Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk semua yang merayakannya, mohon maaf bila otor ada salah dan keliru atau kurang memuaskan kalian saat menuliskan cerita. Bagi yang mudik, hati2 di jalan dan stay safe selalu, yak! Yuk jangan lupa kirim berlian untuk Yao Chen di sini yuk! ;'))
‘Dia … dia sungguh berada di Tingkat 6 Awal!’ Yao Chen masih terkesima dengan basis kultivasi Li Yaren.Namun, ketika dia melihat ke rekan-rekan sesama murid Sekte Bilah Langit, mereka semua sepertinya tidak seterkejut dirinya.‘Selama ini yang tergambar dari Li Yaren hanyalah dia pria mesum dan pemalas sampai ingin mengaku kalah begitu naik arena. Bahkan dia sendiri yang berkata kalau harus diancam terlebih dahulu oleh Wakil Ketua Sekte agar bersedia ikut Kompetisi 3 Sekte.’ Yao Chen masih belum paham akan Li Yaren.‘Nyatanya, tingkat kultivasinya setinggi itu.’ Yao Chen hanya bisa menghela napas pelan-pelan sambil masih membatin, ‘Memang tak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja.’Dia sendiri tak ingat betapa dia berulang kali membuat kaget orang-orang karena mereka selalu salah menilai dirinya.Sementara itu, di arena, Li Yaren mulai diserang secara ganas oleh lawannya.“Nona, lebih baik menyerah saja dan kita bisa menepi untuk saling mengenal lebih mendalam. Siapa tau kita bisa
“Apa dia bilang?!” geram murid Sekte Bilah Langit ketika lawan Zhuge Ling hendak kurang ajar pada gadis itu. Wajar jika banyak dari mereka yang geram karena fans Zhuge Ling tidak hanya di Sekte Luar saja tapi sudah sampai ke Sekte Dalam. Itu dikarenakan kecantikan dan juga latar belakang Zhuge Ling yang menakjubkan. “Memangnya kenapa?” Lawan Zhuge Ling semakin arogan menatap ke tribun Sekte Bilah Langit. Namun, di depan pemuda itu, Zhuge Ling sudah melesat terlebih dahulu setelah host menyatakan pertandingan dimulai. Pedang berselimut aura Qi warna perak di tangan Zhuge Ling sudah menusuk ke lawannya. Traang! “Hei! Cantik, kau tidak sabaran sekali!” Lawan Zhuge Ling sudah sigap dengan tombak besi yang lekas dikeluarkan untuk menangkis tusukan pedang di tangan gadis itu. Pedang Zhuge Ling beradu dengan tombak lawan, menimbulkan bunyi dentang yang menusuk telinga saking kuatnya bertabrakan di setiap serangan masing-masing. “Wah, ternyata kau kuat juga sebagai wanita.” Lawan Zhuge
“Hm?” Yao Chen menoleh ke Su Tingnam yang cukup jauh darinya. Meski begitu, dia masih mendengar teriakan pemuda keluarga Su itu. Banyak kawan-kawan Su Tingnam yang melotot galak ke Yao Chen, memberikan intimidasi dari tatapan membunuh mereka. ‘Aku sudah ditargetkan? Ha hah!’ Yao Chen tertawa kecut di dalam hati. “Kenapa, bocah? Kau takut?” tanya Gao Long. “Tentu tidak!” Yao Chen menjawab Embrio Naganya. Sedangkan rekan-rekannya di Sekte Bilah Langit, ada yang memandang iba pada Yao Chen atas ancaman Su Tingnam, ada pula yang menyalahkan dia. “Itulah gunanya bersikap rendah hati ketika masih menjadi murid baru, Yao Chen.” Seorang kakak senior dari Sekte Dalam menegur Yao Chen. Yao Chen malas menjawab. Untuk apa? Toh mereka tak paham duduk perkara sebenarnya. “Jangan khawatir, Yao Chen.” Lantunan merdu di dekat Yao Chen terdengar. Itu adalah Sima Honglian. “Aku yakin kau bisa mengalahkan dia untuk kedua kalinya nanti.” Beberapa Murid Dalam heran dengan ucapan Sima Honglian. Apa
