Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 467 - Raja Qing Minta Bertemu Nona Besar Sima

Share

467 - Raja Qing Minta Bertemu Nona Besar Sima

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 15:13:37

“Mati! Mati!” geram Yao Chen dengan suara bergema ke Dongfeng Yan.

Yao Chen dalam wujud Asura yang masih menyala-nyala, menghantam Dongfeng Yan tanpa ampun. Setiap serangan membawa kekuatan yang luar biasa, membuat Dongfeng Yan terseret, terhempas, terluka, dan tak mampu melawan.

Pada akhirnya, dengan napas tersengal-sengal dan tubuh yang nyaris remuk, Dongfeng Yan akhirnya mengangkat tangan kanannya dengan susah payah. “Aku... aku menyerah!” Suaranya serak dan penuh kepedihan.

Sorakan kaget bergema dari para penonton yang memenuhi arena. Mereka tak percaya menyaksikan seseorang di tingkat 12 akhirnya menyerah kepada seorang kultivator tingkat 8.

Namun, mode Asura yang baru saja dipertontonkan Yao Chen telah membuat banyak dari mereka memahami kekuatan dahsyat yang bisa dikeluarkan dalam kondisi tersebut.

“Lepas!” Murong Xuan segera menonaktifkan array penghalang yang melingkupi arena.

Dia bergegas menghampiri Dongfeng Yan yang kini terkapar tak sadarkan diri dan membawanya pergi deng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   468 - Mendambakan Menantu Seorang Raja

    “Nona Besar Sima? Baiklah, akan saya sampaikan.” Murong Xuan menjawab.Maka, Murong Xuan pergi ke area Istana Obat untuk menyampaikan keinginan Raja Qing.“Hm? Ingin menemui Lian’er?” Sima Ye menghentikan kegiatannya saat Murong Xuan menginformasikan kedatangan Raja Qing.Dia mempertimbangkan beberapa hal. Selain karena dia menyukai Raja Qing, membayangkan jika memiliki menantu seorang raja, tapi dia juga memahami karakter keras putrinya.Selain itu, Sima Ye sudah diberi keuntungan dari Yao Chen yang memberikan ramuan langka yang pastinya sangat sulit ditemukan di masa ini.“Biarkan Lian’er mengetahui itu. Aku akan menemui Raja Qing.” Sima Ye membuat keputusan demikian.Meski dia menginginkan menantu seorang raja, tapi dia yakin putrinya akan menolak.Maka, agar tidak terkesan dia menolak Raja Qing, biarlah putrinya sendiri yang menyatakan penolakan, sehingga dia dan Paviliun Obat tidak akan terpengaruh.Murong Xuan pamit keluar untuk menyampaikan kedatangan Raja Qing ke Sima Honglian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pendekar Tanpa Wajah   469 - Ini Bukan Pertemuan Pertama Kita

    “Ah, sudah datang.” Raja Qing berdiri untuk menyambut Sima Honglian.Di ambang pintu aula, melangkah masuklah Yao Chen bersama Sima Honglian, saling bergandengan tangan. Sima Ye hanya bisa merutuki putrinya dalam hati.Meski merasa tak rela dengan ikutnya Yao Chen menyertai Sima Honglian, Raja Qing berusaha menahan diri agar tidak menimbulkan keributan.Sudah menjadi ajaran sejak kecil bagi para pangeran untuk pandai menahan diri dan melihat situasi.“Hmph!” dengus Sima Honglian ketika berjalan melewati Raja Qing.Sedangkan Yao Chen yang masih terlihat pucat, berjalan tegap seolah-olah tidak pernah terluka.“Pak Tuan Sima.” Sima Honglian menyapa ayahnya sambil melakukan soja.“Tuan Sima.” Yao Chen turut memberikan soja dan sedikit merundukkan tubuh ke Sima Ye. Dia belum berani secara lancang menyebut Sima Ye sebagai ayah mertua karena belum ada restu resmi dari ayah Sima Honglian.Sima Ye mengangguk-angguk beberapa kali sebagai respon atas sapaan mereka.Kemudian, Sima Honglian memuta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pendekar Tanpa Wajah   470 - Kemunculan Hong Wen yang Tak Terduga

    “Putri Hong memasuki aula!” Penjaga pintu aula kembali menyerukan nama orang yang datang.Yao Chen dan Sima Honglian sama-sama terkejut dengan kehadiran Putri Ketujuh alias Hong Wen di aula Istana Obat.“Kenapa kamu ke sini?” tanya Sima Honglian dengan lugas.Ada roman tak suka ketika rival cintanya muncul lagi. Bukankah mereka sudah berpisah di istana negara Wu?“Memangnya aku tak boleh pergi ke mana aku suka? Terserah kakiku melangkah!” balas Hong Wen dengan wajah ejekan jenaka ke Sima Honglian.“Kau!” Sima Honglian ingin mengutuk bebas, tapi dia harus ingat situasi dan tempat.“Paman, kamu sungguh tidak sabaran sekali sampai tak mau menungguku.” Hong Wen menyindir Raja Qing.Ucapan keponakannya hanya direspon tawa santai Raja Qing.Kemudian, mata Hong Wen beralih ke Yao Chen. Dia bergegas menghampiri pemuda itu dengan wajah berseri-seri, “Yao Chen! Akhirnya bisa bertemu kamu lagi!”Tak lupa dua tangannya menggenggam tangan Yao Chen yang tak siap.“Eh? Ah, itu … ya.” Yao Chen belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pendekar Tanpa Wajah   471 - Anda Mengakui Saya sebagai Menantu?

