Share

Bab 28 ( Memeluknya)

Penulis: Tri Afifah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 13:41:51
“Tempat apa ini, Liam?” Saras menatap bingung, ini kali pertamanya datang ke tempat seperti ini. suara musik menggema di mana-mana, membuat suara Saras nyaris seperti bisikan yang tak terdengar di telinga Liam. Pria itu menarik tangan Saras agar mengikuti langkahnya, melewati beberapa pasang mata yang terlihat menatapnya penuh minat. Saras mengedarkan pandangannya, ia melihat beberapa wanita berpakaian seksi tengah berjoget-joget di atas panggung. dibawahnya ada banyak pria yang terlihat menikmati irama musik sambil tertawa menatap ke arah wanita-wanita itu. Saras menarik tangannya paksa, membuat pegangan tangan Liam terlepas. Liam berbalik menatap wajah Saras yang terlihat memucat. gadis itu terlihat menggeleng cepat, ia berusaha untuk mundur tapi percuma. beberapa anak buah Liam terlihat pasang badan untuk segala macam bentuk penolakan Saras.

“Duduk!”

Saras digiring ke dalam ruangan, gadis yang saat ini rambutnya diikat itu nampak begitu ketakutan. tentu saja, ia takut kalau Liam a
Tri Afifah

Happy reading 😍

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 29 ( Aku yang Akan Membahagiakan Sarastika)

    “Apa dia datang?” tanya seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan pria tua, pemilik club malam. “Seandainya tidak ada istrinya, aku pasti sudah menyusul Bagas ke alam yang berbeda.” Sahut pria yang tidak lain adalah Hartono, pria tua yang tadi hampir dihilangkan nyawanya oleh Liam. Pria muda dengan rambut gondrongnya itu terlihat duduk di Sofa, tempat yang tadi diduduki oleh Liam. sang pria tua yang bernama Hartono nampak memperhatikan pria muda itu. pria berwajah tampan dengan tubuh atletis itu melepas rambut palsunya sambil tersenyum menatap Hartono. “Kenapa kau seret aku ke dalam permainan kalian, Ricard?” Ya, pria muda itu tidak lain adalah Ricard, kakak kandung Liam. Ricard tidak menjawab, ia nampak mengeluarkan ponselnya dan menatap layar ponsel itu. “Bukankah dia sangat cantik?” Hartono mendesah pasrah, merasa pembicaraannya ini tidak ada ujungnya. pertanyaan yang ia harapkan ada jawabannya justru membuat pria itu harus bersabar dengan pertanyaan tidak penting Ric

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 30 ( Sentuhan itu, Aku Mendambakannya...)

    Saras menatap berbagai macam makanan yang disajikan di atas meja. makanannya terlihat begitu enak, namun Saras tidak berselera sama sekali. pikirannya masih melayang pada Club yang baru saja mereka datangi. “Kenapa diam saja?” pertanyaan bernada rendah itu mampu membuyarkan lamunan Saras. gadis cantik itu terlihat menatap wajah Liam. “Kau akan menjualku?” pertanyaan itu yang sejak tadi muncul dalam kepalanya, dengan sedikit keberanian akhirnya Saras memberanikan diri untuk bertanya. “Jika iya, lantas apa masalahmu?” sahut Liam dengan tenang. Saras menelan ludahnya dengan perasaan berkecamuk. ingin marah, tapi tidak mampu menanggung beban akibat kemarahan nya sendiri pada Liam. dengan perasaan masih sakit karena jawaban Liam, Saras memutuskan untuk mencoba menikmati makanan di hadapannya. Ia tidak boleh kelaparan dan jatuh sakit, ia harus makan banyak dan tetap sehat jika ingin melawan Liam. Sedangkan Liam sendiri, sedikit takjub dengan sikap gadis itu. kedua mata indah Saras me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 31 ( Kau Tidak Sepolos itu...)

    Rosa menatap wajah Liam dan Saras bergantian, seperti ada sesuatu yang aneh pada anak dan menantunya itu. sarapan pagi ini juga sangatlah canggung, tidak seperti biasanya. “Belum ada satu bulan kehadirannya, tapi gadis itu sudah mampu membuat dirimu berubah menjadi orang yang tidak ibu kenal.” Saras hanya menggeleng, pagi-pagi sudah harus mendengarkan perkataan yang membuatnya kehilangan nafsu makan. “Seandainya saja kau mau menuruti kemauan ibu-” Liam bangkit dari tempat duduknya, bertepatan pada saat Viktor datang membawakan sebuah dokumen untuk Liam. “Ini kontrak kerja sama kita dengan perusahaan Abimanyu.” Liam menerima dokumen tersebut, lantas meninggalkan ruang makan tanpa berkata apa-apa. setelah kepergian Liam, Rosa kembali mengutarakan pendapatnya. membuat Saras benar-benar merasa mual dan ingin muntah. seandainya saja ada kegiatan yang bisa ia lakukan, ia tidak ingin seharian bersama dengan wanita paruh baya bermulut pedas ini. Saras jadi ragu, benarkah wanita ini pern

