Yao Chen menatap Zhuge Ling dengan pandangan penuh rasa bersalah dan kebimbangan. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berbicara."Zhuge Ling, aku ... aku sangat menyayangimu," mulai Yao Chen dengan suara pelan. "Kau benar, kita telah berbagi banyak hal. Dan itu semua berarti bagiku, sungguh! Tapi ...."Dia berhenti sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Tapi cinta yang kau bicarakan, cinta yang kau rasakan ... aku tidak yakin apakah aku bisa membalasnya dengan cara yang sama. Aku tidak ingin membohongimu atau memberi harapan palsu."Dia sudah memutuskan demikian, maka dia harus tegas. Sebagai lelaki, dia ingin bersikap tegas pada apa yang dia inginkan.Yao Chen melanjutkan dengan hati-hati, "Aku peduli padamu, aku menghargaimu. Tapi aku juga tidak bisa mengabaikan tanggung jawab terhadap sekte. Aku ... aku hanya ingin kita berpikir jernih sebelum mengambil keputusan besar."Dia melihat air mata mulai menggenang di mata Zhuge Ling, dan hatinya terasa berat. "Maafkan aku jik
Yao Chen, yang masih mengenakan topeng emasnya, terkejut dengan kedatangan tiba-tiba ini. Dia berusaha tetap tenang meski jantungnya berdebar kencang."Ketua Zhuge," Yao Chen membungkuk hormat, berusaha menenangkan situasi, "Saya tidak menyembunyikan Nona Zhuge Ling. Saya bahkan tidak tahu di mana dia berada sekarang."Namun, Zhuge Yang tampaknya tidak puas dengan jawaban itu. Energi spiritual yang kuat mulai berputar di sekitarnya, membuat udara di sekitar mereka terasa berat. Yao Chen tercekik."Jangan berbohong padaku, anak muda!" Zhuge Yang berteriak, "Zhuge Ling menghilang sejak kemarin, dan orang menyaksikan dia pergi ke sini!"Tepat saat situasi semakin tegang, Sima Honglian muncul di antara mereka. "Ketua Zhuge," suaranya tenang namun penuh wibawa, "Ada apa ini? Mengapa Anda menyerang murid saya?"Yao Chen merasa lega dengan kehadiran gurunya, tapi dia tahu bahwa masalah ini masih jauh dari selesai. Dia harus berhati-hati dalam setiap kata dan tindakannya, atau situasi ini bis
Zhuge Ling terkesiap, wajahnya memucat. “Ka-kakek tau ….”Betapa terkejutnya Zhuge Ling. Kakeknya mengetahui dia dan Yao Chen? Sebanyak apa? Seketika dia merasa merinding.“Tentu saja aku tau!” Mata Zhuge Yang melotot menatap cucunya sambil menampilkan sosok berwibawanya dengan dagu terangkat. "Apa kau pikir kakekmu sebodoh keledai?"Kalau sudah begini, bukankah dia akan membahayakan Yao Chen? Zhuge Ling tak menyangka kakeknya akan mengetahui secepat itu. Mendadak saja dia menyesali semua yang terjadi antara dia dan Yao Chen."Kakek … Kakek tidak akan berani ...."Zhuge Ling menggelengkan kepalanya berulang kali. Apakah dia sudah menyeret Yao Chen dalam bahaya?"Kau pikir kakek main-main?" Zhuge Yang menatap tajam. "Kakek adalah Ketua Sekte Bilah Langit. Nyawa seorang murid biasa seperti Yao Chen tidak ada artinya jika dibandingkan dengan masa depan keluarga Zhuge kita."Air mata mulai mengalir di pipi Zhuge Ling. Dia terjebak dalam dilema yang mengerikan. Di satu sisi, dia tidak ingi
Malam usai makan bersama, Sima Honglian mengajak Yao Chen duduk di gazebo kecil di dekat tempat latihan. Wajahnya serius saat dia mulai menjelaskan."Xiao Chen, dengarkan baik-baik. Aku akan menjelaskan mengenai Dunia 100 Surga dan Neraka." Sima Honglian memulai. "Seperti yang kukatakan sebelumnya, itu adalah area suci Sekte Bilah Langit yang hanya bisa diakses setiap 100 tahun sekali."Yao Chen mengangguk, mendengarkan dengan seksama."Ada aturan ketat untuk memasuki dunia itu," lanjut Sima Honglian. "Hanya mereka yang memiliki usia tulang di bawah 100 tahun yang diizinkan masuk."Dari sana, Yao Chen paham bahwa yang diharapkan mendapatkan kesempatan adalah para generasi muda sekte."Apa yang membuat tempat ini begitu istimewa, Guru?" tanya Yao Chen penasaran.Dia tak sabar menanti datangnya hari itu.Sima Honglian tersenyum misterius. "Di dalam Dunia 100 Surga dan Neraka, tersimpan berbagai harta karun yang tak ternilai harganya. Ada banyak pusaka kuno, obat-obatan langka, dan yang
