Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Bab 141 - Genk Pengejar Nona Muda

Share

Bab 141 - Genk Pengejar Nona Muda

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2024-08-24 11:35:28

Jalinan waktu terus bergulir. Minggu terakhir berada di Bandung, digunakan Arudra dan Zivara untuk lebih dekat dengan keluarga.

Setiap hari mereka bergantian mengunjungi kediaman Rahmadi atau Thamrin, agar bisa bercengkerama dengan keluarga inti dan sanak saudara.

Kamis sore, Arudra dan Zivara mendatangi kediaman ketua RT tempat mereka tinggal dan tetangga terdekat, untuk berpamitan.

Pasangan tersebut tidak lupa untuk berpamitan pada para pedagang di sekitar kompleks, yang menjadi langganan mereka selama menetap di sana.

Jumat pagi, Nirwan melajukan mobil sang bos menuju kediaman Rahmadi. Fazwan dan Disti menyusul menggunakan mobil SUV putih milik Zivara.

Tidak berselang lama, Bilal datang bersama Yolla dan keluarganya. Demikian pula dengan Thamrin dan Ruslita. Mereka hendak ikut mengantarkan Arudra dan kelompoknya ke Jakarta.

Seusai membaca doa bersama, semua orang menaiki kendaraan. Kemudian Bhadra yang berada di mobil terdepan, menekan klakson sebagai tanda perjalanan akan seg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
ya ampuuun para pengejar nona muda ngikutin para senior ya heheheheh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 142 - Wǒ jiào dùmùzhāng

    Ruang rapat di gedung kantor PG, siang menjelang sore itu terlihat ramai. Lebih dari 100 pria bersetelan jas biru mengilat, berkumpul untuk mendengarkan pidato Tio. Setelahnya, komisaris PG memanggil orang-orang yang hendak berangkat ke Kanada. Mereka berdiri di kiri Tio, sambil memandang ke depan. Arudra, Drew, Ghael, dan Myron bergantian mengucapkan kalimat perpisahan. Benigno yang akan mengantarkan rekan-rekannya ke Kanada, juga turut memberikan pidato singkat. Sementara Alvaro yang menjadi pemimpin rombongan tersebut, hanya diam sambil memandangi semua orang di ruangan. "Teman-teman, mari kita bersalaman dengan para pejuang ini. Berikan dukungan terbaik buat mereka, yang akan bekerja keras menyelesaikan berbagai proyek kita di Kanada," ungkap Tio sembari turun dari podium. "Mid, tolong atur barisan," pinta Tio yang segera dikerjakan direktur operasional PG. Tio menyalami Arudra dan mendekapnya sesaat. Kemudian Tio memundurkan tubuh dan berbincang singkat dengan rekannya terse

    Last Updated : 2024-08-24
  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 143 - Pasukan Janardana

    Awal malam itu, Lanika tiba di bandara Cengkareng, bersama Sebastian, Rylee dan Cornelia. Mereka dijemput Uday yang kemudian mengantarkan keempatnya ke hotel tempat tim PG dan PC menginap. Setibanya di tempat tujuan, Bilal dan Yolla telah menunggu di lobi. Seusai berbincang sesaat, mereka bergegas menuju ruang pertemuan di lantai tiga, untuk menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh Tio. Ruangan luas itu seketika heboh. Semua orang menyambut kedua anggota PC yang baru tiba, dengan rangkulan. Hal nyaris serupa juga dilakukan tim para istri pada Cornelia dan Lanika. Kendatipun tidak terlalu mengenal Lanika, tetapi Mayuree dan rekan-rekannya tetap bersikap ramah pada perempuan tersebut. Seusai melepas rindu pada keluarganya, Lanika mendatangi Zivara dan langsung memeluk sahabatnya tersebut dengan erat. Kemudian dia mengurai dekapan dan beralih menciumi Keef yang sedang dipangku maminya. "Masyaallah, asa tambah kasep, pangeran Ate," puji Lanika sembari menggosok-gosokkan hidun

