Yao Chen terkesiap, tapi refleksnya yang telah terasah bergerak lebih cepat dari pikirannya. Dia mengaktifkan Teknik Langkah Hantu ditambah kekuatan ruangnya, menghindari serangan mendadak itu dalam sepersekian detik."Siapa kau?!" teriak Yao Chen, pedang merahnya sudah terhunus.Sosok berjubah merah itu berhenti, jubahnya berkibar dramatis. "Aku adalah Bayangan Merah, dan aku datang untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku!"Sima Honglian melompat ke samping Yao Chen, Api Phoenix berkobar di tangannya. "Jangan harap kamu bisa menyentuh muridku!"Bai Lixue dalam wujud rubahnya, mengambil posisi di sisi lain Yao Chen. "Sepertinya tidak bijak jika ingin merebut seenaknya, kan?" Mata silumannya mengerling jenaka diiringi senyuman miring.Bayangan Merah tertawa di balik tudungnya. "Oh, betapa mengharukan. Tapi kalian tidak tau kekuatan apa yang kalian hadapi!"Dengan gerakan cepat, Bayangan Merah melepaskan serangan energi merah pekat ke arah mereka. Yao Chen secara instingtif
Setelah pertarungan sengit dengan Bayangan Merah, Yao Chen, Sima Honglian, dan Bai Lixue kembali ke paviliun utama dengan waspada. Mereka tahu bahaya masih mengintai dan banyak pertanyaan yang belum terjawab.Setibanya di sana, mereka mulai mendiskusikan langkah selanjutnya."Kita harus menyelidiki asal-usul Bayangan Merah," kata Sima Honglian, matanya menyiratkan kekhawatiran. "Dia tampaknya memiliki pengetahuan mendalam tentang sejarah rahasia Sekte kita."Yao Chen mengangguk setuju. "Guru, apa Guru tau sesuatu tentang cermin yang dia gunakan? Sepertinya benda itu memiliki kekuatan untuk memanggil gulungan dalam tubuhku."Sima Honglian terdiam sejenak, seolah ragu untuk berbicara. Akhirnya, dia menghela napas panjang. "Ada legenda kuno tentang sepasang artefak suci yang dimiliki pendiri Sekte Bilah Langit. Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa. Konon, keduanya memiliki kekuatan untuk mengubah aliran Qi di seluruh dunia."Bai Lixue yang sedari tadi diam, tiba-tiba angkat bicara. "Aku perna
Bai Lixue tertawa nakal sambil bangkit dari reruntuhan jendela. Dia menepuk-nepuk jubahnya yang kotor oleh serpihan kayu dan kaca."Wah, wah, Yao Chen. Kau sungguh mengejutkanku," ujarnya dengan nada menggoda. "Maafkan aku ya, aku hanya ingin sedikit bermain-main denganmu."Dia pun mengganti wujud ke asalnya.Yao Chen mendengus kesal. "Bermain-main? Kamu pikir menyamar sebagai guruku itu lucu?"Bai Lixue tersenyum lebar. "Ayolah, jangan marah begitu. Aku hanya penasaran, seberapa jauh kamu bisa mengenali perbedaan antara aku dan gurumu yang terhormat itu."Kali ini Bai Lixue bahkan menampilkan wujud silumannya dengan telinga rubah yang bergerak-gerak lucu menggemaskan, tapi Yao Chen tidak terpengaruh."Kamu terlalu meremehkanku," balas Yao Chen dingin. "Bagaimana mungkin aku tidak bisa membedakan antara siluman nakal sepertimu dengan guru yang sangat kuhormati?"Bai Lixue mengerucutkan bibirnya, pura-pura merajuk. "Ah, Yao Chen. Kamu tega sekali menyebutku siluman nakal. Padahal aku s
