari mobil. Dengan langkah cepat, ia memasuki lobby apartemen. Namun, di sana ia bertemu dengan putrinya, Ivy.Ivy, yang melihat kedatangan ayahnya, segera menghampirinya. "Papa ..."Carlos tersenyum dan memeluk putrinya. "Kenapa kamu ada di sini, Ivy?"Ivy mendongak dan bertemu dengan pandangan hangat ayahnya. "Beberapa hari ini Ivy sering ke tempat Kak Steven untuk membantu menjaga Kak Aira," jawab Ivy."Kamu sudah bertemu dengan mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 110. Kepergian Anwar

    Ketika mereka tiba di rumah sakit, suasana di ruang tunggu terasa tegang. Aira dan Steven mencari-cari keluarganya. Setelah beberapa saat, mereka bertemu dengan Sari yang tampak khawatir."Ma, apa ada kabar terbaru tentang Papa?" tanya Aira.Sari menggelengkan kepala. "Belum, Sayang. Mereka masih melakukan serangkaian tes. Kita hanya perlu bersabar."Aira begitu khawatir dengan semua ini, ia takut terjadi sesuatu dengan papanya. Dian yang melihat Aira tampak khawatir segera menyuruhnya untuk duduk."Duduklah, Aira."Aira mengangguk. "Terima kasih, Kak."Aira lalu duduk perlahan di kursi tunggu, menunggu dokter yang sedang memeriksa ayahnya."Kak, Aira takut terjadi apa-apa dengan Papa," gumam Aira yang merasa khawatir dengan kondisi kesehatan papanya.Dian mengulurkan tangannya menggenggam erat tangan adiknya. "Kita harus berdoa untuk kesembuhan Papa, Aira."Sementara itu, Steven mencoba memberikan dukungan pada Aira dengan menyentuh pundaknya dengan perlahan. "Semua akan baik-baik saj

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 111. Pemakaman

    Keluarga Adiwijaya seharusnya merayakan ulang tahun ke-59 Anwar besok, namun di malam yang sama Anwar harus meninggalkan mereka selamanya. Semua orang di keluarga Adiwijaya tengah berduka karena kepergian sang kepala keluarga. Sari, sebagai istri Anwar, tak mampu menahan tangisnya saat melihat suaminya yang tertidur pulas tanpa bangun kembali. Begitu juga dengan kedua anaknya, Aira dan Dian, yang sama-sama menangis di samping jenazah sang ayah.Sejak menikah dengan Anwar, Sari sangat tergantung padanya karena Anwar adalah sosok yang selalu memberikan dukungan dan perlindungan bagi keluarganya. Mereka selalu bekerja sama untuk mengatasi setiap permasalahan yang mereka hadapi. Kini, kepergian Anwar meninggalkan Sari tanpa sosok yang selalu memberikan keamanan dan perlindungan."Pa, kenapa kamu begitu cepat meninggalkan mama. Apa mama sanggup bila hidup tanpamu?" gumam Sari dengan isak tangisnya.Dian, anak sulung dari pasangan Anwar dan Sari, selalu dianggap sebagai sosok yang kuat dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 112. Memulai Dari Awal

    Malam harinya, keluarga Adiwijaya berkumpul di kediaman Adiwijaya. Makan malam sudah dihidangkan, tetapi suasana masih mendung dan hening.Sari menatap kosong ke arah makanan yang ada di depannya, meski ia tidak benar-benar makan. Widya dan Steven mencoba menghabiskan makanan mereka dengan tenang. Sedangkan Aira hanya memainkan sendoknya. Dian mencoba mengalihkan perhatian keluarganya dengan bercerita tentang kenangan indah mereka bersama Anwar."Kalian ingat dulu waktu Papa masih hidup, kita sering pergi ke pantai bersama dan bermain-main di sana?" tanya Dian, mencoba membuat suasana lebih ceria.Sari tersenyum tipis dan mengangguk, mengingat semua itu. "Mama ingat betul. Papa selalu membawa kita bermain di pantai dan membeli es krim untuk kita," ujarnya."Papa juga sering mengajak aku berkemah di gunung," sambung Aira, wajahnya mulai ceria."Ya, Papa memang suka dengan alam. Dia selalu bersemangat untuk mengeksplorasi alam," ucap Dian dengan ramah.Sari ikut tersenyum dan memandang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 113. Penyesalan Santi

