Home / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 456 - Menyerang Ayah Sendiri

Share

456 - Menyerang Ayah Sendiri

Author: Gauche Diablo
last update Last Updated: 2024-10-23 08:39:46

“Diam dan pergi saja!” hardik Sima Honglian.

Api Phoenix kembali menyambar ke Sima Ye.

Terpaksa Sima Ye mengeluarkan pusakanya untuk mengadang Api Phoenix yang hendak menyambarnya.

Pusaka berbentuk kipas bulu unta itu dikibaskan sehingga Api Phoenix segera lenyap di udara.

“Haiyaa … Lian’er … kenapa kamu tega sekali pada ayahmu yang sudah tua ini.” Wajah berwibawa Sima Ye kini berubah menjadi memelas.

Sima Honglian semakin kesal karena ayahnya menggunakan pusaka andalannya untuk meredam Api Phoenix-nya.

“Kalau sudah sadar tua itu jangan banyak bertingkah!” seru Sima Honglian.

Kali ini dia maju dan menerjang Sima Ye menggunakan teknik kultivasinya. Elemen api dan angin dikeluarkan menjadi badai api untuk sang ayah.

Mata Sima Ye membelalak dan berusaha menghindar, terbang dari satu sudut ke sudut lain, mengibaskan kipas bulu onta, pusakanya untuk menghalau api milik sang putri.

“Lian’er … tidakkah kamu ingin mengasihani ayahmu ini?” Suara Sima Ye bergetar, memohon dan mengiba.

Dhuarr!

B
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Tanpa Wajah   457 - Daripada Membunuh Ayah

    “Sima tua! Kau cari mati!” seru Sima Honglian dengan mata membara karena marah.Dia kembali mengumpulkan Api Phoenix di telapak tangannya.Melihat kesungguhan putrinya untuk melemparkan Api Phoenix, Sima Ye bergegas berlindung di balik salah satu pilar kayu besar di aula itu.“Lian’er! Tunggu dulu! Jangan buru-buru marah pada Ayah!” teriak panik Sima Ye.Dia mengintip dari balik pilar kayu berdiamater 2,5 meter. Wajahnya terkesan takut dan tubuhnya gemetaran.Bisa dilihat, dia tipe pria takut istri dan sekarang menjadi takut anak. Itu karena rasa cintanya yang terlalu besar terhadap ibu Sima Honglian, sehingga ketika istrinya meninggal, rasa segan itu dipindahkan ke putrinya.Hanya saja, terkadang dia masih melakukan pemaksaan egois pada Sima Honglian, meski tak sampai menggunakan kekerasan.“Tak usah sembunyi, Sima tua!” hardik Sima Honglian.Dia mengejar ayahnya yang bersembunyi. Api Phoenix dilepaskan dan menghantam pilar kayu, menyebabkan Sima Ye harus melesat ke pilar kayu lainny

    Last Updated : 2024-10-24
  • Pendekar Tanpa Wajah   458 - Karena Kamu Belum Mencobanya

    "Lian Lian, ada apa? Kenapa bicara begitu?" heran Yao Chen setelah mempersilakan Sima Honglian masuk.Mereka lekas duduk di aula tengah yang tak begitu luas. Itu merupakan tempat menerima tamu."Selain dijodohkan dengan Dongfeng Yan si gila itu, ayahku bisa-bisanya tidak menolak ketika utusan kekaisaran datang atas nama Pangeran Ketiga, Raja Qing." Sima Honglian bersungut-sungut, marah.Yao Chen terkejut. Oleh karena itu, Sima Honglian mau tak mau menceritakan apa yang terjadi, sesuai yang disampaikan ayahnya."Jangan minta aku kembali ke rumahku atau aku bisa membunuh ayahku." Sima Honglian menatap tajam suaminya.Yao Chen tersenyum penuh pengertian. Dia merangkum tangan istrinya di atas meja."Kalau kamu tidak ingin kembali, tak usah kembali, tak mengapa," ucap Yao Chen dengan suara lembut meneduhkan hati Sima Honglian.Pemuda ini memahami istrinya sedang diliputi emosi yang meledak-ledak.Kalau dia jadi Sima Honglian, mungkin dia juga akan bereaksi sama ketika orang tuanya dengan

