Semua penyihir putih akhirnya menuruti saran Syakia untuk mundur dan membiarkan portal dimensi ini tetap berada di tengah Kota Awan.Portal dimensi ini tetap diam dan tidak menunjukkan tanda-tanda kalau akan keluar makhluk di dalamnya ke Kota Awan.Beberapa saat kemudian tampak beberapa bayangan putih turun dengan santainya di depan Syakia dan penyihir-penyihir putih.“Syakia ... ada urusan apa sehingga kamu kembali ke Negeri Awan Putih? Bagaimana dengan Pendekar Serigala Putih Chandika ... apakah baik-baik saja?” tanya Master Kahiyang begitu melihat Syakia berada di Kota Awan.“Master Kahiyang ... nanti aku jelasin alasanku ke sini! Tapi sekarang kita lagi kedatangan tamu tidak diundang yang bersembunyi di balik portal dimensi raksasa ini!” ujar Syakia.Master Kahiyang bersama Master Penyihir lainnya kemudian bergerak menuju ke arah portal dimensi. Hanya dengan kibasan tangannya saja, Master Kahiyang langsung menghentikan hujan badai yang melanda Kota Awan yang disebabkan oleh sosok
Master Kahiyang hampir putus asa mengatasi munculnya portal dimensi di tengah-tengah Kota Awan ini. Portal dimensi satu arah yang membuat mereka tidak bisa menyerang ke dalam portal dimensi ini, bahkan juga tidak bisa menyegel portal dimensi ini dengan mantera sihir.Tiba-tiba Master Penyihir Putih ini merasa semangat kembali saat Syakia memberitahukannya kalau ada yang ditakuti oleh Iblis Neraka di Kota Awan sehingga sosok ini belum juga keluar dari persembunyiannnya."Kamu benar nih ... kalau Iblis Neraka tidak berani keluar ke Kota Awan karena da yang ditakuti atau menghalanginya keluar dari portal dimensi?" tanya Master Kahiyang kepada Syakia."Benar, Master! Tadi sebelum Master datang, Iblis Neraka ini selalu menyuruh penyihir-penyihir putih menyingkir dari portal dimensi! Aku rasa penyihir-penyihir ini ada yang mempunyai penangkal untuk Iblis Neraka ini muncul di Kota Awan!" ujar Syakia."Berarti benar katamu, ada sesuatu yang menghalanginya keluar dari dalam portal dimensi ini!
“Tuan Chandika?” kata Syakia yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Syakia tidak menyangka kalau sosok yang akan dilihatnya keluar dari dalam portal dimensi adalah sosok yang selama ini dicarinya. Bahkan dia ke Negeri Awan Putih ini untuk meminta petunjuk dari Master Kahiyang mengenai keberadaan Chandika Kalandra. Master Kahiyang juga tidak kalah terkejutnya begitu mengetahui kalau Iblis Neraka yang sakti itu adalah Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang selama ini membela kebenaran.“Kenapa Chandika ada di dalam portal dimensi ... Syakia?” tanya Master Kahiyang.“Aku tidak tahu Master ... Aku juga tidak menyangkanya! Tuan Chandika memang sudah menghilang lama saat aku hendak ke rumahnya setelah lima tahun berlalu!” jawab Syakia.“Aku tidak tahu siapa yang kalian maksud dengan Chandika itu ... aku adalah Iblis Neraka!’ kata Iblis Neraka mennaggapi kebingungan Syakia dan Master Kahiyang.Syakia tidak melihat lagi pendekar yang gagah yang berkarisma seperti yang sering
Prahara melanda Negeri Awan Putih. Tiba-tibamuncul Iblis Neraka yang berusaha menguasai Negeri Awan Putih sebagai jalan pertama iblis-iblis ini untuk menguasai Bumi Nusantara bersama Pendekar Iblis ini nantinya.Iblis Neraka di luar dugaan Syakia, sangat sakti mandraguna tanpa ada yang bisa melawannya saat berusaha memasuki Negeri Awan Putih yang merupakan tempat berkumpulnya penyihir di Bumi Nusantara.Tidak mengherankan, karena tubuh yang digunakan Iblis Neraka ini adalah tubuh Chandika Kalandra, Pendekar Serigala Putih yang sangat sakti pada masanya. Syakia masih belum tahu bagaimana tubuh Chandika bisa sampai digunakan oleh Iblis Neraka.Semua yang berusaha melawan Iblis Neraka akan tewas mengenaskan seperti yang dialami master penyihir hanya dengan sekali serangan saja.Trio Pendekar Pulau Es juga sadar diri untuk tidak berusaha melawan Iblis Neraka yang sudah pasti tidak akan bisa mereka kalahkan, karena kemampuan Iblis Neraka ini jauh di atas mereka.Melawan Iblis Neraka ini s