Yao Chen mengangguk perlahan, mencerna informasi yang baru saja diterimanya. Tiba-tiba, sebuah pertanyaan muncul di benaknya."Guru," Yao Chen mulai bertanya, "Aku teringat saat mengikuti Kompetisi 3 Sekte dulu. Di Sekte Matahari Merah, ada Kolam Naga tempat aku berendam. Apakah Mata Air Pusat Dunia ini mirip dengan Kolam Naga itu?"Sima Honglian tersenyum mendengar pertanyaan muridnya. Dia mengangguk pelan sebelum menjawab."Ah, Kolam Naga di Sekte Matahari Merah memang terkenal," ujar Sima Honglian. "Tapi Xiao Chen, ketahuilah bahwa manfaat dari Mata Air Pusat Dunia jauh lebih besar dibandingkan Kolam Naga."Yao Chen mengerutkan dahinya, "Seberapa besar perbedaannya, Guru?"Sima Honglian melanjutkan penjelasannya, "Kolam Naga memang luar biasa dan bisa meningkatkan kultivasi dengan cepat. Tapi Mata Air Pusat Dunia ... itu adalah sesuatu yang berbeda level sepenuhnya.""Bayangkan," lanjutnya, "jika Kolam Naga bisa membuatmu melompat satu tingkat kultivasi, maka Mata Air Pusat Dunia b
Yao Chen masih berusaha mengendalikan dirinya sementara Li Yaren tersenyum geli melihat situasi ini."Kak Li," Yao Chen berbisik, "apa ini ... baik-baik saja?"Dia tak mau terjadi kesalahpahaman antara mereka hanya gara-gara Lv Yin.Li Yaren terkekeh pelan. "Adik Yao, peri kuno memiliki pemahaman yang berbeda tentang kesopanan. Bersabarlah."Lv Yin akhirnya menyadari ketidaknyamanan Yao Chen, dia menjentikkan jarinya dengan anggun. Seketika, tubuh indahnya terbalut selapis kain tipis transparan yang berkilau lembut seperti kabut pagi."Apakah ini lebih baik, Tuan Yao?" tanya Lv Yin dengan polosnya. "Hanya ini yang kumiliki sebagai sesuatu yang kalian sebut pakaian."Keluar desahan lirih dari mulut Yao Chen. Memang masih terlihat meski tidak sejelas sebelumnya. Setidaknya ini sudah lebih baik.Yao Chen mengangguk cepat, masih sedikit gugup. "I-iya, ini jauh lebih baik. Terima kasih, Nona Lv Yin."Ketika Yao Chen melirik singkat ke Li Yaren, dia melihat pria itu malah bersikap santai sa
Yao Chen mengangkat wajahnya dari pekerjaannya, senyum hangat muncul saat melihat gurunya. Dia merasakan debaran halus di dadanya, perasaan yang selalu dia simpan rapat-rapat."Aku baik-baik saja, Guru. Terima kasih atas perhatian Anda," jawab Yao Chen sopan.Menyadari tatapan lembut gurunya, Yao Chen memutuskan untuk membuka diskusi agar Sima Honglian merasa dihargai kehadirannya."Guru, aku menemukan beberapa tanaman herbal yang menarik dari Alam Herbal Murni. Mungkin Guru bisa memberikan pandangan tentang cara terbaik mengolahnya?"Sima Honglian tersenyum, senang dengan inisiatif muridnya. Dia melangkah mendekat, mengamati herbal-herbal di atas meja."Ah, ini Bunga Embun Fajar. Sangat langka dan memiliki khasiat luar biasa untuk memperkuat meridian," ujar Sima Honglian sambil mengangkat sebuah bunga berwarna keperakan dan mencium aromanya untuk memastikan jawabannya sendiri.Yao Chen mendengarkan dengan seksama, mencatat setiap detail yang diberikan gurunya. Malam itu berlanjut den
Di Yuxian tersenyum puas. "Bagaimana rasanya, hah? Itu hukuman untuk pengecut sepertimu!"Dengan napas terengah-engah, Yao Chen berbalik menghadap Di Yuxian. "Kau ... sudah puas?"Meskipun kesakitan, Yao Chen berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. Dalam hati, dia bersyukur karena rencananya berhasil.Di Yuxian tertawa mengejek. "Untuk saat ini, ya. Tapi ingat, ini belum berakhir!"Memanfaatkan momen kepuasan Di Yuxian, Yao Chen mengangguk singkat. "Kalau begitu, saya permisi."Tanpa menunggu balasan, Yao Chen segera berlari meninggalkan tempat itu, menahan rasa sakit yang mulai menjalar di tubuhnya.'Aku akan hitung ini sekalian untukmu nanti, Di Yuxian keparat!' geram Yao Chen saat membatin. 'Sudah berulang kali kau cari gara-gara denganku. Berulang kali kau ingin membunuhku meski tak tau aku memakai raga Wu Zaochen.' Sementara itu, Di Yuxian masih berdiri di tempatnya, menatap kepergian Yao Chen dengan seringai puas di wajahnya, tidak menyadari bahwa dia baru saja jatuh ke da