Kening Yao Chen berkerut mendengar tantangan dari Dongfeng Yan. “Kamu belum kapok dengan yang kekalahanmu kemarin?”Sementara itu, Murong Xuan yang bertugas mengantar Yao Chen ke hunian baru hanya melirik, tidak mengatakan apa pun.“Kali ini kita bertanding bela diri. Kenapa? Kamu tidak berani mengambilnya? Terlalu pengecut?” provokasi Dongfeng Yan.Sebagai pria, Yao Chen tak mungkin diam membiarkan dirinya direndahkan sedemikian rupa.“Sebut saja tempatnya.” Setelah itu, Yao Chen kembali melangkah.“Aula besar bela diri Balai Kota!” seru Dongfeng Yan mengenai lokasinya.Kali ini, akhirnya Murong Xuan berhenti dan menoleh ke belakang, menatap Dongfeng Yan.“Tuan Muda Dongfeng, bukankah sebaiknya tidak di sana?” Murong Xuan berkata sembari menghadapkan tubuhnya ke Dongfeng Yan.Yao Chen mau tak mau ikut berhenti, tapi tidak menoleh.“Biarkan saja dia yang menentukan tempatnya, Tuan Murong. Ayo, segera antar saya ke tempat tinggal baru saya.”Dia seolah tak ingin terganggu, apalagi dian
“Rupanya itu pria milik Nona Besar Sima!” seru seseorang.Yao Chen hanya bisa menghela napas ketika kalimat itu tertangkap telinganya. Dia hanya dianggap prianya Sima Honglian, tidak diakui sebagai suami.“Abaikan ocehan tak penting orang-orang, Chen.” Sima Honglian di sampingnya berkata dengan suara rendah.Yao Chen tersenyum ketika menautkan pandangan ke istrinya dan tangannya diremas lebih erat oleh Sima Honglian, membuat hatinya menghangat akan rasa nyaman.“Itu dia! Prianya Nona Sima! Ternyata wajahnya tidak buruk!”“Mungkin dia pria penghibur?”Kerumunan berdesakan di aula besar balai kota, penuh dengan penduduk yang penasaran dan para kultivator muda yang ingin menyaksikan pertarungan antara Yao Chen dan Dongfeng Yan.Sorak-sorai dan bisikan tak henti-hentinya terdengar, membicarakan siapa Yao Chen secara seenaknya dan mengapa dia berani menghadapi Dongfeng Yan yang berasal dari keluarga terhormat.‘Hanya karena aku bukan dari kota kekaisaran ini, mereka bisa seenaknya merendah
“Bagaimana dengan itu? Sebuah pertaruhan yang adil dan layak, bukan?” Dongfeng Yan sambil menyeringai culas ke Yao Chen.Api murni di dalam tubuh Yao Chen sudah menggelegak ingin menyembur keluar ketika mendengar ucapan Dongfeng Yan. Meski dia sudah memprediksikannya, tapi tetap saja amarah dalam sanubarinya tetap menggelegak.“Jangan harap!” Yao Chen menggeram.Dongfeng Yan meluncur maju dengan kecepatan mengagumkan, menyerang tanpa peringatan.“Huh! Sombong!” seru Dongfeng Yan.Dia mengarahkan telapak tangan yang dipenuhi energi kekuatan besar ke arah Yao Chen, memanfaatkan perbedaan kekuatan yang ada. Serangan ini akan cukup untuk mengirim lawan sekelas Yao Chen terlempar jauh ke belakang.“Naga Air Membelah Gunung!” teriak Dongfeng Yan.Namun, Yao Chen tak mundur. Dengan cepat, dia mengeluarkan energi emas dari Tasbih Semesta, menyelimuti tubuhnya dengan kekuatan yang kokoh.Tangannya terangkat, menciptakan perisai energi yang mampu menahan serangan brutal Dongfeng Yan.Dhuaarr!T
‘Apa itu Teknik Inkarnasi Vajra?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.“Itu sebuah teknik kuno untuk melipatgandakan tubuh Vajra dengan cara membakar esensi darah penggunanya.” Gao Long dari dalam tubuh Yao Chen memberikan penjelasan.Sementara, sosok Kaisar Manusia yang mengawasi pertandingan dari ruang dimensi jiwa, ikut berkomentar, “Sungguh ceroboh dan naif lawan Yao Chen. Menggunakan teknik kuat semacam itu hanya untuk sebuah pertandingan? Aku lihat dia sangat memerhatikan harga dirinya.”Di bawah sinar matahari yang menyengat, dua puluh kloning Dongfeng Yan tampak berkilauan, masing-masing diselimuti aliran listrik yang mendesis tajam. Aura mereka begitu kuat, memancarkan ancaman yang mencekam seluruh arena.Setiap sosok kloning itu memiliki postur dan tingkat kultivasi yang sama dengan Dongfeng Yan saat ini, tampak seperti barisan prajurit terlatih yang siap menyerang dengan brutal.Yao Chen menyadari, ‘Pertarungan ini akan jauh lebih sulit daripada yang aku bayangkan. Meskipun aku