"Aku siap, Guru!" pekik Yao Chen sambil memutar energi Qi dia.Sima Honglian melesat maju dengan kecepatan luar biasa. Tangannya terentang, siap melancarkan serangan pertama. Namun, tepat sebelum pukulannya mengenai Yao Chen, muridnya itu menghilang dalam sekejap mata."He he he!" seru Yao Chen, suaranya terdengar dari belakang Sima Honglian.Guru cantik itu tersenyum, kagum dengan kecepatan reaksi muridnya. Dia berbalik dengan cepat, melancarkan tendangan berputar. Namun lagi-lagi, Yao Chen menghilang tepat sebelum serangan itu mengenainya."Bagus, Xiao Chen!" puji Sima Honglian. "Tapi jangan kira aku akan kalah semudah itu!"Sima Honglian mulai mengaktifkan teknik kultivasinya. Aura panas mulai menyelimuti tubuhnya. "Teknik Api Surgawi!"Dalam sekejap, area di sekitar Sima Honglian dipenuhi oleh kobaran api berwarna merah keemasan. Api itu bergerak liar, seolah-olah memiliki kehidupannya sendiri.Yao Chen muncul beberapa meter dari posisi gurunya, wajahnya menunjukkan kekaguman. "Lu
Malam itu ....“Bagaimana menurut kalian?” Bai Lixue bicara sembari wajahnya menunjukkan kenakalan bagai anak kecil.Di dalam salah satu paviliun yang tenang, Yao Chen, Sima Honglian, dan Bai Lixue berkumpul, menatap artefak yang baru saja dibawa oleh Bai Lixue—sebuah kipas kertas tua dengan puisi misterius tertulis di atasnya.Dengan senyum puas di wajahnya, Bai Lixue mengibaskan ekornya dengan lembut. "Aku menemukannya di kamar pribadi Zhuge Yang," katanya dengan nada yang penuh kepuasan. "Dia menatap kipas ini begitu lama sebelum pergi, seolah-olah ada sesuatu yang sangat penting tentangnya. Aku tak bisa menahan rasa penasaran, jadi aku memutuskan untuk membawanya ke kalian."Yao Chen memicingkan matanya, menatap seksama kipas kuno itu. Lembarannya terlihat usang dengan huruf-huruf yang agak pudar, tapi masih bisa terbaca.Sima Honglian semakin mendekat, matanya yang cemerlang memeriksa kipas tersebut dengan seksama. "Zhuge Yang bukan tipe orang yang menatap sesuatu tanpa alasan,"
Sima Honglian tersenyum lembut, namun matanya tetap serius. "Aku akan bersamamu, Xiao Chen. Kita akan menghadapi bahaya ini bersama-sama."Bai Lixue, dengan wajah yang penuh dengan semangat, menambahkan, "Dan aku akan memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. Lagipula, siapa yang bisa menolak sedikit petualangan di malam hari?"Mata Bai Lixue berbinar ketika membayangkan keseruan yang akan terjadi.Dengan rencana di tangan dan sekutu yang kuat di sisinya, Yao Chen merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan mereka temui di ruang rahasia tersebut.Yao Chen sedang merenungi puisi kuno di kipas kertas bersama Sima Honglian sampai mentari menampilkan sosoknya di timur.Dia mengangkat kepalanya saat mendengar langkah kaki mendekat. Dari bayang-bayang pepohonan, muncul sosok yang akrab baginya. "Kak Li," panggilnya dengan nada hangat.Dia tidak menyangka kedatangan Li Yaren di Puncak Wisteria.Li Yaren dengan senyum khasnya yang memikat, melangkah mendekat. "Adik Yao," sapanya dengan na
Di pagi yang cerah di Puncak Wisteria, matahari menyemburatkan sinarnya di antara kelopak bunga wisteria yang mekar, menciptakan nuansa hangat dan damai. Namun, di salah satu sudut tersembunyi puncak itu, kehangatan yang berbeda sedang tumbuh.“Apakah mereka belum selesai?” tanya Sima Honglian sambil menikmati makanannya bersama Yao Chen.Li Yaren dan Bai Lixue sejak pagi tadi telah terlibat dalam kemesraan yang intens, terus menikmati kebersamaan mereka sepanjang pagi hingga siang. Di bawah naungan wisteria yang menjuntai, mereka berdua terlena dalam dunia yang hanya milik mereka berdua, seakan-akan waktu berhenti hanya untuk mereka.“Belum, sepertinya belum jika mereka belum mendatangi kita.” Yao Chen sedikit iri dengan kebebasan mereka.Di tempat lain, Li Yaren membelai rambut lembut Bai Lixue disertai gairah intens, sementara senyuman nakal terus menghiasi wajah tampannya. “Kamu benar-benar menakjubkan, Bai Lixue,” bisiknya lembut di telinga sang siluman, suaranya sarat dengan kek
