Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 98 - Berbelanja Bagaikan Tuan Muda Kaya

Share

98 - Berbelanja Bagaikan Tuan Muda Kaya

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-04-05 11:53:07

“Tuan Bao, aku ingin pedang merah ini.” Yao Chen menunjuk ke pedang yang dipilihkan Gao Long baru saja.

Bao Gu tidak berlama-lama dan segera menyerahkan pedang tersebut. “Ini pedang yang cukup umum, Tuan Muda. Untukmu cukup 35 Batu Kristal Rendah.” Tak lupa dia bersikap sopan sembari tersenyum lebar.

Yao Chen tidak banyak membantah dan menyerahkan batu kristal sebanyak yang disebutkan Bao Gu.

“Apakah Anda menjual besi merah kualitas terbaik?” tanya Yao Chen setelah dia menyimpan pedang tersebut di cincin ruangnya.

“Oh! Anda ingin itu juga?” Bao Gu tidak meyangkanya.

Tebakannya mengenai Yao Chen anak keluarga kaya semakin pekat saja di kepala Bao Gu.

“Ya. Apakah tidak ada di sini?” Yao Chen balik bertanya.

Wajar apabila Bao Gu mengira demikian karena dia tak tau Yao Chen seorang alkemis di luar sekte yang sudah menghasilkan banyak uang.

“Err … itu … kalau bahan penempaan, saya tidak memilikinya di sini, Tuan Muda. Anda bisa mencarinya di Divisi Penempaan.” Bao Gu tampak menyesal karena
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   99 - Kehebohan Pertandingan Menempa Senjata

    “Bertanding penempaan?” Semua orang yang mendengar Sima Honglian sama-sama berseru kaget. Sima Honglian justru memulaskan senyum indahnya sembari kepalanya mengangguk. “Yao Chen, kau berani menerima tantangan itu?” Sima Honglian menatap lurus ke mata Yao Chen. Karena dari awal dia sudah belajar penempaan dari Ouyang Hetian, pun dia bukan pengecut, maka Yao Chen mengangguk tegas. “Tentu berani, Master!” Maka, pertandingan itu pun dilaksanakan di salah satu ruang kelas yang luas. Dipilih seorang murid baru terbaik di Divisi Penempaan untuk melawan Yao Chen. Dengan asap panas di sekeliling ruang kelas penempaan, banyak orang berjejal ingin melihat jalannya pertandingan. “Bahan disediakan Divisi Penempaan. Silakan kalian gunakan semaksimal mungkin. Buatlah senjata terbaik kalian. Pemenangnya adalah yang levelnya paling tinggi. Batas waktunya adalah 3 batang dupa!” Guru Hui berbicara dengan suara tegas. Yao Chen mulai berdiri menghadap ke tungku bagiannya. Tungku besar setinggi diri

    Last Updated : 2024-04-06
  • Pendekar Tanpa Wajah   100 - Cambuk Unik Tempaan Yao Chen

    “Dia … dia sudah mendapatkan perhatian Master Sima yang hebat?!” Diskusi dengan suara pelan pun mulai berdengung di seluruh ruangan tersebut usai Sima Honglian berbicara.Di mata banyak murid di sana, Yao Chen mendapatkan perhatian Sima Honglian hanya karena menempa cambuk yang unik.Senjata yang ditempa Yao Chen memang sangat unik di era itu. Sebuah cambuk, bukan dari kulit atau tendon hewan roh kuat, melainkan dari untaian puluhan bilah kecil runcing yang akan mudah dipanjangkan atau dipendekkan sesuai kemauan pemegangnya.Hanya cukup menuangkan energi Qi di cambuk besi lentur itu agar bisa memberikan pergerakan maksimalnya. Sungguh sebuah senjata yang akan berguna di pertarungan jarak jauh maupun jarak dekat.“Aku namai ini … Cambuk Semesta.” Yao Chen berbicara pelan sambil menggulung kembali cambuknya seraya berhati-hati agar tangannya tidak sampai terluka oleh bilah tajam dan runcingnya yang berbentuk mirip

    Last Updated : 2024-04-07
  • Pendekar Tanpa Wajah   101 - Menuju ke Sekte Matahari Merah

    ‘Kompetisi 3 Sekte, aku harus memenangkannya agar bisa masuk ke Sekte Dalam!’ batin Yao Chen seraya meremas kepalan tangannya sembari dia berdiri di perahu terbang. ‘Di Yuxian! Shang Meili! Sebentar lagi aku akan segera menyusul kalian ke Sekte Dalam! Bersiaplah mati!’Tentu saja Yao Chen tidak melupakan tujuan utama dia berada di Sekte Bilah Langit. Dia masih memiliki keinginan kembali ke Bumi Indonesia di era modern.“Saudara Yao.” Hu Gao menyapa Yao Chen.Adiknya si gendut Hu Meng tidak lolos dalam pengujian untuk ikut ke Kompetisi 3 Sekte, hanya si kakak saja.Yao Chen membalas, “Kak Hu. Tidak kusangka basis kultivasi Kakak sudah naik ke Tingkat 4 Tahap Menengah. Selamat!”Saat mereka awal bertemu, basis kultivasi Hu Gao ada di Tingkat 3 Tahap Akhir.“Ah, ini tak perlu disebut. Justru kau yang meningkat pesat sejak awal. Selamat juga untuk kenaikanmu di Tingkat 3 Tahap Puncak.” Hu Gao membalas.Ketika itu, Yao Chen memang masih berada di Tingkat 2 Tahap Puncak. Dia saat itu diangg