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 32 ( Ingatan yang Belum Hilang)

    Kedatangan Liam dan Saras di Perusahaan Bagas membuat semua mata memandang ke arah mereka, namun para karyawan tidak berani mengungkapkan isi hatinya. Semenjak Bagas meninggal dunia, semua masalah pekerjaan Liam yang menangani. Jadi, mereka yang masih mau bekerja di perusahaan ini harus tunduk dengan aturan yang Liam buat. Kembali melangkah masuk ke dalam Perusahaan ayahnya, membuat beberapa potongan adegan yang pernah ia lalui bersama dengan orang tuanya kembali menghiasi ingatan Saras. gadis cantik yang saat ini berjalan tepat di samping Liam itu terlihat menatap ke arah Lobby utama kantor, dimana dulu ia dan ibunya tengah menunggu ayahnya yang sedang mengadakan pertemuan dengan salah satu klien penting. “Kau tidak mendengar kata-kata ku?” Saras terkejut saat lengannya disentuh oleh Liam. “ap-apa…maaf, aku tidak fokus.” Lagi, Saras kembali memandang ke arah sofa yang sudah tidak sama lagi. “Aku dan Viktor akan menemui seseorang, kau tunggulah di sini sampai kami kembali lagi. j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 33 ( Kenyataan dan Halusinasi)

    “Aku sudah menyimpan nomorku, tidak ada kontak lain selain milikku. jadi, jangan berharap lebih untuk menghubungi orang lain.” Saras menerima ponsel keluaran terbaru, walaupun begitu ia merasa ponselnya lebih baik dari ini karena banyak foto-foto kenangan dirinya bersama dengan orang tuanya. “Aku sudah mengirim semua foto dan video milikmu ke ponsel itu,” lanjut Liam dengan wajah datarnya. mendengar hal itu, Saras buru-buru mengaktifkan ponsel dan melihat isi galeri. benar saja, foto dan video yang berada pada ponsel lamanya sudah tersimpan. merasa begitu bahagia, Saras berlari ke arah Liam lalu memeluk tubuh suaminya itu. “Terimakasih, Liam…terimakasih banyak.” Ucapnya sambil terus memeluk tubuh Liam begitu erat. “Sudah puas memeluknya? aku harus kembali ke kantor.” Mendengar ucapan Liam, Saras baru sadar bahwa dia melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. memeluk tubuh Liam? Saras gegas melepaskan pelukannya lantas berlari menuju ke lantai atas kamarnya tanpa berani menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 34 ( Bolehkah , Lagi? )

    "Seharusnya kau ikut mati bersama dengan orang tuamu!" teriak Rosa, kedua pundaknya naik turun menahan diri agar tidak lagi melampiaskan kekesalannya pada Saras. ia harus tahu batasan, jika tidak ingin terlibat adu mulut dengan Liam. walaupun bagaimanapun Saras masih menjadi istri Liam dan ia tidak bisa mengabaikan hal itu. "hari ini kau selamat, tapi lain kali saat Liam sudah mendapatkan keinginannya. aku yakin, kau akan dibuang dan disaat itulah aku datang untuk membawamu menyusul ayah dan ibumu!" ada senyum kemenangan terpancar jelas dari raut wajah Rosa. setelah mengucapkan hal itu, wanita paruh baya itu hendak pergi meninggalkan kamar Saras. tetapi, saat berbalik hal yang tak terduga sama sekali muncul di hadapannya. "Li-liam?" "Ini kali kedua ibu melakukan kesalahan," Liam memasukkan dua tangannya ke dalam saku celana dan bersandar pada sisi pintu. bibirnya tersenyum manis, namun sorot matanya mengisyaratkan sesuatu yang begitu menakutkan. "jika sampai ke titik terakhir ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 35 ( Jadi, dia...)