“Sebentar lagi kita akan berangkat. Ingat, ini bukan hanya tentang menemukan kebenaran, tapi juga tentang bertahan hidup. Zhuge Yang tidak akan segan-segan menghabisi kita jika dia tau apa yang kita rencanakan,” ujarnya dengan suara yang rendah namun tegas.Li Yaren mengangguk, wajahnya yang biasanya penuh senyuman kini tampak lebih serius. “Aku mengerti, Adik Yao. Aku sudah siap. Kita akan menghadapinya bersama,” jawabnya sambil meletakkan tangan di bahu Yao Chen, menegaskan bahwa dia akan mendukung sepenuhnya.Bai Lixue yang berada di samping mereka tetap tenang, meskipun di dalam hatinya ada sedikit ketegangan. Sebagai siluman rubah yang telah hidup ribuan tahun, dia sudah sering terlibat dalam situasi berbahaya.Namun, malam ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang lebih berat, lebih penting dari sekadar kelicikan atau permainan licik yang biasa dia lakukan. Dia tak sabar ingin segera menemukan rahasia apapun itu.“Aku akan selalu melindungimu, Xiao Chen.” Sima Honglian mengangguk ke
“Tentu saja kalian tidak bisa memutuskan hal yang sudah menjadi ketentuan dariku!” Suara Gongsun Huojun muncul seiring dia melangkah masuk ke kamar Yao Chen.Secara otomatis, perhatian Yao Chen dan dua wanita di dekatnya beralih ke pintu. Ada Gongsun Huojun beserta Gongsun Weiyan, diikuti Bai Yuan dan Mei’er yang menunduk patuh di belakang.“Salam teruntuk Tuan Besar Gongsun dan Tuan Tua Gongsun.” Putri Suci menekuk lututnya sedikit sambil menunduk anggun ketika menyapa duo Gongsun.Ayah dan anak Gongsun mengangguk ke Putri Suci.“Tidak ada yang boleh mengubah apa yang sudah aku tetapkan.” Gongsun Huojun menatap tajam ke Yao Chen dan dua wanita itu.Namun, mana mungkin Yao Chen tidak memberikan perdebatan. Baginya, Gongsun Huojun hanyalah orang asing.“Kau terlalu banyak mengaturku!” desis keras Yao Chen sembari membalas tatapan ayahnya dengan tatapan yang sama.Mata Gongsun Huojun menyala dalam amarah.“Kau!” Tapi justru Gongsun Weiyan yang menghardik.Si kakek segera dihentikan oleh
Yao Chen masih dalam pelukan Sima Honglian ketika pintu kamarnya diketuk dengan sopan. Sebelum sempat merespons, pintu terbuka, dan masuklah Putri Suci dengan langkah tenang dan penuh wibawa.Gaun putihnya yang panjang melambai lembut, dan aura kalemnya langsung memenuhi ruangan. Matanya yang jernih memandang Yao Chen dengan tatapan penuh makna, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini sejak lama.Sima Honglian, yang masih memeluk Yao Chen, segera melepaskan pelukannya dan menatap Putri Suci dengan tatapan yang sedikit berbahaya.“Nah, Chen, lihat! Calon istrimu sudah datang,” ujarnya dengan nada yang terdengar manis, tetapi ada sedikit sengatan di baliknya. Matanya berkilat, seolah-olah sedang menguji reaksi Yao Chen.Yao Chen, yang masih lemah, mencoba duduk tegak. Dia memandang Putri Suci, lalu menoleh ke Sima Honglian. “Lian Lian, ini…” ujarnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Dia merasa bahwa situasi ini bisa menjadi sangat rumit.Putri Suci dengan sikap tenangnya, memberi
