Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 107 - Lagi-lagi Cukup dengan Satu Tinju untuk Membungkam

Share

107 - Lagi-lagi Cukup dengan Satu Tinju untuk Membungkam

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-11 15:44:54

“Humph!’ Yao Chen segera melejit juga ke angkasa untuk menghindari serangan puluhan pedang Qi dari lawannya.

Setelahnya, Yao Chen membalas dengan membentuk lingkaran aura energi Qi dia yang menyemburkan puluhan serangan api yang dibentuk menjadi pasak-pasak tajam dan panjang ke lawannya.

“Bocah itu sudah bisa mengeluarkan elemen api? Tapi dia bukan tingkat 6, kenapa bisa begitu?” Seorang murid Sekte Matahari Merah terbelalak kaget.

“Kenapa tidak? Dia seorang alkemis, wajar kalau memiliki api sendiri.” Sima Honglian yang tak jauh dari pemuda Sekte Matahari Merah itu menjawab dengan santai.

“Dia … dia seorang alkemis?” Kawan di sebelahnya menyahut sambil menatap heran ke Sima Honglian.

“Tak hanya alkemis, dia juga bisa menempa senjata.” Sima Honglian memburaikan kemampuan Yao Chen tanpa ditahan-tahan.

Tak hanya murid Sekte Matahari Merah yang ada di tribun sebelah yang terkejut, bahkan Murid Dalam dari Sekte Bilah Langit pun sama kagetnya.

“Pantas saja dia kuat dan bisa mengalahk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   108 - Kau? Kakekku?

    “Aku … aku mendapatkannya dari guruku terdahulu.” Yao Chen memutuskan untuk berbohong dan menyembunyikan kemampuannya. Jikalau itu pil tingkat 1, mungkin dia bisa mengakuinya, tapi tingkat 2 ini belum ada siapa pun di sekte yang tau. Bahkan dia belum menjualnya ke Xiao Rong. Dia berencana ingin menjual itu ketika berhasil masuk ke Sekte Dalam. “Gurumu terdahulu? Oh!” Beberapa Murid Dalam terlihat terkejut sekaligus kecewa setelah mendengar jawaban Yao Chen. Segera, mereka mulai surut dan tidak lagi merasa penasaran pada Yao Chen. “Bocah aneh, kau cukup dermawan juga ke temanmu sampai pil berharga dari gurumu pun kau berikan begitu saja.” Salah satu Murid Dalam mencibir ke Yao Chen. Tak mau menanggapinya, Yao Chen lebih memilih untuk menyuruh Hu Gao lekas memakan pil itu. Karena sudah terdesak begitu, Hu Gao memang menelannya dan segera saja dia merasakan manfaatnya. Dia jauh lebih pulih beberapa belas detik usai menyerap pil dari Yao Chen. “Terima kasih, Saudara Yao. Ini sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Pendekar Tanpa Wajah   109 - Menjajal Senjata Tingkat Bumi

    “Hmph!” Yao Chen mendengus keras sambil menggunakan Teknik Langkah Hantu.Kali ini, Yao Chen tidak menggunakan jurus tinjunya karena dia menyadari senjata lawannya berada di tingkat hitam kelas atas.‘Aku ingin menjajal pedangku!’ serunya dalam hati sembari melesat.Maka, keluarlah pedang merah tipis namun kuat di tangannya.Seiring dengan meledaknya energi, aura Qi menyebar di sekeliling tubuh Yao Chen, membentuk pusaran. Sewaktu pedangnya dialiri energi kuat, bilahnya sekaligus memancarkan cahaya keemasan.“Apa?!” Lawannya terkejut, tentu saja. Pemuda yang menerjangnya memakai senjata tingkat bumi? Beruntung dia memiliki respon cepat atau lehernya bisa tertebas.Tak hanya dia saja yang terkejut, penonton juga mulai heboh.“Gila! Itu Senjata Tingkat Bumi?!”“Yang benar saja! Bocah Tingkat 3 seperti dia diberi Senjata Tingkat Bumi?! Boros sekali!”“Apakah dia dari keluarga kaya yang bisa membelikannya barang mahal seperti itu?”“Astaga! Si aneh itu punya senjata jenis mahal! Orang tua

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Pendekar Tanpa Wajah   110 - Badut Li Yaren