    Bab 35 Liam tidak menjawab, pria itu justru berdiri dan berjalan ke arah lemari pakaian lalu mengambil baju Saras. sebenarnya bukan baju Saras, tumpukan baju itu sudah ada semenjak Saras datang. baju-baju itu juga masih terbungkus rapi di dalam plastik. Liam mengedarkan pandangannya, menatap baju-baju yang tertata rapi. “Aku tidak pernah melihatmu memakai baju-baju ini.” Liam kembali menutup pintu lemari, lalu berjalan kembali ke arah Saras. memang selama ini Saras selalu memakai baju miliknya sendiri tanpa berani menyentuh tumpukan baju itu. “Bukankah itu untuk Luna?” Saras menautkan kedua tangannya, ada rasa takut karena mempertanyakan hal yang seharusnya ia sendiri sudah tahu jawabannya. jika bukan untuk Luna, lantas apa ada alasan lainnya? seharusnya Liam menikah dengan wanita cantik itu dan bukan pada dirinya yang biasa saja. Liam kembali diam, sorot matanya mengisyaratkan sesuatu saat bertemu pandang dengan Saras. “Kenapa berpikir begitu?” Liam memilih untuk berdiri di hada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 37 ( Dia adalah Istriku)

    “Apa anda ingin keluar, Nona?” Saras disambut oleh Viktor. pria itu nampak jelas menunggu waktu yang tepat saat Saras akan keluar rumah. Saras mendesah pasrah, sebenarnya ingin keluar sekedar untuk mencari udara segar. namun, kemunculan Viktor membuat Saras kembali mengingat kata-kata Liam semalam yang akan memastikan dirinya akan selalu diawasi. jadi, ini maksudnya? “Jadi, kau orang yang akan mengawasi ku?” Viktor mengangguk mengiyakan, lalu memberi jalan pada Saras agar terlebih dahulu berjalan ke arah parkiran mobil. “Kemana Tuanmu?” tanya Saras mencoba untuk basa-basi, karena tidak ada bahan pembicaraan yang tepat untuk dibicarakan selain tentang Liam. Viktor tidak lantas menjawab, pria itu nampak berpikir sejenak sebelum mengeluarkan kata-kata. “Tuan sedang ada kerjaan dan tidak dapat diwakilkan. apa Nona ingin menelponnya?” Saras menggeleng cepat, sebuah reaksi yang cukup membuat Viktor penasaran bagaimana interaksi antara bos dan istrinya itu jika sedang berduaan. Saras kem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 69 ( Kedatangan Vinso!)

    Langkah-langkah Vinso terdengar pelan di antara makam-makam yang berderet. ia membawa keranjang bunga, wajahnya menunjukkan kesedihan. Ketika melihat Sarastika menangis di depan makam Bagas Danuarta, Vinso terkejut."Sarastika?" katanya dengan suara yang terdengar begitu terkejut.Sarastika menoleh, mata coklatnya merah karena tangis. "Pak Vinso...," katanya dengan suara bergetar. "Pak Vinso, benarkah itu kau?"Vinso meletakkan keranjang bunga di dekat makam Bagas, lalu mendekati Sarastika. ia memeluknya dengan hangat. "Saras," katanya dengan suara penuh empati.Sarastika menangis lebih keras, melepaskan kesedihannya. Vinso membiarkannya menangis, memeluknya erat. Ia mengingat Bagas, merasa begitu bersalah.Setelah beberapa saat, Sarastika tenang. Vinso melepaskan pelukannya, menatap wajahnya dengan khawatir. "Ceritakan, apa yang dilakukan oleh Liam?"Sarastika mengambil napas dalam-dalam, menceritakan kesulitan rumah tangganya. Vinso mendengarkan dengan sabar, wajahnya menunjukkan ke

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 68 ( Ayah, Aku Merindukan mu)

    Pagi hari , rumah Liam terasa tegang. Aroma kopi dan roti panggang tidak bisa menghilangkan kesan tidak nyaman. Liam, Saras, dan mertuanya, Rosa, duduk di meja makan dengan suasana kaku.Rosa menatap Saras dengan mata yang dingin, tidak menyembunyikan kebencian. "Kamu masih di sini?" tanyanya dengan nada tajam.Liam mencoba menenangkan. "Bu, aku sudah menjelaskan--"Tiba-tiba, bel rumah berbunyi. Liam berdiri untuk membuka pintu. Dia terkejut melihat Luna berdiri di ambang pintu, wajahnya basah oleh air mata."Liam, aku tidak percaya kamu tidak datang ke acara ulang tahunku," kata Luna, suaranya bergetar.Rosa langsung berdiri, memeluk Luna. "Sayang, aku minta maaf atas kelakuan Liam."Saras merasa tidak nyaman, menatap Liam dengan keheranan. Suasana sarapan yang sudah kaku menjadi semakin tidak nyaman.Liam berusaha menjelaskan, tapi Rosa memotong. "Liam, kamu tidak perlu menjelaskan. Yang jelas, kamu menyakiti Luna."Luna menangis lebih keras, memeluk Liam. Rosa membantu Luna, menat

