“Saatnya tiba!” Yao Chen bergumam rendah sambil melangkah keluar dari rumah yang dihuni Murid Luar sepertinya.Li Yaren juga melangkah menjajari Yao Chen, demikian pula dengan Hu Gao. Mereka seperti trio saja.“Ayo!” Wang Lihui memimpin rombongan.Siang itu, di lapangan bela diri paling besar di Sekte Matahari Merah, ada puluhan ribu orang memenuhi tempat duduk penonton. Sebagian besar dari mereka memakai jubah merah, pakaian khas murid Sekte Matahari Merah.Sementara itu, dari Sekte Bilah Langit, seragam murid mereka terdiri dari 2 macam warna, hitam dan putih. Hitam untuk Murid Luar, sedangkan putih untuk Murid Dalam dan Murid Langsung.“Apakah itu tribun tempat Sekte Bulan Mistik?” Li Yaren mendongak ke salah satu podium sambil menunjuk menggunakan kipasnya.Yao Chen dan Hu Gao sama-sama menengadah ke arah yang ditunjuk Li Yaren.Di sana, ada tribun khusus yang ditempati banyak perempuan menggunakan jubah biru muda. Mereka memang dari Sekte Bulan Mistik, sebuah sekte yang hanya men
“Tu Xiao dari Sekte Matahari Merah melawan Yao Chen dari Sekte Bilah Langit!” Akhirnya nama Yao Chen disebut juga setelah satu jam sejak acara dimulai. Dari belasan pertandingan yang sudah berlangsung sebelumnya, Sekte Matahari Merah mendominasi jumlah pemenangnya. “Yao Chen, lakukan yang terbaik.” Ximen Hugeng menatap sambil mengangguk saat Yao Chen bangkit berdiri dari kursinya. Sebagai seorang murid yang berbakti, Yao Chen memberikan soja terbaik sembari membungkukkan tubuh ke Ximen Hugeng sebelum dia keluar dari tribun Sekte Bilah Langit. Sembari Yao Chen melesat ke arah arena, ada banyak orang membicarakan dia dari bangku masing-masing. “Wah! Itu dia bocah Tingkat 3!” “Tu Xiao beruntung sekali mendapatkan lawan selemah dia!” “Nah, Tu Xiao sepertinya tak perlu banyak berusaha dan langsung akan mendapatkan kemenangannya!” “Cih! Sekte Bilah Langit payah sekali sampai bocah Tingkat 3 saja dikirim ke Kompetisi 3 Sekte.” Ada banyak cibiran untuk Yao Chen, tapi dia tidak menggub
‘Dia … dia sungguh berada di Tingkat 6 Awal!’ Yao Chen masih terkesima dengan basis kultivasi Li Yaren.Namun, ketika dia melihat ke rekan-rekan sesama murid Sekte Bilah Langit, mereka semua sepertinya tidak seterkejut dirinya.‘Selama ini yang tergambar dari Li Yaren hanyalah dia pria mesum dan pemalas sampai ingin mengaku kalah begitu naik arena. Bahkan dia sendiri yang berkata kalau harus diancam terlebih dahulu oleh Wakil Ketua Sekte agar bersedia ikut Kompetisi 3 Sekte.’ Yao Chen masih belum paham akan Li Yaren.‘Nyatanya, tingkat kultivasinya setinggi itu.’ Yao Chen hanya bisa menghela napas pelan-pelan sambil masih membatin, ‘Memang tak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja.’Dia sendiri tak ingat betapa dia berulang kali membuat kaget orang-orang karena mereka selalu salah menilai dirinya.Sementara itu, di arena, Li Yaren mulai diserang secara ganas oleh lawannya.“Nona, lebih baik menyerah saja dan kita bisa menepi untuk saling mengenal lebih mendalam. Siapa tau kita bisa
“Apa dia bilang?!” geram murid Sekte Bilah Langit ketika lawan Zhuge Ling hendak kurang ajar pada gadis itu. Wajar jika banyak dari mereka yang geram karena fans Zhuge Ling tidak hanya di Sekte Luar saja tapi sudah sampai ke Sekte Dalam. Itu dikarenakan kecantikan dan juga latar belakang Zhuge Ling yang menakjubkan. “Memangnya kenapa?” Lawan Zhuge Ling semakin arogan menatap ke tribun Sekte Bilah Langit. Namun, di depan pemuda itu, Zhuge Ling sudah melesat terlebih dahulu setelah host menyatakan pertandingan dimulai. Pedang berselimut aura Qi warna perak di tangan Zhuge Ling sudah menusuk ke lawannya. Traang! “Hei! Cantik, kau tidak sabaran sekali!” Lawan Zhuge Ling sudah sigap dengan tombak besi yang lekas dikeluarkan untuk menangkis tusukan pedang di tangan gadis itu. Pedang Zhuge Ling beradu dengan tombak lawan, menimbulkan bunyi dentang yang menusuk telinga saking kuatnya bertabrakan di setiap serangan masing-masing. “Wah, ternyata kau kuat juga sebagai wanita.” Lawan Zhuge