    “Sekte benar-benar keterlaluan sudah mengancamku begini!” Li Yaren masih kesal.Yao Chen tak bisa berbuat apa-apa kecuali merasa iba pada Li Yaren.Akhirnya tiba nama Li Yaren disebut oleh penantangnya. Dengan enggan, pemuda mesum itu pun terpaksa bangkit dari bangkunya menuju ke arena.“Huh! Untuk apa kau maju ke arena? Oh, aku tau! Ingin mengakui kekalahanmu pada sekte kami, ‘kan?” celetuk salah satu murid Sekte Matahari Merah yang disambut derai tawa kawan-kawannya.Namun, justru telinga Ximen Hugeng yang memerah mendengar itu. Sedangkan Li Yaren justru memberikan cengiran konyol pada yang menyindirnya.“Ha ha! Aku yakin dia sudah ketakutan saat tau lawannya dari sekte kita!” Murid Sekte Matahari Merah lainnya mengejek Li Yaren dan kawannya yang di sana memberikan cemoohan bernada sama.Sepanjang berjalan ke panggung arena, Li Yaren terus mendapat cemoohan dan cibiran sebagai pecundang karena baru dia peserta pertama yang langsung menyerah begitu tiba di panggung.“Huh! Ayo sini le

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12
  • Pendekar Tanpa Wajah   111 - Hu Gao Dalam Bahaya

    Pertandingan selanjutnya, Zhuge Ling menantang orang satu regunya. Kali ini dari Sekte Matahari Merah. “Aku yakin dia menang.” Yao Chen berbicara dengan Gao Long. “Ya, meski tingkat kultivasi lawannya satu tingkat minor di atas dia, aku juga yakin dia menang.” Gao Long setuju. Seperti yang diprediksi Yao Chen, Zhuge Ling memang menang meski lawan memberikan perlawanan yang alot dan sulit, tapi gadis itu tetap memenangkan pertarungan. “Bagaimana lukamu?” tanya Sima Honglian ketika Zhuge Ling kembali ke tribun. Tadi di arena, Zhuge Ling sempat mendapatkan luka tebas di lengannya. “Tidak ada masalah, Master.” Zhuge Ling menyahut. “Yao Chen, kau masih punya pil luka?” tanya Sima Honglian sambil menyentuh bahu Yao Chen dari belakang. Mau tak mau, Yao Chen menoleh ke belakang dan mendapati wajah tersenyum Sima Honglian. “Ya, Master. Ada.” Yao Chen pun memberikan pil yang sama dengan yang dia berikan ke Hu Gao sebelumnya ke Zhuge Ling. “Terima kasih.” Zhuge Ling menerima dengan waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Pendekar Tanpa Wajah   112 - Hasil Putaran Kedua

    “Mati saja bocah lemah sepertimu!” Wan Yao tertawa sambil mengetatkan cekikannya. Satu tangan dia diangkat sambil bersiap menghancurkan kepala Hu Gao.“Kak Hu Gao!” Yao Chen berteriak kencang sambil bangkit dari bangkunya. Dia hendak pergi ke arena.Namun, belum sempat Yao Chen melaksanakan itu, Feng Yuan sudah lebih dahulu melesat ke arena.Plak! Plak!Kepalan tangan Wan Yao yang hendak meremukkan kepala Hu Gao segera ditampar Feng Yuan hingga Hu Gao terlepas dari cengkeramannya dan lekas ditangkap Feng Yuan.Du Buiheng tak tinggal diam saja dan ikut maju ke arena. “Feng Yuan! Apa-apaan tindakanmu itu?!” teriaknya sengit.“Menurutmu apa? Aku sedang berbaik hati dengan mecegah murid sektemu melakukan pelanggaran di arena dan kau masih melotot padaku?!” Feng Yuan memeluk Hu Gao dengan satu tangan. “Harusnya kau berterima kasih padaku!”Sikap tubuh Feng Yuan gagah ketika dia melayang di langit, tak gentar berhadapan dengan Du Buiheng yang melayang di depannya.“Tapi dia tidak bermaksud

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-14
  • Pendekar Tanpa Wajah   113 - Putaran Keempat, Tantangan dari Su Tingnam