    Santi menatap layar ponselnya dengan mata terbelalak, membaca pesan yang baru saja masuk. Getaran-getaran yang diterimanya terasa berat di dadanya. Ayah Aira, Anwar, telah meninggal dunia. Ia begitu terkejut dan merasa bersedih mendengar semua itu, Santi tanpa pikir panjang langsung memutuskan untuk segera pergi ke apartemen Aira untuk menemui sahabatnya itu.Di tengah perjalanan menuju apartemen Aira, Santi mengenang momen-momen indah bersama Aira. Mereka telah bersahabat sejak SMA dulu dan melewati berbagai lika-liku kehidupan bersama-sama. Namun, belakangan ini, ketegangan muncul di antara mereka karena perasaan Santi terhadap suami Aira, Steven. Santi telah mencoba untuk menarik hati Steven, menyebabkan kecanggungan di antara mereka bertiga.Tiba di depan apartemen, Santi menelan ludahnya. Bangunan itu seperti menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa yang telah terjadi di antara mereka. Dia segera membuka sabuk pengaman yang tengah menahan tubuhnya, setelah sabuk pengaman itu le

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 114. Surat Dari Anwar

    Pagi ini, matahari terbit dengan hangat, menerangi ruang tamu di apartemen Aira dan Steven. Aira duduk di sofa sambil menatap keluar jendela, menyambut cahaya pagi yang memasuki ruangan. Steven tampak sibuk mempersiapkan diri, menyisir rambutnya dengan cermat.Aira mengalihkan pandangannya pada suaminya. "Sayang, mau kemana pagi-pagi begini?"Steven menoleh ke arah Aira, senyum manis sudah terukir di wajahnya. "Aku akan pergi menemui Papa Carlos. Ada surat dari Papa Anwar yang harus aku berikan padanya."Aira mengangguk, rasa penasaran mencuat di matanya. "Surat dari Papa Anwar? Kira-kira … apa isi di dalamnya?"Steven mengambil amplop berwarna kecokelatan dari atas meja dan menjelaskan, "Papa Anwar meninggalkan surat ini untuk Papa Carlos sebelum dia meninggal. Aku merasa ini sesuatu yang penting, dan aku pikir Papa Carlos berhak tahu."Aira menatap surat itu dengan penuh rasa ingin tahu. "Apa yang ada di dalamnya, Sayang? Kenapa Papa meninggalkan surat itu untuk Papa Carlos?"Steve

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 115. Tingkah Michael

    Fika sedang duduk di bawah pohon sambil memandangi sebuah foto di tangannya. Dia sedang merenungkan kenangan lalu bersama teman-temannya di bangku SMA. Namun tiba-tiba, dia merasa terkesiap ketika seorang pria, Michael tiba-tiba mengambil foto tersebut dari tangannya."Michael, kamu!""Apa ini?" tanya Michael sambil memperhatikan foto yang ada di tangannya."Tidak, tolong kembalikan itu!" kata Fika panik ketika Michael mengambil foto tersebut dari tangannya. Lebih panik lagi ketika lelaki itu hendak melihat foto tersebut "Kenapa kamu seperti tak suka bila aku melihatnya?" balas Michael sambil melihat foto itu dengan rasa heran. "Mengapa kamu melamun di bawah pohon seperti itu? Apakah kamu tidak takut dengan hantu?"Fika merasa terganggu dengan pertanyaan itu. Dia hanya ingin menikmati kenangannya sendiri tanpa gangguan. "Aku tidak peduli."Michael memandangi foto tersebut. Namun, ada yang aneh dengan foto itu. Michael juga terkesiap ketika dia melihat gambar dirinya dan Fika sedang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 116. Meredakan Keadaan