    “Kau pikir aku takut?” teriak Sima Honglian. “Mimpi saja kalau ingin merebut Yao Chen dariku!”Di dalam aula besar, pertarungan antara Sima Honglian dan Hong Wen semakin memanas. Dua wanita itu tak ada yang ingin mengalah.Sima Honglian, dengan energi api yang bergelora, melancarkan serangan-serangan tajam untuk mengusir Hong Wen yang semakin mengganggu ketenangannya bersama Yao Chen.“Humph!” Hong Wen menggunakan kekuatan angin untuk bergerak cepat menghindari api Sima Honglian, lalu membalas dengan kekuatan air.Seketika ombak yang membawa air bah menerjang ke Sima Honglian.Namun, Sima Honglian justru mengerahkan Api Phoenix ke tahap yang lebih brutal untuk meniadakan air bah yang menyerbunya.“Tidak bisa begini terus.” Yao Chen yang melihat situasi ini, merasa tak tenang.Dia lekas terbang ke dua wanita itu, berharap bisa mencegah pertarungan yang tidak diinginkannya.Namun, sebelum dia sempat mendekati keduanya, Raja Qing tiba-tiba mengibaskan lengannya. Dalam sekejap, aura besar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pendekar Tanpa Wajah   472 - Syarat untuk Yao Chen

    ‘Aku tak mungkin memberikan jawaban yang akan menyinggung Raja Qing! Tapi aku juga tak ingin putriku murka. Bagaimana ini?’ Sima Ye diam terkurung dalam dilemanya.Sima Ye terdiam. Tatapannya menyapu wajah pemuda yang penuh tekad di hadapannya, namun dia tetap tidak segera menjawab.Menyadari hal itu, Yao Chen pun menghela napas pelan, mengumpulkan kekuatan terakhirnya untuk tetap tegap meski tubuhnya terasa hampir runtuh. Dengan segala keberanian, dia menoleh kepada Raja Qing yang menatapnya tajam.Yao Chen bersoja kepada raja itu dengan hormat, meskipun ada api keteguhan dalam sorot matanya.“Yang Mulia Raja Qing,” ucapnya, suaranya tenang namun penuh makna. “Saya tau bahwa Anda menyimpan harapan untuk mendekatkan diri dengan Sima Honglian, tapi saya perlu menegaskan bahwa Sima Honglian adalah istri saya.” Mata Yao Chen menatap lurus, tak terpengaruh oleh aura kuat Raja Qing yang mendominasi sekitarnya. “Jadi, apapun yang Anda pikirkan atau harapkan, itu tak akan mengubah kenyataan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pendekar Tanpa Wajah   473 - Nak, Akhirnya Ayah Menemukanmu

    “Tuan Besar Sima ….” Yao Chen mendesis pelan sambil mengepalkan kuat-kuat tangannya karena emosi.Kata-kata Sima Ye menghantam Yao Chen seperti serangan tak terlihat, menusuk jauh ke dalam hatinya.Dia merasa Sima Ye sengaja menciptakan syarat ini untuk membuatnya gagal menikahi Sima Honglian, untuk menyingkirkannya secara terhormat di hadapan banyak orang penting.Keputusan itu seolah menyegel takdir Yao Chen dan menghancurkan harapannya. Namun, dia tetap berusaha mengontrol emosi, menyadari bahwa Sima Ye adalah seorang yang sulit untuk dilawan secara langsung.Dengan tatapan penuh kekecewaan, Yao Chen menoleh kepada Sima Honglian. “Jika ini kehendak Tuan Besar,” ucapnya perlahan, “maka kita tak memiliki pilihan lain, Lian Lian.”Sima Honglian mengangguk dengan penuh kesedihan, namun tetap menguatkan Yao Chen dengan genggaman tangannya.“Benar. Tidak perlu berlama-lama di sini. Tak ada gunanya!” Sima Honglian tegas mengucapkannya.Mereka kemudian berbalik, bersiap untuk pergi dari au

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pendekar Tanpa Wajah   474 - Gongsun Huojun dari Benua Atas