“Pedang itu ….”Suasana pertempuran yang kacau balau tiba-tiba berhenti sejenak. Semua mata tertuju pada Yao Chen, yang kini berdiri tegak di tengah medan perang.Di tangannya, sebuah pedang raksasa berwarna perak kehitaman bersinar dengan cahaya misterius. Hawa menindas yang keluar dari pedang itu membuat udara di sekitarnya terasa berat, seolah-olah dunia sedang menahan napas.Pedang Keseimbangan telah muncul.“Itu … itu mustahil!” Raja Phoenix, yang sebelumnya begitu angkuh, kini terkesiap. Matanya membelalak, mengenali pedang yang hanya pernah dia dengar dari legenda leluhurnya ribuan tahun silam. “Pedang Keseimbangan … pedang yang digunakan Kaisar Manusia untuk menyeimbangkan dunia manusia dan siluman. Bagaimana bisa ada di tangan bocah ini?!”Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan, ayah dan kakek Yao Chen, juga terpaku. Keduanya saling memandang, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.“Chen’er … kau … kau memiliki Pedang Keseimbangan?” Gongsun Huojun berbisik, suaranya gemetar anta
“Chen’er! Hentikan!” Gongsun Huojun berteriak membawa kecemasan saat melihat kondisi putranya.Saat ini, kulit Yao Chen sudah hitam legam. Ada banyak retakan di sekujur kulitnya sehingga warna merah darahnya terlihat kontras dan mengerikan, ditambah putih tulang yang terlihat di beberapa bagian lengannya.Itu masih ditambah dengan mencuatnya beberapa tulang hitam di lengan dan punggungnya. Saat ini, Yao Chen memang terlihat mengerikan sekaligus menyedihkan ketika dagingnya mulai meleleh.“Hmph! Mau apa kalian, manusia picik?!” seru Yao Chen ke ayah dan kakeknya yang mendekat.Raja Phoenix melayang dan termangu di udara melihat dua dedengkot Gongsun membawa pasukan Tanah Sucinya. Apakah memang harus terjadi peperangan antara mereka?“Chen’er! Ayah meminta maaf jika Ayah kurang melindungi istrimu. Tolong berhenti dan kita pulang bersama istrimu juga.” Gongsun Huojun mengiba ke putra kebanggaannya.Dia tak ingin bibit hebat tubuh Asura menjadi sia-sia jika Yao Chen mati. Yao Chen harus t
“Burung sialan! Mati saja!” teriak Yao Chen ketika dia melesat memburu ke Raja Phoenix.BOOOMM!Serangan telapak tangannya menebas udara, membelah ruang!Namun .…"Hmph! Manusia sombong!" Raja Phoenix mengangkat satu jari.KLAAANG!Serangan Yao Chen tertahan!Gelombang energi meledak ke segala arah, menghancurkan lebih banyak bangunan di istana! Prajurit siluman burung mulai berdatangan, tapi mereka seakan mengantarkan nyawa saja saat terkena ledakan itu.Meski begitu, Raja Phoenix tetap tak tergoyahkan."Menarik." Mata Raja Phoenix berkilat tajam. "Meskipun tubuhmu mulai hancur, kau masih mencoba melawanku?!"Yao Chen yang sudah dikuasai jiwa Asura sebanyak 80 persen lebih, makin bersikap arogan."KAU AKAN MATI DI SINI, BURUNG BESAR!" teriak Yao Chen dalam kesadaran Asura.DHUAARR!Pertempuran tingkat dewa dimulai.Yao Chen melesat seperti bayangan, serangannya brutal dan tanpa belas kasihan. Api murninya mulai tak terkendali saat melahap banyak prajurit istana Kerajaan Phoenix, meni
"Energi mengerikan ini ...!?" Hong Tian mundur selangkah, wajahnya pucat.Yao Chen telah berubah menjadi Asura Gelap yang menakutkan!Dengan satu langkah, dia menghilang.BOOOM!“Arghh!”Tiba-tiba, salah satu pangeran terlempar ke udara!Yao Chen muncul di belakangnya, tinju apinya menghantam dada pangeran itu hingga tubuhnya melayang jauh menembus dinding istana!KRAAAKKK!Tulangnya patah seketika!Para pangeran lainnya terkejut!"Serang!"Mereka mencoba melancarkan serangan serentak!Namun ....Yao Chen kini bergerak terlalu cepat.Dengan Kekuatan Hukum Ruang, dia melintasi medan perang seperti bayangan hitam yang membara. Tubuh Asura Gelapnya benar-benar mengakselerasi pergerakannya jauh lebih cepat dari yang dia bayangkan."Musnahlah!"Dengan satu tebasan tangan kosong berselimutkan energi petir bercampur api hitam kemerahan dari Asura Gelap, Yao Chen mengakibatkan dua pangeran terhantam ke tanah dalam keadaan mengenaskan!Petir dan api neraka membakar tubuh mereka hingga asap hit