    ‘Putaran ketiga akhirnya datang!’ Yao Chen menggumam sambil mengepalkan kedua tangan.Putaran ketiga, lagi-lagi bukan sebuah masalah bagi Yao Chen untuk mengalahkan lawannya meski lawan berada beberapa tingkat minor di atasnya.“Kenapa bocah bertopeng itu masih saja berhasil memenangkan pertarungan?” Seorang murid Sekte Matahari Merah berteriak kesal.“Seseorang, tak adakah yang bisa menghentikan si Tingkat 3 itu? Aku tak sudi jika bocah aneh seperti dia justru menang!” Kawannya berseru.Banyak dari murid Sekte Matahari Merah yang berteriak kesal gara-gara Yao Chen berhasil menundukkan lawannya dengan mudah.Namun, murid dari Sekte Bilah Langit juga tak tinggal diam.“Memangnya kenapa kalau dia lebih hebat dari teman kalian yang Tingkat 5 atau 6? Apa dia salah kalau teman kalian yang payah?” balas Li Yaren dengan berani ke tribun Sekte Matahari Merah di samping.Ucapan Li Yaren mendapatkan dukungan dari lainnya.Hanya saja, semua lekas dihentikan oleh Feng Yuan dan Wang Lihui sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   114 - Su Tingnam Kewalahan

    “He he he … Yao Chen, sekarang kau ada dalam genggaman tanganku!” Su Tingnam terkekeh sembari menyeringai.Yao Chen tidak memberikan respon kata-kata melainkan sibuk mengumpulkan energi Qi dia di tangan.Namun, ketika dia melihat Su Tingnam mengeluarkan Senjata Level Bumi tingkat tinggi, maka tak ada alasan bagi Yao Chen menyimpan pedangnya lebih lama.“Pedang Merah Semesta!” Yao Chen menamai pedangnya demikian.Pedang buatannya sendiri itu pun muncul di tangan kanan Yao Chen.“Huh! Hari ini kau harus mati, Yao Chen!” teriak Su Tingnam sembari melesat ke Yao Chen.Yao Chen tidak pasif begitu saja. Dia memunculkan Qi pedang yang menyelimuti Pedang Merah Semesta.Tak hanya itu, dia juga menggunakan Teknik Langkah Hantu yang semakin baik kecepatannya seiring meningkatnya kultivasi dia.“Haargh!” Sembari mengayunkan pedang merahnya, Yao Chen melesat bagaikan kilatan listrik.Dang! Trang!Kedua pedang saling berbenturan dengan ganas di arena, memercikkan bunga api ke sekeliling mereka.Waj

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-15
  • Pendekar Tanpa Wajah   115 - Spotlight yang Tercuri, Yao Chen Mencengangkan Banyak Penonton

    “Krrhhkk!” Su Tingnam terus menggertakkan giginya sembari berusaha menahan serangan pedang Yao Chen yang tidak berjeda memukul dan menghantam.Kaki Su Tingnam perlahan-lahan mulai terus bergerak terseret ke belakang akibat dari desakan Yao Chen.“Wah, itu tidak masuk akal! Tingkat 6 Menengah bisa terus terdorong ke belakang oleh si Tingkat 3 Puncak!” seru seorang penonton dari Sekte Bulan Mistik.“Sepertinya dia memang kuda hitam dari Sekte Bilah Langit.” Kawannya menimpali.Mata Sima Honglian berbinar senang menyaksikan pertandingan di arena.“Aku tau Yao Chen tak akan mengecewakan.” Sima Honglian tak melupakan senyumnya ketika mengatakan itu.Namun, tentu saja Su Tingnam tidak akan membiarkan dirinya menjadi bahan cemoohan orang banyak. Dia mengerahkan energi Qi dia untuk mengerahkan ratusan jarum es yang keluar dari lingkaran aura kultivasi di belakang punggungnya.Swosh! Swosh! Swosh!Mau tak mau, Yao Chen terpaksa melesat mundur dan melepaskan pedang merahnya agar dia bisa mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   578 - Reruntuhan Kota Hitam — Bayangan Sihir Darah

    “Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer

  • Pendekar Tanpa Wajah   577 - Mencari Informasi di Kota Oasis Besar

    “Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung

  • Pendekar Tanpa Wajah   576 - Dendam Baru

    “Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber

  • Pendekar Tanpa Wajah   575 - Aku Belum Selesai!

    “Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta

  • Pendekar Tanpa Wajah   574 - Panglima Gurun Jin Ying Shi Yao

    “Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An

  • Pendekar Tanpa Wajah   573 - Gurun Cakrawala Merah

    “Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.

  • Pendekar Tanpa Wajah   572 - Akhir dari Tanah Suci

    “Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu

  • Pendekar Tanpa Wajah   571 - Tidak Ada Penyesalan

    “Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per

  • Pendekar Tanpa Wajah   570 - Sosok Misterius di Tingkat 17

    “Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status