Pemuda sederhana yang duduk di pojok ruangan dan memakai topi jerami itu tidak lain adalah Long Wan. Ia sengaja ke tempat ini bukan sekedar untuk mengisi perutnya, melainkan mencari informasi dan memata-matai calon lawannya.Sebelum naik ke atas puncak Gunung Kun Lun, dia harus mengetahui siapa lawan dan kawannya. Salah satu tempat yang biasa dijadikan pengintaian dan bertukar informasi adalah pasar dan rumah makan. Long Wan sangat bergembira karena melihat perkumpulan fatuk hitam dan para pendekar berada di tempat itu.Akan tetapi satu hal yang membuatnya sangat penasaran, sejak tadi ia belum melihat Fang Gong yang membawa penwar racun pelemas tulang yang hampir mencelakakannya.Si Dewa Pedang menggerlingkan matanya ke arah Mo Ong, akan tetapi dia tidak beraksi apapun dan kembali melanjutkan makan siangnya.“Pelayan, tolong ambilkan arak!”Teriak seorang pemuda yang baru saja datang dan duduk tidak di kursi dekat Tang ZHi dan kawan-kawannya.“Sumpah, aku mendengar sendiri dari A Ying
Menjelang Senja, Long Wan sudah sampai di ujung desa. Benar saja, di sana ada sebuah kuil kuno yang sudah tidak terawat. Pagar bangunan kuil sudah banyak dililit oleh akar pohon, halamannya sudah tidak karuan sebab dipenuhi oleh dedaunan kering.Bukan tanpa alasan dia memilih menginap di tempat ini, sebab menurut firasatnya para pendekar yang berwatak aneh pasti memilih tempat yang sepi daripada harus bermalam di penginapan.Long Wan segera mengumpulkan daun ilalang untuk dijadikan sapu. Setelah semuanya terkumpul, dia bergegas membersihkan halaman, semua daun kering dikumpulkan dan dibakar di dekat pintu kuil, asapnya sengaja dibiarkan memenuhi ruangan kuil untuk mengusir binatang berbisa dan nyamuk.“Sssh!”Long Wan mendengar suara mendesis, ketika menengok rupanya seekor ular king kobra yang sangat besar sedang melingkar di dekat pintu, sepertinya sedang marah karena sarangnya diganggu oleh Long Wan.“Pergilah, malam ini aku ingin bermalam di kuil ini!” ucap Long Wan.Akan tetapi u
“Siapa dia sebenarnya!”Ketika Long Wan sedang mengusap-usap lehernya yang terasa panas dan perih, lelaki aneh itu kembali menyerangnya dengan gerakan yang sangat cepat. Kedua tangan dan kakinya yang elastis seperti karet terus mengincar tubuhnya secara bergantian.“Hup!”Long Wan berusaha menghindar dan mengimbangi kecepatan lawan akan tetapi bagian tubuhnya selalu terkena serangan si jangkung, padahal ia sudah menjaga jarak sebaik mungkin.“Tap!”Setelah bersalto beberapa kali, Long Wan kembali memasang kuda-kuda. Kali ini ia benar-benar serius, karena orang aneh itu sangat lihai, kemampuannya tidak bisa dipandang sebelah mata.“Baiklah, jika anda memaksa saya pun akan melawan!”Kedua mata Long Wan mencorong tajam ke arah si Jangkung yang sedang bersiap-siap menyerangnya.“Hiat!”Si Jangkung mengeram, suaranya terdengar menakutkan seperti seekor harimau yang sedang marah. Dia melompat ke arah Long Wan dan menyerangnya dengan menggunakan kukunya yang tajam dan beracun. Kali ini Long