“Humph!’ Yao Chen segera melejit juga ke angkasa untuk menghindari serangan puluhan pedang Qi dari lawannya. Setelahnya, Yao Chen membalas dengan membentuk lingkaran aura energi Qi dia yang menyemburkan puluhan serangan api yang dibentuk menjadi pasak-pasak tajam dan panjang ke lawannya. “Bocah itu sudah bisa mengeluarkan elemen api? Tapi dia bukan tingkat 6, kenapa bisa begitu?” Seorang murid Sekte Matahari Merah terbelalak kaget. “Kenapa tidak? Dia seorang alkemis, wajar kalau memiliki api sendiri.” Sima Honglian yang tak jauh dari pemuda Sekte Matahari Merah itu menjawab dengan santai. “Dia … dia seorang alkemis?” Kawan di sebelahnya menyahut sambil menatap heran ke Sima Honglian. “Tak hanya alkemis, dia juga bisa menempa senjata.” Sima Honglian memburaikan kemampuan Yao Chen tanpa ditahan-tahan. Tak hanya murid Sekte Matahari Merah yang ada di tribun sebelah yang terkejut, bahkan Murid Dalam dari Sekte Bilah Langit pun sama kagetnya. “Pantas saja dia kuat dan bisa mengalahk
“Aku … aku mendapatkannya dari guruku terdahulu.” Yao Chen memutuskan untuk berbohong dan menyembunyikan kemampuannya. Jikalau itu pil tingkat 1, mungkin dia bisa mengakuinya, tapi tingkat 2 ini belum ada siapa pun di sekte yang tau. Bahkan dia belum menjualnya ke Xiao Rong. Dia berencana ingin menjual itu ketika berhasil masuk ke Sekte Dalam. “Gurumu terdahulu? Oh!” Beberapa Murid Dalam terlihat terkejut sekaligus kecewa setelah mendengar jawaban Yao Chen. Segera, mereka mulai surut dan tidak lagi merasa penasaran pada Yao Chen. “Bocah aneh, kau cukup dermawan juga ke temanmu sampai pil berharga dari gurumu pun kau berikan begitu saja.” Salah satu Murid Dalam mencibir ke Yao Chen. Tak mau menanggapinya, Yao Chen lebih memilih untuk menyuruh Hu Gao lekas memakan pil itu. Karena sudah terdesak begitu, Hu Gao memang menelannya dan segera saja dia merasakan manfaatnya. Dia jauh lebih pulih beberapa belas detik usai menyerap pil dari Yao Chen. “Terima kasih, Saudara Yao. Ini sangat
“Hmph!” Yao Chen mendengus keras sambil menggunakan Teknik Langkah Hantu.Kali ini, Yao Chen tidak menggunakan jurus tinjunya karena dia menyadari senjata lawannya berada di tingkat hitam kelas atas.‘Aku ingin menjajal pedangku!’ serunya dalam hati sembari melesat.Maka, keluarlah pedang merah tipis namun kuat di tangannya.Seiring dengan meledaknya energi, aura Qi menyebar di sekeliling tubuh Yao Chen, membentuk pusaran. Sewaktu pedangnya dialiri energi kuat, bilahnya sekaligus memancarkan cahaya keemasan.“Apa?!” Lawannya terkejut, tentu saja. Pemuda yang menerjangnya memakai senjata tingkat bumi? Beruntung dia memiliki respon cepat atau lehernya bisa tertebas.Tak hanya dia saja yang terkejut, penonton juga mulai heboh.“Gila! Itu Senjata Tingkat Bumi?!”“Yang benar saja! Bocah Tingkat 3 seperti dia diberi Senjata Tingkat Bumi?! Boros sekali!”“Apakah dia dari keluarga kaya yang bisa membelikannya barang mahal seperti itu?”“Astaga! Si aneh itu punya senjata jenis mahal! Orang tua