“Lian Lian ….”Tubuh Yao Chen terasa berat. Nafasnya memburu. Setelah tiga pertarungan sengit sebelumnya, kekuatannya mulai terkikis.Meskipun Gao Long telah membantunya dengan suplai energi, tetap saja, tubuhnya mulai melemah.“Chen!”Di sisi lain, Sima Honglian berdiri gagah, rambut merahnya berkibar liar di tengah kobaran api phoenix raksasa.Di sekeliling mereka, enam pangeran kerajaan Phoenix telah mengepung, dengan Hong Tian berdiri paling depan, matanya penuh amarah."Manusia licik! Sekarang kami tau siapa kau sebenarnya!" Hong Tian menyeringai sinis, menatap Yao Chen dengan tatapan jijik."Dia alkemis yang diangkat oleh Adik Yufan?! Jadi kau penyihir sampah yang suka menipu klan phoenix dengan sihir licikmu?!"Salah satu pangeran lainnya meludah ke tanah. "Hmph! Puih! Memuakkan! Manusia memang makhluk paling hina di dunia!""Kau hanya parasit yang memanfaatkan kekuatan Phoenix kami!"Mereka semua menatapnya dengan tatapan menghina, sementara Yao Chen tetap diam, menahan rasa l
“Calon istri, pantatmu!” teriak kesal Sima Honglian.Sejak datang baik-baik ke Kerajaan Phoenix, dia langsung disekap dan dibatasi pergerakannya di Ruang Penyegelan yang memiliki formasi pengurung level tinggi yang tak bisa dia tembus.Dhaarrr!Ledakan dahsyat mengguncang Ruang Penyegelan saat tiga sosok bertarung dalam kecepatan tinggi!Yao Chen dan Sima Honglian bergerak seperti kilat, menyerang dari berbagai arah, tetapi Hong Tian menangkis semua serangan mereka dengan nyala api emasnya!Klaaang! Klaaang! Dhaaarr!Cahaya merah, biru, dan emas bersilangan di udara, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan pilar-pilar batu di sekitar mereka.Namun, di tengah pertarungan itu, Yao Chen mendadak terkejut! ‘Lian Lian ternyata sudah mencapai tahap itu!’Dari belakang tubuh Sima Honglian, sebuah figur phoenix raksasa mulai muncul.Bukan sekadar bayangan api … tapi seolah-olah makhluk itu hidup!"Lian Lian ... kau ...?" Yao Chen termangu.Dari sosok Kaisar Manusia dan Gao Long, dia me
Suara ledakan mengguncang istana dalam. Dari luar, siluet seseorang melangkah dengan tenang ke dalam Ruang Penyegelan. Setiap jejak kakinya mengeluarkan panas yang membakar lantai batu.Yao Chen segera menoleh, pupil matanya menyipit. Aura lawan yang datang ini jauh lebih berbahaya dibandingkan Hong Weijian!Pria itu mengenakan jubah merah keemasan dengan sulaman api phoenix yang berkilauan. Rambutnya panjang berwarna merah gelap, dan di antara alisnya terdapat tanda berbentuk nyala api. Tatapannya tajam, penuh kepercayaan diri."Pangeran Hong Tian!" Sima Honglian bergumam pelan di dalam segel.Yao Chen langsung paham. Pasti ini putra tertua Kaisar, pewaris utama Tahta Kerajaan Phoenix!Hong Tian menatap sekilas ke arah adiknya yang terkapar tak berdaya, lalu beralih ke Yao Chen.“Kau mengalahkan adikku dalam waktu singkat. Aku akui, kau punya kemampuan.” Suaranya tenang, tapi penuh tekanan yang menyesakkan.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Angin di sekelilingnya mulai berputar, kilatan