    “Michael, apa-apaan kamu ini?!” desis Carlos saat melihat anaknya mulai bertingkah.Carlos memandang tajam ke arah Michael, sinar matanya menusuk tajam ke arah putranya yang sedang berdiri di pojok ruangan. Michael hanya diam, mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan bernapas panjang.“Tidak apa-apa, tadi tidak sengaja gelas yang ada di tanganku jatuh,” ujar Michael tenang meski hatinya sedang bergejolak. Ia tahu pasti kehadiran Steven di rumah ini akan mendatangkan banyak masalah.Steven, kakak kandung Michael, telah datang ke rumah mereka dengan membawa seorang wanita yang ia perkenalkan sebagai istrinya. Namun, sebenarnya Steven mengambil wanita itu darinya dan merebutnya begitu saja, tanpa memperdulikan dirinya sebagai kekasih Aira dari masa lalu. Michael merasa kesal dan kecewa karena ternyata Steven begitu licik dan berusaha merusak kebahagiaan dirinya.Carlos segera menghampiri anaknya, Michael, langkahnya terhenti di depan Michael, kemudian, ia melihat ke arah anggota keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 125. Tamat

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pernikahan Michael dan Fika. Kini, Fika duduk di sofa ruang tamu, menunggu dengan gelisah kedatangan Michael dari kantor. Setiap kali mendengar suara mobil memasuki garasi, hatinya berdegup kencang. Namun, setelah beberapa saat, ketegangan itu berganti menjadi kekhawatiran saat Michael tak kunjung pulang.Fika menyalakan telepon genggamnya, mengecek pesan dari Michael, tetapi tak ada kabar. Waktu terus berlalu, membuat kecemasannya semakin dalam. Selama dua minggu terakhir, dia merasa jantungnya seperti akan copot dari dadanya. Sesuatu yang tak biasa terjadi pada tubuhnya, dan dia mulai curiga akan kehamilan.Fika bergegas menuju kamar mandi, mengambil tespek dari laci. Dengan gemetar, dia membuka bungkusnya dan mengikuti instruksi penggunaan dengan hati-hati. Ketika garis kedua mulai terbentuk, dia terkejut dan hampir tidak percaya. "Aku tidak salah lihat, kan? Ini garis dua, itu artinya aku hamil," gumam Fika, suaranya penuh campuran antara kekaguma

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 124. Hari Pernikahan & Kelahiran

    Hari pernikahan Michael dan Fika tiba, dan suasana penuh kebahagiaan menyelimuti rumah mereka. Keluarga dan teman-teman terdekat berkumpul untuk merayakan momen istimewa ini. Taman mereka dihiasi dengan indah, dengan bunga-bunga yang warna-warni menghiasi setiap sudut, menciptakan atmosfer yang mempesona.“Aku begitu deg-degan,” gumam Fika sembari menatap tubuhnya di dalam cermin. Wanita yang sudah mengenakan kebaya berwarna putih itu begitu cantik, bahkan Aira sendiri begitu pangling melihat sahabatnya itu.“Kamu cantik sekali,” puji Aira sambil menyentuh bahu Fika.“Terima kasih, Aira. Oh iya, Santi sama Nita sudah datang belum, ya?”“Sepertinya mereka masih di jalan. Para tamu juga sudah hadir. Apa kamu mau keluar sekarang?”Fika mengangguk. “Boleh.”***Para tamu mulai berdatangan, masing-masing membawa senyuman ceria dan ucapan selamat untuk pasangan pengantin baru. Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan terasa begitu kental di udara.Keluarga Michael dan Fika sibuk melayani par