    “Apa kau bilang?! Yao Chen anakmu?”Raja Qing yang tengah tertekan dengan energi luar biasa itu akhirnya berhasil menoleh dengan susah payah, dan terkejut saat melihat sosok yang mengaku sebagai ayah Yao Chen.Sima Ye juga merasakan tekanan itu dan menatap sosok di angkasa dengan ekspresi penuh kewaspadaan.Tidak ada yang tahu siapa sosok misterius ini, tetapi kekuatan dan aura yang dia pancarkan sudah cukup untuk menunjukkan bahwa dia adalah seseorang yang tidak bisa diremehkan.Sosok gagah itu, dengan mata tajam yang penuh dominasi sekaligus kehangatan, menatap Yao Chen dengan senyum kecil. “Namamu di sini menjadi Yao Chen, ya? Tak mengapa,” ujarnya lembut namun jelas terdengar, “Aku datang untuk membawamu pergi. Cukup sudah kamu bertarung dan terluka karena orang-orang ini.”Sosok kuat itu mulai turun dan menjejakkan kakinya ke lantai aula. Dia melangkah mendekat ke Yao Chen dan menepuk bahu pemuda itu.Yao Chen, yang awalnya kebingungan, merasa seolah ada kehangatan muncul dalam h

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Pendekar Tanpa Wajah   475 - Ayo Kita Pulang!

    Yao Chen termangu, “Warisan dan tubuh … Asura?!”Dia sama sekali tak pernah menyangka bahwa dirinya dikatakan mewarisi Asura, bukan terbangkitkan karena Tasbih Semesta, melainkan karena darah warisan!Tak hanya Yao Chen yang terkejut. Sima Honglian dan yang lainnya di aula pun sama kagetnya. Sementara itu, Gongsun Huojun melenyapkan mode Asura dia dan menghentikan Asura pada tubuh Yao Chen agar tidak menimbulkan luka dalam.“Itu mereka!” teriak para pengawal Paviliun Obat sambil berdatangan ke aula yang sudah kehilangan atap.Kejadian heboh itu tentu saja membuat mereka cepat datang tanpa menunggu perintah atasan, karena ini menyangkut nyawa pemilik Paviliun Obat.“Semut keroco!” dengus keras Gongsun Huojun.Hanya dengan meledakkan auranya saja, tanpa Gongsun Huojun perlu bergerak, semua pengawal yang mendekat langsung terpental jauh, banyak dari mereka langsung muntah darah sebelum tak sadarkan diri.Sima Ye dan yang ada di aula menatap adegan itu dengan nyali kecut. Jika Gongsun Huo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

  • Pendekar Tanpa Wajah   545 - Bara yang Belum Padam

    Langit masih bersinar keemasan akibat kehadiran Kekaisaran Langit Abadi.Dari kapal udara raksasa yang melayang di atas kota, Tetua Bao Xu berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Jubah ungunya berkibar diterpa angin, matanya yang tajam menyapu kehancuran di bawahnya."Semua pihak, tinggalkan Kota Seribu Dewa segera!" suaranya menggema, mengandung tekanan yang membuat udara terasa lebih berat.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Lagi-lagi aku dihentikan.Namun, dia paham perintah ini bukan sekadar gertakan. Bao Xu bukan orang yang bisa ditentang begitu saja.Di sisi lain, Kaisar Merah, pria bertopeng yang nyaris tidak pernah menunjukkan ekspresi, hanya mendongak ke arah kapal. Sejenak, seakan dia sedang mempertimbangkan sesuatu.Lalu, dengan gerakan santai, dia melangkah mundur."Aku akan pergi," katanya dengan nada ringan. "Tapi pertemuan kita belum selesai, Gongsun Yichen."Matanya, meskipn tersembunyi di balik topeng, seakan menembus ke dalam jiwa Yao Chen.Dalam sekejap, tu

  • Pendekar Tanpa Wajah   544 - Keheningan Setelah Badai

    Langit masih bergetar akibat bentrokan energi sebelumnya. Kota Seribu Dewa, yang biasanya dipenuhi cahaya lentera dan hiruk-pikuk pedagang, kini porak-poranda. Puing-puing bangunan berserakan, beberapa area pasar telah menjadi kawah akibat pertarungan dahsyat tadi.Yao Chen terduduk dengan napas memburu, sisa aura hitam dari Asura Gelap masih samar-samar berpendar di sekeliling tubuhnya.Sima Honglian tetap di sampingnya, kedua tangannya masih bersinar dengan Api Phoenix, menenangkan gejolak energi di dalam tubuhnya.Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan berdiri tidak jauh, masih dalam posisi siaga. Mereka belum berani lengah."Chen'er," suara Gongsun Huojun akhirnya memecah kesunyian. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Kau pikir bisa berkeliaran begitu saja setelah apa yang terjadi di Sekte Langit Kudus?"Yao Chen mendongak, matanya kembali tajam. "Aku tidak peduli dengan sektemu."Gongsun Weiyan mengepalkan tinjunya. "Tidak peduli?! Kau hampir membunuh banyak orang tak bersalah!"

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status