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 67 ( Petir tanpa Mendung)

    Suasana di bangunan kosong itu terasa mencekam, seperti udara yang terjebak dalam ruang hampa. Dinding-dinding yang retak dan kusam, lantai yang berdebu, dan jendela-jendela yang pecah, semuanya menambah kesan kemurungan dan kehancuran.Tiba-tiba, suara tembakan pecah, menghentakkan kesunyian. Dua kelompok besar, bersenjata dan berwajah keras, berhadapan dengan penuh kebencian. Suara tembakan terus menggema, seperti rentetan petir yang tidak berhenti.Cahaya matahari yang masuk melalui jendela pecah, memantulkan bayangan-bayangan yang bergerak cepat. Asap peluru mengambang di udara, menciptakan kabut yang mematikan. Suara teriakan dan raungan kesakitan terdengar di antara suara tembakan.Lantai bangunan bergetar di bawah kaki mereka, seperti gempa yang menghantam. Dinding-dinding retak semakin parah, seolah-olah bangunan itu sendiri merasakan sakit.Kelompok pertama, dipimpin oleh Liam, bergerak maju dengan strategis. Mereka menembakkan senjata dengan tepat, mengenai target dengan pre

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 66 ( Kau... Dalangnya?)

    Suasana dalam mobil terasa hangat dan tegang. Cahaya matahari sore memancar melalui kaca, menciptakan bayangan-bayangan yang lembut di wajah Liam dan Saras.Liam mengemudi dengan mata fokus pada jalan, wajahnya serius. Saras duduk di sebelahnya, memandang ke luar jendela dengan mata yang kosong.Udara dalam mobil terasa kaku, dipenuhi kesunyian yang tidak terputus. Suara mesin mobil terdengar monoton, seperti detak jantung yang berdegup kencang.Liam tidak berbicara, hanya memandang jalan. Saras juga diam, membiarkan kesunyian memisahkan mereka. Tapi, di balik kesunyian itu, terdapat kecemasan dan ketakutan yang tidak terucapkan.Tiba-tiba, Liam memperlambatkan mobil, memandang Saras dengan mata yang tajam. "Apa yang Ricard katakan padamu dan apa maksud Video yang kau ucapkan?" tanyanya dengan suara yang rendah.Saras menoleh, mata cokelatnya bertemu dengan mata hitam Liam. Ia melihat kekhawatiran dan kemarahan di mata itu. "Entahlah Liam, aku juga bingung dengan semua ini." jawabnya

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 65 ( Saling Tuduh)

    Sore harinya, Saras meminta izin pada Liam untuk menikmati suasana sore hari setelah mendapatkan insiden di Mall tadi siang. Udara sore yang sejuk membelai wajahnya saat Viktor membuka pintu mobil dan membantu Saras keluar."Terima kasih, Viktor," kata Saras dengan senyum.Viktor tersenyum. "Saya hanya melakukan tugas, Nyonya. saya akan menunggu anda di luar,”Di dalam restoran, Saras memilih meja di sudut, memandang menu yang ditawarkan. Tiba-tiba, suara yang familiar terdengar. "Saras, apa kabar?"Saras menoleh, melihat Ricard berdiri di sebelahnya dengan senyum licik. "Ricard, apa yang kau inginkan?" tanyanya dengan curiga.Ricard duduk di seberang Saras. "Aku hanya ingin berbicara. Bagaimana kabar Liam?"Saras memandang Ricard tajam. "Jangan berpura-pura peduli. Aku tahu apa yang kau inginkan dan lakukan pada kami.”Ricard tersenyum. "Aku hanya ingin membantu. Aku tahu siapa yang melakukan penembakan itu."Saras terkejut. "Siapa?"Ricard memandang sekitar sebelum menjawab, "Aku ak

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 64 ( Apakah Ricard, Pelakunya? )