    Last Updated : 2024-04-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   102 - Kompetisi 3 Sekte

    “Saatnya tiba!” Yao Chen bergumam rendah sambil melangkah keluar dari rumah yang dihuni Murid Luar sepertinya.Li Yaren juga melangkah menjajari Yao Chen, demikian pula dengan Hu Gao. Mereka seperti trio saja.“Ayo!” Wang Lihui memimpin rombongan.Siang itu, di lapangan bela diri paling besar di Sekte Matahari Merah, ada puluhan ribu orang memenuhi tempat duduk penonton. Sebagian besar dari mereka memakai jubah merah, pakaian khas murid Sekte Matahari Merah.Sementara itu, dari Sekte Bilah Langit, seragam murid mereka terdiri dari 2 macam warna, hitam dan putih. Hitam untuk Murid Luar, sedangkan putih untuk Murid Dalam dan Murid Langsung.“Apakah itu tribun tempat Sekte Bulan Mistik?” Li Yaren mendongak ke salah satu podium sambil menunjuk menggunakan kipasnya.Yao Chen dan Hu Gao sama-sama menengadah ke arah yang ditunjuk Li Yaren.Di sana, ada tribun khusus yang ditempati banyak perempuan menggunakan jubah biru muda. Mereka memang dari Sekte Bulan Mistik, sebuah sekte yang hanya men

    Last Updated : 2024-04-08
  • Pendekar Tanpa Wajah   103 - Pertandingan Pertama Yao Chen di Kompetisi

    “Tu Xiao dari Sekte Matahari Merah melawan Yao Chen dari Sekte Bilah Langit!” Akhirnya nama Yao Chen disebut juga setelah satu jam sejak acara dimulai. Dari belasan pertandingan yang sudah berlangsung sebelumnya, Sekte Matahari Merah mendominasi jumlah pemenangnya. “Yao Chen, lakukan yang terbaik.” Ximen Hugeng menatap sambil mengangguk saat Yao Chen bangkit berdiri dari kursinya. Sebagai seorang murid yang berbakti, Yao Chen memberikan soja terbaik sembari membungkukkan tubuh ke Ximen Hugeng sebelum dia keluar dari tribun Sekte Bilah Langit. Sembari Yao Chen melesat ke arah arena, ada banyak orang membicarakan dia dari bangku masing-masing. “Wah! Itu dia bocah Tingkat 3!” “Tu Xiao beruntung sekali mendapatkan lawan selemah dia!” “Nah, Tu Xiao sepertinya tak perlu banyak berusaha dan langsung akan mendapatkan kemenangannya!” “Cih! Sekte Bilah Langit payah sekali sampai bocah Tingkat 3 saja dikirim ke Kompetisi 3 Sekte.” Ada banyak cibiran untuk Yao Chen, tapi dia tidak menggub

    Last Updated : 2024-04-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   104 - Kelakuan Li Yaren di Arena

    ‘Dia … dia sungguh berada di Tingkat 6 Awal!’ Yao Chen masih terkesima dengan basis kultivasi Li Yaren.Namun, ketika dia melihat ke rekan-rekan sesama murid Sekte Bilah Langit, mereka semua sepertinya tidak seterkejut dirinya.‘Selama ini yang tergambar dari Li Yaren hanyalah dia pria mesum dan pemalas sampai ingin mengaku kalah begitu naik arena. Bahkan dia sendiri yang berkata kalau harus diancam terlebih dahulu oleh Wakil Ketua Sekte agar bersedia ikut Kompetisi 3 Sekte.’ Yao Chen masih belum paham akan Li Yaren.‘Nyatanya, tingkat kultivasinya setinggi itu.’ Yao Chen hanya bisa menghela napas pelan-pelan sambil masih membatin, ‘Memang tak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja.’Dia sendiri tak ingat betapa dia berulang kali membuat kaget orang-orang karena mereka selalu salah menilai dirinya.Sementara itu, di arena, Li Yaren mulai diserang secara ganas oleh lawannya.“Nona, lebih baik menyerah saja dan kita bisa menepi untuk saling mengenal lebih mendalam. Siapa tau kita bisa