    Last Updated : 2024-10-24
  • Pendekar Tanpa Wajah   459 - Interogasi Ayah Mertua

    “Tuan Sima!” Yao Chen terkesiap.Sedangkan Sima Honglian mendesis, “Si tua sialan itu!”Mereka lekas membereskan pakaian dan penampilan mereka, lalu pergi membukakan pintu untuk Sima Ye.Melihat sikap canggung pasangan di depannya, kening Sima Ye berkerut curiga. “Jangan katakan—““Mau apa ke sini, Pak Tua?” sambar Sima Honglian, tidak memberi kesempatan ayahnya melengkapi kalimatnya. “Kami sudah hendak tidur dan kamu malah mengganggu.”Yao Chen menyentuh lengan istrinya, berusaha meredam sikap emosional Sima Honglian. Dia tak ingin ayah dan anak bertengkar, apalagi karena dia.“Salam untuk Anda, Tuan Sima.” Yao Chen lekas menangkupkan tangan, memberikan salam soja terbaiknya sembari sedikit membungkukkan tubuh.“Hm.” Sima Ye beralih menatap Yao Chen.Yao Chen mempersilakan Sima Ye masuk sebelum para kentut tua di sekitar rumahnya keluar untuk mencuri dengar.Tiba di aula utama yang tidak seberapa luas, Sima Ye duduk di salah satu kursi, sedangkan Yao Chen menghidangkan teh untuknya.

    Last Updated : 2024-10-25
  • Pendekar Tanpa Wajah   460 - Pindah Hunian

    “Apakah kau memilih putriku karena dia anakku dan berlatar belakang bagus?” tanya Sima Ye ke Yao Chen.“Pak Tua!” Sima Honglian sudah memekik lebih dulu.Dia bersiap memarahi ayahnya atas pertanyaan yang terlalu tendensius ke Yao Chen.“Saya memilih Master Sima karena saya mencintainya.” Yao Chen menjawab. “Saya tidak mengetahui mengenai latar belakangnya. Bahkan jika Master Sima tidak memiliki latar belakang pun saya tetap mencintainya, karena yang saya cintai adalah dirinya, bukan dia anak siapa atau dia sehebat apa.”Jawaban dari Yao Chen, sedikit banyak membuat Sima Ye terkejut. Antara rasa haru dan kagum atas ucapan Yao Chen.Di hatinya, Sima Ye bisa tenang ketika putrinya dicintai bukan karena latar belakangnya. Tapi cinta saja masih belum cukup menenangkan baginya.“Kau tau, pemuda Yao, bahwa yang menginginkan putriku ada banyak dan mereka bukan orang sembarangan. Sebut saja seperti Dongfeng Yan. Dia tuan muda utama dari keluarga Dongfeng yang besar dan ternama di ibu kota keka

    Last Updated : 2024-10-25
  • Pendekar Tanpa Wajah   461 - Tantangan Lain untuk Yao Chen

    Kening Yao Chen berkerut mendengar tantangan dari Dongfeng Yan. “Kamu belum kapok dengan yang kekalahanmu kemarin?”Sementara itu, Murong Xuan yang bertugas mengantar Yao Chen ke hunian baru hanya melirik, tidak mengatakan apa pun.“Kali ini kita bertanding bela diri. Kenapa? Kamu tidak berani mengambilnya? Terlalu pengecut?” provokasi Dongfeng Yan.Sebagai pria, Yao Chen tak mungkin diam membiarkan dirinya direndahkan sedemikian rupa.“Sebut saja tempatnya.” Setelah itu, Yao Chen kembali melangkah.“Aula besar bela diri Balai Kota!” seru Dongfeng Yan mengenai lokasinya.Kali ini, akhirnya Murong Xuan berhenti dan menoleh ke belakang, menatap Dongfeng Yan.“Tuan Muda Dongfeng, bukankah sebaiknya tidak di sana?” Murong Xuan berkata sembari menghadapkan tubuhnya ke Dongfeng Yan.Yao Chen mau tak mau ikut berhenti, tapi tidak menoleh.“Biarkan saja dia yang menentukan tempatnya, Tuan Murong. Ayo, segera antar saya ke tempat tinggal baru saya.”Dia seolah tak ingin terganggu, apalagi dian