“Sekte benar-benar keterlaluan sudah mengancamku begini!” Li Yaren masih kesal.Yao Chen tak bisa berbuat apa-apa kecuali merasa iba pada Li Yaren.Akhirnya tiba nama Li Yaren disebut oleh penantangnya. Dengan enggan, pemuda mesum itu pun terpaksa bangkit dari bangkunya menuju ke arena.“Huh! Untuk apa kau maju ke arena? Oh, aku tau! Ingin mengakui kekalahanmu pada sekte kami, ‘kan?” celetuk salah satu murid Sekte Matahari Merah yang disambut derai tawa kawan-kawannya.Namun, justru telinga Ximen Hugeng yang memerah mendengar itu. Sedangkan Li Yaren justru memberikan cengiran konyol pada yang menyindirnya.“Ha ha! Aku yakin dia sudah ketakutan saat tau lawannya dari sekte kita!” Murid Sekte Matahari Merah lainnya mengejek Li Yaren dan kawannya yang di sana memberikan cemoohan bernada sama.Sepanjang berjalan ke panggung arena, Li Yaren terus mendapat cemoohan dan cibiran sebagai pecundang karena baru dia peserta pertama yang langsung menyerah begitu tiba di panggung.“Huh! Ayo sini le
Pertandingan selanjutnya, Zhuge Ling menantang orang satu regunya. Kali ini dari Sekte Matahari Merah. “Aku yakin dia menang.” Yao Chen berbicara dengan Gao Long. “Ya, meski tingkat kultivasi lawannya satu tingkat minor di atas dia, aku juga yakin dia menang.” Gao Long setuju. Seperti yang diprediksi Yao Chen, Zhuge Ling memang menang meski lawan memberikan perlawanan yang alot dan sulit, tapi gadis itu tetap memenangkan pertarungan. “Bagaimana lukamu?” tanya Sima Honglian ketika Zhuge Ling kembali ke tribun. Tadi di arena, Zhuge Ling sempat mendapatkan luka tebas di lengannya. “Tidak ada masalah, Master.” Zhuge Ling menyahut. “Yao Chen, kau masih punya pil luka?” tanya Sima Honglian sambil menyentuh bahu Yao Chen dari belakang. Mau tak mau, Yao Chen menoleh ke belakang dan mendapati wajah tersenyum Sima Honglian. “Ya, Master. Ada.” Yao Chen pun memberikan pil yang sama dengan yang dia berikan ke Hu Gao sebelumnya ke Zhuge Ling. “Terima kasih.” Zhuge Ling menerima dengan waja
Tapi sebelum dia bisa mengambil keputusan, Gongsun Huojun muncul dari aula utama bersama beberapa tetua sekte. “Cukup!” suaranya bergema, penuh wibawa. “Ini bukan tempat untuk menyelesaikan perbedaan. Simpan energimu untuk turnamen.”Semua mata beralih ke arah Gongsun Huojun. Para pemuda itu terdiam, tahu bahwa mereka tidak bisa menentang orang sekuat Gongsun Huojun. Yao Chen menurunkan pedangnya perlahan, tetapi tatapannya tetap tajam.“Aku akan mengingat wajah kalian,” gumam Yao Chen dingin sebelum berbalik, pedangnya menghilang dalam cahaya api yang redup.Gongsun Huojun menatap putranya sejenak, lalu mendekati Nona Sheng. “Nona, kau juga harus mengendalikan emosimu. Situasi ini tidak baik untuk reputasi siapa pun.”Nona Sheng hanya mendengus kecil, menyarungkan pedangnya. Tapi dalam hati, dia tahu, Yao Chen bukan pria biasa. Mungkin inilah yang membuatnya ingin Yao Chen memenangkan turnamen, lebih dari sebelumnya.“Humph!” dengus Yao Chen sambil melirik tajam ke empat pemuda tadi.