“Jangan kau kira sudah menang!” teriak Dongfeng Yan.Salah satu kloning miliknya melemparkan serangan petir yang menghantam perut Yao Chen, membuatnya terhuyung mundur sambil memuntahkan darah segar.“Uhuk! Uhuk!” Yao Chen sambil memegangi perutnya.Di sisi arena, Dongfeng Yan asli hanya tertawa melihat kondisi Yao Chen yang semakin melemah. “Ini adalah hukuman yang layak untuk seorang pencuri seperti dirimu, Yao Chen!” ejeknya dingin.“Persetan dengan tuduhanmu!” geram Yao Chen.Yao Chen terengah-engah, namun tekadnya masih belum goyah. Dia kembali mengangkat pedangnya, meski darah terus menetes dari luka-lukanya.Dia mengumpulkan energi terakhirnya dan melancarkan serangan gabungan elemen api Gao Long dan petir yang membentuk badai api di sekelilingnya.Badai itu melahap beberapa kloningan yang tersisa, membuat mereka lenyap dalam hitungan detik. Meski demikian, energi Yao Chen semakin terkuras habis.“Uhuk!” Yao Chen kembali batuk darah dan memuntahkan seteguknya.Ketika badai api
“Tidak! Kurasa itu bukan perubahan wujud iblis, tapi aku tak paham jelasnya apa.” Kawan di sebelahnya menimpali. “Aku bahkan tidak merasakan aura iblis darinya.”“Wah, kenapa dia bisa berubah wujud begitu?”“Lihat, wujudnya terlihat ganas dan perkasa! Aku iri padanya!”Banyak penonton mulai mendiskusikan perubahan wujud Yao Chen. Hampir saja dia dikira iblis.Memang inilah bedanya penduduk kota kekaisaran yang besar dan luas dibandingkan dengan penduduk kota kerajaan seperti keluarga Su yang berwawasan sempit.“Dia sudah memunculkan wujud itu,” gumam pelan Murong Xuan sambil mengerutkan dahi, menatap fokus ke Yao Chen.Dhuaarr! Dhuaarr! Dhuuaarr!Ledakan energi Asura Yao Chen menghantam ke segala arah, menghanguskan semua kloning Dongfeng Yan seketika. Setelah itu, beberapa rusuk patah di dada Yao Chen langsung pulih sempurna di bawah energi Asuranya.Para kloning bertubuh Vajra itu lenyap dalam kobaran api yang brutal, hanya meninggalkan Dongfeng Yan asli yang kini mulai kehilangan k
“Mati! Mati!” geram Yao Chen dengan suara bergema ke Dongfeng Yan.Yao Chen dalam wujud Asura yang masih menyala-nyala, menghantam Dongfeng Yan tanpa ampun. Setiap serangan membawa kekuatan yang luar biasa, membuat Dongfeng Yan terseret, terhempas, terluka, dan tak mampu melawan.Pada akhirnya, dengan napas tersengal-sengal dan tubuh yang nyaris remuk, Dongfeng Yan akhirnya mengangkat tangan kanannya dengan susah payah. “Aku... aku menyerah!” Suaranya serak dan penuh kepedihan.Sorakan kaget bergema dari para penonton yang memenuhi arena. Mereka tak percaya menyaksikan seseorang di tingkat 12 akhirnya menyerah kepada seorang kultivator tingkat 8.Namun, mode Asura yang baru saja dipertontonkan Yao Chen telah membuat banyak dari mereka memahami kekuatan dahsyat yang bisa dikeluarkan dalam kondisi tersebut.“Lepas!” Murong Xuan segera menonaktifkan array penghalang yang melingkupi arena.Dia bergegas menghampiri Dongfeng Yan yang kini terkapar tak sadarkan diri dan membawanya pergi deng
“Nona Besar Sima? Baiklah, akan saya sampaikan.” Murong Xuan menjawab.Maka, Murong Xuan pergi ke area Istana Obat untuk menyampaikan keinginan Raja Qing.“Hm? Ingin menemui Lian’er?” Sima Ye menghentikan kegiatannya saat Murong Xuan menginformasikan kedatangan Raja Qing.Dia mempertimbangkan beberapa hal. Selain karena dia menyukai Raja Qing, membayangkan jika memiliki menantu seorang raja, tapi dia juga memahami karakter keras putrinya.Selain itu, Sima Ye sudah diberi keuntungan dari Yao Chen yang memberikan ramuan langka yang pastinya sangat sulit ditemukan di masa ini.“Biarkan Lian’er mengetahui itu. Aku akan menemui Raja Qing.” Sima Ye membuat keputusan demikian.Meski dia menginginkan menantu seorang raja, tapi dia yakin putrinya akan menolak.Maka, agar tidak terkesan dia menolak Raja Qing, biarlah putrinya sendiri yang menyatakan penolakan, sehingga dia dan Paviliun Obat tidak akan terpengaruh.Murong Xuan pamit keluar untuk menyampaikan kedatangan Raja Qing ke Sima Honglian
“Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang
“Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka
"Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem
"Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik
"Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi
"Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan
Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka
Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu
Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"