“Silahkan tuan, mau pesan apa?”Seorang pelayan mendekati Long Wan.“Saya pesan nasi hangat, sayur bening, ikan bakar dan air hangat!” jawab Long Wan sambil mengamati para pengunjung yang lebih ramai dibandingkan dengan tadi siang.“Hanya itu saja, tuan?”“Oh ia, untuk makanan pembuka tolong sediakan lima potong bakpau!”“Baik tuan, tolong tunggu sebentar!”Si pelayan tadi segera kembali ke dapur untuk menyiapkan semua pesanan Long Wan. Tidak lama kemudian, ia keluar dengan membawa nampan berisi lima potong bakpau hangat dan guci the hangat kecil.“Silahkan tuan, untuk ikan bakarnya kami persiapkan terlebih dahulu!”“Baik, terimakasih!” Karena perutnya sedang kelaparan, Long Wan segera melahap bakpau tadi. Rasanya begitu gurih dan lezat, apalagi setelah digigit isinya berupa potongan daging kambing yang sudah dicincang. Setelah menghabiskan dua potong bakpau, Long Wan menuangkan guci the ke dalam cawan kemudian menegaknya.“Sebenarnya, siapa laki-laki aneh tadi!”Long Wan kembali ter
Long Wan dan pengemis tadi segera menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh para pelayan.“Maaf, saya jadi merepotkan anda, tuan!”“Tidak apa-apa paman, saya juga ingin punya teman mengobrol. Kebetulan di tempat ini tidak memilki sanak ataupun saudar!”“Sepertinya tuan seorang pendekar, dan akan pergi ke puncak Gunung Kun Lun”“Paman, jangan memanggil tuan, nama saya Long Wan!”Mendengar permintaan Long Wan, pengemis tadi menganggukan kepalanya. Ia lalu menghabiskan seluruh hidangan dengan sangat lahap, bahkan tanpa segan ia meminta untuk menambah.Orang yang sedang makan di dekat Long Wan sejenak meilirik ke arah pengemis tadi, dari tatapan matanya ia seperti merasa jijik karena pengemis tadi tidak tahu diri, bahkan dengan terang-terangan meminta makanannya di tambah.“Bagaimana, anda akan pergi ke puncak Gunung Kun Lun?” tanya pengemis tadi sambil menuangkan arak ke dalam cawan lalu menegaknya sekaligus seperti sudah lama tidak menikmati arak yang lezat.“Saya memang akan pergi k
Karena belum pernah ke Gunung Kun Lun, Long Wan salah mengambil jalan masuk ke dalam hutan sehingga ia terpaksa melompat dari satu dahan ke dahan lainnya untuk segera mencari asal suara tadi. dia sangat penasaran, karena rasa-rasanya ia mengenal suara perempuan yang tertawa cekikikan tadi.“Ampun, Dewi!”Terdengar jeritan, suaranya snagat memilukan.“Dewi? Jangan-jangan itu sumoi!”Long Wan teringat bahwa Lin Lin dijuluki Dewi Maut oleh seluruh dunia persilatan karena sikapnya sangat kejam ketika membunuh semua lawannya. Tubuh pemuda itu berkelebat di antara cabang pohon, karena ia menggunakan ilmu ginkang (meringankan tubuh) maka gerakannya sangat cepat.Beberapa ekor monyet yang sedang bergelantungan di atas pohon berhamburan karena terkejut melihat Long Wan yang melesat ke arah mereka.“Sedikit lagi!”Long Wan masih mendengar suara keributan kecil di depan sana. Tidak lama kemudian ia sampai di sebuah padang rumput yang cukup luas. Wajahnya terkesima ketika menyaksikan lima orang l
“Bagaimana tuan, bersediakah anda ikut kami ke rumah Kepala Desa?”Tanya orang itu lagi, sebenarnya dia juga sangat cemas kalau tidak bisa mendapatkan pelaku pembunuh anaknya tuan tanah tentu ia dan teman-temannya akan mendapatkan hukuman yang sangat keras. Akan tetapi untuk menyeret Long Wan ia tidak berani, sebab pemuda itu terbukti sangat lihai. Bahkan jika terus dikeroyok, kemungkinan amarahnya akan tersulut dan mereka semua bisa-bisa mati di tangan pendekar itu.Sejenak Long Wan termenung, jika dia ikut tentu perjalanannya akan terhambat. Namun jika menolak, kemungkinan dia akan mendapatkan masalah besar. Apalagi jika pihak kerajaan turun tangan, mengingat tuan tanah ayah korban sangat dekat dengan para pejabat istana.“Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Akan tetapi dengan catatan, setelah menjelaskan semua perkara di dalam hutan ini aku harus segera pergi!”Mendengar jawaban Long Wan, orang tadi terlihat bergembira. Dengan begini ia berhasil membawa orang yang akan dikambing