“Hiaaattt ...!” teriak khas Pendekar Putih sebelum melancarkan serangannya.“Hahaha ... aku sudah tidak takut lagi dengan Bayanaka! Ternyata hanya begini kemampuan keturunannya!” kata Iblis Neraka penuh kesombongan.“Pedang Putih Berseri!”Pedang putih dari Pendekar putih ini langsung diarahkan kepada Iblis Neraka. Kilauan pedang menyilaukan mata Iblis Neraka sehingga memudahkan Pendekar Putih untuk melukai Iblis Neraka.“Tubuh Iblis!”Iblis Neraka langsung mempertahankan dirinya dengan membuat tubuhnya kebal terhadap senjata apapun.Traang ... Triiing ...Traang ...!Suara pedang beradu dengan tubuh baja dari Iblis Neraka membuat serangan Pendekar Putih tertahan.“Sudah kubilang kamu hanyalah pendekar tidak berguna! Kamu bukan keturunan Bayanaka! Hahaha ...!”“Aku, Pramudya Bayanaka adalah keturunan langsung Bayanaka yang akan menghancurkan dirimu, Iblis Neraka!” ujar Pendekar Putih penuh kemarahan.“Ilmu bela dirimu tidak sehebat Bayanaka yang mampu mengalahkan Dewa Iblis!” ejek Ibl
Iblis Neraka yang seakan tidak bisa dikalahkan ini, ternyata bisa dikalahkan oleh Pendekar Pramudya yang mempunyai julukan Pendekar Putih.Sayangnya, Iblis Neraka berhasil melarikan diri bersama dengan tubuh Chandika, sebelum Syakia sempat mencegahnya.Plook ... Plook ... Plook ....Tepuk tangan bergemuruh di Kota Awan saat Pendekar Putih berhasil mengalahkan Iblis Neraka yang meneror kota ini.Semua penyihir merasa lega telah terbebas dari iblis yang kejam ini.Syakia masih termenung membayangkan Chandika yang juga menghilang dari hadapannya. Semula dia mengira Pendekar Putih dapat menyadarkan Chandika dengan mengusir Iblis Neraka ini, tapi Iblis Neraka tetap lebih licik dengan membawa serta tubuh Chandika bersama dirinya."Maafkan aku, Nona Syakia! Aku tidak berhasil menyelamatkan Tuan Chandika!" kata Pramudya saat semua penyihir telah meninggalkan Kota Awan."Aku tahu, jiwa Tuan Chandika masih ada di dalam tubuhnya ... hanya saja Iblis Neraka ini terlalu kuat menguasai tubuhnya," u
Kirana yang kesulitan belajar jurus pertamanya, akhirnya berhasil juga memantapkan Jurus Serigala Putih ini.“Hebat sekali! Aku tidak pernah ragu kalau kamu bisa menyelesaikannya, Kirana!” seru Chakra Sanjaya.“Semua berkat kesabaran paman Chakra!” kata Kirana merendah.“Sekarang kita lanjutkan ke jurus serigala putih berikutnya ya ...” ujar Pendekar Super Sakti ini.“Siap ... Guru!’ seru Kirana yang membuat Chakra tertawa terbahak-bahak.“Sudah lama aku tidak sesenang ini! Setelah Jurus Serigala Putih rampung, aku akan mengajarimu Jurus Super Sakti! Apa kamu mau menjadi muridku, Kirana?” tanya Chakra Sanjaya.“Tentu saja Guru!” ujar Kirana sambil menghaturkan hormat.“Ruh Api dalam tubuhmu masih menganggumu tidak?” tanya Chakra.“Tidak ... paman! Aku panggil paman dahulu ya ... nanti kalau sudah belajar jurus paman, baru aku panggil Guru!” ujar Kirana.“Gadis yang pintar!” ujar Chakra sambil tertawa.*****“Jurus Cakar Serigala Putih!”Chakra mulai memberikan bimbingan kepada Kirana
Gunung Langit di malam hari sangat indah dipandang, apalagi saat ini sedang bulan purnama. Suasana tenang dan nayaman itulah yang membuat Cakra Sanjaya, Pendekar Super sakti merasa betah tinggal di pondokannya di kaki Gunung Langit sambil menikmati hidupnya sebagai manusia biasa. Namun malam ini tidak seperti biasanya. Tampak rerumputan yang indah yang terbentang luas sebelum mencapai pondokan Pendekar super Sakti ini bergerak-gerak dengan cepatnya seakan ada banyak pelintasyang melewati rerumputan ini. Sekelompok penyihir hitam yang di bawah perintah Saraswati dan pendekar Iblis mulai mendekati pondokan Cakra di kaki Gunung Langit. Tujuan mereka hanya satu ... melenyapkan Pendekar Serigala Putih baru yang akan menghambat Pendekar Iblis untuk berkuasa kembali. Penyihir hitam ini idak memperhitungkan adanya Pendekar Super sakti serta Kirana sasmaya yang kini telah menjadi gadis dewasa dengan kemampuan Ruh Merah Foniks di dalam dirinya. Apalagi Pendekar Serigala Putih ini baru saja