    Last Updated : 2024-04-09
  • Pendekar Tanpa Wajah   105 - Keganasan Zhuge Ling

    “Apa dia bilang?!” geram murid Sekte Bilah Langit ketika lawan Zhuge Ling hendak kurang ajar pada gadis itu. Wajar jika banyak dari mereka yang geram karena fans Zhuge Ling tidak hanya di Sekte Luar saja tapi sudah sampai ke Sekte Dalam. Itu dikarenakan kecantikan dan juga latar belakang Zhuge Ling yang menakjubkan. “Memangnya kenapa?” Lawan Zhuge Ling semakin arogan menatap ke tribun Sekte Bilah Langit. Namun, di depan pemuda itu, Zhuge Ling sudah melesat terlebih dahulu setelah host menyatakan pertandingan dimulai. Pedang berselimut aura Qi warna perak di tangan Zhuge Ling sudah menusuk ke lawannya. Traang! “Hei! Cantik, kau tidak sabaran sekali!” Lawan Zhuge Ling sudah sigap dengan tombak besi yang lekas dikeluarkan untuk menangkis tusukan pedang di tangan gadis itu. Pedang Zhuge Ling beradu dengan tombak lawan, menimbulkan bunyi dentang yang menusuk telinga saking kuatnya bertabrakan di setiap serangan masing-masing. “Wah, ternyata kau kuat juga sebagai wanita.” Lawan Zhuge

    Last Updated : 2024-04-10
  • Pendekar Tanpa Wajah   106 - Babak Kedua Dimulai, Yao Chen Ditargetkan

    “Hm?” Yao Chen menoleh ke Su Tingnam yang cukup jauh darinya. Meski begitu, dia masih mendengar teriakan pemuda keluarga Su itu. Banyak kawan-kawan Su Tingnam yang melotot galak ke Yao Chen, memberikan intimidasi dari tatapan membunuh mereka. ‘Aku sudah ditargetkan? Ha hah!’ Yao Chen tertawa kecut di dalam hati. “Kenapa, bocah? Kau takut?” tanya Gao Long. “Tentu tidak!” Yao Chen menjawab Embrio Naganya. Sedangkan rekan-rekannya di Sekte Bilah Langit, ada yang memandang iba pada Yao Chen atas ancaman Su Tingnam, ada pula yang menyalahkan dia. “Itulah gunanya bersikap rendah hati ketika masih menjadi murid baru, Yao Chen.” Seorang kakak senior dari Sekte Dalam menegur Yao Chen. Yao Chen malas menjawab. Untuk apa? Toh mereka tak paham duduk perkara sebenarnya. “Jangan khawatir, Yao Chen.” Lantunan merdu di dekat Yao Chen terdengar. Itu adalah Sima Honglian. “Aku yakin kau bisa mengalahkan dia untuk kedua kalinya nanti.” Beberapa Murid Dalam heran dengan ucapan Sima Honglian. Apa

    Last Updated : 2024-04-11

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   545 - Bara yang Belum Padam

    Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   544 - Keheningan Setelah Badai

    Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"

  • Pendekar Tanpa Wajah   543 - Malam Penuh Kekacauan

    "Bersiap saja kalian berpindah alam!" Senyum seringaian Yao Chen semakin lebar. Angin kencang bertiup liar saat aura gelap yang menguar dari tubuh Yao Chen semakin menggila. Tanah di sekitarnya merekah, retakan hitam menyebar bagaikan jaring laba-laba. Tubuhnya masih dikelilingi energi hitam pekat dari mode Asura Gelap, dan matanya bersinar merah darah, penuh kegilaan.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri di udara, jubah emas mereka berkibar.“Kau benar-benar sudah melewati batas, Yao Chen,” ujar Gongsun Huojun, ekspresinya tetap tenang, tapi auranya membumbung tinggi, menekan seluruh area.“Kalian pikir bisa menghentikanku?” Yao Chen menyeringai, lalu mengangkat tangan kanannya ke langit. Petir hitam menggelegar di atasnya, berkumpul membentuk pusaran energi yang mencekam.Dalam sekejap, dia mengayunkan tangannya ke bawah.BRUUUUM!!!Gelombang petir hitam menghantam tanah, menciptakan ledakan dahsyat! Puluhan bangunan pasar malam hancur berkeping-keping, dan tanah bergetar heb

  • Pendekar Tanpa Wajah   542 - Kota Seribu Dewa – Pasar Malam yang Berlumuran Darah

    Pria itu menyeringai. “Di dunia ini, kekuatan yang menentukan segalanya, bukan tempat atau keadaan.”Tanpa aba-aba, salah satu anggota sekte melesat dengan kecepatan tinggi, tinjunya mengarah langsung ke wajah Yao Chen!Dhaarrr!Yao Chen mengangkat lengannya dengan santai dan menahan pukulan itu. Angin ledakan dari benturan itu menghancurkan kios-kios di sekitar mereka. Lalu, dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan keras ke perut lawannya.Bruakk!Pria itu terpental menghantam tembok batu, retakan besar terbentuk di sekelilingnya sebelum dia jatuh tersungkur.“Kurang ajar!”Dua orang lainnya langsung menyerang bersamaan. Yang satu menggunakan pedang panjang berwarna ungu, sementara yang lain menghunus tombak dengan ujung berkilauan energi petir.Klang!Pedang itu berkelebat dengan kecepatan luar biasa, tetapi Yao Chen menghindarinya dengan langkah gesit.Tombak petir menyambar ke arahnya, tapi dengan telapak tangan kosong, Yao Chen menghantam tombak itu de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status