“Aku bertanya-taya, apa yang membuatmu begitu berambisi ingin aku menikahimu?” tanya Yao Chen lebih lanjut.Yao Chen melontarkan pertanyaan itu dengan nada tenang, tetapi pandangannya tajam.Nona Sheng yang semula penuh percaya diri, terlihat sedikit gugup sebelum akhirnya kemarahannya memuncak. Pipinya memerah, bukan karena malu biasa, tetapi lebih karena harga dirinya yang terusik.“Kau benar-benar kurang ajar!” seru Nona Sheng dengan suara yang tegas.Dia bergerak cepat, menarik pedang putihnya dari balik jubahnya. Udara di sekitar mereka tiba-tiba bergetar ketika elemen angin yang kuat mengalir melalui pedang tersebut. Dengan kilatan tajam di matanya, dia menerjang Yao Chen tanpa ragu.Yao Chen yang sudah menduga serangan itu segera menarik pedang merahnya, mengalirkan api murni dari Gao Long ke bilahnya.Api menyala terang, menciptakan kontras mencolok dengan kilauan pedang putih Nona Sheng.Ketika kedua pedang bertemu, suara dentingan logam yang keras menggema di taman.“Jadi, i
Yao Chen tersenyum kecil, berusaha menjaga ketenangan. “Tentu saja, Tuan Sheng. Saya menghormati acara ini sebagai bagian dari adat dan tradisi Sekte Langit Kudus.”Meski ingin sekali Yao Chen meneriakkan bahwa dia hanya terperangkap di situasi yang tidak dia inginkan bersama Nona Besar Sheng, dia masih menghargai tuan rumah dan berusaha menjaga wibawa Istana Dewa yang dia emban karena dia adalah Putra Suci.Namun, belum sempat Yao Chen melanjutkan, Nona Besar Sheng bersuara dengan nada pedas. “Tradisi atau tidak, Tuan Muda, Anda sudah menyentuhku di hadapan publik. Apakah Anda tidak berpikir untuk bertanggung jawab?”Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Beberapa tamu menatap dengan penuh minat, sementara yang lain berbisik-bisik.Yao Chen menahan napas, mengingat kembali insiden di sebuah acara sebelumnya di mana secara tidak sengaja dia menyelamatkan Nona Sheng dari bahaya dengan menariknya ke pelukannya. Itu memang tidak disengaja, tetapi wanita itu terus memanfaatkan situasi.“Saya h
‘Dia memang cantik,’ batin Yao Chen bersuara jujur.Mana ada pria dengan pengelihatan normal dan waras akan mengatakan Putri Suci buruk rupa. Raut wajah seputih pualam dan semulus giok begitu takkan habis untuk dipuji sepanjang hari.Kemudian, Gongsun Huojun mengangkat tangannya, dan seketika kerumunan menjadi sunyi. Suaranya yang tegas menggema di seluruh aula.“Para tamu sekalian yang aku hormati, malam ini adalah malam bersejarah bagi Istana Dewa dan Negara Tianwu. Setelah bertahun-tahun kehilangan salah satu darah dagingku, langit telah berbaik hati mempertemukan kami kembali. Dia adalah Gongsun Yichen, pewaris sah darah keluarga Gongsun!”Ucapan selamat bergemuruh memenuhi aula diiringi salam soja para tamu ke tuan rumah, tetapi Gongsun Huojun belum selesai. Dia melanjutkan, suaranya dipenuhi kebanggaan.“Namun, malam ini bukan hanya tentang penemuan kembali seorang putra. Aku juga akan mengangkatnya sebagai Putra Suci Istana Dewa, berdampingan dengan Putri Suci terpilih kami, un
“Oh! Apa yang ada di pikiranmu, Bai Yuan?” Gongsun Huojun mulai tertarik. “Lekas katakan!”Kemudian, mereka mulai berdiskusi panjang.Di keesokan harinya, Gongsun Huojun kembali memanggil Yao Chen ke ruangan pribadinya.“Apakah masih ada lagi hal lain yang perlu dibicarakan?” tanya Yao Chen agak malas.Dia masih berlatih di ruangan khusus ketika Bai Yuan masuk dan memintanya menemui Gongsun Huojun.Mungkin hanya Yao Chen saja yang begitu berani berucap demikian dengan sikap santai malas seperti itu terhadap Gongsun Huojun. Yah, hendak bagaimana lagi apabila dia belum juga memiliki kedekatan emosional anak dan ayah dengan pria yang membawanya ke dunia atas.“Chen’er, Ayah sudah mendengar mengenai insidenmu dengan Nona Besar Sheng dari Sekte Langit Kudus. Tentu saja mereka tidak ingin putrinya ternodai tanpa pertanggungjawabanmu.”Yao Chen langsung teringat dengan hal itu. Dia menarik napas panjang, hendak bicara.Tapi, Gongsun Huojun lebih dulu berkata, “Ayah ingin kamu mempersiapkan d