    Last Updated : 2024-10-27
  • Pendekar Tanpa Wajah   462 - Hari Pertandingan Melawan Dongfeng Yan

    “Rupanya itu pria milik Nona Besar Sima!” seru seseorang.Yao Chen hanya bisa menghela napas ketika kalimat itu tertangkap telinganya. Dia hanya dianggap prianya Sima Honglian, tidak diakui sebagai suami.“Abaikan ocehan tak penting orang-orang, Chen.” Sima Honglian di sampingnya berkata dengan suara rendah.Yao Chen tersenyum ketika menautkan pandangan ke istrinya dan tangannya diremas lebih erat oleh Sima Honglian, membuat hatinya menghangat akan rasa nyaman.“Itu dia! Prianya Nona Sima! Ternyata wajahnya tidak buruk!”“Mungkin dia pria penghibur?”Kerumunan berdesakan di aula besar balai kota, penuh dengan penduduk yang penasaran dan para kultivator muda yang ingin menyaksikan pertarungan antara Yao Chen dan Dongfeng Yan.Sorak-sorai dan bisikan tak henti-hentinya terdengar, membicarakan siapa Yao Chen secara seenaknya dan mengapa dia berani menghadapi Dongfeng Yan yang berasal dari keluarga terhormat.‘Hanya karena aku bukan dari kota kekaisaran ini, mereka bisa seenaknya merendah

    Last Updated : 2024-10-28
  • Pendekar Tanpa Wajah   463 - Teknik Inkarnasi Vajra

    “Bagaimana dengan itu? Sebuah pertaruhan yang adil dan layak, bukan?” Dongfeng Yan sambil menyeringai culas ke Yao Chen.Api murni di dalam tubuh Yao Chen sudah menggelegak ingin menyembur keluar ketika mendengar ucapan Dongfeng Yan. Meski dia sudah memprediksikannya, tapi tetap saja amarah dalam sanubarinya tetap menggelegak.“Jangan harap!” Yao Chen menggeram.Dongfeng Yan meluncur maju dengan kecepatan mengagumkan, menyerang tanpa peringatan.“Huh! Sombong!” seru Dongfeng Yan.Dia mengarahkan telapak tangan yang dipenuhi energi kekuatan besar ke arah Yao Chen, memanfaatkan perbedaan kekuatan yang ada. Serangan ini akan cukup untuk mengirim lawan sekelas Yao Chen terlempar jauh ke belakang.“Naga Air Membelah Gunung!” teriak Dongfeng Yan.Namun, Yao Chen tak mundur. Dengan cepat, dia mengeluarkan energi emas dari Tasbih Semesta, menyelimuti tubuhnya dengan kekuatan yang kokoh.Tangannya terangkat, menciptakan perisai energi yang mampu menahan serangan brutal Dongfeng Yan.Dhuaarr!T

    Last Updated : 2024-10-28
  • Pendekar Tanpa Wajah   464 - Ada Banyak Naga Bersembunyi dan Harimau Merunduk

    ‘Apa itu Teknik Inkarnasi Vajra?’ Yao Chen bertanya dalam hatinya.“Itu sebuah teknik kuno untuk melipatgandakan tubuh Vajra dengan cara membakar esensi darah penggunanya.” Gao Long dari dalam tubuh Yao Chen memberikan penjelasan.Sementara, sosok Kaisar Manusia yang mengawasi pertandingan dari ruang dimensi jiwa, ikut berkomentar, “Sungguh ceroboh dan naif lawan Yao Chen. Menggunakan teknik kuat semacam itu hanya untuk sebuah pertandingan? Aku lihat dia sangat memerhatikan harga dirinya.”Di bawah sinar matahari yang menyengat, dua puluh kloning Dongfeng Yan tampak berkilauan, masing-masing diselimuti aliran listrik yang mendesis tajam. Aura mereka begitu kuat, memancarkan ancaman yang mencekam seluruh arena.Setiap sosok kloning itu memiliki postur dan tingkat kultivasi yang sama dengan Dongfeng Yan saat ini, tampak seperti barisan prajurit terlatih yang siap menyerang dengan brutal.Yao Chen menyadari, ‘Pertarungan ini akan jauh lebih sulit daripada yang aku bayangkan. Meskipun aku