    Last Updated : 2024-08-25
  • Pengantin Kedua Janardana    A 01 - Istri Kedua

    "Aku akan menikahimu, setelah aku dan Lanika menikah," tukas Arudra Janardana. "Ehm, maksudnya, aku jadi istri kedua?" tanya Zivara Nadadhianti. "Ya. Itu syarat yang kuajukan pada Papa, jika beliau tetap ngotot menjodohkan kita," terang Arudra. Dia mengamati perempuan berparas manis di kursi seberang. "Bagaimana?" tanyanya. Zivara tertegun. Dia tidak menduga jika hal itu yang akan dibicarakan Arudra, saat menelepon dan mengajaknya bertemu siang tadi. "Apa aku boleh minta waktu untuk berpikir, Mas? Karena ini bukan hal sepele. Selain mengikatku dalam pernikahan, itu artinya keluarga kita juga terikat," pintanya. "Kita hanya menikah selama setahun, dan aku tidak akan menyentuhmu. Supaya setelah kita bercerai nanti, kamu masih suci." Zivara kembali terpegun. "Apa Mas paham hak dan kewajiban suami serta istri dalam pernikahan?" "Aku paham. Kamu tidak perlu khawatir, tentang materi dan waktu bersama, aku tetap berusaha adil. Kecuali bagian itu, karena aku mencintai Lanika dan hanya di

    Last Updated : 2024-04-29
  • Pengantin Kedua Janardana    A 02 - Kencan Sampai Malam

    Kediaman Thamrin Sabtu malam itu terlihat ramai. Acara pertunangan sekaligus lamaran Arudra pada Zivara telah dilaksanakan dengan khidmat dan lancar. Kemudian pasangan pemilik rumah mempersilakan semua tamu, untuk menyicipi hidangan yang disajikan di dua meja prasmanan panjang. Pasangan calon pengantin duduk berdampingan di kursi teras samping kanan sambil menikmati hidangan di piring masing-masing. Mereka sengaja memisahkan diri karena hendak mencoba pendekatan supaya bisa lebih akrab. "Mas, acara lamaran ke keluarga Lanika, apa sudah dilakukan?" tanya Zivara dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh orang-orang di ruangan dalam. "Belum. Papa sama Mama menolak hadir buat acara itu," terang Arudra di sela-sela mengunyah. "Kenapa?" "Mereka nggak setuju aku nikah sama Lanika. Mereka cuma mau kamu yang menjadi menantu." "Ehm, lalu, gimana?" "Aku sudah minta bantuan ke Om Rianto, tapi belum ada tanggapan." "Mas nggak nyoba minta bantuan ke keluarganya Mama Indriati?" "Aku kuran

    Last Updated : 2024-04-29
  • Pengantin Kedua Janardana    A 03 - Galah

    Zivara menunggu Arudra mengunci pintu mobil, kemudian keduanya melangkah menuju lobi utama hotel milik BPAGK di Lembang atas. Arudra berbincang dengan seorang penjaga keamanan, yang segera mengantarkan pasangan tersebut menuju restoran di bagian belakang bangunan hotel utama. Arudra memegangi lengan kanan Zivara yang seketika menjengit. Perempuan berbaju sage mengikuti langkah sang calon suami sambil menenangkan dadanya yang berdesir. Zivara terkejut karena Arudra bersikukuh mengaitkan tangan mereka. Sebelumnya pria tersebut belum pernah melakukan hal itu. Namun, kemudian Zivara menyadari kenapa Arudra menggandengnya. Sebab itu hanyalah drama di depan rekan-rekannya. Puluhan orang di restoran, berdiri untuk menyambut Arudra dan Zivara. Mereka bergantian menyalami pasangan tersebut, sambil berkenalan dengan perempuan yang disebut sebagai calon istri Arudra. Zivara mengulaskan senyuman saat menyaksikan beberapa orang yang telah dikenalnya, ternyata merupakan rekan-rekan Arudra.

    Last Updated : 2024-04-29
  • Pengantin Kedua Janardana    A 04 - Jangan Diungkit

    Lembayung senja kian menggelap. Arudra mengajak Zivara untuk jalan-jalan seputar resor. Keduanya melangkah berdampingan sambil berbincang tentang tempat itu yang cukup indah. Konsep resor yang mengusung tema alam, menjadikan banyaknya area terbuka yang menjadikan kawasan itu sangat lega. Zivara menyukai arsitektur bangunan utama hotel dan beberapa bungalo. Dia juga menyukai taman bermain yang berdekatan dengan kolam renang. "Mas, anak-anak itu apa nggak kedinginan, ya?" tanya Zivara sambil menunjuk sekelompok anak kecil yang tengah berenang dengan ditemani orang tua masing-masing. "Airnya hangat, Zi," terang Arudra. "Beneran?" "Hu um. Pengelolanya sengaja memasang penghangat air, supaya pengunjung senang." Arudra memindai sekitar, lalu dia menunjuk satu bangunan di ujung kiri taman. "Di situ pusat pengendalinya, sekaligus mengatur aliran yang ke semua kamar,' jelasnya. "Aku baru nyadar ada bangunan itu. Kalau Mas nggak nunjukin, aku nggak tahu." "Tempatnya memang tersembu

    Last Updated : 2024-04-29
  • Pengantin Kedua Janardana    A 05- 365 Hari

    Jalinan waktu terus bergulir. Arudra telah menikahi Lanika dalam pesta tertutup di salah satu resor di Bogor. Hal itu terpaksa dilakukan agar pernikahan rahasia tersebut tidak diketahui publik. Rahmadi dan Indriati telah mengajukan syarat itu pada Arudra. Sebab mereka tidak mau posisi Lanika sebagai istri pertama Arudra diketahui banyak orang. Terutama keluarga besar Janardana. Tibalah hari yang ditunggu-tunggu keluarga Arudra dan Zivara. Sabtu pagi, acara akad nikah dilaksanakan di kediaman Thamrin. Seusai ijab kabul dan pembacaan doa, dilanjutkan dengan pemasangan cincin. Arudra berdiri berhadapan dengan Zivara. Keduanya saling memandang selama beberapa saat, sebelum Arudra mengambil cincin dari meja dan menyematkannya ke jemari manis sang istri. Zivara melakukan hal serupa. Kemudian dia menciumi punggung tangan Arudra dengan takzim. Setelahnya, mereka berpose memegangi buku nikah untuk diabadikan para fotografer. Runutan acara pernikahan khas Sunda dijalani Arudra dengan se

    Last Updated : 2024-04-29
  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 06 - Menjaga Hati

    Pesta pernikahan berlangsung dengan meriah di ruang pertemuan hotel bintang lima di kawasan Gatot Subroto. Para tamu memenuhi area sambil menikmati hidangan. Demikian pula dengan keluarga besar kedua mempelai, yang menempati ruang VIP satu. Zivara memerhatikan sekeliling dengan antusias. Dia melupakan rasa kecewanya pada Arudra, dan memutuskan untuk menikmati pesta. Sang mempelai wanita terlihat semringah. Sudut bibirnya nyaris tidak berhenti mengukir senyuman. Terutama karena dia sangat menyukai dekorasi dan berbagai lagu romantis yang ditampilkan band. Arudra yang telah menyadari kesalahannya, berusaha memperbaiki sikap. Dia berulang kali mengajak Zivara berbincang, tetapi hanya ditanggapi sekilas. Arudra tahu jika Zivara masih marah karena kejadian saat akad tadi pagi. Pria bersetelan tuksedo biru mengilat, berjanji untuk lebih fokus pada Zivara agar gadis itu tidak melanjutkan aksi merajuknya. Kala musik berhenti, perhatian pengunjung teralihkan pada panggung di sisi kanan. K

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 143 - Pasukan Janardana

    Awal malam itu, Lanika tiba di bandara Cengkareng, bersama Sebastian, Rylee dan Cornelia. Mereka dijemput Uday yang kemudian mengantarkan keempatnya ke hotel tempat tim PG dan PC menginap. Setibanya di tempat tujuan, Bilal dan Yolla telah menunggu di lobi. Seusai berbincang sesaat, mereka bergegas menuju ruang pertemuan di lantai tiga, untuk menghadiri jamuan makan malam yang diadakan oleh Tio. Ruangan luas itu seketika heboh. Semua orang menyambut kedua anggota PC yang baru tiba, dengan rangkulan. Hal nyaris serupa juga dilakukan tim para istri pada Cornelia dan Lanika. Kendatipun tidak terlalu mengenal Lanika, tetapi Mayuree dan rekan-rekannya tetap bersikap ramah pada perempuan tersebut. Seusai melepas rindu pada keluarganya, Lanika mendatangi Zivara dan langsung memeluk sahabatnya tersebut dengan erat. Kemudian dia mengurai dekapan dan beralih menciumi Keef yang sedang dipangku maminya. "Masyaallah, asa tambah kasep, pangeran Ate," puji Lanika sembari menggosok-gosokkan hidun

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 142 - Wǒ jiào dùmùzhāng

    Ruang rapat di gedung kantor PG, siang menjelang sore itu terlihat ramai. Lebih dari 100 pria bersetelan jas biru mengilat, berkumpul untuk mendengarkan pidato Tio. Setelahnya, komisaris PG memanggil orang-orang yang hendak berangkat ke Kanada. Mereka berdiri di kiri Tio, sambil memandang ke depan. Arudra, Drew, Ghael, dan Myron bergantian mengucapkan kalimat perpisahan. Benigno yang akan mengantarkan rekan-rekannya ke Kanada, juga turut memberikan pidato singkat. Sementara Alvaro yang menjadi pemimpin rombongan tersebut, hanya diam sambil memandangi semua orang di ruangan. "Teman-teman, mari kita bersalaman dengan para pejuang ini. Berikan dukungan terbaik buat mereka, yang akan bekerja keras menyelesaikan berbagai proyek kita di Kanada," ungkap Tio sembari turun dari podium. "Mid, tolong atur barisan," pinta Tio yang segera dikerjakan direktur operasional PG. Tio menyalami Arudra dan mendekapnya sesaat. Kemudian Tio memundurkan tubuh dan berbincang singkat dengan rekannya terse

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 141 - Genk Pengejar Nona Muda

    Jalinan waktu terus bergulir. Minggu terakhir berada di Bandung, digunakan Arudra dan Zivara untuk lebih dekat dengan keluarga. Setiap hari mereka bergantian mengunjungi kediaman Rahmadi atau Thamrin, agar bisa bercengkerama dengan keluarga inti dan sanak saudara. Kamis sore, Arudra dan Zivara mendatangi kediaman ketua RT tempat mereka tinggal dan tetangga terdekat, untuk berpamitan. Pasangan tersebut tidak lupa untuk berpamitan pada para pedagang di sekitar kompleks, yang menjadi langganan mereka selama menetap di sana.Jumat pagi, Nirwan melajukan mobil sang bos menuju kediaman Rahmadi. Fazwan dan Disti menyusul menggunakan mobil SUV putih milik Zivara. Tidak berselang lama, Bilal datang bersama Yolla dan keluarganya. Demikian pula dengan Thamrin dan Ruslita. Mereka hendak ikut mengantarkan Arudra dan kelompoknya ke Jakarta. Seusai membaca doa bersama, semua orang menaiki kendaraan. Kemudian Bhadra yang berada di mobil terdepan, menekan klakson sebagai tanda perjalanan akan seg

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 140 - Until Jannah

    Senin pagi menjelang siang, Arudra dan Zivara beserta yang lainnya bertolak menuju Lombok. Fazwan dan Disti juga ikut dalam rombongan tersebut untuk menikmati bulan madu, sebagai hadiah dari para petinggi Janardana Grup dan Mahendra Grup. Pada awalnya para pria ingin kembali mengunjungi Pulau Komodo. Namun, karena banyak anak-anak yang ikut, akhirnya tempat tujuan diubah supaya cocok dengan anak kecil.Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam) menjelang pukul 4 sore. Perjalanan itu ditempuh dalam waktu yang cukup lama, karena pesawat harus transit di bandara Bali. Dari bandara menuju hotel milik BPAGK, rombongan tersebut menaiki bus berukuran besar yang disediakan pihak hotel. Agung, ketua pengawal Bali dan Nusa Tenggara, kembali menjadi pemandu wisata dadakan.Seperti biasa, para pengawal muda mengadakan kuis berhadiah kudapan dan minuman ringan. Sebab jumlah bos yang ikut cukup banyak, akhirnya semuanya ikut dan terbagi menj

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 139 - Menang Banyak

    Sabtu pagi di minggu kedua bulan Agustus, pernikahan Fazwan dan Disti dilangsungkan di gedung pertemuan kawasan Buah Batu. Rombongan keluarga calon pengantin pria tiba belasan menit sebelum acara dimulai. Yudha yang menjadi pemimpin, mengatur barisan bersama teman-teman pasukan pengawal area Bandung. Setelah diberi kode oleh tim panitia pihak perempuan, rombongan berseragam serba krem jalan perlahan menuju pintu utama gedung. Mereka berhenti di bawah tenda untuk menyaksikan sambutan dari kedua orang tua Disti. Susunan acara khas Sunda dilaksanakan dengan khidmat, sebelum akhirnya rombongan dipersilakan masuk. Keluarga inti, para petinggi PBK dan keluarga Janardana, serta Mahendra dan Pangestu, menempati kursi dua deretan terdepan sisi kanan. Di belakang mereka dipenuhi keluarga besar Fazwan, dan semua pengawal lapis satu hingga 12 yang hadir bersama keluarga masing-masing. Tidak berselang lama acara dimulai. Fazwan mendengarkan khotbah nikah dengan serius sambil merekamnya dalam

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 138 - Kamu Nyindir Aku?