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 123. Anugrah Terindah

    Di ruang tamu rumah orangtuanya, Michael duduk di antara kedua orang tuanya, Carlos dan Emily, sementara Fika duduk di seberang mereka. Suasana terasa tegang, seolah-olah ada sesuatu yang besar akan diungkapkan oleh Michael."Michael, ada apa sebenarnya?" tanya Emily dengan nada cemas. Dia melihat ekspresi serius di wajah anaknya, membuatnya khawatir.Michael menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya mulai berbicara. "Ma, Pa, aku punya sesuatu yang ingin aku sampaikan pada kalian."Carlos dan Emily bertukar pandang, mereka bisa merasakan bahwa ini adalah hal yang penting. Mereka menunggu dengan cemas sambil memperhatikan Michael.“Apa yang ingin kamu sampaikan, Michael?” tanya Carlos."Aku ... aku dan Fika telah memutuskan untuk menikah," ujar Michael dengan tegas.Wajah Carlos dan Emily langsung berubah kaget. Mereka tidak bisa menyembunyikan kejutan mereka atas pengumuman tersebut. "Tunggu sebentar, Michael. Apakah kamu serius?" tanya Carlos dengan suara gemetar.Michael menganggu

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 122. Permintaan Maaf Michael

    Steven segera dilarikan ke rumah sakit setelah insiden tragis tersebut. Paramedis dengan cepat membawa tubuhnya yang terluka ke ambulans, sementara Michael dan Aira duduk di bangku belakang, penuh kecemasan dan ketakutan akan nasib Steven. Di perjalanan menuju rumah sakit, Michael mencoba menenangkan Aira, tetapi kecemasan mereka berdua tidak bisa disembunyikan.“Tenanglah, Aira. Steven pasti akan baik-baik saja.”“Aku hanya takut dia kenapa-napa.”Sesampainya di rumah sakit, Steven langsung diterima oleh tim medis yang siap sedia. Dokter segera memeriksa luka tembakannya, memastikan bahwa kondisi Steven stabil sebelum dibawa ke ruang operasi. Operasi dilakukan dengan cepat untuk mengeluarkan peluru yang masuk ke tubuhnya dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.Sementara itu, Aira duduk gelisah di ruang tunggu, menunggu dengan hati yang penuh kekhawatiran. Setiap detik terasa seperti jam bagi Aira, dan kegelisahannya semakin bertambah ketika tidak ada kabar tentang kondisi suam

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 121. Deraian Air Mata

    Steven, Michael, dan Fika akhirnya tiba di tempat yang diduga menjadi tempat penculikan Veline dan Aira. Michael dengan cepat menyuruh Fika untuk tetap berada di dalam mobil, menyadari bahwa situasi di luar sangatlah berbahaya.Namun, Fika bersikeras ingin ikut keluar dari mobil untuk ikut membantu. "Tapi, tapi, aku juga bisa membantu!" protesnya.Michael menatapnya tajam. "Tidak, kamu tetap di sini," ujarnya dengan nada yang tidak bisa ditawar.Steven, yang duduk di sebelah Fika, menambahkan, "Apa yang dikatakan Michael benar. Kamu tetap di dalam mobil saja karena di luar begitu berbahaya."Fika merasa sedikit kecewa, tetapi dia tahu bahwa mereka berdua hanya ingin melindunginya. Akhirnya, dia mengangguk dengan berat hati. "Baiklah," ucapnya pelan.Steven dan Michael lalu keluar dari mobil dengan hati-hati, siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi di dalam ruangan tersebut. Mereka berdua saling bertukar pandang, menguatkan satu sama lain dengan keberanian mereka.

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 120. Kelewat Batas

    Steven merasa seperti jantungnya berdegup kencang di dalam dadanya ketika dia menyadari Aira pergi begitu saja, setelah menerima panggilan telepon dari Andre. Panggilan itu memberitahunya bahwa Veline, anak mereka, dalam bahaya. Steven tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Andre, akan melakukan sesuatu yang sekejam ini.Dengan gemetar, Steven segera menyalakan mesin mobilnya lagi. Hati dan pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran yang tak terbayangkan. Dia mulai menekan pedal gas dengan keras, dan segera melaju mengikuti taksi yang sudah membawa Aira pergi.“Aku harus mengikuti Aira dari belakang,” gumam Steven, sambil terus fokus mengendarai mobilnya.Di tengah perjalanan, mobil Steven tiba-tiba mogok. Rasa frustrasi dan putus asa menghantamnya, seperti gelombang yang menghantam batu karang. “Sial, kenapa jadi mogok?” Dia mengetuk kemudi dengan marah, mencoba untuk menghidupkan mobilnya kembali, tetapi tidak ada reaksi. Dalam kepanika