“Bohong, dia pasti yang membunuh anakku!”Istri juragan tanah kembali berteriak, akan tetapi sekarang dia tidak berani mendekati Long Wan sebab ada hawa yang sangat panas keluar dari tubuh pemuda itu.“Tenanglah nyonya, biarkan dia menjelaskannya terlebih dahulu!”Kepala Desa berusaha menenangkan wanita tadi. Kemudian ia memanggil beberapa orang yang membawa Long Wan ke tempat ini. Setelah ditanya satu persatu, mereka memang tidak melihat Long Wan membunuh. Bahkan sebaliknya, pemuda itu seperti hendak menguburkan semua jasad korban.“Tuan, mengapa anda akan menguburkan mereka? padahal anda sendiri mengatakan tidak ada kepentingan sama sekali dengan semua korban!”Long Wan menghela napas panjang kemudian tersenyum ke arah Kepala Desa, setelah dia tenang maka hawa panas yang keluar drai dalam tubuhnya perlahan-lahan menghilang.“Paman, apakah pertanyaan itu layak dijawab? Apakah sebagai manusia kita akan tega membiarkan mayat bergelimpangan di tengah hutan yang nantinya akan dimakan bin
“Paman, bolehkah saya menyewa perahu ini?”Nelayan yang sejak tadi sibuk mengeluarkan ikan dari jala sejenak menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh ke arah Long Wan.“Tuan muda hendak ke mana?”“Saya ingin berpelesir ke sekitar lautan, kata orang-orang laut di sini sangat indah”“Berpelesir?”“Betul sekali, paman”“Lautan di sini ombaknya sangat ganas, saja tidak berani berlayar terlalu jauh, lagian di sini tidak ada pantai yang bisa dikunjungi, kecuali,”“Kecuali apa, paman?”“Sudahlah, saya tidak bisa menyewakan perahu ini”Nelayan tadi melanjutkan pekerjaannya, namun Long Wan dapat menangkap raut muka nelayan itu yang terlihat sedikit pucat, tampaknya ia sangat ketakutan.“Apakah di sekitar pantai ini ada pantai?”“Aku tidak tahu, lebih baik kamu pulang saja sebab semua orang di tempat ini tidak akan ada yang mau menyewakan perahunya kepadamu”“Kenapa begitu?” Long Wan sangat kecewa mendengar perkataan nelayan tadi.“Pulang saja, saya sedang sibuk!”“Saya sanggup membayar berapapu
“Walaupun si tua bangka itu susah diajak kerja sama, namun kesetiannya terhadap kebenaran tidak diragukan lagi!”“Sebentar, menurut rumor yang beredar, Dewa Obat tidak pernah mau turun tangan dan ikut campur dalam berbagai pertempuran. Bahkan dia tidak pernah pandang bulu menolong siapapun juga, baik dari kalangan pendekar atau datuk hitam, jika membutuhkan pertolongan ia pasti akan mengobatinya!”“Itu memang benar, jika Dewa Obat diajak bertempur menyerang kerajaan tentu saja dia tidak akan mau. Lagian akan berabe nantinya jika Dewa Obat justru menolong para penjahat yang sedang kita bantai!”“Lalu?”Semua orang memandang ke arah Shan Zeng, mereka sangat penasaran ingin mendengar kelanjutan ide salah satu pendekar dari Kuil Kun Lun itu.“Kita mengundangnya ke tempat ini bukan untuk menjadikannya sebagai senjata tempur, melainkan berjaga-jaga jika di antara kita terkena luka dalam. Kalian harus ingat, orang-orang yang akan kita hadapi sangat sakti!”“Hal penting lainnya, dengan mengun
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang