Share

Cium Tangan

Satu jam kemudian aku pulang dari masjid. Can aku tinggalkan di dalam rumah. Aku takutnya dia melakukan yang aneh-aneh, tapi melihat kepribadian gandanya, nggak mungkin dia mikir macam-macam.

Aku membuka pintu rumah. Can nggak ada di ruang tamu, dapur bahkan sampai ke dalam mesin cuci baju. Eh, aku lihat bajuku sudah diurus dengannya. Baik juga anak ini. Sempat aku berpikir dia akan cuek saja denganku.

Hanya satu tempat yang tersisa. Yaitu, kamar Can. Kunci cadangan tergantung di sana. Aku buka pelan-pelan. Gadis bergigi taring satu ini sedang terlelap di kamar dengan kondisi laptop menyala. Layar itu baru tertulis ‘BAB 1’ dan tidak ada apa-apa lagi.

Aku pindahkan laptopnya ke meja dan sempatkan memandang wajah Can sejenak. Semua agar bayangan Kayla terhapus perlahan-lahan. Aku sadar beberapa kali memanggil Can dengan nama mantanku, tapi murni kelepasan. Next time aku akan lebih menjaga mulutku.

Kemudian aku berpaling. Takut terbawa suasana. Kecupan ringan tadi masih sangat jelas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status