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 119. Mencari Veline

    Steven yang mendengar kabar itu langsung merasa khawatir. "Apa? Veline hilang?""I-iya, Steven," ucap Aira gugup."Kenapa bisa hilang, Aira?" Terdengar nada suara Steven yang cemas di seberang sana."A-aku yang ceroboh, aku meninggalkannya sendirian saat menerima telepon." Aira berucap seraya berderai air mata.Steven mengusap kasar wajahnya, ia tak habis pikir kepada Aira, kenapa bisa ia meninggalkan Veline sendirian seperti itu.Steven menghela napas gusar. "Ya sudah, aku akan segera pulang sekarang. Tenanglah, kita pasti menemukannya."Setelah sambungan teleponnya terputus, Aryo menghampiri Steven yang terlihat begitu cemas. "Steven, ada apa?" tanyanya."Veline hilang, Aryo. Aku harus mencarinya sekarang juga.""Apa? Kenapa bisa Veline hilang?" Aryo terkesiap, ketika lelaki itu mendengar bila Veline telah hilang."Aira meninggalkannya sendirian ketika ada yang menelponnya, sudahlah, aku harus pergi sekarang." Steven langsung bergegas pergi dari hadapan Aryo."Steven, aku pasti akan

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 118. Veline Hilang

    Mata Aira terbuka secara perlahan saat merasakan sinar matahari pagi yang menghangatkan tubuhnya. Meskipun matanya terasa sangat mengantuk, tetapi ia segera bangkit dari dunia mimpi. Wanita itu menyibak selimut dan dengan langkah hati-hati, turun dari tempat tidur. Steven sudah tidak ada di sampingnya, mungkin suaminya telah lebih dulu bangun.Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, ia memutuskan untuk menuju kamar putrinya. Seulas senyum terukir di wajah Aira, ketika ia melihat Veline yang sudah bangun. "Sayang, kamu sudah bangun?" Aira segera melangkah menghampiri putrinya, Veline yang masih terduduk di tepi ranjang."Mama, aku sudah bangun. Apa hari ini kita akan pergi main, Ma?" tanya Veline, ketika ia masih ingat bila ibunya sempat mengajaknya untuk jalan-jalan.Aira menyadari bahwa Veline perlu jalan-jalan karena sudah lama, ia tak mengajak putrinya itu jalan bersama. "Uh, ternyata putri mama ini sudah tak sabar untuk jalan-jalan, ya? Apa kamu sudah siap memangnya?" Aira tersen

  • Pengantin Pengganti Miskin Itu Ternyata Pewaris Tajir   Bab 117. Rujuk Kembali

    Di rumah Emily, suasana makan malam berlangsung hangat. Meja yang dikelilingi oleh semua anggota keluarga dan tetangga terdekatnya, mengundang tawa dan canda. Emily, yang menjadi tuan rumah, dengan cermat menyajikan hidangan-hidangan lezat yang telah dipersiapkan dengan penuh cinta.Setelah makan malam selesai, Fika, anak tetangga Emily, dengan ramah menawarkan bantuan untuk membersihkan piring-piring kotor. "Tante, biar Fika yang bantu membersihkan beberapa piring yang kotor ke dapur," ujar Fika sambil tersenyum.Emily mengangguk, bersyukur atas tawaran itu, tetapi kemudian menolak dengan lembut. "Terima kasih, Fika, tapi tidak perlu. Kami sudah memiliki pembantu untuk membersihkan semuanya."Namun, Fika tetap bersikeras. "Tidak apa-apa, Tante. Saya ingin membantu." Dengan tegas, ia mulai mengumpulkan beberapa piring kotor dan membawanya ke dapur.Tiba-tiba, Fika terpeleset. Michael, yang berada di dekatnya, dengan cepat menjangkau untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Mata mereka

DMCA.com Protection Status