    Minggu berganti menjadi bulan. Menjelang keberangkatan ke Kanada, Zivara justru disibukkan dengan persiapan pernikahan Fazwan. Sebab calon pengantin pria sedang sibuk mengikuti Arudra tugas ke luar kota, mau tidak mau Zivara yang menggantikan posisi akangnya untuk membantu Disti. Sore itu sepulang dari kantor, Zivara memacu mobil SUV putih menuju pusat perbelanjaan. Kala berhenti di perempatan lalu lintas, Zivara menyempatkan diri untuk menelepon Nini, yang tengah dijemput Isfani untuk menyusul Zivara, bersama Keef. Setibanya di tempat tujuan, Zivara memarkirkan mobilnya dengan rapi. Dia merapikan penampilan terlebih dahulu, kemudian menyemprotkan sedikit parfum ke baju. Sekian menit berikutnya, Zivara telah berada di dekat pintu utama. Dia menunggu kedatangan taksi yang ditumpangi Nini dan Isfani tiba, kemudian mereka bergegas menuju lantai tiga, di mana Disti dan kakaknya telah menunggu. Keempat perempuan bersalaman sambil beradu pipi. Sementara Nini hanya menyalami calon istri

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 137 - Benar-benar Biadap!

    "Siapa kamu!" bentak Eyang Min, saat seorang pria tua muncul di dekat teras depan rumahnya. "Tidak perlu tahu aku siapa. Yang penting, setelah ini usahamu menyesatkan orang akan berhenti," jawab Mulyadi dengan sangat tenang. Eyang Min maju beberapa langkah sambil mengacungkan tongkatnya yang berbentuk unik. "Oh, ternyata kamu. Orang yang sudah melindungi Lanika." "Betul." "Tapi, percuma saja. Sebentar lagi dia akan mati." "Nyawa manusia adalah milik Allah. Sehebat apa pun ilmumu, jika Allah berkehendak, maka Lanika akan aman." Eyang Min tertawa melengking. Mulyadi tetap diam sambil mengamati beberapa orang yang muncul di belakang perempuan berbaju merah. Zein dan ketiga sahabatnya telah selesai bertempur. Mereka berdiri beberapa meter di belakang Mulyadi sambil memerhatikan sekeliling. Masih ada titik-titik merah yang beterbangan, dan harus terus diawasi. Eyang Min melemparkan tongkatnya yang berubah menjadi ular hitam berukuran besar. Mulyadi spontan mundur sembari memukuli u

  • Pengantin Kedua Janardana    Bab 136 - Apa Dia Lihat Kita?

    Embusan angin kencang menerpa apa pun yang berada di bumi. Dedaunan di dahan bergoyang ke sana kemari mengikuti arah sang bayu. Sekali-sekali akan terdengar suara binatang malam. Selebihnya hanya keheningan yang tercipta di sekitar rumah besar, yang berada di tengah-tengah kebun di pinggir Kota Bogor. Jalan depan rumah itu terlihat lengang. Meskipun waktu baru menunjukkan pukul 10, tetapi tidak ada seorang pun yang melintas di sana. Letak bangunan yang berada di perbukitan, ditambah lagi area belakangnya lebih banyak kebun dibandingkan rumah, menjadikan tempat itu seolah-olah terisolir dari dunia luar. Sekelompok orang terlihat jalan cepat di kebun sisi kiri. Sebab sekitarnya gelap, mereka terpaksa menyalakan senter kecil yang tersambung dengan ikat kepala. Sekali-sekali mereka akan berhenti dan berjongkok untuk memindai sekitar. Kemudian mereka melanjutkan langkah hingga tiba di dekat rerimbunan semak di dekat rumah target. Pria terdepan memberi kode dengan tangan. Lima orang be

  • Pengantin Kedua Janardana    135 - Bunga dan Anyir

    Arudra termangu, sesaat setelah Nirwan menceritakan tentang kejadian kemarin malam di mobil Lanika. Bhadra, Casugraha, Fazwan dan Bilal yang juga berada di ruang kerja sang presdir, saling melirik, sebelum sama-sama mengulum senyuman. Sementara Zein menggeleng pelan seraya tersenyum lebar. Sedangkan Hendti justru bertepuk tangan, kemudian dia menepuk-nepuk pundak Nirwan yang terlihat cengengesan. "Hebat, euy! Bisa ninju kunti," tukas Hendri. "Ini berkat ajaran Akang," balas Nirwan. "Dan Bang Zein, serta teman-teman tim pengejar hantu," lanjutnya sambil memandangi pria berkulit kecokelatan yang balas menatapnya saksama. "Kami cuma melatih sedikit. Hatimu memang kuat, itu yang membuatmu sanggup melawan kuntilanak kiriman Nenek tua itu," jelas Zein. "Kamu ikut latihan olah napas, Wan?" tanya Bilal. "Ya, Bang," jawab Nirwan. "Sudah lama?" "Baru dua bulanan. Itu pun karena diajakin Kang Izra. Dia bilang, auraku kuat. Lebih bagus lagi diarahkan ke ilmu kebatinan." "Aku ingat Izra

DMCA.com Protection Status