    Karena merasa suasana rumah yang begitu kacau, Liam memutuskan untuk mengajak Saras ke Mall Grand City, pusat perbelanjaan mewah di jantung kota, yang dipenuhi pengunjung pada hari Sabtu sore. Liam dan Saras berjalan-jalan di antara toko-toko, menikmati suasana santai. walaupun luka tembak Saras belum sepenuhnya sembuh, tapi Saras sudah merasa cukup baik untuk menikmati udara luar. lagi pula, jika terus berada di rumah Saras tidak yakin jika ia akan mampu menahan lebih lama lagi rasa sabarnya untuk tidak beradu argumentasi dengan Rosa. Saat Liam akan mengajak Saras ke lantai atas, Tiba-tiba, suara tembakan keras terdengar dari lantai atas. mendengar suara itu, Liam mengurungkan niatnya.Suara tembakan kedua terdengar, disusul teriakan panik pengunjung.Saras begitu terkejut, memandang sekitar mencari sumber suara. Liam tetap berusaha untuk tenang sampai pandangannya tertuju pada Seorang pria berjas hitam, wajahnya tertutup topeng, muncul di atas eskalator, memegang senjata api.Pria it

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 63 ( Berdebat dengan Mertua)

    Ricard, adik Liam, duduk di ruang tamu rumahnya, wajahnya penuh kebencian. Ia memandang Viktoria, wanita pemberani yang duduk di seberangnya."Kita harus menghancurkan Liam," kata Ricard, suaranya penuh dendam.Viktoria tersenyum. "Aku sudah siap membantumu."Ricard mengambil napas dalam-dalam. "Rencana kita harus sempurna. Kita tidak bisa gagal."Viktoria mengangguk. "Aku sudah mempersiapkan segalanya."“Jangan salah sasaran, aku tidak ingin sampai Saras-”“Saya tidak bodoh Tuan, anda tenang saja.” Senyum licik terpancar jelas dari wajahnya.***Di kamar Liam, suasananya begitu hening. Liam dan Saras berada di dalam satu kamar, tapi saling diam. Tidak ada kata-kata yang terucapkan.Liam duduk di samping jendela, memandang ke luar. Wajahnya tidak menunjukkan emosi. Saras terbaring di tempat tidur, memandang langit-langit.Suasana diam itu terasa menyakitkan. Saras ingin berbicara, tapi tidak tahu apa yang harus dikatakan. Liam juga tidak berbicara, seperti tidak peduli dengan keberada

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 62 ( Pion Dalam Sangkar)

    Saras terbaring lemah di tempat tidur, luka tembaknya masih terasa sakit. Liam berdiri di sampingnya, wajahnya tidak menunjukkan emosi. ia memandang Saras dengan tatapan dingin, namun matanya terlihat peduli."Kau harus istirahat," kata Liam, suaranya datar.Saras mengangguk lemah. "Aku tahu."Liam mulai membersihkan luka Saras dengan lembut. Ia tidak menunjukkan kelemahan atau kecemasan, namun gerakannya penuh perhatian. Saras memandangnya dengan rasa heran."Kenapa kau melakukan ini?" tanya Saras.Liam tidak menjawab. ia terus membersihkan luka, kemudian membalutnya dengan perban. Liam memutuskan untuk merawat Saras di rumah karena ia tidak ingin sampai Ricard kembali datang menemui Saras.Rosa, ibu Liam, masuk ke kamar dengan wajah tidak senang. "Liam, apa yang kau lakukan? Kau tidak seharusnya merawatnya di rumah."Liam berdiri, menatap ibunya dengan tenang. "Aku bertanggung jawab atas keselamatannya."Rosa menggelengkan kepala. "Dia tidak layak mendapatkan perawatanmu. apa kau lu

  • Penebusan Dosa untuk Istri kontrakku    Bab 61 ( Kenyataan yang Berbanding Terbalik)

    "Jangan terlalu keras, pada ibu.” Kata Saras saat Liam sudah kembali masuk ke dalam ruangannya.“Disaat seperti ini, kau masih membelanya?” alis Liam terangkat satu, menambah kesan bingung pada wajahnya. Tentu saja ia tidak menyangka jika Saras masih bisa mengatakan hal-hal baik tentang Rosa. “Bukan membela Liam, hanya saja ini soal penghormatan anak pada ibunya. selebihnya, aku tidak pernah membenarkan tindakan atau sikap ibu, jika yang kau maksud adalah sikapnya terhadapku,” Saras mengganti posisi berbaring menjadi duduk. walaupun masih terasa nyeri di bagian tubuhnya yang tertembak, Saras tetap berusaha untuk meyakinkan dirinya dan tidak ingin terlihat lemah dihadapan Liam. Liam mendesah pelan saat mendapati Saras memaksakan diri untuk duduk bersandar, terasa sekali keras kepalanya gadis itu.“Satu jam lagi aku akan pergi ke kantor. apakah tidak masalah jika aku pergi sebentar?”Saras menggeleng cepat, senyumnya mengembang dan berkata, “ Liam, sudah banyak pengawal yang kau tugas

DMCA.com Protection Status