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • Pendekar Tanpa Wajah   554 - Kaisar Alkemis

    “Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus

  • Pendekar Tanpa Wajah   553 - Tarian Dua Naga

    “Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

  • Pendekar Tanpa Wajah   548 - Berbagi Menantu

    "Itu menurut kalian." Yao Chen menyilangkan tangan di dada. "Bagiku, tempat teraman adalah tempat yang hanya aku saja yang tau."Tatapan mereka saling bertaut.Di antara mereka, aura ketegangan terus meningkat.Para tetua di luar aula kini saling bertukar pandang dengan cemas. Dua generasi Gongsun saling bersitegang, dan ini bukan pertanda baik.Gongsun Weiyan akhirnya bersuara, dengan nada yang lebih dingin."Jika kau menolak, maka kau juga harus menanggung konsekuensinya."Yao Chen tersenyum tipis. "Tentu saja. Aku selalu siap menghadapi konsekuensi."Gongsun Huojun menatapnya lama, lalu akhirnya mundur selangkah."Baiklah," katanya dengan suara datar. "Jika itu keputusanmu."Namun, sebelum dia berbalik pergi, matanya berkilat tajam."Tapi ingat satu hal, Chen'er .…"Yao Chen menunggu, namun Gongsun Huojun hanya menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya meninggalkan ruangan bersama Gongsun Weiyan.Saat mereka keluar, suasana di ruangan itu tetap tegang.Sima Honglian yang sejak tadi

  • Pendekar Tanpa Wajah   547 - Memanas

    "Aku hanya ingin memastikan apakah kau benar-benar layak … dan ternyata kau cukup menarik."Seketika, semua sosok berjubah hitam menghilang ke dalam bayangan!Seakan-akan mereka tidak pernah ada.Namun sebelum pergi, pria bertopeng itu meninggalkan satu kalimat:"Pedang itu akan menjadi milik kami … cepat atau lambat."Angin malam kembali bertiup, membawa keheningan yang mencekam.Bao Xu akhirnya bersuara. "Ini buruk. Banyak pihak mulai bergerak untuk merebut pedang itu."Sima Honglian menoleh ke arah Yao Chen. "Apa kau baik-baik saja, Chen?"Yao Chen tidak langsung menjawab.Matanya tetap menatap ke arah bayangan tempat para penyerang menghilang, tangannya menggenggam erat gagang pedang. “Ini semakin berbahaya.”* * *Di aula pribadi di Tanah Suci, Yao Chen menggenggam tangan Sima Honglian saat dia menghadap Gongsun Huojun di singgasananya. Gongsun Weiyan duduk tak jauh dari putranya."Sepertinya kamu sudah bisa mengendalikan Asura Gelapmu, Chen'er." Gongsun Huojun membuka percakapan

  • Pendekar Tanpa Wajah   546 - Semakin Berbahaya

    Asap hitam dari serangan Luo Shen masih menyelimuti sebagian kota, meski angin mulai membawanya pergi. Namun, keheningan yang menyusul justru terasa lebih menekan.Yao Chen mengamati sekelilingnya. Dia paham, bukan hanya Sekte Iblis yang menginginkan Pedang Keseimbangan—banyak pihak lainnya, tapi mereka memilih bermain di balik bayangan.Terlalu berisiko menunjukkan ketertarikan mereka secara terang-terangan.‘Kurasa … aku harus lebih berhati-hati mulai sekarang,’ gumamnya dalam hati.Di sampingnya, Sima Honglian menyipitkan mata. " Chen, kita harus segera pergi dari sini sebelum situasi semakin kacau."Tapi sebelum mereka bisa bergerak .…BRUK!Salah satu prajurit Kekaisaran tiba-tiba jatuh tersungkur, tubuhnya menggigil hebat. Matanya memutih, urat-urat hitam menjalar di bawah kulitnya.Bao Xu langsung berjongkok di sampingnya. "Celaka! Kutukan jiwa Luo Shen masih menginfeksi mereka!"Gongsun Weiyan menggertakkan giginya. "Sekte Iblis memang busuk! Kita harus segera mengobati mereka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status