Setelah kejadian di Dunia Seribu, hubungan Yao Chen dan Putri Suci kian erat. Gongsun Huojun memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertemukan keduanya dalam berbagai acara resmi di Istana Dewa.Entah itu perjamuan kecil di taman istana atau latihan bersama di aula utama, Gongsun Huojun selalu memastikan Yao Chen dan Putri Suci berada dalam satu lingkaran yang sama.“Ayo, Chen’er! Jaga Putri Suci! Jangan sampai dia terluka!” Gongsun Huojun terus memberikan kesempatan pada Yao Chen.Pada suatu malam, Yao Chen duduk di bawah pohon sakura di taman belakang istana. Udara dingin membuat daun-daun berguguran pelan. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang tenang, topeng emas tetap menutupi sebagian besar ekspresinya.“Putra Suci,” suara lembut memecah kesunyian. Putri Suci mendekat, mengenakan jubah putih yang berkilauan di bawah sinar bulan.Yao Chen menoleh. “Putri Suci, ini sudah malam. Mengapa kau di sini?”“Saya … saya ingin berterima kasih atas apa yang terjadi di Dunia Seribu. Jika buka
Craasss!“Mati!” seru Yao Chen sembari tangannya menebaskan Pedang Keseimbangan ke iblis jiwa.“Haarrrkkhhh!” Iblis jiwa menjerit, melengkingkan suara kesakitan bercampur tak rela. “Manusia … sampaahh ….”Kemudian, sosok kabut asap iblis jiwa pun tercerai-berai. Dia musnah.“Sudah berhasil?” tanya Yao Chen secara telepati pada sosok Kaisar Manusia yang sedang berada di dalam pedangnya.“Ya, bocah Yao. Kau sudah berhasil memusnahkan iblis jiwa Putri Suci.” Kaisar Manusia menyahut.Yao Chen lega, pengalamannya bertambah. Namun, apa itu iblis jiwa?Dari dalam ruang dimensi jiwa, Gao Long yang terhubung dengan Yao Chen menjelaskan, “Iblis jiwa merupakan kumpulan godaan dan rintangan yang dimiliki semua pendekar kultivator. Apabila iblis jiwa tidak lekas dibasmi, maka masa depan kultivasi akan cukup terhambat.”Kini Yao Chen paham. Lalu, apakah dia juga nantinya memiliki iblis jiwa?“Sepertinya alam lain ini memicu keluarnya iblis jiwa seseorang.” Kaisar Manusia berpikir demikian.Yao Chen
“Tusuk? Dengan Pedang Keseimbangan?” Yao Chen terkejut dengan perintah sosok Kaisar Manusia.Sudah tentu ini menyebabkan Yao Chen membelalakkan mata lebar-lebar. Dia harus menusuk Putri Suci di bagian depan dantian?“Ya, tusuk dia dengan pedangku beserta energi pusakamu.” Suara Kaisar Manusia bergema di kepala Yao Chen.Ini cukup membuat Yao Chen gamang.“Ta-tapi, Tuan Kaisar, bukankah dia keturunanmu sendiri? Kenapa harus ditusuk?” Yao Chen masih tak percaya dengan perintah yang diberikan padanya.“Bocah, sudahlah! Kalau dia menyuruhmu menusuk, ya tusuk saja!” Gao Long menyeru dari ruang dimensi jiwa dengan suara tak sabarannya.Kalau dua entitas besar seperti Kaisar Manusia dan Naga Kuno Gao Long sudah sama-sama berucap akan satu hal yang kompak, maka apa yang perlu diragukan Yao Chen.Hanya saja … menusuk?“Baiklah!” Menyingkirkan semua keraguannya, Yao Chen berseru sambil semakin menyalurkan energi emas Tasbih Mutiara untuk melingkupi seluruh badan Pedang Keseimbangan dari pangkal
“Anda yakin aku harus menggunakan Pedang Keseimbangan?” tanya Yao Chen secara telepati ke sosok Kaisar Manusia.“Ya, gunakan saja Pedang Keseimbangan untuk melawannya.” Sosok Kaisar Manusia terus mendorong Yao Chen untuk menurutinya.Karena sudah seperti itu, maka Yao Chen tidak lagi perlu ragu. Lagi pula, dia ada di alam lain yang tak ada orang bisa melihat kecuali Putri Suci saja. Itu pun Putri Suci seperti bukan dirinya sendiri.‘Pedang Keseimbangan!’ Yao Chen berseru di benaknya.Kemudian, dari perutnya, keluarlah pedang besar berwarna keperakan. Yao Chen harus menggunakan kedua tangannya untuk bisa memegangnya dengan benar dan stabil.Ada energi dari Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa yang melingkupi Pedang Keseimbangan. Energi itu memancarkan cahaya keperakan yang cukup menyilaukan.“Bagus! Memang begitu seharusnya, bocah!” Gao Long ikut bicara, menyemangati Yao Chen.Yao Chen segera saja menyalurkan energi emas dari Tasbih Semesta yang sudah terintegrasi dengan Pedang Keseimbangan