“Hm?” Yao Chen menoleh ke Su Tingnam yang cukup jauh darinya. Meski begitu, dia masih mendengar teriakan pemuda keluarga Su itu. Banyak kawan-kawan Su Tingnam yang melotot galak ke Yao Chen, memberikan intimidasi dari tatapan membunuh mereka. ‘Aku sudah ditargetkan? Ha hah!’ Yao Chen tertawa kecut di dalam hati. “Kenapa, bocah? Kau takut?” tanya Gao Long. “Tentu tidak!” Yao Chen menjawab Embrio Naganya. Sedangkan rekan-rekannya di Sekte Bilah Langit, ada yang memandang iba pada Yao Chen atas ancaman Su Tingnam, ada pula yang menyalahkan dia. “Itulah gunanya bersikap rendah hati ketika masih menjadi murid baru, Yao Chen.” Seorang kakak senior dari Sekte Dalam menegur Yao Chen. Yao Chen malas menjawab. Untuk apa? Toh mereka tak paham duduk perkara sebenarnya. “Jangan khawatir, Yao Chen.” Lantunan merdu di dekat Yao Chen terdengar. Itu adalah Sima Honglian. “Aku yakin kau bisa mengalahkan dia untuk kedua kalinya nanti.” Beberapa Murid Dalam heran dengan ucapan Sima Honglian. Apa
“Humph!’ Yao Chen segera melejit juga ke angkasa untuk menghindari serangan puluhan pedang Qi dari lawannya. Setelahnya, Yao Chen membalas dengan membentuk lingkaran aura energi Qi dia yang menyemburkan puluhan serangan api yang dibentuk menjadi pasak-pasak tajam dan panjang ke lawannya. “Bocah itu sudah bisa mengeluarkan elemen api? Tapi dia bukan tingkat 6, kenapa bisa begitu?” Seorang murid Sekte Matahari Merah terbelalak kaget. “Kenapa tidak? Dia seorang alkemis, wajar kalau memiliki api sendiri.” Sima Honglian yang tak jauh dari pemuda Sekte Matahari Merah itu menjawab dengan santai. “Dia … dia seorang alkemis?” Kawan di sebelahnya menyahut sambil menatap heran ke Sima Honglian. “Tak hanya alkemis, dia juga bisa menempa senjata.” Sima Honglian memburaikan kemampuan Yao Chen tanpa ditahan-tahan. Tak hanya murid Sekte Matahari Merah yang ada di tribun sebelah yang terkejut, bahkan Murid Dalam dari Sekte Bilah Langit pun sama kagetnya. “Pantas saja dia kuat dan bisa mengalahk
“Aku … aku mendapatkannya dari guruku terdahulu.” Yao Chen memutuskan untuk berbohong dan menyembunyikan kemampuannya. Jikalau itu pil tingkat 1, mungkin dia bisa mengakuinya, tapi tingkat 2 ini belum ada siapa pun di sekte yang tau. Bahkan dia belum menjualnya ke Xiao Rong. Dia berencana ingin menjual itu ketika berhasil masuk ke Sekte Dalam. “Gurumu terdahulu? Oh!” Beberapa Murid Dalam terlihat terkejut sekaligus kecewa setelah mendengar jawaban Yao Chen. Segera, mereka mulai surut dan tidak lagi merasa penasaran pada Yao Chen. “Bocah aneh, kau cukup dermawan juga ke temanmu sampai pil berharga dari gurumu pun kau berikan begitu saja.” Salah satu Murid Dalam mencibir ke Yao Chen. Tak mau menanggapinya, Yao Chen lebih memilih untuk menyuruh Hu Gao lekas memakan pil itu. Karena sudah terdesak begitu, Hu Gao memang menelannya dan segera saja dia merasakan manfaatnya. Dia jauh lebih pulih beberapa belas detik usai menyerap pil dari Yao Chen. “Terima kasih, Saudara Yao. Ini sangat
“Hmph!” Yao Chen mendengus keras sambil menggunakan Teknik Langkah Hantu.Kali ini, Yao Chen tidak menggunakan jurus tinjunya karena dia menyadari senjata lawannya berada di tingkat hitam kelas atas.‘Aku ingin menjajal pedangku!’ serunya dalam hati sembari melesat.Maka, keluarlah pedang merah tipis namun kuat di tangannya.Seiring dengan meledaknya energi, aura Qi menyebar di sekeliling tubuh Yao Chen, membentuk pusaran. Sewaktu pedangnya dialiri energi kuat, bilahnya sekaligus memancarkan cahaya keemasan.“Apa?!” Lawannya terkejut, tentu saja. Pemuda yang menerjangnya memakai senjata tingkat bumi? Beruntung dia memiliki respon cepat atau lehernya bisa tertebas.Tak hanya dia saja yang terkejut, penonton juga mulai heboh.“Gila! Itu Senjata Tingkat Bumi?!”“Yang benar saja! Bocah Tingkat 3 seperti dia diberi Senjata Tingkat Bumi?! Boros sekali!”“Apakah dia dari keluarga kaya yang bisa membelikannya barang mahal seperti itu?”“Astaga! Si aneh itu punya senjata jenis mahal! Orang tua
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu
“Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per
“Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta
Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap
“Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har